Seperti biasa setiap pagi Risa bangun dan membersihkan dirinya dan setelah itu dia akan menuju ruang makan. Yang dimana biasanya sudah ada pak Kusuma dan ibu Airin menunggu Risa untuk sarapan bersama.
"Risa minum susu itu, Arman sudah membuatnya untuk kamu." kata Airin dengan meletakkan susu di samping piring Risa.
"Emang dia dimana ma? Biasanya dia disini dan membuat aku jengkel." Risa kembali bertanya sembari memainkan sendok yang ada di genggamannya.
" Arman sudah pergi setelah membuat susu itu dan dia hanya melihat kamu dari balik pintu,dia tidak ingin mengganggu kamu. Lagi pula dia buru-buru karena dia ada rapat penting katanya dengan dewan direksi dia harus cepat kekantor" jawab Airin menjelaskan panjang lebar.
"Baguslah paling tidak pagi ini aku tidak kesal karena melihat wajah si Arman yang sok kegantengan itu ." Kata Risa sambil menikmati susu buatan Arman.
"Enak juga susu ini" batin Risa.
Sementara Kusuma dan Airin jengah melihat tingkah putri nya itu. Selalu bersikap tidak sopan pada sang suami.
"Sa...kenapa kamu tidak mencoba untuk berdamai dengan takdir. Cobalah untuk menerima Arman sebagai takdirmu dan coba lupakan Dandi. Saat ini Arman yang menjadi suami kamu" bujuk Airin.
"Tidak ma...aku mencintai Arman aku hanya mencintai Dandi. Kami sudah lama merencanakan segalanya tapi.... Arman datang merusak segalanya termasuk anak ini , anak yang tidak aku harapkan" kata Risa menjawab bujukan mamanya yang dia rasa tidak mungkin memenuhi apa yang mamanya minta.
" Risa jaga ucapan kamu, diluaran sana banyak pasangan suami istri yang tidak bisa mendapatkan anak, sementara kamu berkata seperti itu. Tuhan bisa marah dengan ucapan kamu itu" bentak Airin.
"Iya sayang mama mu benar, lagi pula Arman lebih unggul dari Dandi, lebih baik dan lebih menyayangi kamu. Seandainya papa jadi Arman papa sudah lama mundur karena tingkah laku kamu yang kasar terhadapnya. Tapi...kamu lihat dia begitu sabar menghadapi segala tingkah laku kamu" timpal papanya lagi.
"Pa...dia tidak mencintai Risa pa... seperti yang dia katakan ke papa dan mama, dia hanya mencintai anak yang ada di dalam kandungan Risa. setelah anak ini lahir dia juga akan berubah. Papa lupa ya anak ini keturunan siapa? Anak ini keturunan Brata Wijaya penerus tunggal Brata Wijaya grup" kata Risa yakin dengan apa yang dikatakannya.
"Kamu memang keras kepala selalu tidak mau dengarkan apa yang orang tua kamu katakan, entah sikap siapa yang kamu tiru" kata Airin yang sudah malas melihat tingkah anaknya.
"Risa bukan tidak mau dengar tapi Risa punya prinsip Ma...Pa... Jadi tolong jangan paksa aku untuk menerima Arman" katanya sambil mengunyah makanan yang sedari tadi menggantung di depan mulutnya.
" Terserah kamu sajalah yang jelas mama dan papa selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu dan masa depan kamu" cerca Airin kepada Risa.
Tidak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat dan tidak terasa matahari mulai kembali untuk beristirahat menyinari dunia. Warna langit terlihat jingga kuning menyala pertanda sore pun tiba.
Sore hari seperti ini setelah pulang dari kantor, biasanya Arman datang berkunjung kerumah pak Kusuma, tapi dia tidak mendapati Risa dirumah mertua nya itu. Lalu Arman mencari mertuanya dan bertanya pada mama mertua " Ma... permaisuri aku dimana ya ma?".
"Apa permaisuri? Maksud kamu siapa?" Airin kembali bertanya kepada Arman.
"Risa lah ma...siapa lagi permaisuri Arman kalau bukan Risa?" kata Arman tersenyum.
"Ooh Risa... mungkin dia tidur karena sedari tadi dia mual dan lemas tidak mau makan sehabis sarapan dan minum susu buatan kamu" jawab ibu mertuanya itu.
Mendengar susu yang dibuat Arman diminum oleh Risa, Arman merasa senang dan tersenyum. Namun dia kembali sadar teringat kalau Risa belum makan sedari pagi.
"Apa ma... Risa belum makan? Ma...mama masak apa biar aku bawa ke kamar Risa, biar Arman yang suapin dia makan ma" kata Arman kepada Airin mama mertua.
Airin mendengar itu langsung pergi menyiapkan apa yang diminta oleh menantunya dan setelah semua yang diminta Arman sudah ada di atas nampan, Airin memberikan kepada Arman dan membawanya ke kamar Risa.
Tok...tok..tok...
Arman mengetuk pintu kamar Risa namun tidak ada jawaban, karena Arman tidak juga mendapat jawaban akhirnya dia memberanikan diri untuk masuk. Kebetulan pintu kamar Risa tidak terkunci, Arman membuka pintu kamar Risa dengan bantuan kakinya.
Ketika berada di dalam kamar Risa, Arman melihat Risa sedang tertidur pulas dengan wajah sedikit pucat, mungkin karena Risa belum makan sama sekali sedari pagi. Itulah mungkin yang dipikirkan oleh Arman saat itu.
