Bertemu Lagi

Pagi hari menjelang subuh sudah ada hiruk pikuk kehidupan di yayasan yatim piatu tempat Andrea tinggal, ya! peraturan di yayasan itu mengharuskan seluruh penghuninya untuk bangun sebelum subuh agar bisa bersiap siap untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Selain itu agar mereka tidak terlambat berangkat sekolah karena harus berebut keperluan aktifitas pagi jelang sekolah mereka.

Jam telah menunjukkan pukul 06.30 saat pak Wardi membunyikan klakson minibusnya untuk mengantar semua penghuni panti yang masih bersekolah. Yayasan Kasih Ibu, yang didirikan ibu Rima dan suaminya sejak sepuluh tahun yang lalu termasuk yayasan yang beruntung karena memiliki donatur tetap yang bisa dikatakan orang berada dan sangat loyal, untuk itulah kenapa mereka bisa memiliki minibus pribadi sebagai sarana antar jemput sekolah anak anak asuhnya.

Tapi sayang, saat lima tahun berdirinya yayasan, suami ibu Rima yaitu bapak Haris, meninggal setelah hanya dirawat satu hari di rumah sakit akibat serangan jantung. Dan ibu Rima tidak seberuntung ibu ibu yang lain, karena ibu Rima tidak mempunyai keturunan tapi ia beruntung karena dipertemukan dengan keluarga baru sebelum ditinggal oleh suaminya.

" Dre, kamu tidak ke kampus?" tanya bu Rima setelah melepas semua anak asuhnya berangkat sekolah

" Enggak bu, aku masih harus merevisi skripsiku, masih ada kekurangan sedikit" jawab Andrea.

Ya, saat ini Andrea sudah hampir selesai kuliah, tinggal menunggu skripsinya disetujui oleh dosen pembimbingnya.

" Bu, nanti Dre ijin mau ke mall, ada keperluan yang harus Dre cari" kata Andrea meminta ijin.

" Boleh, sama Danisa atau sendiri?" tanya ibu Rima

" Sama Danisa bu, ini dia sudah jalan ke sini" jawab Andrea

" Ooh, syukurlah kalau ada teman, biarpun ibu tau kamu bisa jaga diri sendiri, tapi ibu lebih tenang kalau kamu pergi ada teman" kata ibu tersirat rasa khawatir di matanya.

" Iya bu, terimakasih karena selalu menghawatirkan Dre" kata Andrea sambil memeluk ibu Rima

" Ya sudah, kamu siap siap keburu Danisa sampai, ibu mau lanjutin kerjaan ibu" perintah ibu Rima dan dijawab anggukan oleh Andre.

Tak berapa lama, Danisa sampai dengan mengendarai motor matiknya, setelah berpamitan mereka bergegas pergi.

" Mau cari apa sih mbul, tumben pagi bener ngajak ngemall?"

tanya Danisa saat mereka memasuki mall

" Ya adalah Dan, keperluanku sudah menipis, sama pengen liat film juga, mau gak kamu?" Tanya Andrea disambut wajah berbinar dari sang sahabat

" Jangan tanya lah mbul, mau bangeett!!" Jawab Danisa kegirangan.

" Denger kata nonton aja langsung sigap, dan juga kapan sih kamu panggil aku nama, seenak aja ganti ganti nama orang." Seru Andrea pura pura sewot, padahal dia tidak masalah dengan panggilan kesayangan dari sahabatnya itu.

" Iya iya Andrea sayang yang paling gembul." Goda Danisa disambut Andrea dengan memutar bola mata malas, dan langsung melengos meninggalkan Danisa yang sedang menertawakannya.

" Eittss tunggu mbul!!" Seru Danisa sambil berlari mengejar Andrea.

Sebelum mereka belanja dan nonton, Andrea masuk ke tempat kebugaran langganannya di mall tersebut, yah Andrea bertekat menurunkan berat badannya agar tidak diejek sama orang yang tak menyukainya, walaupun sebenarnya dia nyaman-nyaman saja dengan keadaan dirinya yang sekarang. Yah, walaupun dia harus menyisihkan uang jajannya untuk bisa menjadi member di gym tersebut.

Andrea membeli popcorn dan minuman untuknya dan Danisa saat Danisa sedang membeli tiket masuk bioskop, dan saat berbalik ada suara yang memanggilnya, dan spontan Andrea celingak-celinguk mencari sumber suara yang masih agak asing di telinganya, ternyata Arshlan lah pemilik suara tadi.

" Eehh Arsh!!" seru Andrea kaget melihat Arshlan berada di depannya.

" Mau nonton juga?" tanya Arshlan

" I-Iyaa..." jawab Andrea gugup karena mendapat tatapan penuh tanya dari Danis di belakang Arshlan

" Wah, bisa nonton bareng dong!" seru Arshlan

" Ya, kalau sahabat aku setuju sih, gapapa" jawab Andre

" Ooh, kamu tidak sendiri? mana sahabat kamu?" tanya Arshlan sambil tengak-tengok, dan saat mata Arshlan bertemu pandang dengan mata Danisa, Danis memasang senyum jahilnya,

" Di sini.." jawab Danisa sambil memamerkan deretan giginya.

Danis pun tidak keberatan dengan adanya Arshlan, karena ternyata Arshlan pun tidak sendiri, ia juga bersama beberapa temannya.

Selesai menonton, mereka makan bersama sebelum pulang ke rumah masing masing.

Saat hendak pulang Arsh berniat mengantar Andrea pulang, tapi tentu saja Andrea menolaknya, karena dia datang bersama Danisa, pulang pun harus bersama, walaupun Danis tidak masalah jika harus pulang sendiri, tapi tetap saja Andrea tidak mau. Akhirnya Arshlan pun melepas mereka dengan sorot mata kecewanya tapi juga salut dengan rasa kesetiakawanan yang ditunjukkan Andrea.

Sesampai di rumah, Andrea langsung dicecar banyak pertanyaan dari Danisa, dan tanpa sengaja, ibu Rima mendengarkan perdebatan anaknya dan sahabatnya, Danisa minta penjelasan saat itu juga tapi Andrea mengulurnya untuk bersabar sementara karena kapan kapan saja dia akan menjelaskan.

" Rupanya ini yang membuat anak ibu senyum senyum sendiri saat makan semalam." Kata ibu Rima sambil berjalan mendekati kedua gadis yang sedang berdebat. Dan keduanya pun dibuat kaget dengan kedatangan ibu yang tiba tiba, dan Danis pun memandang ibu Rima dengan penuh tanya atas perkataan ibu Rima barusan.

" Tanyakan saja sama sahabat kamu." Kata ibu Rima yang mengerti arti tatapan Danisa, dan Danispun memandang Andrea penuh tanya.

" Iya deh aku jelasin." Kata Andrea menyerah, dan akhirnya menjelaskan dari awal pertemuannya dengan Arshlan

" Kenapa juga kemarin aku ada perlu lain, kalau enggak kan aku bisa lihat langsung momen kamu itu, dan sepertinya ada yang jatuh cinta pada pandangan pertama nih." celetuk Danisa sambil tersenyum nakal ke arah Andrea.

" Apaan sih Dan?!" sahut Andrea sambil memukul pelan paha sahabatnya, dan disambut tawa Danis dan juga ibu Rima.

Disaat asyik melanjutkan perbincangan mereka, tiba tiba telepon rumah ibu Rima berdering, dan ibu Rima pun beranjak untuk mengangkat telepon tersebut, terlihat ibu Rima sangat gembira berbincang dengan sang penelpon, dan tak lama terlihat ibu Rima menaruh gagang telepon tanda perbincangan telah usai.

Tapi terlihat Andrea tidak sok mau tau siapa sang penelpon, dan saat ibu Rima kembali ke tempat duduk semula, Danisa meminta ijin pulang dan Andrea pun berpamitan ke kamar buat istirahat setelah mengantar Danisa sampai depan pintu pagar.

Di kamar, Andrea masih senyum senyum sendiri membayangkan pertemuannya dengan Arshlan, asyiknya Arshlan saat ngobrol, bahkan Arshlan tidak merasa malu saat bersama Andrea yang nota bene bukan type cewek pacarable, sedangakan teman-teman lelaki Andrea yang terbilang biasa-biasa saja baik penampilan maupun ekonominya seolah enggan berdekatan dengan Andrea, type mereka sok ketinggian, padahal modal pas-paasan. Membayangkan itu Andrea semakin terkikik miris, hingga tak terasa mata pun terpejam karena kantuk dan lelah yang sudah tak tertahan

...****************...

Episodes
1 Awal Pertemuan
2 Bertemu Lagi
3 Semakin Akrab
4 Curiga
5 Menghindar
6 Penjelasan
7 Sisi Lain Andrea
8 Mendapat Ejekan
9 Terkuak
10 Realita
11 Tekad Andrea
12 Metamorfosa Andrea
13 Tidak Dikenali
14 Kerjasama
15 Weekend
16 Daniel Danisa
17 Karang itu akhirnya runtuh
18 Office Girl
19 Cerita Xander
20 Ketahuan
21 Kangen
22 Jumpa Arsh kembali
23 Mendadak Dilamar
24 Cemburu?
25 Nasehat Ibu
26 Profesionalitas Dan Perasaan
27 Tumbang.
28 Andhara Or Andrea?
29 Obyek Tak Terduga
30 Insiden Di Parkiran
31 Mendapat Sidejob
32 Lunch With Xander
33 Harapan Tante Mira
34 Identitas Yang Terbuka
35 Pernikahan Danisa
36 Perdebatan Dua Bersaudara
37 Undangan Makan Siang
38 Xander, The Mood Breaker
39 Curahan Hati
40 Tanggapan Mama Andrea
41 Cobaan Hati
42 Kontras
43 Bara Dalam Hati
44 Kunjungan Sahabat
45 Ketakutan Raisa
46 Senjata Makan Tuan
47 Bersaing.
48 Perjuangan Arshlan
49 Pergulatan Hati
50 Bak Dewi Penyelamat
51 Keputusan
52 Mendapat Kenalan Baru
53 Saling Bertanya
54 Saling Goda dan Rumpi
55 Kabar
56 Papa Sakit
57 Pertanyaan Sulit
58 Penyemangat
59 Duka keluarga Abimana.
60 Saatnya Bangkit Dari Keterpurukan
61 Restu Mama Dan Cerita ibu
62 Pengintaian
63 Menangkap Pelaku
64 Sebuah Alasan
65 Misteri Masa Lalu
66 Menarik Laporan
67 Penuturan Arik
68 Penjelasan Adis
69 Penyesalan Arik Dan Dukungan Andrea
70 Pengalaman Pertama Andrea
71 Permintaan Bapak Daniswara
72 Fitting
73 Hari H
74 Happy Ending
75 Sekretaris Baru
76 Pengalaman Hari Pertama
77 Teman Baru Kinanti
78 Posesif Xander
79 Hari Terakhir Bulan Madu
80 Tidak Jelas
81 Perseteruan Xan-Dre
82 Perilaku Aneh Andrea
83 Seperti Nyonya Dan Pelayannya
84 Kecemburuan Arshlan
85 Positif
86 Efek Jera
87 Perasaan Xander
88 Menepis Perasaan
89 Damainya Dua Bersaudara
90 Saling Jaga Gengsi
91 Perang Batin Kinanti
92 Penilaian Kinanti
93 Prasangka Kinanti
94 Jawaban Semua Pertanyaan
95 Restu Keluarga
96 Andrea Melahirkan
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Awal Pertemuan
2
Bertemu Lagi
3
Semakin Akrab
4
Curiga
5
Menghindar
6
Penjelasan
7
Sisi Lain Andrea
8
Mendapat Ejekan
9
Terkuak
10
Realita
11
Tekad Andrea
12
Metamorfosa Andrea
13
Tidak Dikenali
14
Kerjasama
15
Weekend
16
Daniel Danisa
17
Karang itu akhirnya runtuh
18
Office Girl
19
Cerita Xander
20
Ketahuan
21
Kangen
22
Jumpa Arsh kembali
23
Mendadak Dilamar
24
Cemburu?
25
Nasehat Ibu
26
Profesionalitas Dan Perasaan
27
Tumbang.
28
Andhara Or Andrea?
29
Obyek Tak Terduga
30
Insiden Di Parkiran
31
Mendapat Sidejob
32
Lunch With Xander
33
Harapan Tante Mira
34
Identitas Yang Terbuka
35
Pernikahan Danisa
36
Perdebatan Dua Bersaudara
37
Undangan Makan Siang
38
Xander, The Mood Breaker
39
Curahan Hati
40
Tanggapan Mama Andrea
41
Cobaan Hati
42
Kontras
43
Bara Dalam Hati
44
Kunjungan Sahabat
45
Ketakutan Raisa
46
Senjata Makan Tuan
47
Bersaing.
48
Perjuangan Arshlan
49
Pergulatan Hati
50
Bak Dewi Penyelamat
51
Keputusan
52
Mendapat Kenalan Baru
53
Saling Bertanya
54
Saling Goda dan Rumpi
55
Kabar
56
Papa Sakit
57
Pertanyaan Sulit
58
Penyemangat
59
Duka keluarga Abimana.
60
Saatnya Bangkit Dari Keterpurukan
61
Restu Mama Dan Cerita ibu
62
Pengintaian
63
Menangkap Pelaku
64
Sebuah Alasan
65
Misteri Masa Lalu
66
Menarik Laporan
67
Penuturan Arik
68
Penjelasan Adis
69
Penyesalan Arik Dan Dukungan Andrea
70
Pengalaman Pertama Andrea
71
Permintaan Bapak Daniswara
72
Fitting
73
Hari H
74
Happy Ending
75
Sekretaris Baru
76
Pengalaman Hari Pertama
77
Teman Baru Kinanti
78
Posesif Xander
79
Hari Terakhir Bulan Madu
80
Tidak Jelas
81
Perseteruan Xan-Dre
82
Perilaku Aneh Andrea
83
Seperti Nyonya Dan Pelayannya
84
Kecemburuan Arshlan
85
Positif
86
Efek Jera
87
Perasaan Xander
88
Menepis Perasaan
89
Damainya Dua Bersaudara
90
Saling Jaga Gengsi
91
Perang Batin Kinanti
92
Penilaian Kinanti
93
Prasangka Kinanti
94
Jawaban Semua Pertanyaan
95
Restu Keluarga
96
Andrea Melahirkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!