Hari-hari yang Jihan jalani di toko itu tak pernah luput sekalian pun dia melirik Cermin besar itu.
"Mengapa aku harus terus melirik cermin itu sih, apa aku terlalu mengagumi nya sehingga hanya bayangan nya dicermin pun aku kagumi ? "Batin Jihan.
~~``
Suasana toko hari ini lumayan ramai, sehingga Jihan bisa fokus untuk melayani para konsumen itu.
Banyak pesanan dari para langganan, dan banyak barang yang harus dikirim .
"Jihan, makan dulu yok, udah jam segini. "kata Arief "
"Iyah bang, nanggung nih. " jawab Jihan.
"Lanjutin nanti aja Han, sekarang mending makan dulu. Kalau kerja mah gak bakal siap-siap tau. " kata Arief prihatin .
Karna sudah pukul 14.30 WIB, dan Jihan sudah melewatkan jadwal makan siang seharusnya.
"Iyah bang, bentar lagi loh, cerewet sekali.
" Kata Jihan tersenyum sambil mencibir kepada Arief "
"Yasudah, Abang makan duluan yah. " kata Arief.
"Silahkan Raja cerewet . " kata Jihan tertawa.
Arief hanya tersenyum melihat tingkah konyol Jihan.
Tepat pukul 15.20 barulah pekerjaan Jihan sedikit berkurang.
"Melelahkan sekali. "kata Jihan sambil mengusap keringat di kening nya.
Jihan melirik arloji nya yang setia nangkring dipergelangan tangan nya.
"Ternyata sudah pukul 15.20, pantas saja perut ku sangat lapar, mana Magh ku kambuh lagi. "batin Jihan sambil mengusap perut nya.
Jihan pun berjalan hendak ke toko obat untuk membeli obat Magh nya, karna Jihan lupa membawanya.
Pada saat Jihan hendak ke toko obat. Ternyata Jihan lupa tokoh obat itu ada disamping Toko Arief dan secara tidak langsung juga sedikit berhadapan dengan toko perhiasan itu.
"Degg... Deggg. Deggg...
"Mengapa nih jantung kog mau loncat-loncat sih, "batin Jihan.
Mungkin karena lelah nya, Jihan lupa bahwa toko itu ada didepannya.
Sambil menunggu pesanan obat nya datang, Jihan tidak sengaja melihat ke arah seberang toko itu. Tepat di toko perhiasan itu.
"Deggg... Deggg...Deggg.
"Duh, pantas saja nih jantung mau loncat-loncat, ternyata ini toko yang cerminnya aku pandangi " batin Jihan sambil tertawa kecil.
Saat Jihan sudah menerima Obatnya, Jihan hendak berbalik dan lagi-lagi Jihan melihat ke toko tersebut.
Muncullah sosok yang sering dipandangi dari cermin itu.
Jihan terus menatap lelaki itu yang tengah menuliskan surat untuk pembelian Perhiasan itu.
Jihan hanya melongo melihat pemandangan di depannya .
"Sungguh manis, "kata Jihan.
Tanpa sadar, lelaki itu pun menatap Jihan, tatapan mereka pun beradu.
Jihan membuang pandangannya, usahanya mencuri pandang ternyata ketahuan.
Jihan pun berlari karna gugup.
Lelaki yang sempat melihatnya itu pun menggelengkan kepala, bingung melihat Jihan yang berlari karna gugup nya.
"Jihan, kog lari-lari sih, nanti kamu jatuh kesandung bonyok Thu muka. "kata Arief"
"Bang Arief issss.. Aku sedang gugup saat ini.
"kata Jihan sambil memegang dada nya , ternyata jantung nya ikut lari Maraton.
"Kamu dari mana sih, kog lari-lari gak jelas, emang kamu dikejar hantu yah. "tanya Arief lagi.
"Tidak bang, jantung ku saat ini sedang lomba lari maraton . "kata Jihan tertawa.
"Bagiamana bisa jantung lomba lari marathon ?? "tanya Arief menaikkan sebelah alis mata nya .
"Hahahaha, aku bercanda bang . "kata Jihan tertawa sambil meninju pelan bahu Arief.
"Kamu ada-ada saja, sudah sana kamu makan dulu. Nanti kalau kamu pingsan abang gak mau nolongin kamu. "kata Arief meledek Jihan.
Jihan pun meminum obat Magh nya, Lalu makan .
Hanya sedikit yang bisa dihabiskan oleh Jihan. Karna Magh nya sudah terlalu kambuh.
"Sakit sekali, "Kata Jihan meringis.
Tak lupa pandangan nya kembali tertuju ke arah cermin itu.
Lelaki itu masih ada di toko, karna bayangan nya di cermin masih terlihat.
"Sebenarnya aku mengapa ? Apa aku menyukainya ? Mengapa setiap melihat bayangan nya saja aku sudah senang sekali, dan apa itu tadi , Saaat mata nya beradu denganku. Jantung ku berdebar-debar sangat kencang.
"Jika aku memang menyukainya, apakah aku bisa memilikinya ?? Batin Jihan Senduh.
Jihan kembali menatap bayangan di cermin itu, "Aku hanya pengagum mu dibalik Cermin "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments