Ap-ap-apa? Ja-jja-jadi, di-ddi-dia ...
Bahkan di dalam hatiku pun aku tidak bisa berkata-kata. Aku merasakan tubuhku mulai gemetar dan tungkai-tungkaiku mulai terasa lemah.
Ternyata pria kurang ajar yang ada di hadapanku saat ini adalah orang yang sangat ingin aku hindari akhir-akhir ini.
"Aku berani membayar berapa banyak pun yang kamu minta. Asalkan, kamu mau melayaniku malam ini. Aku akan membayar berapa banyak pun, berapa banyak pun," katanya, sambil menekankan kata 'berapa banyak pun' di depan wajahku.
Tentu saja itu adalah tawaran menggiurkan bagi setiap wanita yang dia pilih. Apalagi mereka yang mata duitan, pasti akan meminta uang dengan jumlah fantastis untuk memperkaya diri sendiri. Tapi maaf, sayangnya aku bukan wanita seperti itu, sedikit pun aku tidak tertarik dengan uangmu, pria sombong.
"Jadi, pikirkan baik-baik tawaranku ini dan jangan coba-coba menolakku untuk yang kedua kalinya, karena aku berani bersumpah, aku akan membuatmu tidak bisa hidup dengan tenang seumur hidupmu, jika kamu masih berani menolakku," tekannya, mengancamku.
Akhirnya dia melepaskanku juga. Aku memperbaiki posisi berdiriku, kemudian mengelus kedua belah pipiku yang terasa sakit akibat cengkeramannya, serta mengelap bibirku yang masih terasa sangat basah karena air liurnya.
Iyuwh, sangat menjijikkan.
"Temui aku di hotel Galaxy malam ini pukul 7 malam. Ini kartu namaku, hubungi aku jika kamu sudah siap. Aku akan mengutus orang untuk segera menjemputmu." Dia memasukkan selembar kartu namanya ke dalam saku bajuku, sambil mengambil keuntungan dengan sedikit menekan benda berharga milikku seraya tersenyum miring.
Laki-laki kurang ajar, laki-laki me***, berani-beraninya menyentuh pa******ku. Benar-benar minta dihajar kamu, ya?
Aku terus berteriak memakinya dalam hati. Pria bre***** ini benar-benar menguji kesabaranku. Setelah mengambil paksa ciuman pertamaku, sekarang berani-beraninya dia menyentuh buah ****ku. Awas saja, aku bersumpah demi apa pun, aku akan menghajarmu nanti.
Aku melihatnya berbalik membelakangiku, hendak berjalan menuju meja saji. Sudah saatnya, aku harus memanfaatkan kesempatan ini. Saat dia lengah, aku harus segera memberikannya pelajaran lalu kabur. Harus.
Aku mencoba mengatur napasku dengan baik, kemudian mulai mengambil ancang-ancang untuk mulai menyerangnya. "KYAAAK!!!"
Bruk!
Yes. Akhirnya aku berhasil menghajarnya dari belakang lalu dengan cepat membanting tubuhnya ke lantai dengan keras.
Rasakan itu pria brengsek. Makanya, jangan coba-coba macam-macam denganku, ini akibatnya.
Hartamu yang melimpah yang tidak habis tujuh turunan itu tidak bisa kamu gunakan untuk menginjak-nginjak harga diriku.
"Aargh! Auwh!" Dia meringis kesakitan, sambil memegangi kepala bergantian dengan pinggangnya. Semoga saja dia bisa geger otak kemudian encok seperti kakek peyot.
"Perempuan kurang ajar! Awas kamu, ya?!" Disaat dia kesakitan, dia masih bisa mengancamku.
"Rasakan itu. Memang enak? Wleek ..." aku mengejeknya dengan menjulurkan lidahku ke arahnya, "makanya, jangan coba-coba cari gara-gara denganku. Aku tidak sama seperti gadis kebanyakan yang bisa kamu nikmati dengan mudah menggunakan uangmu."
Sebenarnya aku masih ingin menghajarnya hingga babak belur. Tapi aku takut, dia malah terbangun kemudian berbalik menyerang lalu menangkapku. Aku bisa merasakan tadi kalau tenaganya sangat kuat, dan sehebat apa pun ilmu bela diri yang aku punya, tetap saja tidak bisa dibandingkan dengan laki-laki seperti dirinya.
Seandainya dia tidak lengah, mana mungkin aku bisa memiliki kesempatan untuk memberikannya pelajaran.
Lebih baik sekarang aku segera kabur sebelum terlambat. Aku yakin, setelah dia melapor pada pak Ronan, aku pasti akan langsung dipecat, tidak mungkin tidak. Jadi, lebih baik aku segera meninggalkan tempat ini dan kembali ke kost-kost-an untuk bersembunyi.
"Hei! Jangan kabur kamu! Perempuan liar!" teriaknya, tapi aku tidak memperdulikannya sama sekali.
...----------------...
20 Menit kemudian, aku akhirnya sampai di kost-an. Tujuan pertamaku adalah kamar mandi, aku langsung berkumur-berkumur dan membasuh bibirku dengan air hingga merasa benar-benar bersih.
