Bab. 3 Masa Lalu yang Berbeda

Karena bosan Dio mulai berjalan di dalam kereta itu. Dia berusaha mengajak orang-orang yang ada disana untuk bicara. Dia mulai menghampiri seseorang yang terlihat fokus ke handphonenya. 

"Bro…" sapa Dio. 

"Heh…" jawab orang itu acuh. 

 

"Lo kenapa bisa terjebak disini bro?" tanya Dio

"Gue ngebunuh penulis skenario cewek yang menulis cerita mengenai gue," jawab orang itu yang memiliki badan atletis sedikit berisi. 

"Hah?...ooh...maksud lo sinetron yang episode panjang banget, dan gak tamat-tamat sampai sekarang itu ya?" tanya Dio baru teringat dengan salah satu sinetron yang viral. 

"Nah iya itu..." jawabnya bersemangat. 

"Oh...jadi nama lo Ro..." belum sempat Dio melanjutkan ucapannya ada seseorang yang memotong. 

"Itu mah ulah emak-emak baper yang ngirim surat ke pihak sinetron nya! padahal mereka sudah tahu..." 

"Eh jadi lo juga nonton ya?" tanya si cowok yang diajak bicara bersama Dio, lalu mereka melanjutkan percakapan tanpa Dio.

Kemudian Dio lalu menghampiri orang yang lain lagi."Lo sendiri kenapa?" tanya Dio pada orang itu. 

"Gue membunuh author yang menulis cerita mengenai gue..." jawabnya dengan wajah datar 

"Lo masih mending gue membunuh karakter penting dari komikus yang membuat cerita mengenai gue..." terus lainnya menyahut.

Dio kemudian memperhatikan seorang cowok berpakaian aneh. Cowok itu memakai sebuah sabuk yang terlihat tidak asing buat Dio. Dia seperti pernah melihat sabuk itu di sebuah acara televisi. Dia lalu menghampiri cowok itu yang duduk santai. 

"Lo kenapa bro?" tanya Dio penasaran.

"Gue gak dikenal oleh orang-orang…" jawab cowok itu yang sedang murung. 

"Pantesan...sebab lo terlihat cowok yang lemah…" ejek Dio dengan santai. 

"Asal lo tau ya!...gue cowok yang kuat tau!..." teriak cowok itu dengan wajah yang kesal.

"Ya sorry bro…" Dio langsung mengerti bahwa dia melakukan sebuah kesalahan. 

"Tapi lo mirip dengan teman gue...dia itu sering dirasuki jin gaib,"ucap cowok itu sambil tersenyum. 

"Temen lo?...kata lo tadi gak ada orang yang mengenal lo...kok lo punya teman?" tanya Dio kebingungan. "Temen lo itu dukun atau gimana sih?..." tanyanya tambah bingung. 

"Orangnya lemah banget, kayak gak bisa apa-apa, tapi dia adalah orang sangat baik, mungkin sekarang dia udah jadi artis terkenal kali ya?...makanya udah gak kenal aku lagi..." jawab cowok itu lalu menundukkan kepalanya. 

"Kita akan sampai di tahun 2016…" ucap suara pemberitahuan dari kereta api.

"Dio...kita akan sampai di tujuan..." ucap L mengingatkan. 

"Oh...iya…" ucap Dio kemudian kembali ke L. 

Sementara beberapa orang yang berdebat tadi menjadi lebih ribut lagi. Akhirnya cowok yang memakai sabuk itu berdiri untuk melerai. Sementara L dan Dio sudah tidak memperdulikan itu semua. 

"Jadi mereka yang berantem ini mau kita biarin aja nih?..." tanya Dio pada L yang berdiri di sebelahnya. 

"Lah, kan lo yang bikin masalah..." tanggap L dengan santai. "Jadi lo lah yang nyelesain…"

"Ah…sudahlah...daripada stasiun pemberhentian kita terlewat..." ucap Dio sembari bersiap keluar saat pintu terbuka. 

Sementara samar-samar di antara suara keributan terdengar teriakan, "Berubah!..." suara itu terdengar tepat saat Dio dan L keluar. 

Mereka sempat melihat keadaan di dalam kereta yang kacau. Kemudian muncul cahaya berwarna hijau yang menerangi seisi kereta. Dio cukup terkejut melihat cahaya itu. 

"Sebenarnya dia siapa sih?" tanya Dio masih bingung. "Hah!..." teriaknya setelah dia menyadari pakaiannya berganti sesuai dengan tahun mereka berada yaitu 2016, dan tanggal di ponselnya menunjukkan tanggal 18 oktober 2016.

"Kita sudah kembali ke masa lalu…" ucap L kemudian mendahuluinya berjalan keluar area stasiun. 

"Terus bagaimana dengan diri gue di masa ini?" tanya Dio sambil berjalan beriringan dengan L. "Bukankah akan menjadi masalah kalau diri gue di masa ini bertemu diri gue di masa depan?..." tanyanya menambahkan. 

"Oh...soal itu?..." tanggap L dengan santai. "Diri lo di masa sekarang baru saja pergi meninggalkan masa sekarang..." jawab L dengan santai. 

"Maksudnya?...dia pergi ke masa lalu?..." tanya Dio yang mulai mengerti konsep perjalanan waktu.

"Gue juga kurang tahu pasti, tapi gue mendapat informasi seperti itu…" jawab L kemudian sambil terus berjalan. 

Kemudian Dio membuka handphonenya untuk memesan taksi online. Tidak perlu menunggu lama taksi itu datang. Ternyata taksi itu berada tidak jauh dari mereka. 

"Lho...bukannya mas tadi baru saja turun disini?" tanyanya dengan wajah terkejut. 

"Yang menaiki taksi ini adalah diri lo dimasa lalu…" L lalu menjelaskan ke Dio.

"Yaudah pak...antarkan saya ke tempat saya berangkat tadi ya?" pinta Dio dengan sopan. 

Dia kemudian masuk ke pintu belakang taksi itu. Setelah dia naik bersama L, taksi itu langsung berangkat. Dio sempat memperhatikan beberapa ruas jalan. Dia teringat semua kenangannya di masa lalu seperti yang dialami sekarang, tapi ada sesuatu yang membuat dia membuka kaca pintu mobil. Dia seperti melihat sesuatu yang berbeda dari sering dia lihat. Dia sangat yakin tulisan dari benda itu tidak seperti yang dia ingat selama ini. 

"Tulisan papan nama itu salah, seharusnya jalan Syamsudin Noor, bukan Samsudin Noor…" ucap Dio dengan yakin. 

"Mas ini aneh...dari dulu sampai sekarang nama jalan itu Samsudin Noor," ucap supir taksi itu mengoreksi ucapan Dio. 

"Itu Mandela Effect…" ucap L menjelaskan. "Sebuah kejadian atau sesuatu yang bertolak belakang dari yang kita ingat," tambahnya lagi. 

Dio sengaja tidak menanggapi ucapan L, karena dia pasti akan disebut orang gila kalau bicara sendiri. Dia lebih memilih banyak diam ketimbang berbicara. Sampai taksi yang mengantarkan mereka sampai di kos tempat Dio tinggal. 

"Tempat kos ini sangat berbeda...gue gak pernah tinggal di kos seperti ini," ucap Dio saat melihat kos tempat dia tinggal tidak seperti saat dia ngekos waktu kuliah. 

"Nanti gue akan jelasin sama lo...tapi untuk sekarang mending lo masuk dulu aja memakai kunci yang ada di kantong celana lo," ucap L memberi saran ke Dio. 

Dia kemudian memutar anak konci pada lobang. Dia berhasil membuka pintu itu dengan mudah. Dia melihat semua barang yang ada di sana jauh berbeda. Dia dulu ngekos di tempat kos yang elit meski dia anak SMA, tapi kali ini dia ngekos di tempat yang standar. 

Dia kemudian menaiki anak tangga yang terbuat dari kayu. Dia berjalan menelusuri tangga yang setiap dia jalan berbunyi. Setelah menaiki tangga dia langsung mengetahui dimana kamarnya dari nomor anak kunci. Disana tertulis nomor 13 yang sering dikatakan angka sial. 

Tepat seperti dia duga, ternyata kamarnya sangat sederhana. Kamar itu tidak luas, dan hanya ada beberapa barang seperti kasur dan bantal, meja belajar kecil yang diatasnya ada laptop, dan lemari pakaian terbuat dari plastik. Ini benar-benar berbeda dari kamar kosnya waktu dia kuliah.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

ryu.maru.an

ryu.maru.an

oh iya, bener.
dulu ada berita di Jepang si penulis membunuh karakter kesayangannya fans, lalu fans nya menghujat secara berlebihan hingga si penulis kena mental lalu bundir.
gitu.

2022-04-04

0

MAY.s

MAY.s

iiiih.... ngeri juga bacanya😣

2022-04-04

2

Reza Azril

Reza Azril

Ryoutarou kah temen cowo ini?Trus si cowo adalah Yuuto?

2022-03-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Merubah Takdir
2 Bab. 2 Perjalanan Waktu Dimulai
3 Bab. 3 Masa Lalu yang Berbeda
4 Bab. 4 Dua Orang yang Berbeda
5 Bab. 5 Dejavu Berkenalan dengan Nita
6 Bab. 6 Tampil Bernyanyi di Atas Panggung
7 Bab. 7 Pergeseran Realita yang Sudah Ada
8 Bab. 8 Diberi Makan Oleh Mbak Dara
9 Bab. 9 Berduet dengan Cewek Bermain Gitar
10 Bab. 10 Nita Menelpon
11 Bab. 11 Dio Membonceng Nita Naik Motor
12 Bab. 12 Masalah Saat Tampil
13 Bab. 13 Ketenangan Dio Saat di Atas Panggung
14 Bab. 14 Berkenalan dengan Genta Adiknya Nita
15 Bab. 15 Pelukan Hangat dari Nita
16 Bab. 16 Nita Mampir ke Kos Dio
17 Bab. 17 Dijemput Om-om
18 Bab. 18 Lagu Tentang Kehilangan
19 Bab. 19 Suara Dio yang Ancur Parah
20 Bab. 20 Ternyata Om-om itu Adalah Bos Mafia
21 Bab. 21 Kabur dari Bos Mafia
22 Bab. 22 Gue Ingin Nita Bahagia
23 Bab. 23 Ngomong Kasar pada Nita
24 Bab. 24 Pertama Kali Nita Menyanyi di Atas Panggung
25 Bab. 25 Penghuni Kos Baru
26 Bab. 26 Alat yang Bisa Melihat Masa Depan
27 Bab. 27 Latar Belakang Nita dan Genda
28 Bab. 28 Kejatuhan Lampu Panggung
29 Bab. 29 Bertemu dengan Bos Mafia
30 Bab. 30 Perkelahian yang Sangat Brutal
31 Bab. 31 Moment Romantis Dio dan Nita
32 Bab. 32 Tawaran Manggung di SMA Flower Garden
33 Bab. 33 Berkunjung ke Asrama Flower Garden
34 Bab. 34 Rapat dengan Mirhan dan Ryu
35 Bab. 35 Genta Menghilang
36 Bab. 36 Wajah di Cermin Kamar Mandi
37 Bab. 37 Diberi Cek Sebesar Rp 500.000.000,-
38 Bab. 38 Mobil Alphard di Depan Kos
39 Bab. 39 Dunia Cermin
40 Bab. 40 Trauma yang Dialami Dio
41 Bab. 41 Lagu Tersedih yang Dinyanyikan Dio
42 Bab. 42 Latihan Srperti Konser
43 Bab. 43 Bertemu Produser Rekaman
44 Bab. 44 Komentar-komentar Haters
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Bab. 1 Merubah Takdir
2
Bab. 2 Perjalanan Waktu Dimulai
3
Bab. 3 Masa Lalu yang Berbeda
4
Bab. 4 Dua Orang yang Berbeda
5
Bab. 5 Dejavu Berkenalan dengan Nita
6
Bab. 6 Tampil Bernyanyi di Atas Panggung
7
Bab. 7 Pergeseran Realita yang Sudah Ada
8
Bab. 8 Diberi Makan Oleh Mbak Dara
9
Bab. 9 Berduet dengan Cewek Bermain Gitar
10
Bab. 10 Nita Menelpon
11
Bab. 11 Dio Membonceng Nita Naik Motor
12
Bab. 12 Masalah Saat Tampil
13
Bab. 13 Ketenangan Dio Saat di Atas Panggung
14
Bab. 14 Berkenalan dengan Genta Adiknya Nita
15
Bab. 15 Pelukan Hangat dari Nita
16
Bab. 16 Nita Mampir ke Kos Dio
17
Bab. 17 Dijemput Om-om
18
Bab. 18 Lagu Tentang Kehilangan
19
Bab. 19 Suara Dio yang Ancur Parah
20
Bab. 20 Ternyata Om-om itu Adalah Bos Mafia
21
Bab. 21 Kabur dari Bos Mafia
22
Bab. 22 Gue Ingin Nita Bahagia
23
Bab. 23 Ngomong Kasar pada Nita
24
Bab. 24 Pertama Kali Nita Menyanyi di Atas Panggung
25
Bab. 25 Penghuni Kos Baru
26
Bab. 26 Alat yang Bisa Melihat Masa Depan
27
Bab. 27 Latar Belakang Nita dan Genda
28
Bab. 28 Kejatuhan Lampu Panggung
29
Bab. 29 Bertemu dengan Bos Mafia
30
Bab. 30 Perkelahian yang Sangat Brutal
31
Bab. 31 Moment Romantis Dio dan Nita
32
Bab. 32 Tawaran Manggung di SMA Flower Garden
33
Bab. 33 Berkunjung ke Asrama Flower Garden
34
Bab. 34 Rapat dengan Mirhan dan Ryu
35
Bab. 35 Genta Menghilang
36
Bab. 36 Wajah di Cermin Kamar Mandi
37
Bab. 37 Diberi Cek Sebesar Rp 500.000.000,-
38
Bab. 38 Mobil Alphard di Depan Kos
39
Bab. 39 Dunia Cermin
40
Bab. 40 Trauma yang Dialami Dio
41
Bab. 41 Lagu Tersedih yang Dinyanyikan Dio
42
Bab. 42 Latihan Srperti Konser
43
Bab. 43 Bertemu Produser Rekaman
44
Bab. 44 Komentar-komentar Haters

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!