"Salam yang mulia" ucap dewa Yora yang baru saja datang ke kediaman raja.
"Ya dewa Yora, duduklah"
Sebelum duduk di kursinya, dewa Yora pun menyapa dewa Lodra.
"Kau nampak tak asing bagiku" kata dewa Lodra lirih.
"Ya dewa Lodra, saat aku kecil aku pernah bertemu denganmu di rumah paman dewa Gyue"
"Ah ... Jadi kamu keponakan si tua itu. Pantas saja" ucapnya dengan sombong.
"Keponakan ku, ini adalah dewa Yora. Dia yang telah menemukan cara untuk membuat mu bisa kembali ke Nirvana saat kau bertugas ke dunia fana"
"Benarkah? Apa kau sejenius itu?"
"Di bandingkan dengan anda, saya jauh tidak ada apa-apanya dewa Lodra" jawab dewa Yora sungkan.
"Sudah-sudah, dewa Yora kamu harus menjelaskan bagaimana rencana mu ini" kata sang raja.
"Baik yang mulia. Pertama, saya akan menjelaskan kenapa para dewa utusan tidak bisa kembali dan melaporkan informasi tentang iblis. Itu semua karena mereka langsung turun ke bumi dengan raga dewa mereka. Jika para utusan terbunuh ataupun terluka di bumi. Kemungkinan besar mereka tidak bisa kembali ke Nirvana"
"Apakah itu artinya mereka semua sudah mati?" gumam raja.
"Entah apa yang terjadi pada mereka yang mulia. Tapi kali ini saya memiliki cara agar dewa bisa kembali ke Nirvana meskipun raga mereka telah mati di bumi. Yaitu dengan cara pemindahan jiwa" jelas sang dewa jenius itu yang membuat sang raja terkejut.
"Dewa Yora, apa kau yakin? Pemindahan jiwa?"
"Ya yang mulia. Kita akan pindahkan jiwa seorang dewa ke dalam tubuh manusia tanpa harus melupakan ingatannya sebagai dewa. Kita hanya perlu meminjam tubuh manusia ataupun mencari tubuh manusia yang sudah mati untuk melakukannya"
Dewa Lodra hanya terdiam dan hanya memperhatikan penjelasan dari dewa Yora.
"Tapi ... Itu sama saja dengan reinkarnasi. Kita tidak bisa melakukan itu, itu perlu persetujuan dengan dewa kematian. Lagipula jika melakukannya, bukankah sama saja dengan membunuhku terlebih dahulu?" kata dewa Lodra.
"Hemm ... Benar juga"
"Anda tidak perlu khawatir dewa Lodra, yang mulia. Saya sudah berdiskusi dengan dewa kematian. Dia juga telah memberikan saya buah jiwa untuk melakukan ini"
"Apa?" sang raja pun terkejut. Ia tak menyangka seorang dewa sepertinya mampu membujuk dewa kematian, bahkan mengambil buah jiwa yang sangat di larang oleh dewa kematian. Sang raja pun tau apa konsekuensinya bagi dewa yang memetik buah tersebut.
Dewa Lodra memicingkan matanya menatap dewa Yora. Ia tak percaya jika dewa Yora melakukan itu dengan suka rela. Ia yakin pasti dia memiliki niat tersembunyi.
"Kenapa kau begitu yakin jika aku mampu untuk membunuh para iblis itu?" kata dewa Lodra dengan penuh rasa kecurigaan.
"Tentu saja karena kau dewa terkuat di sini"
"Tidak yang mulia. Pedang kematian" ucap dewa Yora menyela. "Pedang kematian lah yang bisa membunuh mereka. Dan seperti yang kita tau. Pedang kematian hanya memilih dewa Lodra sebagai tuannya"
"Baiklah. Jangan buang-buang waktu. Kalau begitu katakan bagaimana caramu memindahkan jiwa ku tanpa harus membunuhku?"
"Anda hanya perlu meminum ramuan yang saya buat. Dan demi keamanan raga dewa Lodra sendiri. Kita membutuhkan goa pertapa untuk melindungi raganya" jelas dewa Yora.
"Kau benar, di dalam goa pertapa raganya dapat terlindungi dengan aman. Bagaimana menurutmu keponakan ku? Apa kau setuju dengan tugas ini?"
"Baiklah, lakukan saja sesuai dengan rencana kalian. Kapan aku bisa memulai pemindahan jiwa?"
"Tiga hari lagi, setidaknya ramuan ku sudah siap. Kita bisa langsung melakukannya di goa pertapa"
Setelah pembicaraan selesai. Dewa Yora pun kembali ke kediamannya. Sedangkan dewa Lodra tengah pergi ke tempat pelatihan prajuritnya.
"Kau benar-benar setuju tuan besar?" ucap kunang yang kini sudah menempel di bahu dewa Lodra.
"Hemm ... Menolak pun pak tua itu akan terus mendesak ku. Lagi pula aku memang butuh lorong Wangya agar bisa segera meningkatkan kekuatan pedangku" ucapnya sambil melihat pedang di tangannya.
"Hah, kau benar. Kalau pedang mu semakin kuat. Maka akan semakin kuat juga dirimu. Tapi tuan besar. Bukankah kamu membenci manusia? Apa kamu tidak apa-apa?"
"Siapa bilang aku membenci manusia? Aku hanya tidak suka dengan mereka" ucapnya dengan dingin.
"Itu sama saja" kata kenari emas itu kesal.
"Lagipula, aku akan melakukan tugasku dengan cepat. Jadi aku tidak akan berlama-lama hidup dengan manusia" kata dewa Lodra dengan santai namun terdengar kesombongan di dalamnya.
Waktu pun berlalu, dan hari di mana pemindahan jiwa dewa Lodra pun di mulai. Terlihat semua petinggi Nirvana telah berkumpul di luar goa pertapa.
Terlihat beberapa tetua dewa dan dewa Yora pun masuk ke dalamnya. Di sana terlihat dewa Lodra sudah siap dengan jubah hitam polosnya.
"Anda sudah siap dewa Lodra?" kata dewa Yora sambil menuangkan ramuan ke dalam mangkuk kecil.
"Hem, cepat lakukan dan aku akan segera menyelesaikan tugas ini"
"Tapi ini akan sedikit menyakitkan" lanjut dewa Yora.
"Kau meremehkan ku? Aku sudah ada di Medan perang bertahun-tahun. Hal apa yang bisa membuatku kesakitan?" kata dewa Lodra dengan sombongnya.
"Hem ... Ya aku tau itu" Dewa Yora pun menyodorkan mangkuk ke dewa Lodra.
"Apakah ada suatu permintaan setelah aku datang ke dunia fana? Aku rasa pengorbanan mu kepada dewa kematian bukan hanya demi mengirim ku ke dunia fana"
"Ya, kau benar. Aku memang memiliki niatku sendiri"
"Oh? Kalau begitu, apa niatmu sebenarnya?"
"Hemm ... Sederhana, aku hanya mendengar doa seorang manusia. Dia berharap dapat hidup di bumi dengan tenang. Hanya itu" jelas dewa Yora dengan tenang.
"Cih, hanya karena manusia" gumam dewa Lodra lalu menenggak ramuannya.
"Kau harus bersiap dewa Lodra"
"Ugh"
Tiba-tiba tubuh dewa Lodra menegang. Wajahnya berubah menjadi pucat pasi.
"Dewa Yora, apa ini tidak apa-apa?" kata salah satu dewa yang mengikuti dewa Yora.
"AAKKKHHH" teriak dewa Lodra menggema di seluruh goa pertapa.
"Ini hanya sementara. Pemindahan jiwa sudah jelas sangat menyakitkan. Rasanya seperti terbakar ribuan kobaran api. Dan tubuh akan terasa tercabik-cabik. Yang paling menyakitkan adalah, rasanya jiwa mu di tarik dengan paksa kesana kemari" gumam dewa Yora lirih.
"AAAKKKHHH"
Semua yang mendengar teriakkan dewa Lodra pun menjadi merinding. Rasa seperti kesakitan yang amat sangat. Seperti ingin mati.
"Ugghhh"
"Hah, ini ... Apakah dia ingin membunuhku? Rasanya seperti ingin mati. Ugghhh" batin dewa Lodra dan beberapa saat kemudian dia tergelak tak berdaya.
Ugghhh, sangat gelap. Dimana aku? Ah, apa ini yang dinamakan alam hampa oleh dewa kematian? jadi ini benar-benar nyata? Sungguh menakjubkan. Hem? Apa itu?
"Tuan besar. Ini aku"
Kunang? Kau kah itu? Hey, kau mau pergi kemana? Ah, cahaya apa ini?
"Woah, lihat dia. Badannya sangat bagus. Aku belum pernah melihat pria setampan ini"
"Kau benar, aku bahkan ingin menghabiskan seribu malam dengannya"
"Sssttt, dimana aku?" gumam dewa Lodra yang sudah berhasil berpindah jiwa ke tubuh manusia.
Saat ia membuka mata, ia sudah di kelilingi oleh beberapa wanita dengan pakaian serba terbuka. Mereka juga memandanginya bagaikan segerombolan serigala yang menemukan mangsa.
"Hay pria tampan. Apa kau ingin tidur denganku? Jika kau sangat hebat seperti ketampanan mu itu, aku akan kasih diskon 50 persen. Bagaimana?" kata seorang.
"Pergi dari hadapan ku" kata dewa Lodra dengan tatapan tajam.
"Oh ayolah, hanya semalam saja. Apa kau ingin bersama kami semua?"
"AKU BILANG MENYINGKIR!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
El Khan
masih lanjut...
2022-06-26
0
REY ASMODEUS
aku like
2022-05-01
1
REY ASMODEUS
lanjut
2022-05-01
1