Sudah 2 bulan lamanya Jihan di tempatkan di toko jilbab itu.
Setiap saat hanya bisa melihat bayangan cermin itu, tanpa tau siapa namanya dan dimana tinggal nya .
"Tidakkah lucu, aku malah mengagumi bayangan mu itu ?
"Bahkan bayangan mu yang kulihat dari cermin saja, mampu membuat hariku kacau.
Lantas, bagaimana jika kau tiba-tiba ada di depan ku saat ini ? Apakah aku harus lari ? Atau aku harus menghadapi mu ?? " batin Jihan.
Jihan kalut dengan fikirannya sendiri, bagaimana bisa hanya dengan bayangan itu seseorang bisa mengagumi dengan sangat hebat.
Hari sudah menjelang sore , Jihan pun berkemas untuk menutup toko. Hari ini bos nya tidak datang, karna harus mengurus toko dicabang lain.
Penghasilan hari ini lumayan banyak, terkadang sekali 3 hari , bos nya akan datang survei ke toko.
Tapi sudah satu Minggu ini, bos nya itu tidak datang. Mungkin karena terlalu sibuk dengan bisnis barunya.
Setelah selesai berkemas, Jihan pun akan segera menutup toko. Tapi hari ini karna seperti biasa asam lambung nya kambuh lagi.
Jihan tidak punya cukup tenaga untuk menarik pintu toko itu.
Jihan berjalan hendak ke toko Arief untuk meminta tolong menutupkan pintu toko nya.
"Bang Rif, apakah sudah selesai nutup toko nya ? "tanya Jihan.
"Hampir selesai Han, kamu apa belum tutup ? Apa mau tidur disini ?? "Tanya Arief seloroh.
"Ya kali aku tidur disini bang , aku mau minta tolong bang. Aku gak bisa narik pintu nya. Tolong bantuin aku nutup nya ya bang. "kata Jihan memelas.
"Baiklah, tunggu sebentar ya." kata Arief.
Jihan pun memilih duduk dikursi panjang yang ada di depan toko Arief sambil memainkan ponselnya.
Tanpa aba-aba matanya malah menatap ke toko yang di depan itu.
Ya, tepat disana laki-laki itu sedang berkemas juga.
Jihan masih betah menatap nya, menatap setiap aktivitas yang dilakukan lelaki itu.
Tanpa Jihan sadari lelaki itu mungkin sadar ada yang sedang memperhatikan nya.
Dia melihat ke arah Jihan, sambil menaikkan sebelah alis nya.
Dia bingung, Jihan sedang menatap apa.
Tapi lelaki itu tidak menggubris tatapan Jihan, dan kembali melanjutkan mengemas toko nya.
Jihan yang melihat hal itu merasa sedih.
"Kenapa harus melihatnya sih ? "batin Jihan.
"Jihan, ayok toko nya kita tutup. Biar Abang bantu . "kata Arief.
"Ayok bang.."kata Jihan berlalu ke toko nya.
Akhirnya toko sudah di tutup, sudah dipastikan tidak ada lagi yang terbuka.
"Han, Abang pulang duluan yah. Si kecil lagi kurang sehat. "kata Arief.
"Oh. Iyah bang, titip salam sama kakak dan si kecil ya. Semoga lekas sembuh. "kata Jihan .
"Makasih Jihan. "kata Arief.
"Sama-sama bang. "jawab Jihan.
Jihan pun berlalu, sambil melirik sedikit ke arah toko itu.
Lelaki itu sedang menutup pintu toko nya.
Jihan hanya berjalan lurus saja, lalu berhenti di halte untuk menunggu angkot.
Tidak berapa lama, lelaki tadi sudah lewat .
Dia menggunakan motor nya, dan walaupun lelaki itu memakai helm dan jaket.
Jihan tau bahwasanya lelaki itu adalah sosok yang dikagumi nya sejak 2 bulan terakhir ini.
Dan selama dua bulan dia mengagumi sosok itu hanya lewat bayangan cermin saja. Tidak ada perubahan dalam hal itu.
Setidak nya hanya untuk mengetahui siapa namanya.
Jihan pun tak tau siapa namanya.
"Bolehkah aku berharap,? "Batin Jihan.
Jihan pun naik angkot sampai kerumah nya, dirumah sudah ada ibu yang menunggu nya.
Ibu Jihan sedang sakit, terkena stroke sejak 7 bulan yang lalu.
Banyak hal yang Jihan hadapi, Jihan harus memikul tanggungjawab sebagai ganti anak pertama di keluarga nya.
Jihan memiliki seorang Abang, tetapi sudah menikah dan tinggal jauh di rantau orang.
Jihan juga memiliki dua adik lagi, yang satu masih sekolah SMP. Dan adik nya yang satu lagi baru saja selesai sekolah.
Dan untuk mengisi waktu luang nya ketimbang tidak ada kerjaan.
Adik nya itu pun kerja di sebuah PT produksi ikan.
Sedangkan ayahnya hanya seorang petani, dan karna ibu nya yang sedang sakit, sang ayah tidak bisa pergi jauh-jauh untuk bekerja.
"Jihan, kamu sudah pulang ?? "tanya ibunya.
"Sudah ibu, apakah ibu sudah makan ? "tanya Jihan.
"Sudah, "kata ibu tersenyum.
Sang ibu sambil bercerita aktifitas nya hari ini, Jihan hanya tersenyum saja.
Sejak ibunya terkena stroke, seakan ibunya kembali seperti anak kecil.
Membuat Jihan sedih melihat kondisi ibunya.
Suara adzan magrib pun berkumandang, Jihan pun berwudhu lalu mengambil mukena nya.
Jihan membentang kan sejadah nya.
Dengan membaca istighfar sebelum memulai shalat nya.
Jihan sholat magrib dengan khusuk.
Dan hal terakhir adalah doa .
Selesai sholat magrib, Jihan pun kelaur dari kamar, di ruang makan sudah ada ibu, ayah dan adiknya.
"Jihan, ayok makan sini. "kata ibu.
Jihan pun mendekat dan duduk di dekat sang ibu.
Mereka pun makan dengan menu sederhana.
Terkadang makan dengan menu sederhana bersama seluruh keluarga itu sangat membahagiakan.
Kita harus banyak bersyukur, karna Allah masih memberikan kita cukup rezeki .
Tidak perlu mengeluh kepada Allah. Dan tidak perlu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain.
Yang kaya belum tentu hatinya selalu tenang dan bahagia, dan yang hidup sederhana belum tentu terlihat selalu menderita.
Jihan kembali ke kamar, dan akan menunaikan sholat isya nya.
Saat hendak tidur, Jihan tiba-tiba teringat kembali kepada lelaki itu.
"Mantra apa yang kau pakai, sehingga aku harus terus memikirkan mu.
"Lalu apakah aku bisa memiliki orang yang ku kagumi ? Apakah aku bisa menggapai seseorang yang ibarat nya adalah langit dan bumi ??
"Apakah ini adalah cerita simiskin yang mencintai si kaya ??
Jihan terus berfikir, bagaimana caranya untuk menghapus bayangan lelaki itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments