Sudah memasuki awal bulan Juli,pertengahan bulan nanti seluruh siswa sekolah sudah harus kembali belajar seperti biasa,Gilang sudah duduk dibangku kelas sebelas,artinya Tera akan menjadi adik tingkatnya.
Hari ini,ibu Jullie mengantar Lentera kesekolah untuk mendaftar,sudah terlambat sebenarnya,tapi karena dia baru tiba di kota ini,maka dia harus mendaftar diakhir waktu dan mengikuti tes disekolah,pihak sekolah sebenarnya tidak perlu memberi tes karena melihat nilai-nilai raport dan ijazah SMP tera semua mendapat nilai yang tinggi dan selalu berada diperingkat atas,tapi mereka harus menjalankan kewajiban sekolah,Tera pun dengan senang hati mengikuti apapun itu,dia sendirian diruang kantor sekolah yang hanya diisi beberapa orang guru itu,karena memang masih libur sekolah.
Ibu Jullie meninggalkan tera disekolah karena harus pergi bekerja,juga staff admin operator disekolah mengatakan untuk melakukan pembayaran jika nanti Tera dinyatakan lulus ujian tes,dan menunggu info dua hari lagi.
...*...
Tera sudah selesai menyelesaikan ujian tes yang dimulai dari tes tertulis bahkan lisan juga sedikit diberi arahan sedikit tentang peraturan disekolah,yang akan dilanjutkan nanti setelah dia diterima dan masuk sekolah.
Tera berlari dari kantor menuju pagar sekolah,jauh juga pikirnya,halaman sekolah benar-benar luas,gedung sekolah bertingkat itu terasa asing baginya,dan beberapa minggu lagi dia akan memulai harinya disini,juga akan melihat lapangan sekolah ini penuh dengan murid-murid yang sama sekali tidak dia kenal.
...*...
Dia kebingungan untuk pulang,daripada hanya berdiri didepan pagar sekolah,dia memutuskan berjalan kearah saat dia datang tadi,setelah cukup jauh berjalan kaki,dia kelelahan dan mampir membeli minuman dengan uang yang tadi diberikan ibu Jullie.
Dia bingung harus naik apa,karena sekolah masih libur,sepanjang perjalanannya dari sekolah hingga melewati halte, tempat anak sekolah biasa menunggu bus sekolah sama sekali tidak terlihat angkot bahkan bus sekolah,ditambah lagi dia bahkan tidak membawa ponsel,dirumah dia hanya punya ponsel jenis android lama yang rasanya tidak cukup bagus dia bawa kemana-mana.
Dia akhirnya duduk dibangku salah satu pemilik toko disana sambil menikmati matahari yang mulai terik.
Ibu Jullie yang sejak tadi pagi sudah sampai dikantor suaminya,tiba-tiba teringat pada tera,dia tidak memberi alamat atau nomor telponnya pada Tera.
Dia memutuskan menelpon Gilang dan memintanya menjemput tera,tentu saja Gilang hampir mengamuk dirumahnya jika tidak mengingat ayahnya akan menjual motor gedenya itu jika membuat ayahnya marah.
Dengan kesal Gilang mengambil helmnya dan juga membawa helm lain ditangannya.
..."Baru tiga hari disini sudah bisa bikin ibu nyuruh gue jemput dia,gimana dia tinggal tiga tahun disini,bisa habis sabar gue dirumah gue sendiri."...
Gilang menggerutu sendirian,tapi tetap tersenyum saat bersitatap dengan ibu Nur dilantai bawah yang terlihat jelas sedang khawatir.
Gilang tau pasti budenya ini sedang menunggu anaknya.
..."Bude,apa tera nggak bawa ponsel ?"...
..."Eh nak Gilang,dia nggak bawa nak,mungkin dia malu bawa telpon lamanya karena sudah ketinggalan jaman." Ibu Tera semakin khawatir karena tau anaknya tidak membawa ponselnya....
"Saya disuruh sama ibu jemput Tera,Bude tunggu aja dirumah."
..."Ya ampun nak Gilang,maaf ya nak,saya malah jadi merepotkan begini."...
..."Iya Bude nggak apa."...
...Yang ngerepotin saya bukan Bude,tapi anak Bude,katanya didalam hati....
Entah dia menghormati orang yang lebih tua atau memang tidak bisa bersikap kasar pada orang tua,tapi dia akan selalu menjadi orang yang berbeda saat bertemu ibu dan anak perempuannya itu.
Dia mengeluarkan motor gedenya dan melaju kearah sekolah.
Karena membawa motornya dengan laju dia hampir melewati Tera yang masih duduk sendirian disana,dia kemudian berbalik arah menuju kearah Tera,Tera duduk disana sambil terus menatap ke langit yang semakin cerah.
..."Dasar aneh." Gilang menggumam sendiri....
Lalu berhenti tepat didepan Tera.
Dia melempar kasar helm yang dipegangnya pada Tera,untung saja Tera dengan sigap menangkapnya karena segera tau bahwa anak itu adalah Gilang.
Tera memakai helm itu tanpa mengancingkan tali pengamannya.
Lalu mendekat ke motor Gilang.
..."Loe katanya pintar,masang helm aja nggak tau."...
..."Tapi ini udah dipake," Tera menjawab polos lalu sadar itu kali pertama Gilang berbicara kepadanya....
..."Pasang talinya."...
Tera mencoba memasangkan kaitannya meski dengan kesulitan,setelah bisa memasang,dia kembali bingung bagaimana naik keatas motor gede didepannya ini.
..."Eh loe mau balik apa nggak,loe nggak tau ini panas banget."...
..."Ehh iyaa iyaa,tapi gimana cara naiknya."...
..."Yaa tinggal naik bocah,loe ini b*d*h apa gimana sih."...
Tapi naik motor gede nyatanya tidak mudah jika tanpa memegang pundak orang yang mengendarai motor.
Tera berdiri mematung lagi menatap motor Gilang membuat Gilang kegerahan dan terpaksa harus menarik tangan tera memegang pundaknya,lalu menyuruhnya naik dengan cepat,beruntung hari itu Tera memakai celana jeans panjang,jadi dengan mudah dia duduk diatas motor.
Gilang membawa motornya dengan sedikit gila,melaju dengan kecepatan tinggi dijalanan yang lengang,membuat tera terpaksa harus menarik ujung jaket Gilang agar tidak terjatuh.
Dia merasa sedikit senang,bahkan tersenyum dibelakang Gilang,diusianya yang sudah memasuki masa remaja,hari ini adalah pertama kalinya dia berboncengan dengan anak laki-laki,meski dia tau Gilang tidak menyukainya.
Gilang melihat senyum tera dibalik spion motornya,dia tidak tau apa arti senyum itu,yang pasti dia hanya ingin cepat sampai agar tidak berlama-lama berada sangat dekat dengan bocah menjengkelkan ini.
Gilang menurunkan kecepatan motornya karena sudah berada dijalan yang ramai.
Perjalanan dari sekolah menuju rumahnya butuh waktu tiga puluh menit.
Tera melepaskan pegangannya pada jaket Gilang.
Dia tidak perlu berpegangan lagi,karena perjalanan kerumahnya akan tetap ramai.
Dia hanya menyilangkan tangannya di dadanya agar tidak menyentuh Gilang.
...*...
Mereka sampai dirumah,Gilang segera meninggalkan motornya dihalaman dan berlari masuk kedalam rumah,meninggalkan Tera yang kesulitan membuka helmnya.
Tera masuk kedalam dan mencari ibunya yang sedang bersih-bersih dihalaman belakang,meminta ibunya membukakan pengait helmnya.
..."Kamu ini sudah bikin ibu khawatir sekarang bikin malu ibu,masa buka helm aja tidak bisa."...
..."Bu jangan ngomel dulu dong bu,bukain dulu ini helmnya,kepala aku jadi berat banget gara-gara ini helm,mana mas Gilang bawa motornya laju banget lagi,makin pusing kepala aku nih bu,jadi mual juga." Cerocosnya tanpa peduli Gilang mendengarkan dibalik pintu dapur....
Selesai ibunya membuka helm,dia kembali mengoceh.
..."Bu tolong kasih helm ini sama Gilang ya bu,kalo dia liat aku lagi yang balikin bisa ditelannya aku bu,mana jemputnya udah nggak ikhlas,atau jangan-jangan ibu yang nyuruh dia jemput aku,padahal aku bisa pulang sendiri." Ocehannya jelas terdengar oleh Gilang....
...Sombong banget sok bisa pulang sendiri,kalo nggak gue jemput,bisa sampe malam loe disana, Batin Gilang....
..."Bukan ibu yang nyuruh,kata nak Gilang tadi dia disuruh sama ibunya jemput kamu,jadi kamu yang nurut sama Ibu Jullie,jangan buat mas Gilang marah sama kamu."...
Tera mengangguk pelan mendengarkan ibunya.
Gilang yang sudah menyadari bahwa ibunya sudah mulai memperhatikan Tera,mulai merasa kesal pada tera.
Dia duduk dimeja makan,menunggu ibu tera mengembalikan helm miliknya.
Tidak lama kemudian tera dan ibunya masuk kedapur,melihat Gilang duduk disana tera justru berbelok masuk kekamarnya padahal perutnya sudah kelaparan.
..."Dasar nggak tau terima kasih." Pikir Gilang lagi....
..."Nak Gilang,ini helmnya,terima kasih sudah mau jemput anak ibu,besok-besok saya usahakan agar tidak lagi merepotkan nak Gilang,sekali lagi terima kasih ya nak."...
..."Iya Bude,sama-sama,tapi saya mau dengar langsung Tera bilang terima kasih sama saya,sejak tadi dia malah menghindar dari saya."...
..."Ohh iyaa nak Gilang,nanti saya sampaikan sama Tera untuk bilang terima kasih,maafin saya dan anak saya ya nak Gilang."...
..."iya Bude nggak apa,Bude nggak salah apa-apa kok."...
...*...
Ibu tera buru-buru masuk kekamar memberi tahu anaknya itu untuk berterima kasih pada Gilang.
..."Ya ampun bu,anak itu bener-bener,baru juga jemput sekali,itu juga disuruh sama ibunya." Gerutu Tera....
..."Tera,kamu ini,sudah cepat sana bilang makasih,jangan sampai dia marah sama kamu malah bikin dia nyuruh kita pergi dari rumahnya."...
Dengan langkah berat,Tera menuruti ibunya,dia kedapur dan mendapati Gilang yang sudah naik keatas tangga,Tera mengejar dan naik sedikit ke tangga karena Gilang sudah hampir sampai diatas.
..."Makasih sudah mau jemputin aku." Seru Tera sambil menyerahkan helm milik Gilang....
Gilang malah melempar kembali helm yang dipegangnya kearah Tera,hampir saja terjatuh karena Tera tidak siap sama sekali.
..."Bawa aja helmnya,gue sudah nggak mau pakai bekas loe,siapa tau besok-besok loe butuh,oh iya satu lagi,gue nggak mau sering-sering dengar loe bilang makasih sama gue,apalagi nemuin gue kayak gini,gue ketemu loe aja malas apalagi harus ngomong sama loe dan ngerepotin gue,gue akan ngelakuin itu kalo itu permintaan ibu atau ayah gue,tapi loe usahain jangan sampe gue harus sering-sering berurusan sama loe,paham!"...
Tera mengangguk tanpa berkata apapun,dadanya terasa sesak tapi dia harus kuat,nyatanya memang dia tidak boleh merepotkan siapapun karena dialah pembantu dirumah ini.
Dia memeluk helm itu lalu kembali kekamarnya.
Ibunya heran bagaimana bisa helm itu kembali ke tangan anaknya.
..."Mas gilang katanya nggak mau pake bekas aku bu,jadi dikasih ke aku."...
Ibunya menatap Tera dengan wajah sedih.
..."Nggak apa nak,anggap aja dia ngasih ke kamu,barangkali kamu butuh besok-besok buat kesekolah."...
...*...
Tera menatap helm itu lalu meletakkannya dimeja belajar,dia duduk disana seakan melihat wajah Gilang dibalik helm yang ada didepannya.
Ibunya mengusap kepala Tera lalu keluar kamar,memberi ruang untuk anak gadisnya.
...*...
Tera mengambil buku birunya,menggambar helm berwarna hitam itu di bukunya,menulis kalimat pendek dibawahnya.
("Terima kasih hari senin ini,diawal bulan juni yang cerah,terima kasih sudah menjemputku dan memberi hadiah helm ini.")
Dia menyimpan kembali bukunya kemudian merebahkan dirinya disofa lalu menatap motor gede yang masih terparkir disana,tera tersenyum lalu tertidur disana.
...****...
...❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments