Bukan Suami Impian

Bukan Suami Impian

Pertama Bertemu.

🌸

🌸

"Jadi kamu yang bernama Reno?" tanya Viona, setelah dia mengehempaskan bokongnya di kursi yang ada di seberang pria yang cukup tampan dengan setelan santai, celana jeans biru tua dan kaos ketat warna putih, menegaskan bahwa bentuk tubuhnya yang seksi dan berotot.

Laki-laki itu sejenak terlihat terpesona, dan Viona sudah sering mendapatkan pria yang terpesona dengan kecantikannya.

Pria mana yang bisa menolak pesona seorang Viona Karisma yang mempunyai bentuk tubuh seksi, wajahnya cantik, kulit putih mulus tanpa cela dan juga karir yang cukup cemerlang, yaitu seorang desainer muda yang mempunyai sebuah butik bernama VIONA FASHION.

Sungguh sayang, karir yang cemerlang berbanding terbalik dengan kisah asmaranya yang berkali-kali gagal ke pelaminan. Lebih sering dia yang di khianati, dengan alasan yang terlalu di buat-buat.

Karena itu Mela, sang Mama mempunyai inisiatif untuk menjodohkan putri semata wayangnya dengan seorang pemuda yang baik dan juga cukup bertanggung jawab. Sebab itu Viona ada di sini sekarang, di sebuah rumah makan pada hampir petang ini, untuk menemui pria yang di sodorkan oleh sang Mama.

"Hey, aku bertanya dari tadi," kata Viona lagi, seraya melambaikan tangan kanannya di depan wajah pria tampan berhidung bangir itu, sorot matanya juga setajam elang, huh, membuat hati Viona berdetak tidak karuan.

"Hah, iya ... maaf, aku Reno. dan kamu pasti Viona kan, putri Tante Mela?" Pria bernama Reno itu balik bertanya, tersenyum manis kepada sang lawan bicara.

Cantik sekali dia, rasanya aku jatuh cinta pada pandangan pertama, semoga dia juga merasakan seperti yang aku rasa. monolog Reno dalam hati .

"Ok, jadi apa pekerjaan kamu?" tanya Viona dengan angkuh, menyandarkan punggung ke belakang, dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku bekerja di bengkel." Reno tersenyum, segala gerak-gerik Viona mampu membuatnya terpesona, begitu seksi dan menggoda.

"Montir?" dahi Viona berkerut.

"Boleh di bilang seperti itu." Reno tertawa kecil, yah, tidak masalah sedikit berbohong, dia juga ingin tahu seperti apa sifat asli Viona.

"Hemm, berapa gaji kamu?" Viona bertanya lagi, dia harus tahu detail pria ini, walaupun ketampanannya di atas rata-rata, tetapi dia juga harus memastikan, bibit, bebet, dan bobot calon suaminya. jangan sampai membeli kucing dalam karung.

"Sekitar tiga juta," jawab Reno.

"Satu hari?" Viona cukup lega, setidaknya tidak terlalu buruk dengan gaji sebesar itu, toh dia juga punya penghasilan sendiri di butik miliknya.

Reno tertawa keras, merasa lucu dengan pertanyaan yang begitu jujur dan detail, Reno semakin bersemangat untuk mengerjai Viona.

"Tidak, itu dalam satu bulan."

"Hah, satu bulan tiga juta? dapat apa uang segitu, apalagi untuk satu bulan." Viona melemas, hancur sudah angan-angan yang tadi sempat tersirat.

Pembicaraan mereka terjeda oleh kehadiran pelayan restoran, membawa buku menu dan di serahkan kepada Viona. Wanita cantik itu membuka dan mencari menu apa yang dia inginkan.

"Aku pesan nasi goreng seafood saja mbak, minumnya es jeruk ya." Viona menyerahkan lagi buku menu kepada pelayan wanita itu, dia bahkan tidak berniat menanyakan Reno ingin makan apa, sungguh dia tidak peduli

"Kalau Mas nya, mau pesan apa?" tanya pelayan wanita itu ramah.

"Samakan saja mbak, tapi minumnya teh hangat saja."

"Baik, permisi mbak, Mas, pesanannya sebentar lagi datang." Pelayan itu bergegas pergi begitu tugasnya selesai.

