Karena bosan Dio mulai berjalan di dalam kereta itu. Dia berusaha mengajak orang-orang yang ada disana untuk bicara. Dia mulai menghampiri seseorang yang terlihat fokus ke handphonenya.
"Bro…" sapa Dio.
"Heh…" jawab orang itu acuh.
"Lo kenapa bisa terjebak disini bro?" tanya Dio
"Gue ngebunuh penulis skenario cewek yang menulis cerita mengenai gue," jawab orang itu yang memiliki badan atletis sedikit berisi.
"Hah?...ooh...maksud lo sinetron yang episode panjang banget, dan gak tamat-tamat sampai sekarang itu ya?" tanya Dio baru teringat dengan salah satu sinetron yang viral.
"Nah iya itu..." jawabnya bersemangat.
"Oh...jadi nama lo Ro..." belum sempat Dio melanjutkan ucapannya ada seseorang yang memotong.
"Itu mah ulah emak-emak baper yang ngirim surat ke pihak sinetron nya! padahal mereka sudah tahu..."
"Eh jadi lo juga nonton ya?" tanya si cowok yang diajak bicara bersama Dio, lalu mereka melanjutkan percakapan tanpa Dio.
Kemudian Dio lalu menghampiri orang yang lain lagi."Lo sendiri kenapa?" tanya Dio pada orang itu.
"Gue membunuh author yang menulis cerita mengenai gue..." jawabnya dengan wajah datar
"Lo masih mending gue membunuh karakter penting dari komikus yang membuat cerita mengenai gue..." terus lainnya menyahut.
Dio kemudian memperhatikan seorang cowok berpakaian aneh. Cowok itu memakai sebuah sabuk yang terlihat tidak asing buat Dio. Dia seperti pernah melihat sabuk itu di sebuah acara televisi. Dia lalu menghampiri cowok itu yang duduk santai.
"Lo kenapa bro?" tanya Dio penasaran.
"Gue gak dikenal oleh orang-orang…" jawab cowok itu yang sedang murung.
"Pantesan...sebab lo terlihat cowok yang lemah…" ejek Dio dengan santai.
"Asal lo tau ya!...gue cowok yang kuat tau!..." teriak cowok itu dengan wajah yang kesal.
"Ya sorry bro…" Dio langsung mengerti bahwa dia melakukan sebuah kesalahan.
"Tapi lo mirip dengan teman gue...dia itu sering dirasuki jin gaib,"ucap cowok itu sambil tersenyum.
"Temen lo?...kata lo tadi gak ada orang yang mengenal lo...kok lo punya teman?" tanya Dio kebingungan. "Temen lo itu dukun atau gimana sih?..." tanyanya tambah bingung.
"Orangnya lemah banget, kayak gak bisa apa-apa, tapi dia adalah orang sangat baik, mungkin sekarang dia udah jadi artis terkenal kali ya?...makanya udah gak kenal aku lagi..." jawab cowok itu lalu menundukkan kepalanya.
"Kita akan sampai di tahun 2016…" ucap suara pemberitahuan dari kereta api.
"Dio...kita akan sampai di tujuan..." ucap L mengingatkan.
"Oh...iya…" ucap Dio kemudian kembali ke L.
Sementara beberapa orang yang berdebat tadi menjadi lebih ribut lagi. Akhirnya cowok yang memakai sabuk itu berdiri untuk melerai. Sementara L dan Dio sudah tidak memperdulikan itu semua.
"Jadi mereka yang berantem ini mau kita biarin aja nih?..." tanya Dio pada L yang berdiri di sebelahnya.
"Lah, kan lo yang bikin masalah..." tanggap L dengan santai. "Jadi lo lah yang nyelesain…"
"Ah…sudahlah...daripada stasiun pemberhentian kita terlewat..." ucap Dio sembari bersiap keluar saat pintu terbuka.
Sementara samar-samar di antara suara keributan terdengar teriakan, "Berubah!..." suara itu terdengar tepat saat Dio dan L keluar.
Mereka sempat melihat keadaan di dalam kereta yang kacau. Kemudian muncul cahaya berwarna hijau yang menerangi seisi kereta. Dio cukup terkejut melihat cahaya itu.
"Sebenarnya dia siapa sih?" tanya Dio masih bingung. "Hah!..." teriaknya setelah dia menyadari pakaiannya berganti sesuai dengan tahun mereka berada yaitu 2016, dan tanggal di ponselnya menunjukkan tanggal 18 oktober 2016.
"Kita sudah kembali ke masa lalu…" ucap L kemudian mendahuluinya berjalan keluar area stasiun.
"Terus bagaimana dengan diri gue di masa ini?" tanya Dio sambil berjalan beriringan dengan L. "Bukankah akan menjadi masalah kalau diri gue di masa ini bertemu diri gue di masa depan?..." tanyanya menambahkan.
"Oh...soal itu?..." tanggap L dengan santai. "Diri lo di masa sekarang baru saja pergi meninggalkan masa sekarang..." jawab L dengan santai.
"Maksudnya?...dia pergi ke masa lalu?..." tanya Dio yang mulai mengerti konsep perjalanan waktu.
"Gue juga kurang tahu pasti, tapi gue mendapat informasi seperti itu…" jawab L kemudian sambil terus berjalan.
Kemudian Dio membuka handphonenya untuk memesan taksi online. Tidak perlu menunggu lama taksi itu datang. Ternyata taksi itu berada tidak jauh dari mereka.
"Lho...bukannya mas tadi baru saja turun disini?" tanyanya dengan wajah terkejut.
"Yang menaiki taksi ini adalah diri lo dimasa lalu…" L lalu menjelaskan ke Dio.
"Yaudah pak...antarkan saya ke tempat saya berangkat tadi ya?" pinta Dio dengan sopan.
Dia kemudian masuk ke pintu belakang taksi itu. Setelah dia naik bersama L, taksi itu langsung berangkat. Dio sempat memperhatikan beberapa ruas jalan. Dia teringat semua kenangannya di masa lalu seperti yang dialami sekarang, tapi ada sesuatu yang membuat dia membuka kaca pintu mobil. Dia seperti melihat sesuatu yang berbeda dari sering dia lihat. Dia sangat yakin tulisan dari benda itu tidak seperti yang dia ingat selama ini.
"Tulisan papan nama itu salah, seharusnya jalan Syamsudin Noor, bukan Samsudin Noor…" ucap Dio dengan yakin.
"Mas ini aneh...dari dulu sampai sekarang nama jalan itu Samsudin Noor," ucap supir taksi itu mengoreksi ucapan Dio.
"Itu Mandela Effect…" ucap L menjelaskan. "Sebuah kejadian atau sesuatu yang bertolak belakang dari yang kita ingat," tambahnya lagi.
Dio sengaja tidak menanggapi ucapan L, karena dia pasti akan disebut orang gila kalau bicara sendiri. Dia lebih memilih banyak diam ketimbang berbicara. Sampai taksi yang mengantarkan mereka sampai di kos tempat Dio tinggal.
"Tempat kos ini sangat berbeda...gue gak pernah tinggal di kos seperti ini," ucap Dio saat melihat kos tempat dia tinggal tidak seperti saat dia ngekos waktu kuliah.
"Nanti gue akan jelasin sama lo...tapi untuk sekarang mending lo masuk dulu aja memakai kunci yang ada di kantong celana lo," ucap L memberi saran ke Dio.
Dia kemudian memutar anak konci pada lobang. Dia berhasil membuka pintu itu dengan mudah. Dia melihat semua barang yang ada di sana jauh berbeda. Dia dulu ngekos di tempat kos yang elit meski dia anak SMA, tapi kali ini dia ngekos di tempat yang standar.
Dia kemudian menaiki anak tangga yang terbuat dari kayu. Dia berjalan menelusuri tangga yang setiap dia jalan berbunyi. Setelah menaiki tangga dia langsung mengetahui dimana kamarnya dari nomor anak kunci. Disana tertulis nomor 13 yang sering dikatakan angka sial.
Tepat seperti dia duga, ternyata kamarnya sangat sederhana. Kamar itu tidak luas, dan hanya ada beberapa barang seperti kasur dan bantal, meja belajar kecil yang diatasnya ada laptop, dan lemari pakaian terbuat dari plastik. Ini benar-benar berbeda dari kamar kosnya waktu dia kuliah.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
ryu.maru.an
oh iya, bener.
dulu ada berita di Jepang si penulis membunuh karakter kesayangannya fans, lalu fans nya menghujat secara berlebihan hingga si penulis kena mental lalu bundir.
gitu.
2022-04-04
0
MAY.s
iiiih.... ngeri juga bacanya😣
2022-04-04
2
Reza Azril
Ryoutarou kah temen cowo ini?Trus si cowo adalah Yuuto?
2022-03-30
2