Beberapa hari lalu ketika Askar menemani Adzilla dan anak bungsu wanita itu, ia dan Reza menghadiri acara reuni Sekolah Menengah Atas.
Kafe di seberang taman kota adalah tempat acara itu. Ia dan Reza ikut bergabung, bersalaman ala anak muda sebelum duduk. Saling tanya kabar, pekerjaan, bahkan ada yang bertanya sudah menikah atau belum karena beberapa teman sudah berkeluarga.
Seperti saat masih sekolah dahulu, Askar akan menjadi andalan ketika tidak ada guru di kelas. Ia akan berubah menjadi biduan kelas.
"Dangdut ya, As." ucap salah satu teman.
"Aji gile, di Kafe jadi biduan dangdut? ogah." sahut Askar bangkit dari tempat duduk berjalan menuju panggung kecil yang ada di kafe tersebut.
Sorak sorai teman-teman membuat ia kikuk karena sudah lama tidak bernyanyi di depan banyak orang. Biasanya sepulang dari pasar, ia bermain gitar di teras rumah Hana untuk mengisi kekosongan waktu tetapi lebih banyak ia pergunakan untuk membuat konten Chanel YouTube nya.
Kau begitu sempurna,
Di mataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan selalu memujamu
Di setiap langkahku, 'ku 'kan selalu memikirkan dirimu
'Tak bisa 'ku bayangkan hidupku tanpa cintamu
Lagu Sempurna- Andra and the Backbone di bawakan Askar dengan tenang. Bahkan suasana kafe sore itu menjadi hening ketika suaranya mengalun indah.
Bagai sihir membuat para pengunjung terhipnotis. Seakan masuk ke dalam kisah lagu tersebut.
Andai mereka tahu jika Askar membawakan lagu tersebut dengan mata terpejam. Ia membayangkan wanita sederhana penuh kelembutan namun tatapan luka yang memenuhi isi kepalanya.
Wanita yang ingin ia lindungi namun tak akan terwujud karena wanita telah menjadi milik orang lain.
Wanita yang tanpa sengaja dan bahkan tidak ada yang tahu bagaimana berawal, ia bisa jatuh hati pada wanita bersuami.
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku, lengkapi diriku
Oh, sayangku, kau begitu-
Sayangku, kau begitu sempurna
Sempurna
Berakhir sudah lagu yang dibawa Askar, segera turun dari panggung dan di sambut tepuk tangan meriah dari pengunjung Kafe.
Ia duduk kembali di kursi nya tadi sebelah Reza.
"Hai, As." sapa seseorang yang ia kenali, Mentari.
"Ya." jawabnya cuek.
Tetapi jawaban cuek nya membuat riuh teman-teman nya karena menganggap dirinya belum move on dari penolakan Mentari beberapa tahun lalu.
"Jangan salah paham kalian, aku sudah punya yang lain bahkan jauh lebih cantik dari Mentari." ucap Askar terbahak.
"Waahh.. Siapa dia, bro?"
"Ada, nanti kalau sudah waktu nya aku kenalin." Askar tersenyum penuh arti.
Tanpa mereka sadari, Mentari memerhatikan Askar dengan seksama. Ada penyesalan mengapa tidak menerima Askar dahulu. Melihat perubahan penampilan dan yakin penghasilan Askar jauh lebih dari cukup, kini.
Bagaimana tidak lebih dari cukup? siapa yang tidak mengenal Kebab Abang Handsome di Kabupaten kota ini? bahkan ia sering menonton Chanel YouTube milik Askar yang sudah jutaan penonton.
"Kami balik dulu. Kasihan teman yang lain cuma berdua."
Setelah lama di tahan teman-temannya dan makan malam bersama, akhirnya Askar dan Reza langsung ke tempat jualannya.
Mungkin salah satu daya tarik usahanya adalah penampilan dirinya dan ketiga teman nya selalu rapi dan kekinian layaknya anak muda.
Apalagi dirinya saat ini mengenakan kemeja abu-abu dan celana bahan denim berwarna navi gelap serta sepatu sneakers putih.
Di tambah sikap ramah adalah aturan tegas darinya untuk ketiga teman nya.
"Ini kebab sosis nya, kakak. Kembali lagi besok ya biar tambah cantik."
