Pagi-pagi sekali, sebelum berangkat kesekolah, Ayuna sudah sibuk untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. dia tahu Ziko sangat menyukai masakan nya, terbukti sudah hari ketiga mereka tinggal bareng, Ziko selalu sarapan dan makan malam dirumah.
Ayuna yang tengah asyik memotong sayuran, tiba-tiba.
"Aawsshhh...aahh sakiiit."
Pisau yang dipegang Ayuna seketika terlepas, dia mengibas-ngibaskan tangan yang terluka. Ziko yang melihat hal itu, segera menghampiri Ayuna dengan ekspresi panik.
"Ayuna kamu kenapa?"
"Tanganku terkena pisau mas."
Ziko seketika mengambil tangan Ayuna dan memasukkan kedalam mulutnya, setelah tidak ada darah lagi dia mengambil pembalut luka, meskipun terluka dikit, namun Ziko begitu kawathir. Ayuna tersenyum, dibalik sisi angkuh dan jutek Ziko namun dia bisa melihat sisi manis suami yang mengaku tidak mencintai nya itu.
"Makanya, lain kali kalau kerja itu hati-hati." Ziko mengambil alih mengaduk dan melanjutkan pekerjaan Ayuna.
"Biar aku saja mas."
" Ngak usah, mendingan kamu sekarang mandi dan siap-siap untuk berangkat sekolah. jangan lama-lama aku tunggu untuk sarapan bareng."
"Baik mas."
Ayuna segera mandi dan siap-siap, sedangkan Ziko mulai menaruh nasi goreng kepiring untuk dia dan Ayuna. Ziko seolah-olah lupa dengan tindakan nya yang tidak akan menyukai Ayuna, bahkan seumur-umur baru kali ini Ziko melakukan hal ini. memasak dan menyiapkan sarapan, termasuk susu dan kopi hitam kesukaannya.
Ayuna yang sudah rapi, menatap takjub meja makan. semua sudah tersedia.
"Ayo Ayuna kita sarapan."
"Mas, aku minum susu saja ya."
"Kamu harus makan Ayuna, kita sudah capek-capek masak. bahkan tangan mu juga ikut terluka." ucap Ziko lanjut menyuap nasi goreng dalam piringnya, namun karena melihat Ayuna yang hanya meminum susu saja, Ziko pun berinisiatif menyuapi nasi dalam piringnya ke mulut Ayuna.
"Makanlah sedikit, meskipun dua suap."
Ayuna yang semula kaget, mendapatkan perlakuan manis dari Ziko, membuka mulutnya menguyah perlahan. namun belum habis yang ada di mulutnya, Ziko kembali menyuapi. sehingga membuat Ayuna terbatuk-batuk.
"Uhuchk... uhuchk...."
"Pelan-pelan makanya."
Ziko mengambil air dalam gelas dan membantu meminumkan ke Ayuna. sambil mengelus punggung gadis itu.
"Terimakasih, mas." balas Ayuna dengan wajah bersemu merah. dia masih tidak percaya dengan sikap Ziko yang berubah sangat manis, sehingga untuk mengusir kecanggungan, Ayuna langsung merapikan dan mencuci kembali peralatan bekas makan mereka berdua.
"Hari ini berangkat bareng ya."
"Tapi kita berlawanan arah mas, mendingan mas duluan saja."
"Ngak papa Ayuna, ayok."
Ziko mengantarkan Ayuna kesekolah nya, meski sepanjang perjalanan mereka berdua lebih banyak diam, pandangan Ayuna tertuju pada layar kaca jendela mobil.
Didepan gerbang sekolah sudah ada Rara yang menatap heran kearah Ayuna, yang keluar dari mobil berwarna silver keluaran terbaru.
"Nanti pulang jam berapa?"
"Agak sore lah mas. karena aku dan Rara mau belanja buku-buku sekolah dulu."
"Ya udah, ntar jika perlu apa-apa, hubungi mas ya."
Ayuna melambaikan tangannya, melihat Ziko yang sudah melajukan mobilnya meninggalkan lokasi sekolah.
"Ayuna, laki-laki tampan dalam mobil itu siapa sih?" tanya Rara penasaran.
"Dia.." Ayuna terdiam, dia bingung harus menjelaskan pada sahabat baiknya.
"Kok diam, jangan bikin penasaran dong."
"Oke, aku janji bakal cerita. tapi kamu sabar dulu ya. soalnya waktu kita tidak banyak, lihat itu pak Rudy sudah berjalan kearah kelas kita."
"Janji ya bakal ceritain, jangan buat aku mati penasaran karena sugar Daddy mu itu."
"Ya, aku janji."
Sepanjang mengikuti proses belajar mengajar, pikiran Ayuna terus tertuju pada perlakuan manis Ziko pagi ini, hingga tanpa sadar dia sering tersenyum-senyum sendiri. mengingat ini kali pertama nya Ayuna mendapatkan perhatian yang begitu intens dari lawan jenis.
"Ayuna, kamu kok sedari tadi senyum-senyum terus. seperti orang pertama kali jatuh cinta." sindir Rara.
"Ngak lah, ini perasaan mu saja." ledek Ayuna berusaha bersikap biasa-biasa saja, untuk menutupi hatinya yang mulai berbunga-bunga.
"Jadi belanja ngak kita."
"Jadi dong." jawab Ayuna bersemangat, mereka berdua langsung meninggalkan kelas yang baru saja usai, menuju pusat perbelanjaan mengunakan mobil kesayangan Rara.
***
"Sayang, pokoknya aku mau posel keluaran terbaru. dan juga cincin berlian untuk mengganti cincinku. yang semula ingin kamu belikan untuk pertunangan kita, tapi malah kamu memberikan pada gadis ingusan itu." ucap Khanza cemberut.
"Iya, aku akan mengganti nya sekarang. tapi kamu jangan berwajah masam seperti ini lagi." ucap Ziko meregangkan pelukan Khanza dari tubuhnya. membimbing sang kekasih Menuju pusat perbelanjaan.
Ayuna dan Rara yang juga baru sampai, tidak menyangka jika mereka bakal bertemu dengan Ziko yang tengah mengandeng mesra pacarnya.
Ayuna tercekat, seketika air mata seakan ingin segera keluar dari pelupuk matanya.
"Begitu mudah nya aku terperdaya dengan perlakuan manismu, mas Ziko. sampai kapanpun kamu memang tidak akan pernah mencintai dan menyukai ku, ya Tuhan...inikah jodoh yang engkau kirimkan untukku, mampukah aku bertahan dengan semua ini." ucap Ayuna menundukkan kepalanya.
"Ayuna, kamu kenapa tiba-tiba melow gini." ucap Rara kembali menarik tangan Ayuna. seketika Ayuna juga tersadar, dan berjalan cepat agar Ziko dan Khanza tidak melihat dirinya.
"Ayuna, jalannya pelan-pelan dong." rengek Rara berusaha mengimbangi jalan Ayuna yang kencang.
Khanza tersenyum lebar, begitu dia menyadari keberadaan Ayuna dan sahabat nya. sehingga dia ingin memanas-manasi Ayuna. dia ingin melihat wajah patah Ayuna.
Khanza menarik tangan Ziko, untuk mengikuti langkah Ayuna dari belakang.
"Sayang, kamu jadikan beliin aku cicin berlian." Ayuna sengaja meninggikan nada suaranya agar didengar Ayuna.
"Boleh, kamu pilih saja apa yang kamu suka." ucap Ziko sambil membelai Khanza, namun saat dia menoleh kesamping, Ziko terkejut jika disamping mereka ada Ayuna.
"Ayuna."
Ayuna tidak menghiraukan sapaan Ziko, entah kenapa dia merasa sangat sedih. dan berpura-pura sok sibuk.
"Rara, kita pulang yuk." ucap Ayuna tiba-tiba.
"Tapi kita belum makan-makan."
Ayuna tidak menghiraukan ucapan sahabat nya, dan teriakan Ziko. Ayuna berjalan cepat sedangkan Khanza tersenyum senang melihat hal itu.
"Ayuna, tunggu." teriak Ziko ingin mengejar Ayuna, tapi tangannya langsung ditahan Khanza dengan kuat.
"Sayang, kamu apa-apaan sih. buat apa juga kamu peduli dengan pelakor sialan itu." ucap Khanza dengan suara kencang. membuat Rara berbalik karena tidak terima sahabatnya Ayuna dikatain seorang pelakor.
"Hey Tante, apa maksudmu mengatakan sahabatku pelakor." ucap Rara penuh emosi, perkataan Rara yang polos hampir membuat tawa Ziko pecah, tapi dia berusaha untuk menjaga sikap. sedangkan Khanza bergetar menahan marah.
"Apa kamu bilang, aku Tante."
Wajah Khanza berubah merah padam, dia maju ingin menjambak rambut Rara, seketika Ayuna menarik tangan sahabatnya, sedangkan Ziko menahan tubuh Khanza.
"Khanza tolong jaga image mu, kita lagi ditempat umum." bujuk Ziko.
"Tapi bocah ini keterlaluan."
"Sudah... sebaik nya kita langsung pergi." Ziko menarik tangan Khanza pergi, melihat kemarahan Khanza Ayuna dan Rara tertawa puas.
"Sekarang aku mau nagih janjimu, untuk memberikan aku penjelasan tentang laki-laki barusan, dan atas dasar apa Tante itu mengatakan jika kamu pelakor." todong Rara.
"Baik, aku akan menjelaskan, tapi kita masuk dulu kedalam restoran Jepang itu. biar ngobrol-ngobrol lebih enak dan santai." ucap Ayuna merasa puas karena sudah membuat Khanza malu dan marah besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Eva Nietha✌🏻
Wkwkkk kocak masa istri sah d kata pelakor
2023-12-19
0
Fitri Kurnia Sari
lanjuttt thor
2022-03-30
0
Puja Kesuma
plakor teriak plakor.itu mah😃😃😃
2022-03-30
0