Ponsel yang di simpan Andrea dipouch pinggangnya bergetar saat Andrea sedang melakukan rutinitas sore hari, yaitu lari keliling lintasan luar stadion didekat tempat tinggalnya, segera diangkatnya panggian masuk di hapenya yang ternyata Arsh.
"Hallo..!" sapa Andrea
" Dre, lagi dimana? " tanya suara diseberang yang sudah dikenali Andrea.
" Di stadion nih Arsh, biasa lah, keliling stadion" jawab Andrea
" Besok pagi ada acara gak? kalau free, ikut acara aku yuk!" ajak Arsh
" Acara apa kalau boleh tau?" tanya Andrea
" Kumpul teman aja, aku mau kenalin kamu ke teman-teman." jawab Arsh
" Ehmm... tapi aku ajak Danisa ya, aku gak enak kalau cuma sendiri mana gak ada yang aku kenal kan, kecuali kamu." kata Andrea mengajukan syarat.
" Iya, gak cuma Danisa juga boleh, kalau ada teman yang lain mau ikut" sahut Arsh meyakinkan Andrea.
" Danisa aja, gak ada yang lain kok." sahut Andrea.
" OK, besok jam sepuluh dah standby aku jemput yaa" pinta Arsh
" Gak usah repot Arsh, kamu shareloc aja, biar aku sma Danis naik motor aja." sahut Andrea.
" Iya deh, aku ngikut apa mau kamu aja" pasrah Arsh
" OK, sampai jumpa besok, bye." pamit Andrea
" Bye.." balas Arsh, kemudian menutup percakapan mereka.
" Ada apa sama Arsh? kok bawa bawa nama aku segala sih??" tanya Danisa heran
" Besok Arsh ngajak aku datang ke acaranya, aku mau dengan syarat harus sama kamu, ehh ternyata dibolehin, bahkan kalau mau bawa teman lebih dari kamu juga dibolehin" jelas Andrea disambut senyum memggodanya Danisa
" Hmmmm...jangan jangan ada yang udah taksir menaksir nihhh.." goda Danis pada Andrea
" Apaan sih Dan, aku tau diri juga kali, bahkan untuk ge-er aja aku gak berani" sahut Andrea sendu
" Hey Dre! Kamu jangan insecure begituu, kamu tu punya segalanya, manis. Coba deh kamu tu mau polesan dikit aja, hmmm aura bidadari kamu keluar" seru Danisa berusaha mencairkan suasana, ia tidak mau Andrea tenggelam dengan rasa tidak percaya dirinya.
Andrea tersenyum menanggapi celotehan Danisa, yah! Andrea selalu merasa beruntung memiliki keluarga dan sahabat yang selalu mendorongnya untuk keluar dari rasa tidak percaya diri hanya karena fisiknya yang boleh dikatakan agak berisi.
Sebenarnya untuk segala hal, Andrea bukanlah gadis yang gampang minder, tapi hanya untuk urusan cowok saja Andrea tidak pernah berani blak-blakan dengan perasaannya.
" Eh! betewe Dre, kamu udah tau latar belakang Arsh? Ya keluarganya, pendidikannya, atau mungkin dia udah kerja atau bisnis apa gitu?" cecar Danisa dengan rasa keingin tahuannya.
" Aku gak sekepo itu juga kali Dan, kami belum begitu lama kenal, jadi aku gak berani banyak tanya tentang masalah pribadinya, kecuali kalau Arsh bercerita tentang latar belakang dia itu sudah beda lagi ceritanya" jawab Andrea bijak
"Iya juga sih, semoga aja Arsh benar benar tulus untuk berteman sama kamu" kata Danisa penuh harap.
" Aamiin... Yang penting buang rasa curiga berlebihan kita, tapi waspada memang gak ada salahnya" jawab Andrea
" Bukannya sama aja yaa??" sahut Danisa sambil memutar bola matanya malas
" Entahlah!" seru Andrea sambil mengedikkan bahunya membuat Danisa gemas ingin memukul tangan Andrea, tapi belum sempat tangan Danisa sampai tangannya, Andrea lebih dulu berlari memghindar untuk melanjutkan olahraganya, dan disusul Danisa dengan rasa sedikit kesalnya.
......................
Andrea memacu motornya menuju rumah Danisa untuk kemudian menuju sebuah alamat yang diberikan Arsh.
Sebelum mereka berangkat, Andrea mengaktifkan maps diponselnya.
" Dre, kayak pernah denger, eh itukan kawasan perumahan elit?!" seru Danisa serasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya diponsel Andrea.
" Trus apa masalahnya?" jawab Andrea santai.
" Arsh bukan dari keluarga sembarangan dong Dre kalau begitu" sahut Danisa
" Entahlah Dan, bisa jadi itu juga bukan rumah Arsh, atau mungkin emang rumahnya, tapi apa salahnya kita berteman dengan orang dari kawasan elit? Selama mereka tulus, kenapa enggak?" terang Andrea bijak
" Iya deh Dre, aku ikut saja sama opini kamu, tapi perlu dicurigai gak sih? seorang Arshlan cowok ganteng diatas rata-rata yang pasti jadi idaman para cewek, anak dari keluarga elit, dengan mudahnya mau berteman dengan kita yang nota bene, jauh dari standart mereka" jelas Danisa dengan rasa agak curiganya.
" Dan, kamu selalu menasehatiku agar jangan terlalu insecure dalam menghadapi kekurangan kita, tapi sekarang apa? Kenapa malah kamu yang insecure sendiri??" gelak Andrea mengingatkan perkataan sahabatnya.
" Yeee, itu lain ceritanya mbulll" sahut Danisa sambil mengerucutkan bibirnya dan hanya disambut tawa oleh Andrea.
" Ya udah yuk berangkat, udah hampir jam sepuluh nih, nanti gak enak kalau telat kelamaan" ajak Andrea dijawab anggukan oleh Danisa, kemudian mereka segera berangkat ke rumah Arsh.
Hampir duapuluh menit perjalanan, Andrea dan Danisa sampai juga dialamat yang mereka tuju.
"Bener ini rumahnya Dre?" tanya Danisa ragu, karena suasana rumah terlihat sepi seperti tidak ada kegaduhan khas kumpul bareng.
" Aku telpon Arsh dulu deh" sahut Andrea, lalu segera menelpon Arsh, tak sampai menunggu lama, Arsh mengangkat panggilan Andrea.
" Hallo Arsh! aku udah didepan rumah sesuai yang kamu berikan, tapi aku takut salah masuk, kok suasana sepi banget, dan juga security gak ada dipos depan" kata Andrea menjelaskan keraguannya.
" Tunggu sebentar, aku kedepan" jawab Arsh sambil menutup sambungan telponnya. Dan tak berapa lama, terlihat pintu gerbang tinggi itu bergeser dan dari dalam muncul sosok Arsh, dan itu membuat Andrea lega karena tidak salah rumah.
Arsh memanggil security untuk memarkirkan motor Andrea dan segera mengajak kedua gadis itu masuk kerumah, ternyata sudah banyak teman-teman Arsh dihalaman belakang yang tergolong luas itu. Tampak keraguan pada diri Andrea melihat kearah teman-teman Arsh, tanpa sadar Andrea menghentikan langkahnya dan menggenggam erat tangan Danisa, dan keadaan itu tak luput dari pandangan Arsh yang berjalan disamping Andrea.
" Kamu kenapa Dre?? " tanya Arsh saat Andrea menghentikan langkahnya, begitupun Danisa, tapi Danisa lebih mengerti suasana yang sedang Andrea dapati ia hanya bisa menguatkan Andrea dengan membalas genggaman tangan Andrea.
" Aku gak bisa melanjutkan ini Arsh, aku takut" jawab Andrea dengan suara sedikit bergetar. "Aku takut hanya akan jadi bahan ejekan teman teman kamu, aku gak mau buat kamu malu" lanjut Andrea.
"Ya ampun Dre, jangan berpikir seperti itu lah, mereka udah tau tentang kamu kok, dan mereka fine fine aja aku mau berteman dengan siapa, jadi buang jauh rasa tidak enak kamu pada semua teman temanku, kita semua sama, aku gak pernah pilih pilih teman, andai dalam pertemanan kami ada yang seperti itu, aku yang mengusir mereka langsung untuk berhenti menjadi kawan aku." kata Arshlan menguatkan, dan itu membuat hati Andrea mantap untuk berbaur pada lingkungan sekitar Arshlan yang bertolak belakang dengan keseharian Andrea.
......................
Acara berlangsung dengan sangat meriah, yah, acara itu dibuat Arsh untuk pertemuannya dengan Andrea, ia memgumumkan kedekatannya dengan Andrea kepada semua teman dan sahabatnya, tentu saja Andrea terbelalak tidak percaya, seorang yang nyaris sempurna seperti Arshlan mengungkapkan perasaannya terhadap gadis seperti Andrea yang nota bene kalah jauh dari segi penampilan maupun ekonomi dengan gadis gadis di circle pertemanan Arshlan, apalagi tidak semua yang hadir tulus bisa menerima Andrea, karena banyak tatapan sinis yang Andre terima, walaupun berbalut suka, tapi Andrea tau mana yang benar tulus bisa menerimanya mana yang tidak.
"Aku butuh waktu untuk menjawabnya Arsh, ini terlalu cepat bagiku" kata Andrea dengan suara bergetar dan wajah yang tertunduk, Andrea tidak mau melihat tatapan lebih sini dari para gadis yang hadir
"Gapapa Dre, aku maklum, aku tunggu jawaban kamu, kalau bisa jangan lama-lama ya" kata Arsh tersenyum sambil mengelus punggung Andrea untuk menguatkan.
Andrea tidak bisa berlama lama lagi, dia pun mengajak Danisa untuk segera pergi dari rumah Arsh, walaupun ditahan untuk pulang nanti tapi Andre sudah tidak bisa dan Arsh yang menghargai perasaan Andrea hanya bisa merelakan Andrea pulang dan tak mau diantarkanya, karena Andrea tidak mau meninggalkan Danisa pulang sendirian.
Arsh mengantar kepergian kedua gadis itu sampai diluar gerbang dan melihat kepergian mereka, tapi belum sampai ditikungan kompleks, Arsh melihat ada mobil berhenti memotong laju motor Andrea, dan terlihat seorang lelaki turun dari mobil, saat Arsh hendak lari untuk menolong kedua gadis itu, justru pemandangan tak terduga yang ia dapatkan, Andrea justru memeluk sang lelaki itu dengan eratnya, tanpa mengetahui kalau sepasang mata Arsh melihat adegan itu.
"Jadi itu alasannya kamu tidak langsung menerima perasaanku" gumam Arsh menggeretakkan gigi dan mengepalkan erat tangannya, kemudian masuk rumah dengan perasaan marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments