4. Talak

Seperti biasa. Setiap Minggu Baru mengajak istri dan kedua anaknya berkunjung ke rumah orang tuanya.

Yang selalu membuatnya kesal adalah, istrinya lebih banyak diam jika di ajak bicara ibunya. Tidak sopan, pikirnya.

Padahal setiap nasihat yang di katakan ibunya benar adanya. Semua pada mahal, harus hemat.

"Gimana mertua mu, Bari? ada minta-minta uang sama kau?"

"Enggak ada, Bu."

"Halah, paling minta sama istrimu makanya uang berapapun yang kau kasih selalu habis."

...****...

Sebenarnya bukan bermaksud untuk diam saja ketika ibu mertuanya menasehati dirinya.

Menasehati?

Lebih tepatnya menuduh nya sebagai istri pemalas dan boros. Tidak becus mengurus suami dan anak.

Jadi selama ini apa yang ia lakukan?

Berfoya-foya?

Belanja ini dan itu?

Menelantarkan suami dan kedua anaknya?

Jadi siapa yang masak, beresin rumah, mencuci pakaian, jemurin, mencabut rumput dan sapu halaman?

Rasanya ingin sekali menyela pembicaraan ibu mertua nya itu, namun ia tak ingin mulut beras dan di bentak oleh suaminya.

Kaki melangkah menuju dapur, tetapi harus berhenti karena suami dan ibu mertuanya membicarakan ayah nya?

Ini tidak bisa di biarkan.

"CUKUP." sentak nya.

"Apa maksudmu Zilla?" sentak Bari tak kalah kuat.

"Cukup, sudah terlalu sering kalian menganggap ku buruk. Apa maksud ibu bilang kalau ayah ku minta-minta uang, hah?" Kilatan amarah terlihat jelas di wajah ayu Adzilla.

"Pelankan suaramu Adzilla."

"DIAM."

"Tujuh tahun aku diam, dan sekarang waktunya aku bicara padamu. Semua yang ku lakukan padamu dan keluarga mu tak pernah dianggap. Siapa kamu berani membentak ku, dan apa yang ku dengar tadi? kalian menuduh ayah ku minta uang padaku?" Adzilla menatap kedua orang di depan nya masih dengan tatapan marah.

"Kau Bari Kesuma. Pria pelit dan perhitungan, pantaslah banyak orang bertanya kenapa aku mau sama mu. Ternyata ini jawaban nya. Dan ibu, seharusnya sebagai seorang ibu itu didik anak laki-laki nya biar sayang sama istrinya bukan bicara yang enggak-enggak."

Adzilla terus mengeluarkan isi hatinya dengan suara lantang hingga para warga sudah berada di teras rumah ibu mertuanya.

Sudah berusaha untuk menahan tangis namun tetap saja air mata itu sudah menganak sungai.

"Ibu, seharusnya ibu berpikir bagaimana jadi aku yang di jatah harian, nggak pernah di sayang, enggak pernah mau ikut andil ngurus anak dan rumah. Tapi kenapa ibu seolah buta untuk melihat ke arah ku."

"Diam kau Adzilla." sentak Bari lagi.

Adzilla mendongak menatap nyalang pada sang suami. "Sudah ku katakan, kau lah yang diam dan saat ini adalah saat nya aku bicara."

"Aku bersumpah, kau tak akan bahagia dan Allah akan membalas semua perbuatan kalian."

PLAK

Satu tamparan mendarat di pipi mulus Adzilla. Perih, hatinya semakin perih karena untuk pertama kalinya ada orang yang melakukan kekerasan padanya.

Ia menatap tangan yang sudah menamparnya tadi lalu beralih menatap pada Bari. "Makasih, bang. Selama ini, aku sudah menunggu waktu ini. Aku dan anak-anak akan pulang ke rumah ayah."

"Pergilah, mulai hari ini kau bukan lagi istriku. Dan kita lihat, seperti apa kau jika nggak ada aku."

Bagai di sambar petir siang bolong. Ia memang menunggu hari kebebasan dari keluarga dan suami yang tak pernah menghargai nya tetapi hal ini terjadi dan begitu sakit menyesakkan dada.

Jatuh nya ucapan talak, maka sekarang dirinya menyandang status janda beranak dua. Dengan derai air mata, ia menggandeng kedua anak nya keluar dari rumah mertuanya.

Tak dihiraukan tatapan iba para tetangga untuknya.

"Ma, kenapa kita jalan?" tanya Satria yang mulai mengerti.

"Iya, kita pulang duluan. Sekarang kita tidur di rumah kakek. Satria mau kan?" tanya Adzilla sembari menghapus air mata nya.

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, akhirnya mereka telah sampai di jalan raya. Ia tidak tahu harus pulang dengan apa.

"Om, anteng." seru Sania melihat seseorang di seberang jalan sedang menikmati es kelapa muda.

"Sania, jangan di panggil ah. Om nya lagi minum itu."

"Aus, ma."

Adzilla menelan saliva mendengar anaknya mengatakan haus. Sedang dirinya hanya mengantongi uang lima ribu rupiah saja.

Sania menariknya hingga terpaksa menyeberangi jalan apalagi pria itu melambai ke arah mereka.

Hatinya terenyuh melihat Sania langsung duduk di pangkuan pria tersebut seperti sudah lama mengenal. Padahal putrinya itu termasuk anak yang sulit di dekati.

"Duduk disini, kak. Jangan cuma berdiri saja. Sini abang juga." ujar pria itu melihat ia dan Satria masih berdiri saja setelah pesan satu gelas es kelapa muda.

Terpaksa ia dan Satria duduk berhadapan dengan pria itu.

"Loh kok cuma segelas?" tanyanya melihat ke arahnya.

"Aku enggak mau, ini untuk Satria dan Sania saja, kongsi."

Namun ia terperangah karena pria itu memesan dua gelas es kelapa muda lagi.

Dan lihatlah anak bungsunya. Ia merutuki karena selalu mengajari Sania untuk jujur jika di tanya seseorang. Jadi sekarang ia harus apa? marah atau tidak?

"Iya, tadi mama angis belantem papa pukul mama. Eengh." Sania memperagakan cara Bari menampar pipi Adzilla.

"Jadi, adik Sania mau kemana?"

"Rumah tatek."

"Jalan?"

Sania mengangguk.

"Nanti, om antar ya ke rumah kakek?"

"Jangan." pekik Adzilla.

"Nggak ada penolakan, kakak cantik."

Adzilla hanya pasrah. Mereka menghabiskan waktu kelapa muda masing-masing. Sania sendiri menghabiskan es kelapa muda tersebut dengan bantuan Askar yang telaten menyuapi anak kecil itu.

"Jadilah wanita hebat. Bukan karena kamu cantik dan kayak, tapi menjadi wanita yang mampu menyelesaikan segala masalah. Juga mampu melukis kekuatan pada waktu dimana dirimu merasa begitu lemah." ucap Askar.

Ucapan itu membuat ia tersentak dan menatap Askar cukup lama. Mata serasa panas segera ia palingkan pandangan ke arah lain. Ia hanya mampu mengangguk, meski wajahnya kini temaram, gurat luka itu tidak luntur.

"Terimakasih." ucap Adzilla. Entah terimakasih untuk ucapan tadi atau es kelapa muda ini.

Askar mengangguk. "Mau ku antar ke mana kakak?"

"Boleh aku ikut bersamamu?"tanya Adzilla membuat Askar terperanjat.

"Enggak boleh kak. Kakak lagi ada masalah sama suami kakak."

Adzilla menunduk tajam. "Aku di talak."

Askar kembali tersentak. "Pulanglah ke rumah orang tua kakak. Ceritakan semuanya dan selesai kan."

Adzilla hanya mampu mengangguk. Setelah Askar membayar es kelapa muda lalu mengantar Adzilla dan kedua anaknya.

Lagi-lagi Adzilla hanya mampu diam melihat interaksi kedua anaknya begitu dekat dengan Askar. Padahal Bari saja tidak pernah memperlakukan kedua anaknya seperti ini.

Sakit.

Perih.

Mulai saat ini ia harus memikirkan bagaimana kedepannya. Masa depan kedua anaknya di pertaruhkan saat ini.

❤️

TBC

Terpopuler

Comments

Kalsum

Kalsum

7thn bertahan.alhamdulillah udh di talak

2024-08-14

0

Asngadah Baruharjo

Asngadah Baruharjo

si bari nanti tak cari mau tak sleding 😭

2024-06-21

0

Dwi Setyaningrum

Dwi Setyaningrum

suami kalau pelit sama istri rejekinya akan seret tuh 🤪

2024-04-12

0

lihat semua
Episodes
1 1. Adzilla Rahma dan Bari Kesuma
2 2. Askar Atma Purnama
3 3. Taman kota
4 4. Talak
5 5. Berapa hari lalu (Reuni Askar)
6 6. Hidup baru
7 7. Sholat berjamaah
8 8. Usaha Askar
9 9. Rindu
10 10. Askar Berondong
11 11. Sidang Terakhir
12 12.Ungkapan dan Penolakan
13 13. Masa Lalu
14 14. Salah paham
15 15. Askar, Adzilla, dan Mentari
16 16. Ancaman Mentari
17 17. Jadian
18 18. Kau sangat menyebalkan
19 19. Hana dan Askar
20 20. Berkunjung ke rumah Hana
21 21.Askar, kamu tahu rindu yang terpenjara?
22 22. Jaga Hati
23 23. Lamaran
24 24. Berfoto
25 25. Sayang
26 26. Maafkan aku, As
27 27. Maafkan aku, sayang
28 28. Bisa kita perbaiki ini sekali lagi.
29 29. Askar dan Adzilla
30 30. Aku akan mendapatkan mu lagi
31 31. Aku hancur, Zilla
32 32. Melepaskan
33 33. Askar tahu
34 34. Di rumah sakit
35 35. Jadi saksi nikahan
36 36. Maaf, As.
37 37. Malam Pertama
38 38. Sayang
39 39. Aku malu
40 40. Ular Piton Babon
41 41. Astaghfirullah
42 42. Obrolan
43 43. Simpanan
44 44. Aku benci mencintaimu
45 45. Papi memancingku, kan?
46 46. Merpati
47 47. Berencana pindah
48 48. Nafkah Batin
49 49. Adzilla bertemu Mentari
50 50. Suamiku, aku hamil
51 51. Bahagia
52 51. Bari berkunjung
53 52. Usaha Reza
54 53. Usaha Reza
55 54. Bu, kenapa begini?
56 55. Berkunjung
57 56. Bulan madu
58 57. Bulan madu 2
59 58. Tumben
60 59. Curiga
61 60. Semakin aneh
62 61. Dianaaa
63 62. Berduka
64 63. Suami berondongku
65 64. Aku akan selalu bersamamu
66 65. Perpisahan
67 66. Tidur di luar
68 67. Terimakasih, Mentari
69 68. END
70 69. Extrapart 1
71 70. Pengumuman Novel Baru
72 Novel Baru
73 Pengumuman
74 Pengumuman
Episodes

Updated 74 Episodes

1
1. Adzilla Rahma dan Bari Kesuma
2
2. Askar Atma Purnama
3
3. Taman kota
4
4. Talak
5
5. Berapa hari lalu (Reuni Askar)
6
6. Hidup baru
7
7. Sholat berjamaah
8
8. Usaha Askar
9
9. Rindu
10
10. Askar Berondong
11
11. Sidang Terakhir
12
12.Ungkapan dan Penolakan
13
13. Masa Lalu
14
14. Salah paham
15
15. Askar, Adzilla, dan Mentari
16
16. Ancaman Mentari
17
17. Jadian
18
18. Kau sangat menyebalkan
19
19. Hana dan Askar
20
20. Berkunjung ke rumah Hana
21
21.Askar, kamu tahu rindu yang terpenjara?
22
22. Jaga Hati
23
23. Lamaran
24
24. Berfoto
25
25. Sayang
26
26. Maafkan aku, As
27
27. Maafkan aku, sayang
28
28. Bisa kita perbaiki ini sekali lagi.
29
29. Askar dan Adzilla
30
30. Aku akan mendapatkan mu lagi
31
31. Aku hancur, Zilla
32
32. Melepaskan
33
33. Askar tahu
34
34. Di rumah sakit
35
35. Jadi saksi nikahan
36
36. Maaf, As.
37
37. Malam Pertama
38
38. Sayang
39
39. Aku malu
40
40. Ular Piton Babon
41
41. Astaghfirullah
42
42. Obrolan
43
43. Simpanan
44
44. Aku benci mencintaimu
45
45. Papi memancingku, kan?
46
46. Merpati
47
47. Berencana pindah
48
48. Nafkah Batin
49
49. Adzilla bertemu Mentari
50
50. Suamiku, aku hamil
51
51. Bahagia
52
51. Bari berkunjung
53
52. Usaha Reza
54
53. Usaha Reza
55
54. Bu, kenapa begini?
56
55. Berkunjung
57
56. Bulan madu
58
57. Bulan madu 2
59
58. Tumben
60
59. Curiga
61
60. Semakin aneh
62
61. Dianaaa
63
62. Berduka
64
63. Suami berondongku
65
64. Aku akan selalu bersamamu
66
65. Perpisahan
67
66. Tidur di luar
68
67. Terimakasih, Mentari
69
68. END
70
69. Extrapart 1
71
70. Pengumuman Novel Baru
72
Novel Baru
73
Pengumuman
74
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!