.Mereka pergi dengan mobilnya Marco sebelumnya ia meminta Johan Cruyff mengurus mobilnya. Marco tersenyum penuh kemenangan saat Tania tak dapat mengelak atas permintaannya.
Mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke restoran mewah langganan Marco Duran. Tania hanya mengikuti saja instruksi lelaki itu. "Silahkan pesan menu sesuai dengan selera. Tak perlu sungkan Nona Tania." Marco menawarkan menu kepada Tania. Wanita itu hanya tersenyum tipis.
Harga menu satunya saja ratusan ribu. Apa bisa aku membayar biaya makanan ini, gumamnya dalam hati. Keringat dingin membasahi dahinya. Marco Duran mengamati sejenak namun ia pura-pura menatap buku menu.
"Pesankan saja menu biasa aku pesan, hanya desert nya red Velvet cake berukuran kecil dan puding almond. Terimakasih." Pelayan mengangguk mengerti dan menarik buku menunya yang di pegang Tania. Terjadi tarik-menarik antara mereka.
"Kau ingin memesan makanan lain ?" Tanyanya dengan menahan tawanya geli melihatnya ekspresi wajah wanita didepannya. Tania kikuk dengan segan melepaskan buku menunya. "Pertama kali kesini ?" Tanya Marco. "Iya. Restoran ini sangat terkenal di sosialita jet set." Akunya jujur.
"Apakah kamu termasuk salah satu tipe cewek seperti itu ?" Goda Marco Duran. "Aku tak tahu. Entahlah mungkin iya mungkin tidak. Menurut pendapatmu ?" Ganti dia bertanya menggodanya. "Jangan lupa kau bersamaku tak akan aku meminta wanita membayari aku. Sungguh itu menyinggung ego ku !" Katanya sambil meminum wine.
"Aku mendengar kabar burung, jika ada wanita siapapun yang jalan dengan Seorang Marco Duran, ia akan berakhir di ranjangnya." Bisik Tania sambil mendekatkan diri kepada wajahnya Marco. Lelaki itu hanya tersenyum tipis.
"Tidak semua. Mereka saja yang menginginkan menjadi kekasihku atau menjadi nyonya Marco Duran. Dan mereka tak bertahan lebih dari tujuh hari. Karena jujur aku sangat menyukai olahraga ranjang." Jawabnya sambil memainkan gelasnya. Lelaki itu menatap tajam ke manik birunya Tania.
Memperhatikan rambutnya yang pirang panjang serta ikal. Tanpa sentuhan tambahan alat kecantikan ujung rambutnya sudah ikal. Marco Duran sangat mengerti tentang itu. "Kau sangat cantik. Beruntung lelaki yang menjadi pasangan mu. Maksudnya kekasih mu ?" Seringai licik meliriknya Tania sekilas.
Gadis itu hanya menatap wajah Marco Duran datar. Mereka menikmati keindahan kota di malam hari dari balik kaca restoran itu tanpa pembicaraan yang berarti. Hanya sekedar basa-basi saja. Dia gadis yang berbeda, pikir Marco Duran. Di liriknya notifikasi di phonsel pintar nya.
Semuanya tentang Tania Gunadi Widjaja. Senyuman garis melengkung menghiasi wajahnya Marco Duran. Lelaki itu menatap wajah cantiknya Tania sementara itu gadis cantik ini hanya menatap ke luar kaca. sembari melamun.
"Kau menyukainya ? Pemandangan disana ?" Bisik Marco Duran lelaki itu mendekati wajahnya pada saat Tania duduk bertumpu pada lengannya diatas meja. Lagi-lagi dia tersenyum tipis.
"Terimakasih atas undangannya makan di tempat yang mewah dengan pemandangan yang indah. Aku suka." Jawabnya sambil memainkan wine. Terus terang dia peminum yang buruk makanya dia tak menyentuh itu sedari tadi.
Dia hanya memainkan saja gelasnya seolah-olah hendak meminumnya namun hanya diletakkan saja di atas meja. Dan Marco Duran mengerti itu. Dia tak memaksa wanita itu untuk meminumnya. Lelaki itu hanya ingin menunggu umpan masuk dalam perangkap.
Marco Duran mengangguk dan mengangkat minuman ke arahnya Tania. Dan gadis itu melakukan hal yang sama mereka bersulang dan dia meminumnya hingga tandas. Marco Duran menahan senyum.
Jika meminumnya seperti itu maka dia akan cepat mabuk, karena itu ia meminumnya secara perlahan-lahan. Mereka berjalan beriringan menuju ke lift. Dan benar-benar gadis itu mabuk hanya satu gelas dia mabuk. Sungguh di luar dugaan Marco Duran terlebih dia mendengar suara seseorang saat dia ke toilet seorang ingin menjebak Tania Gunadi Widjaja dan menjatuhkan image gadis itu.
Marco Duran sudah mengantisipasi hal tersebut dengan dibantu pemilik restoran dan hotel itu juga asistennya. Yang diminta olehnya untuk membawakan pakaiannya dan baju ganti untuk Tania. Karena ia bermaksud mengajaknya menginap di hotel. Sampailah mereka di kamarnya.
"Beraninya dia bercinta dengan sahabatku. Katanya best friend forever hanya omong kosong." Tania Gunadi Widjaja meracau berulangkali Marco Duran tertawa kecil melihat tingkah lakunya. Aroma Lilac dan lavender begitu menggoda dirinya membangkitkan gairah dibawah sana. Gadis itu tidak menggoda nya namun dialah yang mengendus aroma tubuhnya. Demikian juga Tania yang di pelukannya ia melakukan hal yang sama aroma maskulin dan Marco Duran yang good looking menggodanya juga.
Pesona Marco Duran sungguh menggodanya. Cup. Cup. Cup. Tania berinisiatif melakukan hal itu. "Nona kau menggoda ku ?" Katanya serak disela-sela kegiatan ciumannya. "Aku ingin bercinta dan tolong lakukan perlahan ini pertama kali aku melakukanya. Mhmm ?" Pintanya manja sembari menikmati permainan ciuman lembut Marco.
"Berjanjilah perlahan dan katanya jika untuk pertama kalinya akan terasa sakit. Jangan khawatir ini sudah lewat masa suburnya jadi kurasa tanpa pengaman tak akan hamil. Tapi lebih baik kau kenakan pengaman saja untuk berjaga-jaga." Tania meracau berulangkali Marco Duran hanya tersenyum tipis melihat ekspresi wajah cantiknya. Lelaki itu sengaja tak mengenakan pengaman dia berharap wanita didepannya ini akan hamil. Karena dia type wanita yang dicarinya. Mandiri, pintar, tegar dan tangguh.
Dia sudah membaca profil selengkapnya walaupun hanya sepintas lalu. Mereka melakukan itu secara bergantian dengan perlahan dia mengajarinya beberapa gaya dan Tania melakukannya dengan baik walaupun agak kikuk karena belum terbiasa. Tania terjaga di sampingnya ada Marco Duran yang terlelap tidur dengan posisi memeluknya. Wanita perlahan mengangkat tubuhnya agar tak membuat pergerakannya di sadari Marco.
Ia melihat bajunya sudah tak utuh lagi. Ia melihat paper bag dan melihatnya. Baju wanita ? Segeralah ia mengenakan pakaian tersebut. Dia juga menggelung rambutnya tinggi serta memastikan Marco masih tidur. Ia pun pergi dari sana berjalan dengan tertatih karena rasa nyerinya organ intim. Benar-benar sesuatu kau Tania.
Kau baru beberapa kali bertemu dengan dia dan sekarang kau jatuh dalam pelukannya seperti ******. Oh, tidak ! Tania meruntuki kebodohannya sepanjang jalan dia sudah di dalam tadi yang membawanya pulang ke apartemen. Sementara itu Marco Duran dengan santainya masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lelaki itu melakukan hal itu berulangkali mencumbui di sekujur tubuhnya dan rasanya berbeda. Bahkan dia ditinggalkan oleh seorang wanita. Ini pertama kalinya dia diperlakukan seperti itu.
Ditinggalkan. Kau akan mendapatkan balasan Tania akan kubantu perusahaan yang kamu rintis kembali. Tak akan ada orang yang akan menganggap mu rendah karena aku sudah memilih kamu sebagai ibu dari anak-anakku. Tunggu saja waktunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments