Langit cerah mulai meredup, menyambut senja sore yang hangat. Di sebuah teras kaki lima Ruko dua lantai, Askar bersama ketiga teman nya tengah sibuk menyusun alat-alat jualan mereka.
Askar Atma Purnama memiliki arti nama yang sangat ia banggakan.
Laki-laki Pelindung yang memiliki jiwa mekar berseri seperti cahaya rembulan.
Pria muda berusia 20 tahun, anak yatim piatu. Tinggal di Kabupaten Kota bersama kakak dan kakak iparnya.
Kegiatan nya pagi hingga siang membantu kakak iparnya berjualan di pasar tradisional dan sore hingga pukul 11 malam ia akan berjualan Kebab dan Burger. Usaha yang ia rintis sendiri.
Kebab Abang Handsome.
Nama itulah yang menjadi kebanggaan tersendiri untuknya.
"Bang, kita buka delivery nggak hari ini?" tanya Reza salah satu teman nya yang bekerja dengan nya.
"Buka Za." jawabnya singkat.
Ia masih fokus menyusun tortila kebab, daging kebab, ayam goreng yang sudah di suwir, telur, nugget, sosis, sayur lettuce, bawang bombay, margarin, mayonaise, saos cabai, saos tomat, saos keju, tomat, dan timun pada tempat masing-masing.
Sedang yang lain masih menyusun alat-alat perlengkapan. Burner daging, tempat penggorengan, pisau daging, pan pemanas, penjepit makanan, kompor gas di setiap meja lipat yang tersedia, regulator gas, piring, box atau kertas kebab, plastik, dan telenan.
"Bang, besok aku izin gak masuk ya? cewek ku pulang kampung." izin Reza tak enak hati.
"Pergilah."
Askar tentu saja mengizinkan, sebagai pria yang pernah pacaran saat masa sekolah dahulu tentu saja sedih bila tak bisa berjumpa.
Entah apa alasan hingga kini masih betah menjomblo, padahal wajahnya cukup tampan, kulit nya tidak putih, tetapi tidak hitam juga, hidung mancung, tinggi, berat badannya pas dengan tingginya. Bahkan jika saja tak mengenakan pakaian, otot dan dada bidang itu cukup sempurna di usianya yang masih muda.
"Bang, kebab sosis 3 ya." pesan pembeli langsung dengan cekatan ia membuatnya sedang teman nya yang lain sudah sedari tadi bekerja.
"Ini kak, semuanya 30 ribu ya." ucapnya seraya menerima uang pecahan 50 ribuan lalu membuka laci khusus tempat uang hasil penjualan kemudian mengambil uang dua lembar 10 ribuan.
"Makasih ya kak, datang lagi besok sekalian cuci mata lihat kami yang ganteng dan ngangenin ini.
Selalu keramahan dan narsis nya menjadi ciri khas dari nya. Senyum nya merekah ketika melihat satu pelanggan tetap menghampiri nya.
"Sore kakak ku yang cantik jelita, mau pesan apa?" tanya nya.
"Iya, kebab daging 2 ya."
Ia hanya mengangguk karena degub jantung berirama. Jika boleh jujur, ia sudah jatuh hati pada wanita ini.
Entah mengapa, melihat mata yang memancarkan kesedihan itu ingin sekali ia menghibur dan mengobati luka. Namun, semua itu tak bisa ia lakukan.
Karena wanita itu istri orang.
"Mana anak kakak?"
"Masih gadis kok aku bang."
Askar tertawa, semenjak mengetahui wanita ini sudah menikah dan memiliki anak, selalu saja jawaban nya seperti itu.
Jika dilihat dari postur tubuh wanita ini pasti orang menyangka memang masih gadis. Karena tubuhnya mungil dan tidak ada lemak membandel di sekitar perutnya.
"Ini kak." ucapnya sembari menerima uang dari wanita itu.
"Makasih ya, moga makin laris dan makin ganteng biar cepat nikah."
Lagi-lagi ia hanya tertawa.
Askar memandang punggung wanita itu, entah dari mana asalnya perasaan ini. Padahal, banyak gadis yang ia temui setiap harinya. Tetapi hanya wanita itu yang mampu menggetarkan hatinya.
