🌸
Viona tampak mengerjabkan kedua matanya yang masih enggan untuk terbuka, hari ini memang hari libur butiknya. Setiap hari Jum'at memang dia sengaja meliburkan dua karyawannya.
Wanita cantik itu melirik jam digital yang ada di nakas sebelah kiri ranjangnya, dan saat itu jarum jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Kebetulan dia sedang ada halangan, jadi bisa berleha-leha bangun agak siang.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Vio ... bangun Sayang, sudah siang!" Terdengar teriakan sang mama dari luar begitu nyaring terdengar, Viona mendengkus, kenapa juga mama sudah teriak-teriak di pagi hari seperti ini.
"Iya Ma, masuk aja!" Viona balas berteriak.dia menggeliat dengan malas, kemudian bangun dan menyandarkan punggungnya ke belakang.
Ceklek ...
"Sudah bangun, cepat mandi. Ada Reno di bawah, kamu libur kan hari ini?" Kata Mama Mela seraya berjalan mendekati sang putri.
"Hah, mau apa dia kemari?" Viona tampak kaget, dia menatap Mama Mela heran, kemarin dia tidak bicara kalau mau ke sini, kenapa bisa tiba-tiba muncul di sini? Monolog Viona dalam hati.
"Tentu saja mau melamar kamu, memang mau apa lagi?" kata Mama Mela.
"Apa-apaan sih Ma, kok tiba-tiba saja dia muncul?" Tanya Viona dengan raut kesal.
"Sudah cepat bangun dan mandi, jangan banyak tanya." Mama Mela menyambar selimut warna biru favorit sang putri, dan segera melipatnya.
"Buru-buru amat sih, Vio sudah bilang sama dia lho, kalau Vio butuh waktu buat mikir."
"Sudah mandi sana, kasihan dia belum sarapan lho, lagi pula kamu juga libur 'kan?"
"Iya sih, tapi kan Vio ingin rebahan cantik di kasur empuk ini Ma," rengek Viona.
"Nanti bisa tidur lagi, ayo cepat. Apa mau Mama mandi'in?" Mata wanita yang suka sekali memakai daster ala-ala ibu rumah tangga sejatu itu melotot, dia sangat gemas melihat Viona yang masih bermalas-malasan.
"Iya ... Iya ..., Sabar kenapa sih? Lagian dia kok bandel banget sih, Vio sudah bilang tunggu satu minggu," gerutu Viona, tak urung dia turun juga dari ranjang kesayangannya itu.
Segera masuk ke dalam kamar mandi, sebelum sang ibu negara murka dan mengeluarkan mengutuknya jadi seorang model.
"Jangan lama-lama, Vio. Nggak usah ada acara berendam segala!" Teriak Mama Mela lagi, lalu wanita itu segera keluar dari kamar Viona yang mendominasi Warna putih itu.
*
*
"Tunggu sebentar ya nak Reno, Vio-nya masih mandi," kata Mama Mela dengan ramah, dia duduk menemani calon menantunya yang terlihat tampan walau hanya dengan celana jeans warna abu-abu dan kaos polo warna putih.
Memang pria yang di pilihnya sudah tampan sejak lahir mungkin, karena itu Mama Mela begitu antusias ingin menjodohkan Reno dengan putri semata wayangnya.
" Iya Tante, santai saja. Memang saya yang kepagian bertamu nya." Reno tersenyum sungkan.
"Ah, tidak. Vio memang libur setiap hari Jum'at, jadi selalu bangun siang, nanti sarapan sama-sama ya?" Mama Mela berkata lagi.
"Gitu ya Tan, Om kemana Tan, kok sepi?"
"Om lagi ada kerjaan sedikit di bengkel, mungkin nggak sampai siang, ada barang yang datang katanya."
Reno hanya tersenyum kecil, dia memang tipe pria yang irit bicara, karena itu pasti akan cocok dengan Viona yang cerewet.
Kedua orang itu terus saja ngobrol, sembari menunggu sang tuan putri yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Cukup lama mengobrol, akhirnya Viona muncul juga dari atas, memakai hotpans dan juga kaos warna putih yang kebesaran, bahkan hampir menelan hotpants yang dia pakai. Reno tampak menatap tak berkedip, dalam pandangannya apapun yang di pakai Viona selalu tampak mempesona, apalagi rambut panjangnya yang sekarang di kuncir kuda, memperlihatkan leher jenjangnya yang putih dan mulus.
"Nah, itu dia yang kita tunggu, langsung sarapan saja ya sama Viona." Titah Mama Mela.
"Hah, sarapan berdua? Mama nggak sarapan?" Tanya Viona, dia masih mematung di samping tangga.
"Mama tadi sudah sarapan sama Papa."
Viona cemberut, dia segera melangkah menuju ruang makan yang ada di sebelah kanan tangga, wanita itu bahkan tidak mau mengajak Reno.
"Vio, kenapa Reno-nya di tinggal sih?" Geram Mama Mela.
Reno hanya tersenyum, pria itu beranjak bangun, dan segera menyusul calon istrinya, kalau dia mau menerima dirinya. Viona tampak sudah mengambil sarapan dengan menu nasi goreng.
"Vio, layani nak Reno," Terdengar teriakan dari sang Mama, membuat Viona memutar bola mata dengan sebal.
"Dia sudah gedhe kali Ma, bisa ngambil sendiri." Viona balas teriak, tapi dia tak urung melakukan titah dari Mama Mela, mengulurkan tangan kepada Reno meminta piring yang masih tertelungkup di depan pria itu.
"Mana, sini aku ambilin," kata Viona ketus, wajahnya tak menyiratkan senyum sama sekali. Dia begitu kesal karena hari liburnya di kacaukan oleh pria bernama Reno yang hari ini terlihat begitu tampan. Eh,,,
Viona mengambilkan beberapa centong nasi goreng, begitu banyak hingga piringnya nyaris tak terlihat.
"Banyak banget Dek, apa aku bisa menghabiskan nya?" Pria tampan itu tertawa kecil, melihat porsi yang diambilkan Viona membuatnya merasa kenyang sebelum memakannya.
"Makanya, tadi ' kan harusnya kamu ambil sendiri, nggak usah manja." Omel Viona, dia mulai menyantap nasi goreng dengan telur ceplok favoritnya. Begitu juga Reno, dia juga sudah mulai menikmati sarapan pertamanya di rumah calon mertua.
"Masakan Mama enak ya?" Tanya Reno memecah keheningan di antara mereka, mata bulat Viona tampak memandang pria yang duduk di seberangnya itu.
"Iya dong, Mama paling jago buat masak, tapi jangan berharap aku bisa masak ya, karena itu mustahil." Ultimatum dari Viona.
Reno tergelak, dia begitu suka dengan sifat Vioan yang apa adanya, dan sedikit jutek, itu pertanda dia bisa menjaga dirinya sendiri.
"Aku sudah bilang, tidak akan menuntut apa-apa dari kamu Dek, masalah masak gampang lah, tapi alangkah lebih baik kalau mau belajar memasak sama Mama Mela." Reno mengulum senyum.
"Big no." Mata indah itu melotot tajam seakan ingin memangsa sang lawan. Sontak Reno menelan ludah sambil mengelus tengkuknya yang tiba-tiba meremang.
"I...iya terserah kamu saja Dek," kata Reno akhirnya, dia tak mau membahas sesuatu yang bisa membuat Viona kesal.
"Kalau mau ada yang masak, cari istri seorang asisten rumah tangga, kamu mengerti 'kan?"
"Iya ..."
"Lagi pula kenapa kamu kok ngotot banget ke sini, mau apa sebenarnya? Aku bukannya sudah bilang, aku butuh waktu satu minggu untuk memikirkan semua ini?" Viona menggeser piringnya yang sudah kosong, wanita itu meneguk air putih yang dia tuang sejak tadi.
"Aku ingin segera melamar kamu, Dek, bukannya niat yang baik, harus di segerakan?"
"Hey, kita baru kenal satu hari lho?"
"Lama atau sebentar kita saling mengenal, tidak akan menjamin sebuah hubungan bisa langgeng, biarpun baru satu hari kita saling mengenal, asalkan kita yakin dan sungguh-sungguh menjalaninya, pasti tidak akan sulit."
"Sesuatu yang buru-buru di kerjakan, itu juga tidak akan baik, kalau kita jodoh, pasti akan di satukan juga bagaimana pun caranya."
"Jadi, maunya Adek gimana?"
"Satu minggu lagi, aku akan kasih jawaban ke kamu, mau atau tidaknya," kata Viona lagi.
"Kemungkinan aku di tolak, ada dong berarti?" Tanya Reno dengan nada cemas, menyingkirkan piringnya yang juga sudah kosong, setelah perjuangan yang sungguh berat, nasi goreng satu piring penuh itu akhirnya habis juga.
"Mungkin, aku juga harus mencari informasi tentang dirimu, baru aku bisa memutuskan menerima atau menolak kamu." Viona menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Kenapa tidak tanya kepada yang bersangkutan saja?" Reno tersenyum, seraya meneguk minumannya.
"Ish, kamu bisa memanipulasi jawaban 'kan, kalau orang lain, pasti akan jujur."
"Bagaimana jika yang kamu tanya adalah orang yang tidak suka dengan aku, bukankah dia justru akan menjelekkan diriku."
"Sudahlah, kita lihat saja nanti." Kata Viona akhirnya.
"Baiklah, semoga satu minggu lagi ada kabar baik buat aku ya?"
"Berdoa saja yang rajin."
"Hah, iya." Bahu Reno melemas, sia-sia kedatangannya di pagi ini, Viona tetap pada pendiriannya.mau tidak mau, dia harus mengikuti keinginan wanita itu, dari pada dia justru menolaknya tanpa pikir-pikir.
"Selama satu minggu, jangan hubungi aku dan juga jangan memunculkan batang hidungmu di depanku,"
"Hahh ..."
Bersambung ...
*jangan lupa klik like, love dan komen.
terima kasih 😘😘
🌸
🌸*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Santi Rizal
aku suka banget cerita nya
2023-06-18
0
A.0122
seolah ga ada harapan diterima
2022-07-04
0
Lee
Sudah q favorit kak..
nyicil dlu ya..
klo smpat mampir jg kkryaq..
mkasih..
2022-04-09
0