Mungkin jika para pelanggan nya yang mudah baper dengar keramahan Askar, bisa salah mengartikan sikap Askar pada mereka.
"Bang, kakak itu beli tapi sama suaminya." bisik Reza ketika melihat pelanggan sepesial nya mendekat ke samping gerobak nya.
Tubuh Askar mematung sesaat melihat wanita itu menggandeng Sania mendekat. Wanita sederhana sesuai tampilan nya. Gamis berwarna merah maroon dengan hijab senada menutupi dadanya tak lupa memakai kaos kaki yang selalu menutupi kaki wanita itu.
"Mau beli apa kak?" tanya nya dengan senyuman.
"Om anteng, Cania mau kebipeti obob." seperti biasa, Sania berbicara dengan tidak fasih.
Wanita itu tak lain Adzilla ibu dari Sania tertawa membuat Askar terpesona bahkan hanya untuk menikmati pandangan itu, ia mengalihkan pembeli lain kepada teman nya.
Ia tahu ini dosa. Jika saja Adzilla wanita yang berstatus lajang, maka dengan langkah berani mendatangi rumah orang tua Adzilla untuk melamar wanita itu, memandangi setiap waktu.
Namun, ini berbeda. Adzilla adalah istri orang. Tentu sangat salah, tetapi Adzilla begitu indah di matanya.
Boleh berdoa meminta Allah untuk membuat kamu jadi janda? Astaghfirullah.
"Kebipeti?" ucap Askar beo menatap Adzilla namun dengan cepat wanita itu menunduk.
"Kata Sania burger, bang."
"Bukan, pasti beda kan?"
"Iya, krabby patty sepongebob."
Ucapan Adzilla membuat Askar tertawa. Bisa di tebak jika tontonan Sania di rumah adalah sepongebob.
"Mau burger apa kak?"
"Biasa saja ya."
Askar mengangguk lalu mengambil roti, memotongnya menjadi dua bagian lalu ia bakar. Setelah itu, ia mengambil sosis dan menggoreng nya. Telur di pecah ke dalam wadah di campur dengan sedikit garam dan daun bawang. Di aduk kemudian di goreng dadar.
"Pakek mayonaise saja kan?" tanya Askar.
Adzilla mengangguk.
...****...
Setelah membayar burger, Adzilla mendatangi suaminya yang sudah ngedumel karena lama menunggu.
"Ngobrol terus makanya lama." sentak Bari.
"Sania yang banyak bertanya, bang." elak Adzilla karena memang Sania yang sudah akrab dengan Askar menjadikan Askar harus meladeni pertanyaan-pertanyaan Sania.
"Kalian itu sama saja, dibilangin selalu menjawab." sentak Bari lagi membuat Adzilla terdiam dari pada harus meladeni yang ada membuat keributan sepanjang jalan atau bahkan bisa di turun kan di tengah jalan begini.
Adzilla sendiri sudah terbiasa dengan perlakuan Bari. Ia hanya berharap semuanya akan baik-baik saja.
"Bang, besok mau sayur apa?"
"Yang enak."
Kasih uang lebih ya, cabe dan bawang sudah habis. Beras nya belum Abang beli juga. Mungkin stok yang dirumah cukup dua hari saja, bang." aduh Adzilla takut-takut karena sering sekali ia mengasuh akan berakhir dengan suara yang memekakkan telinga.
"Ya sudah besok hari libur beli sekalian kerumah ibu." jawab Bari datar.
Adzilla menghela nafas setelah mendengar suara Bari tidak ketus dan membentak. Ia tahu arti suara itu. Malam panas yang tak pernah mencapai puncak. Hanya suaminya yang merasakan itu.
🌸
TBC
*Wah, ternyata berimbas kehaluan emak gaes. Sedari tadi otak emak buntu mau lanjutin bab ini 🤣
Selamat menjalankan ibadah puasa untuk kita semua 🙏 🙏
Masih aman kan*?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
Dy dah janda
2023-09-12
0
🌹🪴eiv🪴🌹
aku nangis 😭
2022-07-17
1
Ria Kristianti
ini bab nya kebalik g sih?
ini dulu baru "talak" ? 🤔🤔
2022-05-09
0