Aku terdiam mendengar jawaban suamiku. Apa yang perlu di pikirkan, bukankah semuanya sudah jelas. Istrinya selalu menerima perlakuan buruk dari keluarganya. Apa itu belum cukup untuk suamiku.
"Aku sudah kenyang Mas, Ayo kita pulang!" Ucapku tegas kepada Mas Dimas. Aku benar-benar kesulitan menelan makanan yang ada di mulutku.
"Baiklah ayo?" Mas Dimas berdiri mendahului aku, Ia berjalan menuju ke kasur untuk membayar makanan kami.Aku segera berdiri dan menyusul suamiku. Aku yakin sekali pasti ia marah. Aku hanya diam sambil mengikuti nya dari belakang. Pasti nanti sampai rumah masih berlanjut pertengkaran kita.
Di perjalanan kami tidak saling bicara. Kalau dulu aku yang selalu minta maaf dan mencairkan suasana. Tapi, tidak untuk sekarang. Aku tidak mau di rendahkan lagi, aku tidak mau menerima perlakuan buruk mereka lagi.
Aku berjalan mendahului Mas Dimas. Rasa marah dan kecewa ku belum hilang sepenuhnya. Kali aku akan mencoba untuk melawan. Di ruang keluarga ada adik ipar ku yang sedang menonton tv. Aku tidak peduli dan langsung berjalan cepat menuju kamar ku di lantai dua.
"Mbak kenapa cepat sekali pulangnya?" Panggilan dari Ardi menghentikan langkahku. Di rumah ini yang terlihat tulus padaku adalah Ardi adik ipar ku.
"Iya." Jawabku sesingkat mungkin karena aku sedang tidak ingin bicara dengan siapapun sekarang. Aku segera menaiki tangga meninggalkan Ardi yang ku hiraukan ucapan Ardi yang masih sedikit terdengar.
"Mbak Clara kenapa lagi? pasti gara-gara Mas Dimas. Punya istri cantik baik bukannya di sayang malah di sakiti terus. Coba aja mbak Clara jadi istriku, ga akan aku abaikan kamu mba?"
"Kau barusan bicara apa?" Suara Dimas dari luar mengagetkan Ardi.
"Tidak bicara apa-apa Mas." Ucap Ardi yang terlihat cuek.
"Pendengaran ku masih jelas ya, kau jangan macam-macam ya Ardi?"
"Iya Mas, lagian istri itu di perhatikan di sayang tapi mas terlalu sibuk dengan urusan mas dan ga mau ngerti keadaan mbak Clara di rumah ini."
"Aku yang lebih tahu keadaan istriku, jadi kau jangan ikut campur!" Dimas memberi peringatan kepada adik laki-laki nya tersebut. Ia pikir ada yang aneh soal adiknya itu. Kenapa Ardi begitu perduli dengan istrinya.
"Tidak janji." Jawab Ardi, ia segera bangkit dari tempat duduknya mematikan tv. Ia berjalan menuju kamarnya.
"Apa maksud mu bicara begitu?" Dimas menghentikan langkah Ardi yang sedang melewati nya.
Ardi menghempaskan tangan kakaknya dari lengan kirinya. "Aku tahu betul bagaimana kondisi mbak Clara di rumah ini mas. Kalau mas tidak mau mbak Clara pergi meninggalkan rumah ini, lebih baik rubah lah sikap mu! Lagian masih banyak sekali pria di luar sana yang akan membahagiakan mbak Clara."
Ardi segera berjalan meninggalkan Dimas yang masih diam di tempat. Baru kali ini Ardi merasa tidak terima atas perlakuan kakak dan orang tuanya kepada Clara. Walaupun biasanya ia peduli tapi entahlah, malam ini sepertinya berbeda dari hari-hari sebelumnya.
Ardi menutup pintu sedikit keras. Rasanya ia ingin sekali memberi pukulan ke wajah kakaknya. Kenapa bisa kakaknya mengabaikan istri sebaik dan secantik Clara. Pada ia sendiri mengakui sangat mengagumi kakak ipar ya tersebut. Mungkinkah perasaannya lebih dari sekedar kagum? Ardi selalu menampik rasa itu, karena itu salah. Clara hanya kakak iparnya saja.
"Aku rasa akan ada pria yang lebih mencintai mbak Clara di bandingkan Mas Dimas, mungkin aku." Ardi bicara pada dirinya sendiri.
"Aargg... sial perasaan apa ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я
walah Clara jangan-jangan kau mulai ada rasa ma si Ardi ini, dah lah ceraikan suami mu nikahilah saja adeknya wkwk ✌️
2023-12-14
0
🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я
termasuk dirimu kan Di, mas mu memang gak pernah ingin tau perasaan istrinya kayaknya
2023-12-14
0
🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я
weh si Ardi jangan manas-manasin lah, malah jangan-jangan kau suka ma mba ipar mu ya
2023-12-14
0