Berawal dari setiap wanita itu membeli kebab sendirian. Sikap ramah dan ceria nya membuat ia nyaman. Namun, jika wanita itu datang bersama seorang pria yang diyakini adalah suaminya. Pasti wajah wanita ini berubah menjadi muram.
Ada tanda tanya besar dihatinya.
Semula ia mengira mungkin dalam suasana hati yang tidak baik. Tetapi mengapa berulang kali?
Askar menggeleng ketika menyadari memikirkan wanita itu lagi.
"Bini orang Askar, jangan gila." gumamnya sembari membuat kebab dan burger pesanan pelanggan yang lain.
...****...
Keesokan hari, seperti hari biasanya Askar bangun sebelum waktu subuh karena harus ke pasar bersama kakak iparnya untuk berjualan.
"Askar, kalau capek lebih baik kau di rumah saja." ujar kakak ipar nya, Heri.
"Enggak apa bang. Nanti kalau aku nggak ikut jualan, pelanggan abang kangen sama aku yang ganteng ini." tukas Askar narsis.
Plak
"Awh, sakit lah kak." Askar meringis ketika lengan nya dipukul sang kakak.
"Biarin, kau jadi cowok kepedean tahu nggak. Pantes masih jomblo." sungut sang kakak, Hana.
"Tenang aja kakak, jodoh ku masih di miliki orang saat ini. Nanti kalau sudah waktunya pasti aku jemput."
Hana hanya menggeleng kepala melihat tingkah sang adik.
"Kak, aku udah ganteng belum?" tanya Askar ketika hendak berangkat bersama.
"Sama saja, Askar. Di Pasar pun kalau masih gelap gini yang beli bapak-bapak dan ibu-ibu."
"Ya, siapa tahu kan aku mau di lamar untuk anak gadis mereka."
Heri hanya diam saja melihat pertengkaran adu mulut kakak beradik itu. Ia sudah terbiasa melihat adegan ini setiap harinya.
"Umur masih 20 tahun sudah mikirin nikah." cibir Hana.
"Jangan salah kakak, adik mu ini sudah bisa buat anak. Ganteng dan cantik pastinya." ucap Askar bangga.
Mendengar sang adik berbicara masalah membuat anak langsung menjewer telinga Askar.
"Jangan coba-coba kau buat anak sebelum menikahi gadis incaran mu itu, Askar." sungut Hana.
Askar sendiri tengah mengusap telinga yang terasa panas. "Wih, tahu nya aku kak. Kan sudah ku bilang, dia masih jadi milik orang."
"Sudah-sudah, ayo kita berangkat. Kalian selalu saja bertengkar begini." Heri melerai kakak beradik tersebut lalu menghidupkan mesin mobil pick-upnya.
Askar memandang keluar jendela, masih gelap karena Mentari belum terlihat sedikit akan terbit.
Lagi-lagi ia merutuki dirinya mengapa menjawab seperti itu. Secara tak langsung menyebut wanita itu lagi.
Bahkan ia hanya tahu nama panggilan saja, tidak ada yang lain. Mengapa bisa menyukai wanita itu.
Adzilla.
"Nama yang cantik." gumamnya masih terdengar Hana.
"Siapa? Adzilla? oh jadi dia gadis yang sudah bisa melelehkan hatimu yang beku?" cibir Hana.
Askar mencebik bibir saja. "Kepo sekali ya?"
"Ck. Jangan main-main sama perempuan, Askar. Kalau cuma untuk main-main mending jangan pacaran. Mending sholat dan cari duit banyak-banyak."
Askar menghela nafas. "Iya loh kakak ku yang jelek dan aku yang ganteng. Kan sudah ku bilang, dia nya masih jadi milik orang."
Askar tidak lagi menjawab setiap omelan sang kakak. Karena ia tahu itu demi kebaikan ny.
Kenapa aku merasa kau gak bahagia? gumam Askar mengingat tatapan sendu wanita yang mampu mengetuk pintu hatinya.
❤️
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Kalsum
semangat azka kejar jodoh mu
2024-08-14
0
Asngadah Baruharjo
azkar gasspollll 🤣😀😄😄
2024-06-21
0
VERALI
Azkar menunggu jandamu Adzilla,,klo bner jd couple A..Azkar 💕 Adzilla 🤣
2022-10-06
0