"Kkkyyyaaaa!!!"
Luna berteriak sekencang-kencangnya ketika membuka matanya dan mendapati keberadaan seorang pria asing tidur di ranjang yang sama dengannya.
Apa gadis itu terkejut? Tentu saja. Luna terkejut bukan main. Dan teriakan histeris Luna berhasil membangunkan pria tersebut yang pastinya adalah Ken.
"Hn, kau sudah bangun." Ucap Ken dengan santainya.
"Si-Siapa kau? Da-dan kenapa aku bisa ada di sini?" Tanya Luna meminta penjelasan.
"Sepertinya kau tidak mengingat apapun yang terjadi semalam." Ken menyibak selimut yang membungkus setengah tubuhnya lalu bangkit dari posisinya. Pria itu menyambar kemeja hitamnya lalu memakainya.
"Luna William, satu-satunya putri dalam keluarga William, memiliki dua kakak laki-laki. Suka membuat masalah, sulit diatur dan suka memberontak." Ujar Ken sambil menatap langsung ke dalam manik hazel milik Luna.
"O-Omo!!! Ba-bagaimana kau bisa tau namaku? Jangan bilang jika kau adalah seorang penguntit?!" Tuding Luna pada Ken.
Ken menepis tangan Luna dan balik menatapnya. "Sebelum kau menuduh orang lain yang tidak-tidak. Ada baiknya jika kau lihat video ini." Ken memberikan ponselnya pada Luna.
Gadis itu tampak ragu untuk menerimanya. Luna menatap Ken lalu mengambil ponsel itu dari tangannya. Kedua mata Luna membelalak sempurna. "APA INI?!" Dan Luna memekik sekencang-kencangnya.
"Aku rasa kau bisa melihatnya. Begitulah kelakuanmu ketika sedang mabuk."
Luna mengembalikan ponsel itu pada Ken. Dia benar-benar kehilangan muka sekarang. Bagaimana tidak, ia telah mempermalukan dirinya sendiri di depan pria asing, bahkan Luna sampai mengajaknya menikah dan berniat membayarnya.
"Paman, sebaiknya lupakan saja karena aku sedang tidak dalam keadaan sadar. Semalam aku mabuk dan tidak tau apa yang telah aku lakukan. Jadi anggap saja aku tidak pernah mengatakan apapun apalagi bertindak kelewatan seperti itu."
Ken menyeringai. "Kau sudah mengambil banyak keuntungan dariku, Nona Kecil. Dan aku tidak akan melepaskanmu begitu saja. Ini kontrak nikah kita. Kontrak nikah ini akan berakhir dalam lima tahun. Dan selama itu, aku akan menjamin dan memfasilitasi hidupmu. Kau bisa menikmati semua kekayaan yang aku miliki." Ujar Ken panjang lebar.
Luna mengambil kontrak nikah itu lalu membacanya. Matanya menelusuri setiap kata yang terangkai hingga membentuk sebuah kalimat tersebut dengan jeli.
Entah hanya perasaannya saja atau memang benar adanya jika isi kontrak tersebut berat sebelah.
"Apa ini? Surat ini benar-benar berat sebelah!" Luna meletakkan surat perjanjian itu di meja dan menyilangkan tangannya. "Aku tidak mau menandatanganinya."
Ken memicingkan matanya dan menatap gadis itu penuh tanya. "Kenapa kau tidak ingin menandatanganinya?"
"Isi kontraknya sangat berat sebelah dan tidak ada untungnya sama sekali untukku. Aku tidak mau!!"
Ken mendorong Luna dan mengungkungnya di bawah tubuh kekarnya. Seringai tercetak di bibir Kiss Able milik Ken. Kedua mata Luna membelalak saat merasakan benda lunak dan basah menyapu serta memagut bibirnya, atas dan bawah bergantian.
Luna mencoba untuk memberontak tapi tenaganya tidak cukup kuat, dan dia hanya bisa pasrah dan membiarkan Ken terus mencium dan menginvasi bibirnya.
Diam-diam Ken menarik sudut bibirnya dan menyeringai di tengah ciuman tersebut. Sebelah tangannya menelusup ke bawah punggung Luna lalu menariknya lebih dekat, membunuh sepenuhnya jarak diantara mereka berdua.
"Pria ini benar-benar gila, apa dia berniat membunuhku?!" jerit Luna membatin.
Luna sudah mulai kehabisan napasnya karena ulah Ken, dan pria itu masih belum mau melepaskannya. Ken menahan lengan Luna yang terus memukul brutal dada bidangnya. Sungguh, sebuah kesialan bagi Luna karena bertemu dengan pria ini. Dan semoga saja ini menjadi pertemuan mereka yang terakhir kalinya.
Hosh... Hosh... Hosh...
Luna meraup udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi oksigen di dalam paru-parunya yang mulai menipis. Ken benar-benar gila, bagaimana bisa dia menciumnya sampai seperti itu, hampir saja Luna mati kehabisan napas jika Ken tidak melepaskannya tadi.
"Bibirmu sungguh manis, Nona kecil." Ken menyeringai, jari-jarinya menghapus sisa liur di bibir Kiss ablenya.
"Dasar sinting. Hei, Paman... Apa kau berniat membunuhku? Kau gila, benar-benar gila. Aku hampir saja mati karena ulahmu itu!!" Teriak Luna histeris.
"Kenapa harus marah dan kesal? Bukankah kau sendiri yang datang padaku semalam, bahkan kau mengajakku menikah. Dan apa kau lupa, betapa liarnya kau semalam," ujar Ken dengan seringai yang sama.
Luna mengambil bantal di sampingnya lalu melemparkannya pada Ken. "Dasar m*sum!! Semoga kita tidak pernah bertemu lagi!!" Luna menyambar tasnya dan pergi begitu saja. Sedangkan Ken menatap kepergian gadis itu dengan tatapan penuh arti.
"Gadis yang menarik, Luna William, aku tidak akan pernah melepaskan mu!!"
-
Luna William... Memangnya siapa yang tidak mengenalnya. Satu-satunya putri dalam keluarga William, karena dua saudara tertuanya adalah pria semua.
Putri dari pemilik William Corp. Selain memiliki paras yang sangat cantik. Luna juga memiliki bentuk tubuh yang bagus, ramping dan berkaki jenjang, rambut coklat panjang yang mencapai pinggulnya. Luna merupakan idola di kampusnya, dia begitu terkenal dikalangan para pria.
Luna memiliki dua sahabat baik bernama Sunny dan Tiffany, mereka bertiga sudah seperti kancing dan baju, selalu bersama dalam keadaan apapun, baik suka maupun duka.
"Nona Muda, akhirnya Anda pulang juga. Tuan Besar, Nyonya dan Tuan Muda sangat mencemaskan keadaan Anda. Hampir semalaman mereka tidak tidur dan menunggu Anda pulang, bahkan Tuan Muda Delon juga menolak untuk pulang, dia mencari Anda sampai hampir jam 10 malam tapi tetap tidak menemukan Anda."
Kedatangan Luna langsung disambut oleh seorang pria paruh baya yang merupakan kepala pelayan di mansion mewahnya. Luna hanya memutar jengah matanya.
"Jangan melebih-lebihkan, Paman!! Aku tau itu hanya trik dan drama yang mereka mainkan supaya aku mau melanjutkan perjodohan bodoh itu!!"
"Bukan begitu, Nona. Tuan, Nyonya dan Tuan Muda sangat peduli pada Anda. Dan mengertilah, jika keputusan mereka juga demi kebaikan Anda juga."
"Cih!! Menggelikan, aku sudah muak dengan drama picisan dalam keluarga ini." Kemudian Luna beranjak dari hadapan pria itu dan pergi begitu saja.
Luna mengenal keluarganya dengan sangat baik. Semua yang mereka lakukan bukan demi kebaikannya, tapi demi keuntungan mereka sendiri. Dan pernikahan itu tentu saja bukan karena mereka ingin mencarikan jodoh terbaik untuknya, melainkan hanya untuk kepentingan bisnis saja.
Lagipula Luna bukanlah tipe gadis yang bisa diatur dan kekang semau mereka, dia bukan boneka yang bisa dikendalikan setiap saat dan setiap waktu. Luna adalah tipe gadis yang menyukai kebebasan, dia benci aturan karena menurutnya aturan ada untuk dilanggar.
"Luna, tunggu!!"
Gadis itu menghentikan langkahnya dan mendapati seorang wanita awal 40 an menghampiri dirinya. "Dari mana saja kau? Apa kau tau seberapa cemas kami semua, kau minggat di hari pertunangan mu sendiri dan mempermalukan keluarga. Semalam tidak pulang, dan sekarang pulang dalam keadaan berantakan!!!"
Luna menatap wanita di depannya itu dengan sedikit sinis. "Itu tidak ada hubungannya denganmu, jangan kau pikir karena sudah menikah dengan Papa, maka kau bisa seenaknya mengaturku. Karena bagiku kau tetaplah orang asing!!!" Luna menyenggol bahu wanita itu dan pergi dari hadapannya.
Wanita itu hanya bisa mendesah berat. Dia tidak tau sampai kapan Luna akan membenci dirinya, sudah 10 tahun, tapi dia masih belum mau menerimanya apalagi memanggilnya Mama.
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Tobeli Hiatus 💞
makin kepo ih
2022-07-05
6
M Dewi
thor...apa sih artinya " kkyyyaaaaa....."?
2022-06-20
2
SumaYani
Makin seru
2022-06-02
3