Arman meletakkan nampan berisi makanan itu di atas meja yang ada disisi ranjang Risa dan Arman mencoba untuk membangunkan Risa dan mengelus lembut pipi istrinya itu. Hati Arman sangat senang bisa mengelus pipi lembut Risa seraya berkata "Risa... Risa...bangun sayang...kamu makan dulu. Kata mama kamu belum makan" namun tidak ada jawaban karena Risa masih terbuai dalam mimpi.
Arman tidak lupa mengelus perut Risa yang masih rata seraya bergumam "Sayang baik-baik diperut mama ya. Sampai kita bertemu di dunia" sambil mengecup perut rata Risa.
"Dandi... Dandi... maafkan aku... jangan tinggalkan aku Dandi" Risa meracau dalam tidurnya.
"Ya Tuhan dalam tidur pun dia masih menyebut nama lelaki itu. Tenang Arman kamu harus sabar" katanya sambil mengelus dadanya menahan rasa sakit yang tidak tersayat namun terasa sampai ke ulu hati terdalam.
"Risa... bangun sa...makan dulu kata mama kamu belum makan sedari tadi" ucap Arman lagi dengan nada yang begitu lembut dengan suara baritonnya.
Risa yang mendengar suara Arman perlahan mulai mengerjapkan matanya dan berusaha mengumpulkan tenaganya "kamu ngapain disini? Keluar sana !" Titah Risa namun Arman seolah tidak mendengar.
"Aku tidak akan keluar dari ruangan ini sebelum kamu habiskan makanan ini" kata Arman dengan sedikit tinggi.
"Apa-apaan kamu memaksa aku , emang kamu siapa?" tanya Risa tidak kalah tinggi.
"Kamu bertanya siapa aku? Biar aku jelaskan dan ingatkan nona Risa Kusuma Admaja, saya Arman Brata Wijaya adalah suami sekaligus ayah dari anak yang ada dalam kandungan kamu, jelas? Jadi sekarang kamu harus makan demi anak yang ada dikandungan kamu" kata Arman dengan sedikit penekanan pada kata suami dan ayah yang bertujuan agar Risa sadar jika yang ada di depannya itu adalah suami dan ayah kandung dari calon anak yang sekarang sedang di kandungannya.
"Kalau aku tidak mau makan kamu mau apa?" tantang Risa.
"Aku mau nungguin kamu disini sampai kamu mau makan" ancam Arman.
"Ok aku mau tidur lagi , bodoh amat kamu mau nungguin aku seribu tahun pun aku tidak akan pernah mau makan dengan makanan yang kamu bawa itu" kata Risa sambil kembali membaringkan tubuhnya di ranjang.
"Aku sudah bilang aku akan tunggu kamu " Arman ikut membaringkan tubuhnya di samping Risa.
Sontak hal itu membuat Risa marah dan jengkel dan kembali duduk di ranjangnya " Pergi kamu dari ranjang ku, kamu boleh nunggu tapi tidak dengan tidur di ranjang ku" kata Risa sambil mendorong tubuh Arman.
Arman yang mendapat perlakuan itu langsung bangkit dan mendekat kan wajahnya ke wajah Risa dan Risa yang tadi berontak berubah seketika menjadi s diam seribu bahasa. Kini mata mereka saling beradu Risa dengan sorot kebencian sedang Arman sorot penuh cinta " Kalau kamu tidak makan aku akan benar-benar mencium kamu, terserah semua pilihan ada pada kamu? Sekarang makan " kata Arman seraya menyodorkan makanan yang sekarang sedang melayang di udara mencoba menerobos masuk ke dalam mulut Risa yang saat ini masih terkunci rapat.
"Ayo buka mulut kamu atau aku masukkan makanan ini dengan cara ku sendiri" namun mulut Risa belum juga terbuka.
Akhirnya Arman memasukkan makanan itu ke mulutnya dan mendekatkan ke mulut Risa dan ingin memasukkan makanan itu dengan cara memindahkan secara paksa makanan yang sekarang berada di mulut Arman ke Risa dengan mulut sebagai sendok.
Risa yang notabene seorang pembersih akhirnya merampas sendok dan mengambil makanan yang tadi di pegang oleh Arman dan memakan makanan itu sampai habis.
Arman tersenyum puas bisa mengerjai Risa dan Arman kembali mendekati Risa. Yang tadi Risa sudah tenang kembali menegang dengan ulah Arman. Diluar dugaan Risa, ternyata Arman mendekati Risa sekedar mengelus lembut perut Risa yang datar seraya berkata "Sudah kenyang kan sayang, baik-baik diperut mama ya kalau nanti mama tidak mau makan lagi nanti papa yang paksa lagi. Sekarang papa pergi dulu ya" kata Arman sambil melangkah keluar dari kamar Risa yang masih kaget dengan sikap Arman barusan.
Setelah keluar dari kamar Risa, Arman kembali ke dapur untuk meletakkan piring bekas makan Risa tadi ke atas wastafel. Ternyata di sana masih ada Airin si mama mertua.
"Ar...mau Risa memakannya?" tanya Airin kepada menantunya itu.
"Mau ma...malah habis lagi" sambil menunjukkan piring kosong kehadapan mama mertua.
"Wah... syukurlah" ucap Airin si mama mertua.
"Ma... Arman pulang dulu ya" sambil mencium punggung tangan Airin.
"Iya...nak , kamu hati-hati ya, salam sama papa dan mama kamu!" kata Airin.
"Iya ma nanti Arman sampaikan salam mama ke mereka, Arman pulang ya ma" Arman masuk ke dalam mobilnya dan melajukan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments