Selalu Ada Bima

Perlahan Amyra membuka mata nya yang terasa masih perih akibat air mata . Dia melihat jam menunjukan pukul 02:00 .

Perlahan Amyra turun dari tempat tidur itu karena tidak mau membangunkan pria yang kini terlihat lelap tertidur .

" Ahh ! " Amyra merasakan sakit di sekujur tubuh nya , terlebih sakit dan perih yang terasa di bagian intim nya .

Namun sekuat tenaga Amyra berjalan perlahan mencari tas milik nya dan mencari pakaian yang bisa dia pakai untuk menutupi tubuh nya .

Amyra menemukan pakaian nya yang basah di kamar mandi tempat tadi dia di mandikan oleh para pelayan , Amyra bergegas memakai pakaian basah itu .

Amyra mangambil tas kecil milik nya kemudian mengendap endap keluar dari kamar itu untuk kabur .

Amyra berharap bisa secepatnya pergi dari tempat itu walaupun tubuh nya kini benar benar lelah dan kesakitan .

Setelah keluar dari kamar itu , Amyra melihat ruangan ruangan yang sangat besar dengan perabotan yang sangat mewah dan mahal . Amyra bergegas mencari jalan keluar dari rumah itu .

Namun di pintu depan dia melihat ada beberapa penjaga .

" Anda mau kemana ?" tanya tegas para penjaga .

" Saya mau pulang . " ucap Amyra terbata karena takut .

" Mau saya antar kan nona ? " tanya seorang penjaga bertubuh tegap dengan setelan seragam .

" Tidak usah,saya bisa pulang sendiri . " Amyra meras aneh dengan para pelayan dan penjaga di rumah ini . Amyra mengira kalau dia tidak akan semudah itu keluar dari rumah itu , namun ternyata terlihat semua orang di rumah itu seperti sudah terbiasa dengan ada nya wanita yang dimaksudkan sebagai seorang pemuas nafsu tuan muda nya itu .

Namun Amyra tak ingin berpikir jauh tentang pria dan rumah besar nya itu . Yang Amura pikirkan kini hanya cara nya untuk pulang .

Amyra bergegas berjalan keluar dari tempat itu dan berjalan di tengah malam .

Amyra mengeluarkan handphone nya dari dalam tas . Terlihat banyak sekali panggilan tak terjawab dan pesan dari Elsa dan Bima .

Orang yang pertama Amyra hubungi adalah Elsa . Namun setelah beberapa kali mencoba Elsa masih tak menjawab telepon nya .

Amyra sudah berjalan cukup jauh dengan tubuh kedinginan karena pakaian basah , dan sakit yang dia rasakan di ************ nya ketika berjalan .

Amyra berhenti sejenak kemudian duduk di tepi jalan .

" Bima !" Amyra teringat lalu kemudian mencoba menelepon Bima . Satu satu nya orang yang kini Amyra harapkan bisa menolong nya .

Hanya dengan satu kali panggilan saja Bima langsung mengangkat telepon nya .

" Halo ! Amyra ! Dimana kamu ? Kamu baik baik saja kan ? Ra ? Ra ? " Tanya Bima terdengar sangat khawatir .

Sejenak Amyra memikirkan hal yang baru saja dia alami . Tetesan air mata kini mulai membanjiri wajah nya . Tangisan nya pun pecah .

Bima terdiam sejenak mendengarkan betapa pilu nya suara tangisan Amyra . Sakit hati Bima mendengar tangisan Amyra .

" Ra ! kamu tunggu di sana , jangan kemana mana . Kirim lokasi kamu sekarang ! " tegas Bima .

Amyra yang masih menangis segera mengirimkan lokasi nya melalui maps . Amyra tidak sanggup mengatakan apa yang baru saja dia alami pada Bima . Amyra hanya bisa menangis meratapi betapa hancur nya dirinya kini .

Air hujan kini berhasil membasahi tubuh Amyra yang terduduk di tepi jalan tengah malam itu .

Air hujan mengalir bersamaan dengan air mata nya . Amyra kini benar benar merasa sudah tidak ada lagi harapan ataupun kebahagiaan yang dapat ia rasakan .

Dada nya terasa sesak , tangisan pilu Amyra yang tersamar oleh deras nya suara hujan terasa semakin menyayat hati .

Tak lama kemudian Bima berhasil menemukan Amyra yang tengah menangis di dalam deras nya hujan .

Bima bergegas turun dari mobil dan menghampiri Amyra .

Sesaat tangisan Amyra terhenti ketika menyadari ada seseorang yang berdiri di hadapan nya . Amyra menoleh ke arah Bima , Sesaat mata Amyra dan Bima bertatapan . Hati Bima semakin sakit melihat kondisi Amyra saat ini .

Tanpa berpikir panjang , Bima langsung memeluk Amyra erat .

Tangisan Amyra kembali pecah dan semakin terdengar menyakitkan bagi Bima . Bima semakin erat memeluk Amyra .

" Kenapa ini harus aku alami !" ucap Amyra terisak .

Bima hanya bisa memeluk Amyra semakin erat .

Bima kemudian membangunkan tubuh Amyra dan menuntun nya menuju mobil . Bima menduduk kan Amyra di mobil kemudian mengambil selimut di bagasi belakang untuk menutupi tubuh basah Amyra .

Tak sepatah kata pun keluar dari mulut mereka berdua . Bima melajukan mobil nya menuju sanggar nya .

Mobil Bima kini telah sampai di depan sanggar . Bima menatap wajah Amyra yang tertidur di mobil itu .

" Apa yang sebenar nya kamu alami Ra . " ucap Bima seraya mengusap lembut wajah Amyra dengan mata yang terlihat sayu .

" Hmm ,, " Amyra terbangun dan menggerakan sedikit badan nya .

" Ayo masuk Ra ." Ajak Bima .

Amyra hanya menuruti nya dan perlahan turun dari mobil kemudian memasuki sanggar tanpa sepatah kata pun .

Bergegas Bima membawakan baju milik nya untuk dipakai Amyra berganti .

" Sementara Pakai lah ini Ra , Baju kamu basah semua . " ucap Bima menyodorkan beberapa pakaian untuk Amyra . Amyra pun hanya mengangguk dan berjalan menuju kamar mandi untuk berganti pakaian .

Bima memperhatikan langkah Amyra yang terlihat sulit untuk berjalan karena sakit yang masih Amyra rasakan .

Tak lama kemudian Amyra keluar dari kamar mandi , Bima pun sudah mengganti pakaian nya dan duduk di sofa di lantai 2 sanggar itu .

Amyra duduk di samping Bima . Bima menyodor kan satu gelas coklat hangat .

" Minum lah " ucap Bima lembut . Amyra pun menerima nya .

Beberapa waktu mereka hanya terdiam berdua bersampingan di sofa itu , hanya suara detak kan jam yang terdengar di sana .

" Aku gak bakalan tanya apa apa kalau bukan kamu yang siap menceritakan nya Ra . " ucap Bima lembut .

Sesaat Amyra terdiam .

" Maaf ." jawab Amyra dengan suara parau .

" kamu bisa cerita kalau kamu udah siap Ra . " ucap Bima .

Amyra memegangi erat gelas itu , tetesan air mata kembali keluar dari sudut mata Amyra . Bima yang menyadari nya langsung mendekatkan tubuh nya dan memeluk Amyra .

" Maaf Bima ." ucap Amyra di tengah tangisan nya .

Amyra merasa dirinya sudah hancur , dirinya merasa kalau dirinya tidak berhak bahkan untuk sekedar dikasihani .

Bima mengusap lembut rambut Amyra .

" Menangislah Ra . Aku tau kamu mau menangis . " ucap Bima semakin membuat tangisan Amyra pilu .

" ini terakhir kali kamu nangis Ra . Mulai saat ini , aku gak bakal biarin kamu menangis lagi Ra . " gumam Bima semakin memeluk Amyra erat .

Beberapa waktu Amyra berada dalam pelukan Bima , hingga Bima menyadari kalau kini Amyra tertidur .

" kamu pasti lelah Ra karena menangis . " ucap bima lembut melihat wajah cantik Amyra yang tertidur di pelukan nya .

Perlahan Bima mengangkat tubuh Amyra dan memindahkan nya ke tempat tidur . memang sanggar itu sudah seperti tempat tinggal bagi Bima . Lantai satu khusus untuk melukis , dan lantai 2 Bima gunakan untuk tinggal .

Bima membaringkan tubuh Amyra di tempat tidur .

Bima kaget melihat tangan Amyra yang memar akibat ikatan tali , dan kaki yang luka lecet akibat berjalan jauh . Namun Bima tak mau membangunkan Amyra kemudian menyelimuti nya .

Bima tak henti henti nya menatapi wajah Amyra dan sesekali mengusap lembut rambut Amyra yang menutupi wajah nya .

" Kenapa hati ku sesakit ini melihat kamu Ra . " gumam Bima .

Bima perlahan keluar dari kamar itu dan menutup pelan pintu nya .

Bima berbaring di sofa panjang tadi .

Bima mengirim pesan pada Elsa bahwa kini Amyra ada di tempat nya agar Elsa tidak terlalu khawatir .

Bima menatap langit langit ruangan itu dengan pikiran yang tak tentu .

" Apa yang sebenar nya terjadi Ra ? Apa yang kamu alami ?" tanya Bima dalam hati dan mencoba memejamkan kan mata .

****************************

Episodes
1 Malaikat Penolong
2 Malaikat penolong 2
3 Kesucian Yang Di Renggut
4 Selalu Ada Bima
5 Dua Orang Berharga
6 Kenangan Satu Malam
7 Kehamilan Tanpa Bahagia
8 Ada Aku
9 Bertanggung Jawab
10 Wanita Yang Sama
11 Nyaman
12 Wajah Baru
13 Tebak siapa ?
14 Bertemu Lagi
15 Dilema
16 Tanggung Jawab Elvano
17 Terpaksa Melepaskan
18 Rencana
19 Keluarga Reynard
20 Calon Mertua
21 Goyah
22 Kalah Satu Langkah
23 Ingin Lebih Mengenal Mu
24 Takut Hujan
25 Mencari
26 Ingin Lebih dekat
27 Telepon Amyra
28 Ada Rindu
29 Masih Bima
30 Kepingan Masa Lalu
31 Ciuman pertama yang sesungguhnya
32 Menahan diri
33 Mengganjal Di hati
34 Kangen Elsa
35 Bercinta yang ke dua
36 Elvina Reynard
37 Calon Buah Hati Ku
38 Emosi yang tak tertahan
39 Bima Mahendra
40 Menyukai
41 Kata Maaf
42 Hawa Panas
43 Mencintaimu
44 Prasangka Buruk
45 Elvina
46 Acuh
47 Layaknya Saudara
48 Masalah Baru
49 Masalah Baru 2
50 Bertahan lah
51 Kenyataan pahit
52 Harus Menerima
53 tangis pilu
54 Tinggal dimana ?
55 bibir manis
56 Diantara mereka
57 Luka di balik senyuman
58 Runtuh
59 Rasa sakit
60 Rasa bersalah
61 Menyetujui perjodohan
62 Cahaya lilin
63 Jebakan
64 Hasrat yang tidak tertahan
65 Suami orang
66 Cemburu
67 Menikahlah dengan ku
68 Teman Baru
69 Semakin erat semakin lepas
70 Memastikan
71 kepastian
72 Rencana
73 Murka nya ombak di laut tenang
74 Aku cape
75 Layak nya di telan Bumi
76 Rindu yang masih tersimpan
77 danau kenangan
78 pelukan yang lama hilang
79 Berubah lebih baik ?
80 pelukan yang di rindukan
81 Kamar Amyra
82 tersinggung
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Malaikat Penolong
2
Malaikat penolong 2
3
Kesucian Yang Di Renggut
4
Selalu Ada Bima
5
Dua Orang Berharga
6
Kenangan Satu Malam
7
Kehamilan Tanpa Bahagia
8
Ada Aku
9
Bertanggung Jawab
10
Wanita Yang Sama
11
Nyaman
12
Wajah Baru
13
Tebak siapa ?
14
Bertemu Lagi
15
Dilema
16
Tanggung Jawab Elvano
17
Terpaksa Melepaskan
18
Rencana
19
Keluarga Reynard
20
Calon Mertua
21
Goyah
22
Kalah Satu Langkah
23
Ingin Lebih Mengenal Mu
24
Takut Hujan
25
Mencari
26
Ingin Lebih dekat
27
Telepon Amyra
28
Ada Rindu
29
Masih Bima
30
Kepingan Masa Lalu
31
Ciuman pertama yang sesungguhnya
32
Menahan diri
33
Mengganjal Di hati
34
Kangen Elsa
35
Bercinta yang ke dua
36
Elvina Reynard
37
Calon Buah Hati Ku
38
Emosi yang tak tertahan
39
Bima Mahendra
40
Menyukai
41
Kata Maaf
42
Hawa Panas
43
Mencintaimu
44
Prasangka Buruk
45
Elvina
46
Acuh
47
Layaknya Saudara
48
Masalah Baru
49
Masalah Baru 2
50
Bertahan lah
51
Kenyataan pahit
52
Harus Menerima
53
tangis pilu
54
Tinggal dimana ?
55
bibir manis
56
Diantara mereka
57
Luka di balik senyuman
58
Runtuh
59
Rasa sakit
60
Rasa bersalah
61
Menyetujui perjodohan
62
Cahaya lilin
63
Jebakan
64
Hasrat yang tidak tertahan
65
Suami orang
66
Cemburu
67
Menikahlah dengan ku
68
Teman Baru
69
Semakin erat semakin lepas
70
Memastikan
71
kepastian
72
Rencana
73
Murka nya ombak di laut tenang
74
Aku cape
75
Layak nya di telan Bumi
76
Rindu yang masih tersimpan
77
danau kenangan
78
pelukan yang lama hilang
79
Berubah lebih baik ?
80
pelukan yang di rindukan
81
Kamar Amyra
82
tersinggung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!