Bab 5

"Kau yang ada di sana. Cepat angkat tanganmu" kata polisi kepada Lio.

Lio pun menoleh dengan santainya.

"Hah ... Datang lagi segerombolan manusia" gumamnya.

"Cepat angkat tanganmu" Mereka pun menodongkan pistol ke arah Lio.

Bukannya menurut Lio justru malah menyilangkan tangannya. "Hanya manusia rendahan kalian tidak bisa memerintah ku"

"Dia sedang bicara apa?" bisik para polisi itu.

"Apa mungkin dia orang gila?"

"Di lihat dari penampilannya dia seperti orang normal"

"Tidak usah banyak bicara. Tangkap dia"

"Gara-gara manusia-manusia ini aku jadi kehilangan jejak iblis itu" gerutu Lio.

Ia pun melangkahkan kakinya hendak pergi dari sana.

"Hey kau!! Kau ... Berhenti di sana" teriak para polisi itu.

Namun Lio tak mengidahkan mereka dan berjalan santai hendak pergi mencari wanita pelayan tadi.

"Hey kau!!"

Dor

"Waahh" teriak para pengunjung di sana

Satu tembakkan di arahkan ke Lio. Namun dengan insting dewa perangnya, Lio berhasil menghindarinya dengan mudah.

"Heeemmm ... Benda apa ini?" ucapnya sambil melihat bekas peluru yang menembus salah satu sofa yang ada di sana. "Ternyata manusia juga punya benda seperti ini? Menarik"

"Apa? Dia mungkin memang orang gila"

Tanpa memperdulikan orang yang ada di sana, Lio kembali berjalan dan hendak keluar dari tempat itu.

"Cih, berani-beraninya dia bersikap seperti itu. Hanya dengan menghindari satu peluru dia pikir sudah hebat? Aku tidak akan melepaskannya" kata sang pimpinan anggota polisi itu yang sudah geram melihat tingkah Lio yang seperti tak pernah menganggap mereka ada.

Dor!!

Do!!

Serangan peluru melesak ke arah Lio. Di ikuti beberapa polisi yang juga melakukan hal sama kepadanya.

Bagaikan mata elang, dengan cepat Lio sudah menghitung dan melihat semua arah dari peluru tersebut. Dengan sekejap mata saja, Lio mampu menghindari semua peluru tersebut. Ia bergerak ke kiri, ke kanan, lalu melompat ke atas dan berhasil mendarat di meja bar.

"Astaga ... Apa itu tadi pertunjukan seni bela diri?"

"Aku kira pria tadi hanya bisa mengoceh, ternyata dia lumayan juga"

Saat itu juga semua perhatian jadi mengarah ke Lio. Polisi yang tadinya ingin menggerebek tempat itu, kini hanya berfokus ke arah Lio.

Beberapa saat kemudian, semua polisi pun mengepung Lio sambil menodongkan pistol.

"Hah ... Kalian benar-benar menjengkelkan" Lio menutup mata hendak mengumpulkan semua seluruh kekuatan spiritualnya sama seperti ketika dia menghabisi musuhnya saat berperang. "Dengan jurus api naga ku kalian semua akan musnah" gumamnya. "Hiaaaaaa" teriak Lio yang membuat semua orang terdiam karena tidak terjadi apa-apa.

Lio membuka mata hendak melihat apa yang terjadi, dia masih tidak percaya semua manusia di hadapannya masih berdiri tegak.

"Ah, mungkin aku kurang fokus saat mengendalikan kekuatan ku. Hiiiiaaaaa'' teriak Lio lagi dengan tangan yang menjulur ke arah para polisi itu seakan-akan mengeluarkan sesuatu dari sana.

"Dia benar-benar orang gila. Cepat lumpuhkan dia!!"

Duaghhh

Tendangan salah satu dari mereka mengenai kaki Lio dan membuatnya bersimpuh. Lio masih terdiam tak percaya bagaimana bisa kekuatannya tidak bisa dia gunakan. Mereka pun memanfaatkan hal itu untuk memborgol dan melumpuhkan Lio.

"Bagaimana mungkin?" gumam Lio. "Ada yang salah, kenapa kekuatanku tidak bisa di gunakan?"

"Pikirkan itu lagi saat kau berada di penjara" kata seorang polisi lalu membawa Lio masuk ke mobil.

"Kau ... Kau tidak boleh menyentuhku. Kau manusia rendahan, mana boleh kau menyentuh dewa agung sepertiku"

"Ya ya ya ... Kau memang dewa agung tuan'' ucapnya dengan nada malas. "Dasar orang gila"

Beberapa saat kemudian Lio pum sampai di kantor polisi dan langsung di masukkan ke dalam sel.

"Hey kau, apa yang kau lakukan? Kau tidak boleh mengurung seorang dewa. Kaun tidak boleh memperlakukanku seperti ini. Aku adalah dewa, masih banyak iblis yang harus aku cari. Cepat lepaskan aku!!"

"Mengoceh lah sampai mulut mu berbusa''

"Dasar para manusia hina"

"Pak, perlukah kita langsung mengirim dia ke rumah sakit jiwa?"

"Jangan, dia bukanlah orang sembarangan. Kita tunggu saja walinya dulu''

"Apa anda mengenal orang ini?"

"Tidak, tapi tanda pengenalnya sudah memberiku penjelasan. Namanya adalah Lionil Arexio"

"Apa? Bukankah dia ...''

"Ya ... Sebaiknya kita tunggu saja walinya datang kesini"

Sedangkan di dalam sel, Lio masih saja memikirkan bagaimana bisa kekuatannya tidak bisa di gunakan.

"Manusia-manusia itu sebentar lagi akan memohon pertolongan kepadaku. Aku adalah dewa yang sangat di hormati bagaimana bisa mereka memperlakukanku seperti ini?" gerutunya. "Apakah aku berada dalam tubuh manusia ini makannya kekuatanku tidak bisa aku gunakan? tidak tidak, pasti ada yang salah di sini. Pasti ada sesuatu yang menyegel kekuatanku"

"Tuan"

"Suara ini? .... Kunang?''

Tiba-tiba sebuah kilatan cahaya menyambar di hadapan Lio. Samar-samar namun semakin jelas, terlihat burung kenari emas miliknya keluar dari sana.

"Tuan'' Burung itupun mengepakkan sayapnya, Lio pun menyambutnya dengan menjulurkan tangannya. kunang pun hinggap di punggung tangan Lio.

"Kau, bagaimana kau bisa ada di sini?"

"Apakah tuan lupa? Kau membangkitkan ku dengan salah satu inti sari jiwamu. Jadi aku akan mengikuti kemanapun jiwa ku pergi"

Ya, kunang adalah sebuah peliharaan supranatural yang dewa Lodra dapat saat ia masih menjalani pelatihan dewa. Ia menciptakan kunang dengan salah satu intisari di jiwanya. Karena itu, salah satu kelebihan kunang adalah mencari informasi tanpa di lihat oleh siapapun.

"Tuan, tadi aku mendengar ucapanmu. Kau kehilangan kekuatan mu?''

"Ya, sepertinya karena memasuki tubuh manusia jadi aku tidak bisa menggunakan kekuatan ku. Aku hanya bisa menggunakan kekuatan fisikku saja"

"Mungkin ini salah satu dari efek ramuan yang di buat oleh dewa Yora. Jika kau tidak bisa menggunakan kekuatan mu. Maka pedang kematian pun juga tidak bisa kau gunakan. Jadi bagaimana bisa kau mengatasi para iblis itu?"

"Pasti ada cara lain"

"Perlu kau ingat, kau hanya bisa menggunakan pedang kematian untuk membunuh mereka"

"Aku tau, pedang kematian kekuatannya sangat dahsyat di bandingkan dengan burung kecil seperti mu. Jika kau saja bisa muncul pasti pedang kematian juga pasti bisa aku gunakan. Mungkin ada cara lain, sekarang hanya tinggal memikirkan cara bagaimana bisa keluar dari kandang ini. Jika aku bisa menggunakan kekuatan ku, aku pasti sudah keluar dari tadi"

"Baru bangun kau sudah dapat masalah. Apa yang sebenarnya kau lakukan?"

"Aku tidak melakukan kesalahan. Manusia-manusia bodoh itulah yang menangkap ku dan mengurungku di sini. Bisa-bisanya mereka mengurung dewa agung seperti ku. Mereka bahkan tidak mendengarkan ucapanku" ucap Lio dengan kesal.

"Tentu saja, mereka tidak kan percaya dengan apa yang kau ucapkan. Sekarang kau adalah manusia jadi kau harus bersikap layaknya manusia"

"Cih, aku tidak akan mau bersikap seperti mereka. Manusia yang menjijikkan. Aku adalah dewa agung, bagaimana bisa di samakan dengan mereka" ucapnya dengan nada sombong.

"Haish ... Kau masih saja sama tuan besar, kau harus mengurangi rasa sombong mu itu"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!