."Tania, kau bersama Marco ?" Tanya Stela menatap ke arah keduanya. "Serius kau bersama dengannya ?" Tanya Stela tak percaya. " Paling tidak aku bukan PELAKOR, bukan begitu ?" Sindir Tania seraya menatap Stela.
"Sayang ?" Tania Gunadi Widjaja menatap Marco Duran dengan sedikit menggoda. "Ayolah." Marco Duran merangkul pinggang Tania Gunadi Widjaja melenggang pergi.
Berjalan ke arah liftnya. Dan begitu pintu lift tertutup Tania melepaskan tangannya Marco. "Kurasa sudah cukup dan terima kasih !" Katanya sambil melangkah mundur. "Bukannya awal tadi kita sudah sepakat untuk bersenang-senang ?" Katanya sambil berjalan mendekati dia. Lelaki itu menghimpitnya didinding lift. Mengukunginya dengan lengannya.
"Kurasa anda salah paham, Tuan." Tania berkata lirih. Begitu lift terbuka wanita itu bermaksud melarikan diri namun dapat dicegah. Lelaki itu menangkap tangan nya dan menariknya kuat. Mereka berjalan memasuki ballroom hotel. Dan bertemu dengan para relasinya. "Tuan Duran selamat datang." Calista menyambut nya dengan cipika cipiki namun Marco tidak melepaskan genggamannya.
'"Tania Gunadi Widjaja ?" Calista memandangi Tania. "Kalian saling mengenal ?" Tanya Marco Duran memandangi keduanya. "Tentu saja. Siapa lagi lelaki incaran kamu saat ini?" Sindir Tania. Menatap sengit Calista kepada Tania. "Kamu !" Calista menahan emosi buku jarinya mengepalkan tangannya. "Kalian mengobrol dulu aku permisi." Tania Gunadi Widjaja menatap memohon pada Marco untuk melepaskan tangannya.
"Aku mau ke toilet wanita," Bisiknya saat Marco Duran mendekat ke wajahnya. "Cepatlah kembali." Bisiknya Tania sempat terlena wangian mint dan Citrus hinggap di indera penciuman nya. Tania hanya mengangguk mengerti. Calista kemudian tak membiarkan kesempatan itu. Tubuhnya langsung menempelkannya ke Marco.
"Aku memiliki kuncinya kau mau mampir melihatnya ?" Tawarnya. "Kudengar kekuatan dia sangat kuat" Katanya sambil meliriknya sekilas bagian bawah Marco hanyalah tersenyum miring. "Ayolah disini juga tidak ada yang menarik." Bisiknya menggoda dengan tangannya mengusap dadanya Marco Duran.
Calista menahan dan membimbingnya untuk keluar dari ballroom dan mengajaknya ke tempat tujuannya. "Aku tak membawa pengaman. Jangan membuat masalah sesudahnya." Bisiknya penuh penekanan pada saat mereka di dalam lift. Merengkuh tubuh Calista kuat-kuat menekan pantatnya. Wanita itu langsung tersenyum mengangguk. Sesampainya di kamar mereka saling bercumbu dan melakukan penyatuan antara mereka.
Dilain tempat Tania Gunadi Widjaja memasuki mobilnya. Wanita itu hanya menggunakan taktik sederhana untuk menghindari Marco Duran karena dia tahu Lelaki itu Casanova. Tak mungkin dia berurusan dengan si Boss macam dia, segera ia pulang ke apartemennya.
Keesokan harinya Calista terbangun mendengar suara gemericik air dia bangkit. Dan ia meringis saat hendak berdiri. Marco Duran sangat buas saat melakukan itu. Tak ada lembut-lembutnya. Klik. Marco Duran keluar dari kamar mandi dengan handuk sepinggang dadanya terekspose menatap wajah Calista yang kepayahan. "Marco kau akan pergi ?" Katanya sambil memeluk pinggangnya.
"Ya aku harus bekerja bukan ?" Katanya sambil mengusap puncak kepalanya dengan handuknya. "Apakah aku ada peluang untuk menjadi kekasihmu ?" Katanya manja sambil mencium dadanya Marco. " Kau yakin ?" Tanyanya dengan mencengkeram pinggangnya Calista.
Calista menyambut ciumannya maka mereka melakukannya Calista merasakan kehangatan berulangkali namun Marco belum mendapatkan. Rasanya sungguh perih sekali dibawah sana. "Akh..Marco...apa kau belum selesai akh..." Disela-sela kegiatan mereka Calista meracau. "Seharusnya kau sudah tahu aku berbeda dengan orang yang pernah kau ajak kencan." Serunya Calista meringis menahan rasa sakit itu.
Hingga akhirnya dia selesai dan menarik tubuhnya Marco kembali ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari jejak-jejaknya. Calista terkapar di ranjangnya dengan sehelai kain menutupi area sensitifnya. Kurasa aku tak akan sanggup pantaslah gosipnya Marco strong, akh sial. Berapa harga dihabiskan untuk perawatan ini ? Keluhnya dalam hati matanya menatap Marco Duran yang sudah rapi. "Ini sudah ada kode pin dibelakangnya.
" Buatmu !" Seraya melempar card ke ujung ranjangnya. Calista hanya tersenyum tipis melihat ekspresi Marco Duran yang datar. Lelaki itu hanya berlalu saja tanpa menoleh ke arahnya lagi. Calista menghela nafasnya panjang. "Bodohnya kamu Calista. Marco Duran memang hanya memakai nya seperti wanita bayaran. "Sial !" Makinya nyaring. Dikamar nya ia ditinggal sendirian tanpa belas kasih, uang sebagai penyelesaiannya.
Di perusahaan Tania Gunadi Widjaja menatap berkas-berkasnya wanita itu geram adanya pengeluaran yang membengkak tanpa diketahui oleh nya. Wanita itu geram. Kakaknya masih saja menggunakan dana operasional perusahaan untuk orang itu lagi. "Segera bekukan rekening bank nya. Laporkan semua pengeluaran terakhir ini !" Titahnya. Ditutupnya berkasnya kemudian dia berjalan mengambil tasnya.
"Aku akan ke lokasi mengecek sejauh mana pembangunan resort di pinggir pantai. Katakan Johan Cruyff untuk menyusul membawa design perubahannya." Tania mengatakan pada asistennya kemudian dia bergegas menuju ke arah mobilnya. Di tempat pembangunan resort Tania Gunadi Widjaja disambut dengan Robert Pattinson selaku penanggung jawab pembangunan.
Dan juga Johan Cruyff mereka bertiga melihat detail desain kemudian mereka kembali berdiskusi dengan permintaan clientnya atas perubahannya sedikit. Tanpa disadarinya mereka berpapasan dengan Marco Duran dan rekannya serta di dampingi asistennya Robert Pattinson yakni Downey. "Nona" Sapa David Downey dan dibalasnya dengan anggukan kepala. Mereka saling menatap satu sama lainnya. "Tuan Duran adalah salah satunya investor yang berusaha kita dekati Nona." Bisik Robert Pattinson.
Tania membulat sempurna matanya saat mendengar bisikan Robert Pattinson. Investor kenapa harus dia, geramnya walaupun mulutnya tersenyum lebar namun Marco Duran mengerti ekspresi wajah wanita itu. "Kita bertemu lagi Nona Tania. Aku sungguh tidak percaya seorang wanita yang cantik dan lembut seperti kamu bergerak di bidang konstruksi. Hebat aku suka konsep dan desain milik Anda." Katanya jujur menatap manik Tania. "Bisakah kau saja yang menjelaskan detail tentangnya Nona ?" Tanyanya.
" Tania. Anda tak perlu sungkan ataupun formal tuan Duran. Silahkan ?" Tania terpaksa harus berurusan dengan lelaki Casanova ini. Semuanya demi kepentingan perusahaan dan karyawan yang berkerja dengan ayahnya bertahun-tahun. Mereka juga yang mendampingi perusahaan ini dari belum ada namanya hingga menjadi perusahaan yang di kenali.
Tania mendampingi Marco Duran dan menjelaskan detail dari konsep resort di pinggiran pantai. Semula ini didanai perusahaannya namun harus goyah dan mencari investor lain karena ulah sang kakak. Dia harus cukup senang mendapatkan hasil sedikit dalam proyek kali ini daripada merugi itulah yang dipikirkannya saat ini. "Saya belum sarapan bagaimana jika kau menemaniku sebentar ?" Tawar Marco. Tania Gunadi Widjaja hanya tersenyum pasrah semua demi kepentingan perusahaan. " Tentu namun saya hanya menemani bukan ikut makan." Jawab Tania.
Mereka pergi dengan mobilnya Marco sebelumnya ia meminta Johan Cruyff mengurus mobilnya. Marco tersenyum penuh kemenangan saat Tania tak dapat mengelak atas permintaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Nila Nila
lanjutt
2022-06-04
1