Andrea melangkahkan kakinya dengan riang dikoridor kampusnya, ia berharap tugas skripsinya kali ini bisa di acc oleh dosen pembimbingnya.
Diketoknya pintu ruang dosen pembimbingnya, dan dari dalam terdengar sahutan mempersilahkan masuk, dan Andrea segera masuk keruangan itu, ternyata sang dosen sedang menerima tamu.
"Arsh...?!" seru Andrea disela keterkejutannya, tapi Arsh malah melengos dan segera pamit meninggalkan ruangan itu.
segera Andrea menyerahkan laporannya dan juga buru-buru berpamitan.
Sampai diluar, Andrea celingak celinguk mencari keberadaan Arshlan, dan sekelebat Andrea melihat kalau Arsh menuju ke tempat parkir, tanpa menunggu lama Andrea berlari menyusul Arsh.
" Arshh..!!" teriak Andrea saat melihat Arsh hendak masuk ke mobilnya, dan Arsh pun menengok ke sumber suara dan tetap berniat masuk ke mobil saat tau bahwa Andrea yang memanggilnya, tetapi Andrea berhasil mencegahnya lebih dahulu, hingga Arshlan urung masuk kemobilnya.
" Kamu kenapa Arsh?" tanya Andrea butuh penjelasan
"Aku gak kenapa apa" jawab Arsh dingin dan membuat Andrea semakin penasaran dengan sikap Arshlan, padahal dua hari yang lalu Arshlan begitu manis bahkan dia menyatakan isi perasaannya walau belum Andrea jawab.
"Gak mungkin kamu gak kenapa-napa Arsh, pasti ada sesuatu. Kalau memang aku ada salah, tolong katakan salahku apa" kata Andrea dengan suara agak bergetar.
"Apa karena aku belum menjawab apa yang kamu ungkapkan tempo hari??" lanjut Andrea penuh tanya.
"Tidak ada hubungannya antara diamku dengan ungkapan perasaanku yang belum kamu jawab, tapi aku pikir kamu pasti punya alasan besar kenapa tidak langsung menerima perasaanku, mungkin karena kamu ada cowok lain? aku gak tau, dan sekarang jawabannya hanya ada di kamu, kenapa aku begini sama kamu, permisi" Arsh menyudahi kata-katanya dan langsung masuk ke mobilnya tanpa menunggu lagi apa yang hendak Andrea katakan, lalu segera berlalu dari tempat tersebut.
"Arsh...!!!!" seru Andrea disela deru suara mesin mobil, tapi sia-sia karena Arsh seolah tak peduli lagi dengan Andrea.
Andrea merasakan hangat dipelupuk matanya, air mata mengalir tanpa disadarinya.
"akankah rasaku kandas sebelum aku memulainya?" batin hati Andrea disela isak tangisnya.
"Kamu kenapa Dre?!" seru Danisa penuh kekhawatiran saat mengetahui Andrea terdiam dengan linang air mata, melihat sahabatnya ada didepannya, sontak Andrea memeluk erat Danisa.
"Kamu jangan begini Dre, jangan buat aku khawatir, ayo cerita sama aku!" kata Danisa sambil mengusap usap punggung Andrea dan membalas erat pelukan Andrea, dan itu membuat Andrea sedikit merasa lega karena ada tempat untuknya bersandar dikala sedang terpuruk.
"Arshlan Dan.. hiks.. hiks..." isak Andrea masih dalam pelukan Danisa
" Kenapa Arshlan? dia menyakitimu?" tanya Danisa, tapi bukan jawaban yang ia dapatkan malah isak tangis Andrea yang semakin kencang. Disitu Danisa langsung paham, bahwa Arshlan lah penyebab Andrea menangis. Lalu diajaknya Andrea ke kantin kampus dipesankannya ia teh manis hangat.
"Minum dulu Dre biar kamu agak legaan" Danisa menyodorkan segelas teh hangat kehadapan Andrea, lalu segera diteguknya teh pemberian Danisa, setelah itu nampak Andrea merasa sedikit lega dan tak lagi terisak sekeras tadi, untung kantin sedang sepi, jadi dia tidak jadi pusat perhatian mahasiswa yang lain.
Andrea menatap Danisa yang juga menatapnya penuh pertanyaan, Andrea menyadari itu lalu ia mulai bercerita kepada Danisa apa yang baru saja dialaminya.
"Arsh menghindariku waktu ketemu aku Dan, tadi kami pertama ketemu diruang pak Dion waktu aku mau nyerahin laporan aku, tanpa menyapaku dia langsung pamit pergi dan meninggalkan tatapan dingin dan tajam kepadaku" Andrea menuturkan kejadian tadi, dan menceritakan seluruh kejadian kepada Danisa tanpa ditambah atau dikurangi.
Nampak Danisa geram menahan amarah mendengar penuturan Andrea.
"Maunya apa sih tuh cowok? bisa-bisanya dia menuduh kamu ada cowok lain hanya karena kamu belum membalas perasaannya!" seru Danisa tertahan karena tak rela sahabatnya telah dibuatnya menangis
"Aku mau pulang Dan, terimakasih kamu selalu ada saat aku butuh keluh kesah, tapi maaf, sekarang aku sedang pingin sendiri" Andrea pamit kepada Danisa sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Ya Dre, jangan sungkan gitu lah, itu gunanya sahabat. Pulang istirahat cukup dan jangan terlalu dalam mikirin perlakuan Arsh sama kamu barusan" nasehat Danisa sambil memeluk Andrea dan dibalas anggukan kepala dan senyum yang patah dari Andrea.
......................
"Dree..." panggil bu Rima sambil membuka pintu kamar Andrea, didapatinya Andrea sedang meringkuk membelakangi pintu dengan bahu bergetar, ibu Rima tau kalau anaknya sedang menangis tertahan.
Bu Rima mendekat ke tempat tidur Andrea dan duduk ditepi ranjang, diusapnya pundak Andrea dengan lembut.
"Kalau ada masalah cerita sama ibu Dre, gak biasanya kamu begini bila sedang menghadapi kesulitan, setahu ibu, anak ibu ini gadis yang tangguh loh selama ini, tapi kenapa sekarang patah semangat yaa..??" terlontar pujian dari tutur kata bu Rima tentang Andrea selama ini dalam menghadapi masalah, dan usapan lembut tak putus ia berikan dipundak dan punggung Andrea. Namun belum juga ada reaksi Andrea dengan keberadaan ibunya, ia masih terus terisak
"Arshlan kah penyebab anak ibu begini?" tebak ibu Rima, dan itu sontak membuat Andrea berbalik kearah ibu Rima dan meletakkan kepalanya dipangkuan ibu Rima sambil mengeraskan suara tangisannya.
"Ibuuu...!!" serunya disela tangisannya...
"Ssssshhh... jangan keras-keras nangisnya, nanti kalau ada yang dengar kamu malu lhoo, nasehat bu Rima agar Andrea memelankan suaranya.
"Bu, kenapa aku harus patah hati sebelum memulai membuka hati, apa salah aku bu? apa karena fisikku yang gak menarik sampai cowok itu bersikap dingin hanya karena aku minta waktu untuk membalas pernyataan perasaannya, bahkan dia menuduhku kalau itu hanya alasanku karena aku sudah ada cowok lain dihatiku, tuduhan macam apa itu? bahkan aku pacaran sekalipun belum pernah" Andrea menumpahkan curahan hatinya kepada ibu Rima, dan itu malah membuat ibu Rima tersenyum.
"Anak ibu sedang jatuh cinta rupanya" goda bu Rima
"Aahhh...! Ibuu...! " seru Andrea merajuk
"Kenapa sih cowok tu gampang banget mainin perasaan cewek, ini hati bukan roller coaster!" lanjut Andrea berseru sambil meremas baju dibagian dadanya.
"Ibu pikir ini hanyalah kesalah pahaman kalian, coba kamu ingat kembali, apa kamu pernah membuat hal mencurigakan sampai Arsh mengira kamu sudah punya pacar. Ayo sekarang mandi lalu makan, kamu sampai sesore ini belum makan, jangan karena terlalu memikirkan masalahmu malah membuat sakit badan kamu, ayook banguun..." ibu Rima mengakhiri nasehatnya sambil mengangkat kepala Andrea agar segera beranjak dan melaksanakan perkataannya, dan Andrea hanya bisa menurut dengan perintah bu Rima,
......................
Andrea makan dengan lahap ditemani ibu Rima dimeja makan dapur saat seseorang masuk tanpa mereka sadari.
"Hmmm... rupanya lagi pada disini, pantesan aku datang gak ada yang menyambut" seru sebuah suara memgejutkan Andrea dan bu Rima
"Hahh!! kakaakkk...!!!" seru Andrea riang sambil beranjak dari tempat duduknya hendak memeluk sang penyapa yang ternyata kakak Andrea, kak Andra namanya.
"Eeeiiits...stop! aku gak mau disentuh sama tangan kotor kamu itu!" kak Andra berseru menggoyangkan jari telunjuknya ke Andrea sambil berlalu ke dekat bu Rima lalu mencium tangan bu Rima, dan mendengar perkataan kakaknya, Andrea hanya mengerucutkan bibirnya.
" Iyaaa, aku cuci tangan duluu, tapi bentar ya, tanggung nihh..." kata Andrea paham dengan larangan kakaknya dan melanjutkan makannya yang tinggal beberapa suap.
"Katanya pengen langsing tapi apa aja masuk, gak mau diet, kapan cita-cita bisa terwujud neng!" seru kak Andra menggoda adiknya dan cuma dibalas juluran lidah dari adiknya sambil berlalu kearah wastafel untuk mencuci tangan dan piring kotor bekas dia makan, setelah mengeringkan tangannya, Andrea menuju kak Andra dan langsung memeluknya dari belakang.
" Kak, keluar yuk, Dre lagi suntuk banget nihh, bener-bener butuh hiburan" rengek manja Andrea kepada kakaknya, dan kak Andra memandang kearah ibu Rima penuh tanya, dan ibu Rima hanya menganggukkan kepalanya sambil mengusap punggung kak Andra, dan ternyata Andra sangat peka dengan kode yang diberikan ibu Rima.
"Ya udah sana kamu siap-siap dulu, kakak pingin ngeteh bentar, haus nih baru datang langsung diajak pergi lagi" kata-kata Andra bagaikan suntikan tenaga bagi Andrea, tanpa diperintah dua kali Andrea langsung berlari ke kamarnya untuk bersiap.
Saat Andrea dikamar, kak Andra meminta penjelasan ke ibu Rima, karena terlihat mata Andrea yang sedikit bengkak, dan ibu Rima hanya memberikan opininya tentang permasalahan Andrea, karena beliau belum mendengar cerita dari Andrea langsung, tapi ibu Rima menyimpulkan bahwa Andrea begini karena Arshlan, karena saat ibu Rima menyebut nama itu, Andrea semakin keras terisak.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments