...❤️❤️❤️...
...Halo readersku sayang....
...Kita lanjut yaa....
..."Happy Reading"...
Tepat tanggal 17 dipertengahan bulan Juli,Semua siswa kembali bersekolah.
Termasuk Lentera yang sudah bersiap sejak pukul setengah tujuh pagi tadi.
Dua minggu lalu,ibu Jullie sudah menyelesaikan semua administrasi dan melunasi uang bulanan sekolah Tera selama setahun,Seragam sekolah Tera sendiri baru ia ambil kemarin siang,membuatnya tidak sempat lagi mencuci hingga langsung menggosok bajunya dengan rapi.
Ibu Jullie mengatakan,Tera hanya perlu mengganti uang sekolahnya jika peringkatnya menurun,dan akan mengganggap lunas jika tera berhasil selalu berada diperingkat atas selama berada dikelas sepuluh.
Ibu jullie sudah berbicara kepada suaminya agar diizinkan mengganggap Tera seperti anak perempuannya.
Pak Hermawan sendiri tahu persis perasaan istrinya itu saat melihat anak perempuan,dulu mereka hampir saja memiliki anak perempuan jika saja anak mereka tidak meninggal didalam kandungan saat berusia delapan bulan,sejak saat itu ibu Jullie sering menangis jika mengingat kamar bernuansa pink yang kini dibuat menjadi perpustakaan didalam rumahnya,yang juga sudah ditambah dengan warna lain agar tidak selalu membuat ibu Jullie bersedih.
Sejak pertama kali masuk kedalam rumah ini,ibu Jullie sangat berharap bisa menganggap Tera sebagai anaknya sendiri,dan mengakuinya sebagai keponakan saat berada diluar sana,disekolah pun seperti itu,dia mengatakan bahwa Tera adalah keponakannya dari keluarga jauh yang dibawa kerumahnya untuk menemani dirinya,karena semua anaknya laki-laki.
Ibu Nur sendiri tidak keberatan selama Tera menyetujuinya,bukan tanpa alasan pula ibu Nur seperti itu,dia sangat menyayangi putri satu-satunya itu,tapi demi ketenangan Tera selama berada dikota dan disekolah barunya,dirinya rela mengunci mulut dari semua orang agar tidak ada lagi yang meremehkan anaknya itu.
Tapi mereka tidak pernah secara langsung membicarakan hal itu pada Tera,karena takut jika anak perempuan itu merasa tersinggung dan semakin rendah diri.
...*...
Hari ini,tera diantar oleh supir ibu Jullie,dan memberi alamat rumahnya serta memberi uang jajan yang dititipkan oleh ibu Jullie kepadanya.
Tadi pagi,suami istri majikannya itu buru-buru kekantor dengan menggunakan mobil pak Hermawan,karena mobil ibu Jullie akan digunakan mengantar Tera.
..."Mba Tera,kata bapak dan ibu tadi,kalau mbak Tera mau pulang,naik taksi aja,ini alamat rumah ibu Jullie,ini nomor telponnya, dan nomor saya,mba Tera bisa menelpon jika ingin dijemput," Supir bernama Agus itu menjelaskan pesan Bosnya....
..."Tapi saya nggak punya ponsel pak,nanti saya naik ojek aja yaa pak,atau bus juga bisa, kalau naik taksi kemahalan,saya nggak enak sama bu Jullie kalau saya ngabisin uang terus." Jelasnya....
..."Oh iya mba,maaf saya nggak tau mba Tera nggak ada ponsel,ya sudah mba, nanti saya beri tahu bu bos,kalau mba Tera mau pulang sendiri,kalau begitu saya pamit ya mba."...
..."Baik pak,hati-hati ya pak."...
Tera tanpa sadar mendadahi bapak supir itu,sang supir tersenyum sendiri melihat anak berbadan kecil itu dibalik kaca spion mobil yang dikendarainya.
...*...
"Selamat pagi Pak,boleh nanya nggak Pak,Ruang murid kelas sepuluh dimana ya pak?" Tera bertanya pada Bapak penjaga pos didepan pagar sekolah sambil menyadari kebodohannya kenapa dulu saat mendaftar dia tidak melihat-lihat sekolah ini.
..."Eeh murid baru yaa Non,Bapak juga nggak tau atuh dimana ruang kelasnya,Bapak cuma jaga disini tiap hari,maaf yaa Non,bisa ditanya ke teman-teman Non nanti ya," Pak satpam sekolah bernama Hasan Pramono itu dengan malu menjelaskan....
..."Hehe nggak apa pak,nanti saya tanya-teman saya ya pak,tapi kok masih sepi yaa pak," tanya Tera basa basi....
..."Sepi darimana Non,noh disana udah ngumpul,mungkin anak baru juga non,silakan kesana juga Non."...
..."Eeh iya pak,maaf ya pak pagi-pagi udah ganggu bapak kerja."...
Tera berlari kelapangan yang mulai ramai,disana murid baru diminta berkumpul untuk menerima arahan dan perkenalan pada sekolah,ditepi lapangan sudah berkumpul para pengurus OSIS yang siap menampung pertanyaan semua murid baru,tidak seperti masa orientasi pada umumnya,tera dengan senang menerima bahwa tidak akan ada masa orientasi yang menjengkelkan itu.
...*...
Tepat pukul delapan pagi,semua siswa baru sudah berkumpul di lapangan.
"*W*ahh,apa semua anak orang kaya dikota ini sekolah disini,kenapa rame banget." Pikir Tera yang kagum melihat kenyataan ternyata murid baru disekolah swasta seperti ini ramai juga.
Mereka berdiri di lapangan hingga hampir pukul sembilan pagi,sekaligus upacara penyambutan kata Ketua OSIS.
Setelahnya mereka dibubarkan untuk mencari kelasnya masing-masing,dari awal penerimaan mereka semua sudah diberi info melalui surel masing-masing soal pembagian kelas mereka.
Lentera Pradania,namanya ada dikelas 10-2A,disana berkumpul siswa-siswi dari kalangan keluarga kaya,entah apa pekerjaan orang tuanya,sehingga mereka kesekolah pun dengan barang barang yang hampir semuanya terlihat mewah.
Lentera sendiri yang terlihat biasa saja,akhirnya duduk dibangku kedua tepat disamping jendela,hanya tempat itu yang terlihat kosong,sementara bangku lain sudah terisi,dia sedikit terlambat karena kesulitan menemukan kelasnya yang berada dilantai dua.
Teman sekelasnya menatap heran,seakan ingin bertanya darimana dia berasal,apa pekerjaan orang tuanya,dan di perumahan mana dia tinggal.
Tapi dia berpura-pura tidak peduli,seolah membuang dirinya jauh-jauh agar tidak terlibat dengan mereka.
...*...
Setelah hampir pukul sepuluh pagi,wali kelas mereka datang memperkenalkan diri,memberi tahu siswa agar mengambil buku pelajaran diruang buku dilantai satu,karena besok mereka akan segera memulai pelajaran.
Setelah mengambil buku,mereka boleh pulang lebih awal hari ini.
Besok pukul delapan pagi sudah harus ada disekolah,dan pulang pukul tiga sore.
Semua siswa harus mematuhi peraturan sekolah,bagi yang membawa telpon genggam wajib mengumpulkannya saat jam pelajaran,dan mengambilnya saat pulang.
Wali kelas mereka selesai menjelaskan,kemudian keluar disusul para murid untuk mengambil buku diruang buku dilantai bawah.
...*...
Tera yang sudah selesai mengambil buku-buku pelajarannya,tanpa sengaja bersitatap dengan Gilang yang juga baru saja masuk untuk mengembalikan buku kelas sepuluh dan akan mengambil buku kelas sebelas di rak sebelah Tera berdiri.
Tera yang tidak sadar bahwa Gilang menunggunya pindah,malah bertanya,
..."Mas Gilang kok bediri aja disitu."...
Tanyanya heran tanpa melihat tulisan besar bertuliskan Rak buku kelas sebelas.
Gilang menjawab dengan heran.
..."Ngapain loe berdiri di rak buku kelas gue,gue nggak bisa lewat,lue nggak bisa baca apa?"...
Tera menyadari kebodohannya,tidak melihat dan membaca tulisan yang nampak sangat besar itu.
Dia menghindar lalu keluar dengan langkah cepat.
Beruntung semua siswa sibuk mencari buku sehingga tidak memperhatikan Tera yang berbicara pada Gilang.
"Udah gila kali ya aku,udah dikasih tau jangan sampe ngajak dia ngomong,eh masih ngomong aja nih mulut." Tera bersungut sungut saat keluar ruangan besar itu dan berjalan keluar pagar sekolah.
...*...
Tera sudah berada didepan pagar sekolah,masih banyak siswa baru sepertinya yang mengunggu jemputan.
dirinya berlari kecil menuju kehalte bus untuk menjumpai bus sekolah disana.
Tanpa menunggu lama,bus sekolah segera datang seperti sudah menghapal bahwa murid-murid baru hari ini akan pulang lebih cepat.
Tera naik dan duduk dibangku paling belakang,meski penumpang sepi.
Dia kesepian didalam bus sebesar ini.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments