Dominic pergi ke Bandara keesokan harinya setelah mencari data mengenai wanita semalam yang ditidurinya. Dominic masuk ke pesawat VIP. Pesawat itu lepas landas menuju Los Angeles. Beberapa lama kemudian Dominic telah sampai ke bandara dan langsung menemui orang yang sudah dia hubungi. Koneksi Dominic begitu luas karena keluarga Xavier.
Dominic masuk ke mobil ferari hitam setelah mengambil kunci dari pria bawahannya. Dominic berpisah dengan pria tersebut yang membawa kopernya ke apartemennya. Sedangkan Dominic pergi mencari alamat wanita itu.
Dominic melajukan mobil dengan kecepatan sedang sambil tersenyum menyeringai ketika mengetahui siapa Rosiana.
Dominic telah sampai di pelataran depan mansion milik Rosiana dengan jarak cukup jauh.
Dominic mengintai wanita itu yang keluar dari mansionnya. Dominic mengikuti wanita itu sampai ke butik.
Dominic hanya berdiam sembari menikmati keseharian wanita yang mengganggu pikirannya dalam semalam.
Sweety, kita akan ketemu kembali. Tunggulah aku untuk menjemputmu.
Lalu Dominic pergi melajukan mobilnya ke apartemen dan membersihkan diri setelah seharian menguntit Rosiana. Ketika dirinya tengah asyik menikmati suasana Los Angeles tiba-tiba Dominic mendapatkan kabar dari daddy-nya untuk menangani masalah pekerjaan yang berada di Bangladesh. Dominic kemudian bergegas menghubungi bawahannya untuk menyiapkan helikopter untuk penerbangan ke Bangladesh malam ini.
Kini Dominic menangani kebocoran data dengan menghubungi pegawainya yang berada di Bangladesh lewat chat.
Dominic :
Bagaimana perkembangan di sana?
Salim:
Belum tahu tuan. Kami sedang berusaha.
Dominic :
Baiklah, kalian usahakan semua data tidak bocor.
Dominic :
Kamu minta para keamanan untuk mencari pelaku yang telah membocorkan data-data kita dan hubungi Dante.
Salim :
Baik tuan.
Setelah berhubungan lewat chat Dominic menyuruh Lucas yang berada di Bangladesh untuk ikut membantu menangani kebocoran data.
Dominic sekali lagi harus menghubungi seseorang lewat chat.
Dominic :
Lucas, jika kamu masih di Bangladesh aku minta bantuan kamu untuk membantu para pegawai untuk meminimalisir kebocoran data agar saham tidak menurun.
Beberapa menit kemudian Lucas membalas chat dari Dominic.
Lucas :
Aku sudah ada di kantor bersama dengan Jorsh.
Setelah membaca chat dari Lucas, hati Dominic sedikit lega.
Beberapa lama kemudian Dominic telah tiba di area helipad dan turun dari helikopter. Dominic langsung bergegas menuju mobil dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh yang diikuti oleh para pengawalnya.
Dominic langsung masuk ke gedung yang megah dengan sedikit gusar. Dominic tidak ingin kebocoran data mengakibatkan pemasarannya menjadi menurun dan merugikan penanam saham.
Dominic berjalan menghampiri Lucas yang tengah fokus berkutat dengan keyboard dan layar monitor.
“Bagaimana Lucas? Apakah kamu sudah meminimalisir kebocoran data besar-besaran ini?”, tanya Dominic.
“Aku sudah berusaha setengahnya dan ada beberapa data yang sudah tercuri oleh hacker. Mereka sangat hebat. Aku mengakui kepintaran para hacker yang dikerahkan oleh penyabotase data milik kita yang notabenenya kode keamanan kita jarang kena sabotase”, ucap Lucas.
“Sepertinya di wilayah kita ada mata-mata”, ucap Dominic dengan dugaannya.
“Kalau begitu aku juga harus turun tangan walaupun sampai pagi”, ucap Dominic mengambil tempat duduk di sebelah Lucas.
Pukul 08.00 pagi mereka telah menyelesaikan pekerjaannya. Mereka menghembuskan nafas lega dengan menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Begitupun dengan Jorse.
“Akhirnya kita bisa menemukan kode hacker yang sudah menyabotase data milik kita”, ucap Dominic.
“Ya, kamu seharusnya memberikan bonus kepada kami yang sudah berusaha mati-matian untuk melindungi data”, ucap Lucas.
“It’s okay, aku akan memanjakan mereka selama satu minggu untuk makan enak secara gratis dengan tiket hiburan selama dua hari”, ucap Dominic.
“Ide bagus”, sela Jorse dengan senyum unjuk gigi.
Sementara Rosiana yang tengah sibuk melayani pelanggan tiba-tiba bertubi-tubi ada seseorang yang mengirimkan bunga dan cokelat untuknya sampai butik itu penuh dengan karangan bunga dan cokelat. Sampai Rosiana membagi-bagi kepada pelanggan karena tidak mungkin dirinya menghabiskan cokelat yang segunung itu.
Rosiana sangat kesal kepada pengirim barang ke butiknya sampai momy-nya terheran.
“Sayang, kali ini kita dipenuhi hadiah dari penganggum rahasia kamu semenjak dua hari. Momy sampai heran sama penganggum rahasia kamu”, ucap Grace.
“Heran kenapa mom?”, tanya Rosiana.
“Ya heran dong sayang. Kamu kan tidak pernah memiliki teman sebanyak itu kecuali Levien dan Angel”, ucap Grace.
“Sudahlah mom, kita tidak perlu menyebut mereka lagi. Mereka teman yang tidak tahu terima kasih”, kesal Rosiana.
Grace mendengar nada bicara Rosiana seperti itu kemudian menduga masalah yang sedang dihadapi putrinya. Grace tidak ingin melanjutkan pembicaraan yang sensitif lagi. Grace mengenyahkan dan mencari tahu sendiri masalah putri semata wayangnya.
Sedangkan Dominic yang sedang berada di kamarnya tengah tersenyum menyeringai sambil memandang pemandangan luar lewat jendela kamarnya dengan menikmati secangkir kopi dan tangan kiri masuk ke kantong celana panjangnya.
Sweety, semoga kamu senang dengan pemberian aku.
Usai menangani masalah pekerjaan di Bangladesh, Leon, Jorse dan Lucas kembali ke Jerman tempat kelahiran mereka.
Tatkala mereka sedang menuju ke tempat asalnya, kini Alena tengah termangu memikirkan cara mencari gadis kecil itu. Ketika tengah termangu, Devan dari belakang memanggil momy-nya sampai Alena tersentak kaget.
Devan melihat momy-nya seperti itu langsung bertanya ke permasalahan yang saat ini dipikirkan oleh momy-nya.
“Momy pasti memikirkan gadis itu lagi”, ucap Devan dengan menduga.
“Iya boy”, ucap Alena sesuai dugaan Devan.
“Mom, tenang saja. Devan akan membantu mencari gadis itu. Tapi apabila tidak ketemu momy harus berjanji untuk melupakan gadis itu”, ucap Devan sambil mengambil roti tawar.
“Iya momy janji”, ucap Alena meski hatinya mengatakan tidak rela.
“Tapi mom, apabila kita mencari gadis kecil itu anak almarhum aunty monica akan sulit. Kita hanya memiliki foto waktu kecil saja. Ini sudah lima belas tahun lebih mom”, ucap Devan.
“Momy yakin dengan feeling momy. Kali ini kita pasti bisa menemukan”, ucap Alena dengan penuh keyakinan.
Di tengah perbincangan antara Devan dan Alena, Lucas datang dan memotong pembicaraan keseriusan Devan dan momy-nya. Lucas ikut bergabung dan mengambil roti bakar dengan diolesi selai kacang. Lucas ikut berdalih bersama Alena dan Devan.
“Apa yang sedang kalian bicarakan?”, tanya Lucas yang tiba-tiba datang.
“Kami sedang membicarakan gadis gendut itu yang selalu dibicarakan oleh momy sampai kebawa mimpi”, jawab Devan.
“Apa yang diucapkan oleh Devan benar mom?”, tanya Lucas sambil menikmati rotinya.
“Iya Lucas”, ucap Alena.
“Tenang saja mom nanti Lucas, akan ikut mencari. Besok kita ke Indonesia. Semoga ini keberuntungan kita Mom. Oh ya Daddy apa masih belum selesai dinasnya ke New york?” ucap Lucas
“Menurut momy nanti malam Daddy akan pulang karena besok dia akan ikut menemani momy mencari anak itu”, ujar Alena.
“Oke, Devan akan menyuruh Alex mengurus semua untuk keberangkatan besok ” kata Devan.
Devan menghabiskan susu dan meninggalkan Lucas dengan momy-nya. Kemudian dia pergi menemui Dominic di kantornya dengan membawa undangan dari Leon untuk seluruh keluarga Xavier. Ketika sampai di depan pintu Devan langsung masuk tanpa mengetuk namun orangnya tidak ada di ruang.
“Kemana dia pergi?”, gumam Devan berjalan menuju ke meja sekretaris dekat ruang kerja Dominic.
“Kemana perginya bos kalian manis?”, tanya Devan dengan mata genit membuat kedua wanita leleh dengan godaan Devan.
“Beliau sedang menemui klien tuan”, ucap salah satu sekretaris.
Ketika Devan tengah berbicara dengan dua sekretaris di depannya. Devan melihat Ellizabeth menuju kemari. Devan langsung menyapa mantan kekasih Dominic.
“Hai Elli”, sapa Devan.
“Ngapain kamu ke sini Dev?”, tanya Ellizabeth.
“Aku ke sini ada keperluan masalah pekerjaan”, jawab Devan.
“Justru aku yang harusnya bertanya. Kenapa kamu datang ke kantornya Dominic? Secara kamu sudah tidak ada lagi hubungan dengan Dominic. Bukankah kalian sudah putus cukup lama?”, sarkas Devan yang mengenai hatinya.
“Aku ke sini karena ada perlu dengan mantan kekasihku itu”, ucap Elli dengan menahan perasaan kesal terhadap Devan.
“Perlu apa?”, tanya Devan.
Ellizabeth mencari alasan dengan kata ehmm ehmm... Ketika sedang berpikir mencari alasan, Dominic muncul tiba-tiba seperti keberuntungan bagi Ellizabeth sendiri. Ellizabeth berteriak memanggil Dominic dan merangkul lengan Dominic meski Dominic terlihat enggan dirangkul oleh Ellizabeth.
Sampai di ruang kerja, Dominic langsung to the point menanyakan kehadiran Ellizabeth di kantornya.
“Ngapain kamu ke sini?”, tanya Dominic dengan ekspresi dingin.
“A..aku ke sini untuk minta balikan kembali”, ucap Ellizabeth dengan muka tebal.
“Aku sangat jijik melihatmu. Pergilah sekarang. Aku tidak mau mendengar omong kosongmu lagi”, usir Dominic.
“Aku masih mencintai kamu, Dom”,ucap Ellizabeth.
“Aku sebenarnya tidak menyelingkuhi kamu tapi saat itu aku dijebak”, tangis Ellizabeth dengan bersujud.
“Aku mau kamu keluar dalam hitungan detik. Apabila kamu tidak keluar, akan aku panggilkan satpam”, sarkas Dominic.
“Dom, please beri aku kesempatan sekali saja”, mohon Ellizabeth yang tengah frustrasi dan menyesal atas kebodohannya yang percaya dengan pria brengs*k yang mengiming-imingi harta.
“Keluar!”, usir Dominic dengan ekspresi dingin.
Namun Ellizabeth masih kekeh untuk mempertahankan kebodohannya sampai Dominic mengambil tindakan dengan cara kasar dengan menyuruh satpam menyeret wanita itu. Aksi itu dilihat oleh mata Devan dengan memukau.
Ini benar-benar sifat jahat Dominic. Itu pantas didapatkan oleh Elli yang hanya mengincar harta milik Dominic saja.
Usai kepergian Ellizabeth, Dominic menanyakan keberadaan Devan ada di kantornya.
“Dev, kamu mau apa?”, tanya Dominic dengan menjatuhkan bokongnya di kursi kerja.
“Aku ke sini, hanya mau memberikan undangan pesta Leon”, ucap Devan dengan menghampiri meja Dominic dan menyerahkan undangan ke atas meja sambil mendudukkan bokongnya ke kursi depan meja kerja Dominic.
“Pesta apa yang diadakan oleh Leon?”, Dominic.
“Ini pesta seperti hal nya syukuran”, jawab Devan.
“Di tengah pesta perayaan itu, kita juga bisa membahas masalah musuh lewat bantuan otak Leon dan para pengikutnya untuk menemukan identitas yang bekerja sama dengan aliansi Black dog”, saran Devan.
“Benar juga yang kamu katakan. Kita juga butuh strategi dari Leon untuk memecahkan strategi politik Raymond”, ucap Dominic.
“Baiklah, aku harus kembali ke mansion untuk siap-siap packing untuk lusa dan aku juga harus membantu momy-ku untuk mencari seorang anak yang telah lama hilang”, ucap Devan dengan berlalu pergi meninggalkan ruang kerja Dominic.
Devan juga berpamitan kepada dua sekretaris wanita dengan melambaikan tangan dan mata genitnya.
“Girls, aku pamit dulu. See you sweety”, ucap Devan
“Oh my god, tuan Devan benar-benar tampan dan baik. Dia membuatku selalu meleleh”, ucap salah satu sekretaris berambut coklat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments