SETITIK CAHAYA (Janda Kesayangan Berondong Tampan)
"Bang, aku minta uang belanja. Yang kemarin Abang kasih sudah habis." pinta Adzilla takut-takut pada suaminya, Bari.
"Uang terus tahu mu, nggak tahu cari uang itu jangan boros." sentak Bari membuat Adzilla terjingkat kaget.
"Harga bahan pangan semua pada naik bang, bahkan uang yang abang kasih sangat kurang. Belum lagi bayar uang les Satria." bela Adzilla takut-takut. Satria Perdana Kesuma adalah anak sulung Adzilla dan Bari.
"Kau bisa bicarakan hal lain selain uang, uang, dan uang nggak? Berapa pun yang ku kasih selalu saja habis. Tak tahu terima kasih, syukur aku masih mau memberimu makan." Bentak Bari berlalu dari hadapan Adzilla tanpa memberi uang sepeser pun.
Adzilla sendiri tidak menangis, ia sudah terbiasa dengan bentakan, caci maki, kalimat pedas dari sang suami.
Bari Kesuma, pria 28 tahun berbadan jangkung berkulit sawo matang. Bekerja sebagai Mekanik Lubrikasi di Pabrik Kelapa sawit.
Tidak tahu bagaimana awal nya Adzilla bisa menerima lamaran dari Bari. Tapi yang pasti, sifat dan sikap Bari berubah 180° setelah menikah.
Kasih dan sayang yang selalu ia dapat dari sang ayah tak pernah ia dapatkan dari suaminya. Keinginan sederhana untuk sang suami tidak pernah ia dapat.
Adzilla hanya ingin di ajak menuju surga bersama.
Adzilla hanya ingin Dicintai.
Adzilla hanya ingin Dimengerti.
Adzilla hanya ingin Suaminya memiliki waktu untuk ia dan kedua anaknya.
Adzilla hanya ingin Didengar. Kalian pasti tentu tahu, Seorang istri ingin berbagi pikiran dan perasaan dengan pasangannya dan ingin benar-benar didengarkan. Seorang istri ingin agar suaminya tidak hanya mendengar dengan telinga tetapi juga mendengarkan dengan hati.
Tetapi itu tidak pernah di dapat oleh Adzilla. Setiap ia memulai berbagi cerita pada sang suami pasti selalu makian atau bentakan yang ia terima.
Terakhir, Adzilla hanya menginginkan Kasih sayang.
Terkadang Adzilla bertanya-tanya, apa sesulit itu memberi apa yang ia inginkan?
Apa harus menjadi Kanti Utami, maka suaminya berubah dan menuruti keinginan nya?
Adzilla menggeleng sadar pikiran nya itu bisa merusak kewarasan yang selama ini ia jaga selama 7 tahun. Biarlah demi kedua anaknya, ia tetap bertahan di pernikahan rasa neraka ini.
Ingin bebas?
Bagaimana?
Ia hanyalah seorang wanita dari keluarga sederhana.
"Ma, Satria lapar." rengek anak sulung Adzilla membuat hatinya nelangsa.
"Mama hanya ada telur, Satria mau?" tanya Adzilla menguatkan hati.
Satria mengangguk. "Di dadar kasih kecap ya, Ma."
"Iya."
Inilah yang menjadi ketenangan dihati Adzilla. Kedua anaknya sangat pengertian. Tidak memilih makanan.
Adzilla berjalan menuju dapur, diambil satu telur lalu di pecahkan ke dalam mangkuk kecil. Ia tambahkan sedikit penyedap rasa kemudian di aduk hingga kuning telur tercampur rata.
Kemudian ia ambil kuali kecil, di letakkan di atas kompor, lalu ia mengambil botol berisi minyak goreng, di curah sedikit di sana barulah kompor dinyalakan.
"Satria, kemana adik Sania?" tanya Adzilla
Sania Dwi Kesuma adalah nama anak kedua Adzilla, berusia 2 tahun.
"Di rumah uwak, Ma."
Adzilla menyerahkan piring berisi nasi dan telur dadar separuh dan separuhnya akan ia makan bersama anak bungsunya.
...****...
Malam harinya, seperti biasa suami dari Adzilla itu akan pulang paling cepat. Dan akan menjadi kebiasaan selalu protes dengan apa yang ia masak.
"Apa nggak bisa kau masak yang lain selain telur ataupun tempe?"
Adzilla menunduk. "Bang, uang 30 ribu mana cukup untuk masak yang enak. Apalagi uang segitu juga untuk uang jajan anak-anak. Semua pada mahal."
Adzilla semakin menunduk kala Bari membentak seraya menunjuk kearahnya.
"Selalu saja menjawab apa yang ku katakan."
"Maaf bang."
"Maaf terus tahu mu. Entah kapan otak mu itu bekerja dengan baik. Percuma aku kasih uang setiap hari."
Adzilla kian menunduk sembari meremas daster yang ia kenakan. Sungguh ia sangat takut dengan suara keras seperti itu. Padahal jika di hitung, hampir setiap hari Bari melakukan ini tetapi setiap hari pula ia merasakan ketakutan yang sama.
Ibu, Zilla kangen ibu. Zilla pingin nyusul ibu, tapi gimana sama anak-anak Zilla. gumam Adzilla dalam hati.
Terdengar helaan nafas kasar Bari. Semakin membuat Adzilla takut. Satu yang tak pernah diketahui Bari bahwa ia sangat takut dengan suara bentakan.
Adzilla Rahma adalah perempuan yang memiliki perangai yang baik, lemah lembut, periang, dan memiliki simpati juga empati kepada sesama.
Namun semua sirna. Ia tidak lagi periang, ia tidak lagi simpati ataupun empati kepada setiap orang yang terlihat membutuhkan hal itu di sekitarnya.
Bagaimana tidak? perlakuan sang suami membuatnya menjadi orang yang tertutup dan lebih banyak diam. Bahkan kepada sang ayah, setiap melihat wajah keriput sang ayah, ia tak ingin mengaduh apa yang terjadi pada dirinya.
Tetapi, jauh di dalam lubuk hatinya, ia ingin sekali ia mendekap tubuh sang ayah. Menangis dan mengaduh bahwa hati nya sangat terluka. Luka nya terus menganga bahkan luka itu telah melebar tak pernah terobati.
Sungguh, ia sangat merindukan kasih dan sayang. Bukan seperti ini, suami yang sangat perhitungan dan keluarga mertua yang tidak suka padanya.
Ternyata benar, jika sudah menikah bukan lagi tampang yang menjadi nilai unggul. Bukan lagi memiliki banyak harta saja.
Tetapi, suami tanggung jawab itu yang utama.
Tanggung jawab urusan ibadah.
Tanggung jawab kebahagiaan istri.
Tanggung jawab untuk anak-anak nya.
Tanggung jawab beban hidup keluarganya.
Tetapi bukan berarti tanggung jawab hanya memberi uang saja.
Bagaimana cara pria yang berstatus suami itu memberi uang pada istri?
Pelit dan perhitungan kah?
Atau tidak mempermasalahkan uang itu di berikan pada istri sepenuhnya?
Adzilla menginginkan suami yang tidak pelit dan perhitungan seperti Bari, namun takdir membawanya ke pria seperti Bari.
Uang di jatah dan di haruskan bersisa setiap hari nya, selalu membuat ia berpikir keras. Bagaimana bisa? bahan pokok harga semakin tinggi.
Jika tidak ada sisa, maka harus siap-siap mendapatkan bentakan dan cacian dari suami nya itu.
🌸
TBC
*Assalamualaikum,
Bismillahirrahmanirrahim*
*Hai kesayangan emak.
Emak buat novel baru lagi ni, ini menceritakan kehidupan rumah tangga pada umumnya ya.
Semoga ini lebih booming dari novel sebelum-sebelum nya ya.
Tidak ada pelakor. Ini murni seperti kehidupan kita sehari-hari.
Dimana ada yang suami nya pelit dan perhitungan.
Ada juga suaminya ogah-ogahan sama anak dan istri.
Dan satu lagi. Si berondong hanya sesekali kita timbulkan saat Adzilla masih menjadi istri orang ya..
Semoga kita dalam lindungan Allah selalu. Di murahkan rejekinya,
dan yang utama semoga kita sehat, bahagia, dan tetap waras*.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Qta Aini
sy ada mak, punya kenalan kl sm orang lain duh ringan tangan membantu, apapun itu mau uang atau tenaga tp sm anak istri pelitnya minta ampun sampai utk nambah pemasukan sang istri rela jd ojek, tukang urut, buruh cuci dan gosok baju tetangga...
2024-09-15
0
Asngadah Baruharjo
bari minta dimuseumkan, hadeehhhhhhh
2024-06-21
0
Dwi Setyaningrum
duh jatah 30rb tiap hari dg dua anak yg msh kecil pastinya msh suka jajan mana cukup tuh kalau beras,minyak goreng,gas,bumbu2 bamer,baput,cabe dll sdh terpenuhi sih 30rb cukup tinggal beli lauk d syr aja
2024-04-11
0