" Kau bukan barang..... bodoh si Aldo itu ", Rahyan tersenyum sinis.
" Aku yang dihina.... kenapa kau yang marah?? ", sergah Nilam cepat.
" Aku 'kan temanmu...... tentu aku marah "
Entah mengapa ada yang aneh terasa di hati Rayhan saat mengucapkan kata teman. Ya... teman yang sangat baik, yang sangat perhatian dan pengertian. Teman yang dicari-cari nya saat tak nampak ketika ia bertanding. Teman yang menenangkan hatinya. Teman ......
Nilam menyandarkan tubuhnya perlahan dan membuang pandangannya menembus jendela di samping. Sejurus kemudian ia berbalik lagi menatap Rayhan. " Ada apa sebenarnya antara kalian? "
Rayhan diam, pegangannya pada kemudi mengeras seperti ekspresi wajahnya. " Hari ini..... kamu berbeda. Kamu... cantik sekali"
Tak urung pipi Nilam bersemu merah mendengar kalimat yang meluncur taktis Rayhan. Yang melesat bak anak panah menembus perasaan seorang gadis.
" Kamu cantik.... aku memujimu, dan Aldo mendengarnya. Kurasa dia salah paham "
Topik pembicaraan itu teralihkan manakala mobil itu telah sampai di sebuah rumah tanpa pagar dengan halaman yang cukup luas. Nilam segera turun diikuti Rayhan.
" Aku harus mengembalikan mu pada mamih mu ", sergah Rayhan cepat manakala tatapan Nilam menuntut penjelasan. Dan keduanya melangkah beriringan tanpa suara.
Belum lagi dua muda-mudi itu sampai di teras rumah, dari dalam rumah keluarlah sesosok wanita dengan senyum lembut menyambut mereka. Ibunya Nilam, tersenyum hangat melihat Rayhan datang bersama putrinya.
" Nak Rayhan yang mengantar.... terimakasih ya "
" Iya bu.... maaf sampai malam. Tadi panitia harus bersih-bersih dulu soalnya. Oh ya... saya langsung pamit ya ... "
Rayhan memohon diri dan bersalaman dengan ibunya Nilam. Sekilas dia menyentuh lengan Nilam seraya berucap, " Aku pulang dulu ya.... sampai ketemu besok ". Dan Nilam mengangguk pelan.
\\
- Nilam Pov -
Kau bukan barang...... Kamu cantik.... Aku memujimu.... Kamu 'kan temanku.
Kalimat-kalimat itu bergaung di palung hatiku. Ada apa sebenarnya Rey?. Ah Rey.... kamu keterlaluan. Kapan kamu berhenti mengaduk-aduk perasaan ku?.
Kau mendekati ku karena si cantik Nisrina pada awalnya. Lalu berganti lagi pada Vera, lalu pada cinta masa kecilmu Novi yang model itu. Taukah kamu kalau aku menjadi berseteru dengan si popular Arlinda .... juga karena kau mendekati ku.
Kuputuskan menerima Aldo karena kau tak pernah menoleh menatap ku. Namun saat aku sudah menjalin kedekatan dengannya... kau datang menyeruak tanpa permisi dan sembunyi-sembunyi mencuri perhatian ku.
Kau tahu Rey.... aku selalu menantikan kedatangan mu, bukan Aldo. Walau kau datang hanya sekedar meminta pendapat tentang gadis-gadis mana yang malam minggu ini akan kau gilir untuk diapel'in. Bahkan hanya sekedar pamer penampilan barumu untuk para gadis itu. Tapi aku tetap menantimu. Dan aku melupakan eksistensi Aldo untuk sebuah hubungan ini.
Tapi kau memujiku cantik.... benarkah Rey?. Boleh aku 'kan aku sedikit bahagia karenanya?. Rey..... sejak pertama kali melihat mu dulu. Hatiku tak pernah bisa lepas darimu. Aku hafal aroma segar parfum maskulin mu. Aku tahu musik-musik yang kau sukai. Bahkan.... dikeramaian pun tanpa kusadari, kucari-cari punggungmu yang lebar dan sosokmu yang gagah menjulang.
Aku yang salah ya Rey..... sudah jatuh hati padamu, namun menjatuhkan pilihanku pada Aldo. Tapi Rey.... itu karena kau begitu sulit kujangkau. Terlalu muluk jika aku mengharapkan mu. Cukuplah aku menjadi temanmu.... dimana kau dapat menjadi dirimu sendiri saat bersama ku. Sudah Rey.... cukup seperti itu saja.
\*
Pada akhirnya Nilam mendapatkan cerita yang sebenarnya. Pada akhirnya Reyhan perlahan mulai menjauhi Nilam. Pada akhirnya Aldo pun mulai menjauhi Reyhan juga, padahal mereka telah berteman dari TK. Dan pada akhirnya hampir satu sekolah menghakimi Nilam.
Hingga tepat dua bulan sebelum ujian kenaikan kelas. Dengan meminta bantuan Nana dan Dony..... akhirnya Nilam berhasil mempertemukan keduanya.
Di depan ruang ganti pemain yang sudah sepi, ketiganya berdiri berhadapan dengan canggung. Sesaat saling diam seolah-olah menunggu saat yang tepat untuk berbicara. Hingga akhirnya Nilam pun angkat suara.
" Maaf... dengan cara seperti ini aku membuat kalian harus bertemu ", ucap Nilam pada akhirnya.
" Aldo..... maaf, aku lebih memilih mu hanya menjadi temanku... kita akhiri saja masa pacaran ini. Ku rasa hanya teman yang cocok untuk kita berdua".
Aldo semakin terdiam dan dalam menatap sepasang mata Nilam. Ia mendapati senyum lembut yang selalu dirindukan nya. Ketika tangan Nilam menarik jemarinya lalu membawanya mendekati Rayhan.... diapun tak bisa menolak.
" Kalian... jangan pernah berubah sebagai seorang sahabat ", ucap Nilam seraya meraih tangan Rayhan untuk kemudian menautkan jari jemari itu dengan Aldo. Nilam tersenyum menggenggam tautan jemari dua pria tampan dihadapannya.
" Jangan pernah berpisah... Jangan pernah hilangkan persahabatan. Jikalau ada yang harus pergi.... itu aku"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Erna Yunita
Nilam.... I'm proud of you.... 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
Tidak mudah bagi seseorang untuk melepaskan hati.... hanya demi sebuah kebahagiaan orang lain
2024-11-13
0
Erna Yunita
Ada hati yg berusaha meredam rasa... jika saja rasa itu bersambut.... sungguh akan jadi bahagia.... Apa dikata jika hati masih harus sabar menanti.... 🥰
2024-11-13
0
Erna Yunita
Sabar ya Nil......
2024-11-13
0