🌸
🌸
"Untuk satu mingguke depan, jangan hubungi aku dan jangan muncul di depan mataku."
"Hah." Reno sontak kaget, sejak pertemuan pertama mereka kemarin, dia sudah jatuh cinta kepada gadis bernama Viona ini, pesona Viona benar-benar meluluh lantakkan pertahanan hati Reno.
Reno adalah tipe pria yang dingin dan pasif, dia tidak pernah menjalin hubungan percintaan dengan wanita manapun, karena selama ini tidak ada yang bisa menggetarkan hatinya, seperti Viona.
"Mana bisa seperti itu, Dek?" Reno tampak keberatan, keduanya sudah menyelesaikan sarapan paginya, dan Viona beranjak, berniat ke ruang tamu saja, di sana lebih luas dan nyaman untuk menjamu tamu tak di undang yang untungnya kok ganteng ini.
Reno segera membuntuti Viona tanpa banyak bicara, keduanya lalu duduk di sofa ruang tamu, posisi duduk mereka berseberangan, sehingga Reno bisa sesekali mencuri lihat gadis cantik di depannya.
"Kenapa, kamu keberatan?" Viona mengerutkan keningnya, mata bulatnya menatap tajam sang lawan bicara.
"Sebenarnya keberatan, tapi ... " Reno mengelus tengkuknya meremang, sorot tajam netra Viona, membuatnya mati kutu.
"Keberatan ya sudah, lupakan saja perjodohan konyol ini, gampang kan?" Kata Viona seraya menunpangkan kaki kanannya pada paha kirinya, begitu santai tak peduli kalau dia saat ini hanya memakai hotpans saja.
"Baiklah, aku menurut saja, setelah satu minggu aku akan ke sini lagi," kata Reno mengalah, dari pada urusannya bertambah runyam dan Viona malah menjauhinya, lebih baik dia mengalah, toh satu minggu bukan waktu yang lama.
"Ok, deal ya."
"Iya."
"Terus, kamu nggak kerja hari ini, nggak berniat pulang gitu?" Tanya Viona setengah mengusir juga cerita nya.
"Hari Jum'at, aku libur, Dek, setelah satu minggu, seumpama kamu menerima aku, bisa kah kita menikah secepatnya?"
"Kenapa harus buru-buru?"
"Lebih cepat lebih baik, 'kan.biar terjauh dari fitnah."
"Nggak mau pacaran dulu?"
"Pacaran sesudah menikah, jauh lebih enak, lebih halal juga," kata Reno seraya tersenyum, sedari tadi dia tak pernah bisa tidak tersenyum, dia suka karakter Viona yang sangat jujur dan apa adanya.
Walaupun ada kesan sombong dan jutek, tidak masalah baginya, asalkan masih dalam batas kewajaran.
"Oh ya?"
"Iya, aku takut kalau terlalu sering bertemu dengan kamu ..."
"Takut kenapa? Apa aku menyeramkan?" tanya Viona tak suka, dasar Reno kurang ajar, masak aku di samakan dengan hantu sih, hingga dia takut dekat dengan aku.monolog Viona dalam hati.
Abizard tertawa keras, nyaris saja air matanya keluar saking kerasnya dia tertawa." Bukan begitu Dek, aku takut khilaf kalau sering bertemu dengan kamu," ucap Reno.
"Dasar gombal." Wajah Viona bersemu merah, dia memalingkan pandangannya ke sembarang arah, ternyata di balik sikap dinginnya yang nyaris seperti kulkas, dia bisa bicara gombal juga.
"Aku tidak pernah bicara gombal, dek. Ini sungguh-sungguh aku ucapkan, aku tidak bisa kalau terlalu sering bertemu wanita cantik seperti kamu."
Hidung Viona rasanya kembang kempis mendengar pujian yang terlontar dari bibir Reno entah mengapa, dia rasanya begitu senang mendengarnya.
Padahal dulu mantan-mantan pacarnya hampir setiap detik memuji dan merayu, tapi dia biasa saja, tapi dengan Reno semua terlihat berbeda.
"Jangan terlalu banyak mengeluarkan kata-kata rayuan kepadaku, aku tidak akan besar kepala, aku memang cantik dari lahir, jadi jangan buang-buang waktu untuk merayu." Viona menyimpan kedua tangannya di dada.
"Tapi aku suka memuji kamu."
"Huh, sudahlah. Mumpung kamu ada di sini, coba ceritakan tentang diri kamu," kata Viona.
"Wah, cerita apa Dek? Aku tidak pandai merangkai kata." Reno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Cerita tentang dirimu, dari mana asal kamu, hobi kamu apa, ya pokoknya semua tentang dirimu, nanti aku juga bakal bercerita tentang diri aku."
"Hemm, aku anak tunggal dari Ayah dan Ibuku, Ayah aku hanya seorang tukang tambal ban, dan punya lapak kecil di depan rumah, sedang Ibu kadang cuci gosok baju tetangga. Tapi kedua orang tuaku sudah meninggal tiga tahun yang lalu, karena tabrak lari sewaktu pulang dari tempat saudaraku, keduanya meninggal di tempat." Reno terlihat mengusap sudut matanya, yang mungkin berembun, sedangkan Viona tidak bisa berkata-kata, dia juga ikut larut dalam keharuan yang tiba-tiba menyelimuti keduanya.
"Maafkan aku, kamu jadi mengingat almarhum kedua orang tuamu," kata Viona lirih, ada raut menyesal yang terlukis di wajah ayu Viona. Dia bisa membayangkan bagaimana perasaan pria bernama Reno ini, di tinggalkan oleh kedua orang tua tentu saja sangat menyedihkan.
"Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa, hanya saja sewaktu mengingat mereka, rasa sedih dan menyesal masih terus aku rasakan, bahkan aku belum sempat membahagiakan mereka, tapi sudah di ambil lebih dulu oleh Allah."
"Berarti kamu harus rajin-rajin, kirim doa buat almarhum, hanya itu 'kan yang bisa membuat jalan mereka makin terang."
"Iya, kamu benar, terima kasih," ucap Reno sambil tersenyum manis." Sekarang giliran kamu."
"Eh, kamu belum lengkap ceritanya, mantan pacar kamu belum kamu ceritakan." Protes Viona.
"Aku tidak pernah pacaran Dek." Reno tertawa, memang benar, hingga usianya hampir menginjak kepala tiga, belum pernah merasakan menjalin hubungan dengan lawan jenis, bukannya tidak laku, tapi memang dia tidak menginginkannya.
Bagi dirinya, pacaran hanya menambah dosa saja, dan lagi dia cukup tidak percaya diri dengan keadaannya, pekerjaannya dan juga tempat tinggalnya yang jauh dari kata mewah.
Ketika Mela, Mama dari Viona mengenalkan dirinya kepada sang putri, dia hanya menurut saja, karena dia cukup sungkan untuk menolak niat baik dari wanita yang ternyata sahabat dari almarhum ibunya. Reno malah jatuh cinta hanya dalam pandangan pertama dengan Viona, gadis cantik dan unik, yang membuat Reno suka, karena Viona apa adanya dalam berbicara.
"Umur kamu berapa?" Tanya Viona menyelidik.
"Mendekati kepala tiga."
"Masa iya tidak pernah berpacaran, apa bisa di percaya?"
"Demi Allah Dek, tidak pernah ada pacaran dalam hidupku, kalau yang suka sama aku banyak."
"Dih, narsis." Viona mencebik.
"Sesekali nggak pa-pa, 'kan?"
"Terserah sih, itu 'kan juga hidup-hidup kamu, bukan urusan aku."
"Sekarang, giliran kamu Dek, ayo ceritakan tentang kehidupan kamu, wanita secantik kamu pasti banyak yang suka 'kan?" Goda Reno.
"Mungkin, hemm, aku juga anak tunggal sama seperti kamu, Papa dan Mama aku, tentu kamu juga sudah mengenal ' kan, jadi harus cerita apa lagi?"
"Mantan kamu mungkin?" Reno tersenyum kecil.
"Aku beberapa kali menjalin hubungan dengan laki-laki, kebanyakan hanya iseng-iseng saja, yang terakhir aku dekat dengan laki-laki bernama Alex, dia teman kuliah aku dulu, kami cukup lama pacaran, mungkin ada tiga tahun, tapi dia ternyata mengkhianati aku," Viona tersenyum getir.
"Oh ya, wanita seperti kamu, tega di khianati Dek?" Mata Reno membola, tak habis pikir dengan mantan pacar Viona, wanita nyaris sempurna seperti Viona saja masih di khianati.
"Iya, dan kamu tahu alasannya apa?"
"Apa, Dek?"
"Karena aku tidak mau memberikan apa yang dia inginkan?"
"Ya?"
Bersambung ...
🌸
🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
A.0122
knpa menceritakan tentang keluarga nya diulang dan bknnya 5 thn lalu kecelakaan lalu sekarang jd 3 thn lalu
2022-07-04
3
Pujiati
Semangat kk💪
2022-05-17
0