Ppyie, ppyie, ppyiu, ccuih. Beberapa kali aku meludah saking jijiknya aku jika mengingat bagaimana dia mel**** dan meng***** bibirku.
"Laki-laki kurang ajar!" Aku kembali menangis ketika mengingat bagaimana dia melecehkanku.
Setelah merasa cukup lelah menangis, aku pun memutuskan untuk mandi, mungkin setelah mandi, pikiranku bisa menjadi sedikit lebih fresh.
Namun saat aku membuka bajuku, sebuah benda kecil menyerupai kartu identitas terjatuh dan tergeletak di lantai kamar mandi. Sepertinya benda itu berasal dari pakaian yang baru saja aku lepas.
"Apa itu?" gumamku, sambil mengerutkan dahi lalu memungut benda berwarna hitam yang dipadukan dengan warna emas tersebut. Setelah mengetahui jika itu adalah kartu nama milik si pria bre***** itu, aku langsung melemparkan benda itu ke tempat sampah.
"Jangan mimpi, aku tidak akan pernah sudi melayanimu." Seketika emosiku kembali membuncah mengingat bagaimana perlakuannya padaku, ditambah lagi saat aku mengingat bagaimana dia mengambil keuntungan saat memasukkan kartu namanya itu ke dalam saku bajuku.
"AKU BENAR-BENAR MEMBENCI LAKI-LAKI ITU!!! AKU BENCI!!! LAKI-LAKI BRE***!!! KURANG AJAR!!!" Aku berteriak di dalam kamar mandi seperti orang kesurupan. Semakin aku mengingat perlakuannya, rasa benciku padanya kian membesar.
Aku harus memikirkan, apa lagi yang harus aku lakukan selanjutnya? Sekarang ini aku sudah kehilangan satu pekerjaanku, gajiku sebagai kasir mini market mana mungkin cukup untuk memenuhi semua kebutuhan kami sekeluarga.
Dan aku juga yakin, aku pasti tidak akan bisa hidup tenang tinggal di kota ini lagi. Mungkin aku harus segera pindah ke kota lain, tapi dimana? Ah, nanti saja lah aku pikirkan setelah mandi.
Saat aku ingin memulai acara mandiku, tiba-tiba mataku tertuju pada keran air yang menggantung dan menempel di dinding tembok kamar mandi. Hampir saja aku mematahkan saluran air itu karena telah membuatku semakin mengingat nama pria brengsek itu. Untungnya aku masih bisa berpikir waras.
"Tidak, tidak boleh, aku harus menahan emosi. Itu hanya keran air, benda mati, tidak ada kaitannya sama sekali dengan pria ******** itu. Kalau aku sampai mematahkannya, aku juga yang akan rugi. Bisa-bisa kamarku kebanjiran dan aku pasti akan dituntut ganti rugi oleh pemilik kost."
Setelah beberapa saat kemudian, aku akhirnya selesai mandi. Aku keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutku dengan handuk dan berjalan menuju tempat tidur.
Sambil bersandar di tempat tidur, aku terus memikirkan langkah apa lagi yang harus aku ambil nanti agar aku bisa segera keluar dari semua masalah ini.
Masalah hutang belum juga kelar, si bre***** itu tiba-tiba saja datang menambah masalah dan beban hidupku. Sial, benar-benar sial.
Aku harus pergi kemana agar aku tidak bertemu lagi dengan orang itu? Padahal disini aku sudah mendapatkan pekerjaan bagus, dan dengan gaji yang lumayan setiap bulannya, kenapa tiba-tiba orang itu datang dan mengacaukan semuanya.
Jika aku pindah ke kota lain, berarti aku harus memulai semuanya dari awal lagi. Sial, benar-benar sangat melelahkan.
Kalau pun aku mendapatkan pekerjaan di tempat tinggal baruku nanti, belum tentu aku bisa mendapatkan yang gajinya cocok seperti pekerjaanku sekarang ini.
Ah ... kepalaku lama-lama bisa pecah memikirkannya.
Dret dret. Ponselku tiba-tiba saja berdering. Telepon dari ibu. Tanpa perlu menunggu lama, aku langsung menjawabnya.
B e r s a m b u ng ...
...__________________________________________...
...Halo para pembaca sekalian...
...yang sempat mampir....
...Jangan lupa tinggalkan jejak like,...
...komen, favorit, hadiah, serta vote-nya ya...
...setelah kalian selesai membaca bab ini...
...biar aku makin semangat nulis.😊...
...Kalau sudah, aku ucapkan terima kasih banyak.😁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Shenaylin..😌😌
kabur2x 😂😂😂
2024-08-07
0
Shenaylin..😌😌
tak terbayang kan mampus loh 😜😂😂😂😂 😂😂😂😂
2024-08-07
0
Fenty Izzi
masih menyimak... sepertinya ini awal hubungan rania dan kaara d mulai... ibu yang membutuhkan biaya... membuat rania datang menemui kabaran😔🥺
2022-08-11
1