"Hari gini gaji cuma segitu? kamu yakin bisa membahagiakan aku?" tanya Viona lagi, sejenak muncul keraguan dalam hatinya, apakah dia bisa memenuhi semua kebutuhannya, apalagi dengan gaji cuma segitu.

"Gaji berapapun, itu tergantung bagaimana kita mengelolanya Dek, maaf nggak apa-apa 'kan aku panggil Dek, aku rasa usia kamu cukup beda jauh dengan aku," kata Reno seraya tersenyum. sungguh tipe pria yang ramah dan sopan, karena sedari tadi senyum manis tak pernah lepas dari bibirnya.

"Terserah mau panggil apa, juga." ketus Viona.

"Aku akan bekerja lebih keras lagi untuk bisa memenuhi kebutuhan kamu Dek," kata Reno lagi.

"Kamu yakin? tahu ' kan siapa aku?" mata Viona memicing, seperti meremehkan lawan bicaranya.

"Tahu, kamu Viona Karisma seorang desainer muda yang berbakat," jawab Reno tenang, dia berusaha bersikap tenang, padahal sebenarnya dia gugup luar biasa, entah mengapa pesona Viona begitu meluluh lantakkan pertahanan hati nya.

"Jadi, apa kamu yakin mau menerima perjodohan konyol ini?" Viona menaikkan kedua alisnya.

"Aku rasa aku menyukai kamu, dan akan menerima perjodohan ini, aku tidak mau mengecewakan Tante Mela." Reno mengulas senyum.

Viona membelalak mendengar ucapan jujur dari Reno, walaupun dia sudah bisa membaca sejak awal pertemuan tadi, bahwa Reno menyukainya. terlihat dari sorot matanya yang tidak pernah lepas dari Viona, pria itu terlihat begitu memujanya.

"Sekarang, ceritakan dulu tentang diri kamu." Viona menatap Reno.

"Cerita apa?"

"Apa saja, tentang diri kamu, misalnya kamu punya pacar atau tidak?" Viona melirik sinis.

"Tentu saja aku tidak punya pacar, Dek. karena itu aku disini sekarang, kalau aku punya pacar, tidak mungkin memenuhi undangan Tante Mela."

"Ya sudah, cerita apa saja deh."

"Baiklah, aku anak tunggal, sekarang usiaku hampir 30 tahun, lima tahun yang lalu mengalah kecelakaan lalu lintas dan meninggal di tempat, saat itu mereka baru saja pulang dari rumah saudara yang beda kota, dan sejak saat itu aku hanya hidup seorang diri." Reno mengusap sudut matanya yang berembun.

Setiap mengingat kedua orangtuanya, selalu berhasil membuatnya cukup sedih dan terguncang.

Viona tercekat, dia merasa bersalah karena sudah membuka luka lama Reno.

"Maaf, aku tidak tahu," kata Viona lirih, menatap penuh penyesalan kepada pria yang berusaha mengulas senyum itu.

"Nggak apa-apa Dek, aku sudah biasa. hanya saja, saat mengingat mereka pergi terlalu cepat, bahkan aku belum bisa membahagiakan mereka, itu yang selalu membuatku merasa bersalah," kata Reno.

"Semua sudah taqdir yang harus diterima dengan ikhlas, tugas kamu sekarang adalah, rajin mendoakan mereka, agar mendapat tempat di sisi ALLAH.

"Ah, iya. terima kasih Dek, sudah memberi aku semangat." Reno semakin kagum dan terpesona, di balik sikap angkuh dan judesnya, ternyata ada kelembutan dan kebaikan yang tertutupi.

"Sama-sama."

*Bersambung ...

hai, jumpa lagi dengan karya aku yang kelima, mohon dukungannya ya, klik tombol like, love dan komen.

semoga suka dengan ceritanya.

terima kasih ...😘😘

🌸

🌸*

Terpopuler

Comments

Mesri Simarmata

Mesri Simarmata

manisnya Reno

2022-12-02

1

A.0122

A.0122

mampir

2022-07-04

0

Lee

Lee

Hai kak..
My Ice Girl Saranghae mampir ya..
slam kenal ya

2022-04-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!