Dan tangan sang pria terulur ke wajahnya. Membuka masker hijau itu perlahan, tanpa dirinya bisa mencegahnya. Entah kenapa dia membatu. Atau mungkin karena dia terlalu rindu.
" Nilam...", dan sekali lagi nama itu disebut. " Aku menemukan mu .... "
*****
-Nilam Pov-
Ya Tuhanku ..... cerita apa yang harus kujalani saat ini??? Dia begitu nyata dihadapanku. Menatap hangat seperti dulu. Kumohon.... jangan biarkan aku menangis, apa lagi dihadapannya. Wahai Tuhanku yang maha pengasih, kumohon belas kasihanmu. Jangan biarkan dia tahu gemuruh nya degup jantungku
"Nilam.... apakah kamu sudah membuang semua?", tanya itu membuat ku menarik nafas dalam mengaturnya sedemikan rupa agar tidak memburu dan tersengal. Agar kau tidak tahu betapa paniknya aku.
"Kau sudah benar-benar melupakan ku...."
" Maaf... bisakah anda tidur kembali tuan. pelipis anda tetap butuh jahitan benang bedah plastik", sergahku cepat.
Dia menurut dan merebahkan dirinya kembali. Aku tak berani menatap sepasang manik matanya yang tajam menghunjam, menelanjangi seluruh rahasia ku. Duhai ..... jantungku, kumohon! biarkan kuselesaikan tugas ini. Wahai hatiku..... bertahanlah!!!!!!
"Rayhan....."
Kenapa kau sebut namamu sendiri? aku bahkan tak pernah lupa dengan nama panjangmu.
"Kau lebih suka memanggilku Rey.... tidak Hans seperti yang lain"
Dan akhirnya satu simpul terakhir berhasil kuselesaikan dengan sempurna. Kassa berantibiotik pun telah menutupi luka itu dengan manis. Tapi aku tidak dapat tersenyum manis seperti biasa yang ku lakukan pada pasien setiap aku selesai memberi tindakan perawatan. Susah payah kubasahi kerongkongan dengan ludahku sendiri, terasa mencekik saat aku menelannya.
Sudah terlanjur.... dan tak berguna lagi kusembunyikan. Perlahan kubuka masker ini, dan dia tidak sedetikpun melepaskan pandangannya dariku. Aku tidak pernah melupakanmu.... sungguh. Apa kabar Rey .....
-Rayhan Pov-
Sungguh..... mungkin aku harus sangat berterimakasih pada dua pemabuk bermotor yang menabrak mobil kami, aku dan Gerald. Walau Gerald saat ini masih belum sadarkan diri. Inilah hikmah dibalik musibah. Aku menemukan mu Nilam. Enam tahun kau menyiksaku, membuat ku terpuruk oleh rasa bersalah..... frustasi karena kehilangan mu. Kini kau nyata di hadapanku.... menyentuhku. Ah... aku rindu padamu, sangat ... rindu
Kau terlihat baik-baik saja, ah.... kapan kau tak pernah baik-baik saja. Sejak dulu, kau tetap tenang...... tersenyum, diam..... mengalah. Tapi konyol..... yah kekonyolan mu..... aku rindu semua itu. Kau cantik.... lebih dewasa, dan....
" Lain kali.... jangan buka masker paramedis sembarangan. Apa lagi saat mereka sedang melakukan tindakan medis"
What's???...... kau berkata demikian santai tanpa ekspresi, membuatku tertegun setengah ternganga. Sesaat kemudian nampaklah senyuman manismu itu..... senyuman yang tak berubah semenjak tigabelas tahun lalu ku mengenalmu.
" Nilam..... ". Bodoh.... pasti aku terlihat sangat bodoh karena hanya bisa mengulang menyebut namamu.
" Beristirahatlah mr. Rayhan.... ingat saat ini anda pasien, jadi harus menurut pada petugas medis", instruksimu kembali dalam bahasa Inggris dengan British aksen yang kental. Dan itu sukses menampar hatiku.
" Ok miss". Kuraih pergelangan tangannya, kutarik mendekat dengan cepat. Kilatan dimatamu mengumumkan, bahwa kau lebih dari sekedar terkejut.
" Aku ...... tidak akan melepaskannya lagi". Ku turunkan peganganku dari pergelangannya, beralih pada telapak tangan bersarung lateks itu. Aaah... biarlah!!!!. Ku tautkan jemariku pada jemarinya. Sepasang matamu terkerjap gelisah..... biarlah, kau harus paham riuh redamnya perasaanku.
"Kau .... jangan meninggalkan ku lagi, please",
" Rey..... aku bekerja disini". Kenapa kalimat itu yang keluar dari mulut mu Nilam???
" Beristirahatlah..... sebentar lagi petugas kepolisian akan meminta keterangan. Aku... aku... harus membantu yang lain, .... ya..."
" Baiklah..... lanjutkan tugasmu", dan perlahan kulepaskan tautan jari jemari ini. Masih tanpa melepaskan tatapanku pada warna hujan di bola matamu, ku tegaskan sebuah janji. " Aku tidak akan melepaskan mu lagi....."
Srrrreeekk..... srrreeek.... srrrreeekk, suara rel gorden yang kau tarik untuk menutup area terbatas tempat ranjangku berada. Entahlah.... namun aku begitu ketakutan. Tirai - tirai ini.... mengapa kalian membuat Nilam tak terlihat lagi. Aahhhh!!!!! .... aku kembali frustasi.
Dua insan, dua hati.....
Dalam batasan ruang yang memisahkan, menggenggam dan menenangkan jiwanya sendiri-sendiri.
Aahh.... seandainya hati sang pria dapat meloncat, pastilah sudah sedari tadi mengejar hati sang wanita. Lalu mendekapnya erat, membisikkan selaksa kata maaf dan mengutarakan kerinduan berbalut cinta, serta bersimpuh memohon..... jangan tinggalkan aku lagi.
Hati sang wanita terisak sedih.... Aku lelah mengabaikan rinduku, aku penat menyembunyikan yang sesungguhnya padamu dan aku takut dengan kenyataan ini. Kenapa tidak kau cukupkan saja aku sendiri yang menjalani.
Dua insan, dua hati....... riuh dengan harap dan permohonan. Dalam keramaian suasana, terciptalah sulur-sulur kenangan yang mulai bertautan, saling mencari-cari keselarasan. Terkadang cinta mempunyai cara tersendiri untuk menguji dan juga mempertemukan. Sebagaimana Sang Maha Cinta memerintahkannya ..... cinta untuk dua insan .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Trituwani
g bisa move on dr nilam n mr zachary
2025-03-25
0
Erna Yunita
Aq datang kembali.... karena aq rindu 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2024-11-13
0
Tysa N0a_15
awal baca Mandala orlin bagus bngt trus ke anak"nya baru satu bab koq ada pemberitahuan KLO harus ke sini dulu... sebenernya mau nanti aja habis dri sana tp koq coba baca satu bab AQ rasa bagus... jdi aku lanjut ini dulu...
2024-01-18
1