Aku bersyukur acara berjalan lancar. Semua tamu undangan tampak puas dengan suguhan acara yang kami tampilkan. Begitu pula dengan makanan yang disajikan. Namun, begitu acara penutupan muncul tamu tak diundang. Cho Hana dan beberapa petugas kepolisian.
"Itu bayinya, Pak. Dan dia dalang penculikannya!" seru Hana menunjuk Yoona kemudian aku.
"Ada apa ini, penculikan apa?" Kang Min Ho langsung mengeluarkan aura bengisnya.
Hana tampak ketakutan dan seketika berlindung di balik tubuh salah seorang polisi.
"Kami mendapat laporan bahwa ada penculikan bayi di sini," jelas seorang petugas.
"Itu tidak benar. Tidak ada bayi yang diculik di sini," sahut Dae Shik yang melayangkan tatapan membunuh pada Hana.
Gadis itu menelan ludah, jelas dia merasa sangat terintimidasi. Ternyata yang kupikirkan tentangnya kemarin salah. Aku pikir dia cuma gadis manja yang akan menangis seharian karena kuputuskan. Ternyata lebih dari itu, gadis ini tidak waras. Dia malah balas dendam dengan cara ini. Nekat sekali dia melaporkan ke polisi tentang Yoona tanpa mengetahui apapun.
"Anu ... Pak Polisi, sepertinya sudah terjadi kesalahpahaman. Tidak ada penculikan bayi atau apapun itu di sini," sela Pak Hyun Ki Jeong menengahi.
"Anda siapa?"
"Saya Kepala Daerah kawasan ini, Pak."
"Anda yang bertanggungjawab disini?"
"Bukan, Pak. Bukan hanya di sini tapi seluruh daerah ini menjadi tanggung jawab saya. Saya yang berwenang memberikan izin untuk tinggal menetap atau pergi dari daerah ini."
"Mana orangtua bayi ini?"
"Saya, Pak!" jawabku lantang.
"Hah, tidak mungkin. Kau pasti berbohong, tidak mungkin kau ayah dari bayi ini."
Saking terkejutnya Hana sampai keluar dari tempat persembunyiannya. Mungkin dia shock. Duh, seharusnya aku lebih hati-hati. Bisa-bisa dia nanti menyebarkan berita ini di sekolah lalu beasiswa yang aku dapatkan dengan susah payah dicabut. Atau lebih parahnya lagi, aku dikeluarkan dari sekolah. Aargh..!!
"Ah, jangan salah paham. Maksud anak muda ini dia yang menjadi orangtua asuh untuk si bayi." Lagi-lagi Pak Ki Jeong membantuku menjelaskan dengan lebih baik.
"Aduh, ini sebenarnya ada apa? Tolong jelaskan lebih detil," pinta Pak Polisi membuat kami para penghuni LostMen deg-degan.
"Begini, Pak. Gedung ini adalah tempat tinggal bagi anak-anak yang jalanan yang tidak punya keluarga, pemuda inilah yang kemudian bertanggungjawab mengasuh mereka. Dan bayi ini, entah siapa yang meninggalkannya begitu saja di depan gedung. Lalu pemuda ini juga akhirnya yang mengambil tanggungjawab sebagai orangtua asuhnya."
Sambil merangkul pundakku, Pak Ki Jeong menjelaskan hanya yang ia tahu kepada Polisi. Aku sangat tertolong.
"Mana bisa begitu, seharusnya kalian melapor ke Polisi saat menemukan bayi ini." Pak Polisi meneliti diriku dengan matanya.
"Berapa umurmu?" tanya beliau.
"17 tahun, Pak."
"Apa?? Apa kau masih sekolah?"
"Benar, Pak."
"Ah, tidak bisa begini. Mana mungkin anak bau kencur dibiarkan mengasuh bayi. Pokoknya besok kau harus membawa bayi ini ke kantor (polisi) untuk diproses secara hukum." Aku terhenyak.
"Ta ... tapi, Pak."
Aku tidak bisa berkata apa-apa, suaraku tertahan di kerongkongan. Kuambil Yoona dari tangan bibi Areum, memeluknya erat. Aku tidak mau berpisah dengan putriku. Tidak.
Hana. Gadis itu yang menyebabkan kekacauan ini. Aku tidak akan segan lagi, akan ku...
Plakkk!!
Tamparan keras dari Kang Min Ho mewakili perasaanku. Lumayan puas melihat cap telapak tangan di pipi kiri Hana. Dia bahkan tidak bisa bersuara hanya air matanya yang mengalir deras sambil terduduk di lantai. Rasakan itu. Kau pikir sedang berurusan dengan siapa, gadis bodoh?!
"Dasar perempuan brengsek. Kau ini siapa hah? Tiba-tiba datang langsung membuat kacau suasana," teriak Kang Min Ho usai menampar Hana.
Terprovokasi dengan Kang Min Ho yang lain pun ikut meneriaki Hana. Melontarkan cacian sambil menunjuk-nunjuk gadis itu.
"Gadis gila, mati saja sana!"
"Waah, dasar gila. Kau tidak tahu ya sedang berurusan dengan siapa?"
"Ngapain kau nangis p***k brengsek? Cari perhatian, hah?!"
"Dia bukan cari perhatian, tapi cari mati."
Dan banyak lagi caci maki yang diterima gadis payah itu. Hingga membuatnya gemetar ketakutan. Aku saja sampai harus menutup telinga Yoona. Kurasa Hana cukup mendapat pelajaran berharga hari ini. Jangan pernah membuat kekacauan di rumah orang lain.
"Sudah. Sudah. Cukup, hentikan!" Pak Polisi berusaha menenangkan.
Teriakan mereda, tapi tidak lantas memupus kemarahan penghuni LostMen. Terutama aku. Aku tidak akan menyangkal lagi, biar saja semua tahu. Tidak peduli apa yang orang lain akan pikirkan, aku akan mempertahankan anakku.
Di antara kericuhan ini, aku bergegas menuju ke kamarku di lantai dua. Mengambil bukti hasil tes DNA yang pernah Yoona dan aku lakukan. Kembali lagi ke aula menemui para petugas kepolisian itu. Sambil tetap menggendong Yoona, kutunjukkan bukti tersebut di hadapan semua orang.
"Bayi ini anakku, darah dagingku. Tidak akan kubiarkan siapapun mengambilnya dariku."
Ucapan yang keluar dari mulutku seketika mengheningkan ruangan ini. Para tamu undangan terperangah dengan mulut terbuka. Polisi walaupun terkejut namun mampu tetap bersikap biasa. Para penghuni LostMen saling tatap dan menelan ludah. Dan si gadis brengsek, Hana, gemetarannya langsung berhenti meski air matanya tetap mengalir.
"Waduh, kenapa bisa jadi begini? Pokoknya kalian semua yang tinggal di gedung ini dan bapak Kepala Daerah ikut kami ke Kantor Polisi,"
"Nanti di sana kalian harus jelaskan secara rinci dan jujur apa yang sebenarnya terjadi."
Pak Polisi sudah memberikan perintah, kami hanya bisa menurut. Semuanya bubar. Hana juga di suruh pulang ke rumahnya oleh petugas. Dan kami semua, 20 orang personil LostMen ditambah Yoona ikut ke kantor polisi.
Sebelumnya aku tidak pernah membayangkan acara penutupan terjadi seperti ini. Pesta yang tadinya berjalan lancar dan meriah tiba-tiba jadi kacau karena ulah seorang perempuan bodoh. Haah, mungkin aku juga bodoh. Terlalu menganggap sepele gadis itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dua bulan yang lalu di dunia peri.
Ooeee... Ooeee...
Suara tangis bayi membahana dari salah satu kuncup teratai. Suaranya tidak seperti bayi peri biasanya. Lebih mirip tangisan bayi manusia. Tapi, bagaimana bisa ada bayi manusia yang menyeberang ke dunia peri? Para peri yang mendengar suara tangisan itu bertanya-tanya.
Sementara di dalam kuncup teratai, terbaring lemah seorang gadis peri di pembaringannya. Di sampingnya tertidur pulas bayi manusia yang baru selesai disusui.
Gadis peri itu bernama Youra, dia baru saja melahirkan putrinya dengan selamat. Meskipun hampir mengorbankan nyawanya sendiri. Akibatnya cahaya perinya melemah, bahkan dia tidak sanggup mengeluarkan sayapnya. Hal yang biasa peri lakukan dikala merasa senang atau jika sekedar ingin terbang.
Dia melahirkan hanya dibantu oleh peri dukun. Orangtua gadis itu tidak bersamanya dikala ia berjuang menentang maut. Bukannya tidak perduli, ayah dan ibunya justru sedang berusaha meyakinkan Majelis Kehakiman Peri agar keluarga mereka tidak dihukum dan diasingkan. Karena putri tunggal mereka telah berbuat kesalahan besar yang mengancam keselamatan seluruh dunia peri.
Berdasarkan ramalan para leluhur peri di masa lampau. Dunia peri akan mengalami krisis karena kesalahan seorang peri muda. Dalam ramalan, dunia peri akan diliputi kegelapan dan cahaya peri meredup lemah. Ditandai dengan munculnya bulan berdarah, bangsa peri berada diambang batas kehancuran. Dan itu bisa terjadi karena kesalahan seorang peri yang nekat melakukan pelanggaran besar.
Tidak disangka ramalan itu terjadi pada saat ini dan pelaku pelanggaran tersebut adalah Youra. Peri teratai muda yang merupakan kesayangan orangtuanya.
Youra memang terkenal sebagai peri nakal yang suka membangkang. Banyak peraturan dunia peri yang sudah dilanggarnya namun masih bisa ditolerir karena sejauh ini hanya pelanggaran kecil saja yang ia lakukan.
Namun kali ini kesalahan yang dia lakukan sangatlah fatal. Youra tanpa sepengetahuan orangtuanya melakukan hal terlarang dengan seorang manusia. Melakukan 'itu' saja sudah merupakan pelanggaran besar di dunia peri. Dan Youra bahkan melakukannya dengan seorang manusia.
Karena itu, begitu tahu Youra mengandung, orangtuanya merasa kecewa dan marah sekali. Untuk menutupi aibnya itu Youra dilarang keluar rumah sampai bayinya lahir. Itupun karena Youra berkeras tidak mau mengugurkan kandungannya.
Tapi namanya kotoran, bagaimanapun disembunyikan pasti baunya akan menyebar kemana-mana. Hingga akhirnya tercium juga oleh anggota Parlemen Kebijakan Peri. Maka dari itu, orangtua Youra sampai terseret ke Majelis Kehakiman Peri. Mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatan putrinya.
Yang menjadi masalah adalah Youra tetap tidak mau membuka mulut untuk mengatakan siapa manusia yang menghamilinya. Menurut kabar yang beredar, dengan mengetahui siapa orang itu, kutukan bisa dipindahkan. Tapi kabar ini masih belum bisa dipastikan.
Tangisan sang bayi terdengar lagi, kali ini sampai melewati perbatasan bukit hitam. Lembah yang ada di balik bukit hitam adalah sarangnya peri jahat. Mereka disebut peri hitam. Para peri yang dihukum dan diasingkan karena melakukan pelanggaran besar. Hukuman yang mereka terima, yaitu tidak bisa terkena cahaya. Kalau sampai terjadi, mereka akan terbakar dan lenyap untuk selamanya.
Tadinya jumlah peri hitam hanya sedikit, tapi ternyata mereka berkembangbiak hingga sekarang jumlah mereka jadi sangat banyak. Ada ratusan lebih anak-anak peri hitam. Dan mereka menjadi penyihir hitam murni. Mereka dilatih menggunakan sihir hitam untuk menciptakan kegelapan. Dengan begitu tujuan para peri hitam untuk balas dendam akan segera terwujud.
Dan kini beberapa peri hitam mendengar desas desus tentang kelahiran bayi manusia di dunia peri. Hal itu membuat mereka semakin bersemangat.
Konon, bayi yang terlahir akibat hubungan terlarang antara peri dan manusia akan memiliki kekuatan yang menakjubkan. Dia mampu menyelaraskan waktu antara dunia peri dan dunia manusia. Sehingga para peri bebas menyeberang sesuka hati ke dunia manusia tanpa perlu khawatir akan kehabisan energi. Begitu pula manusia.
Saat ini pun waktu terasa berjalan sangat lambat tidak seperti biasanya. Akibatnya para peri menjadi cepat lelah dan tidak bersemangat. Hal itu diketahui oleh peri hitam yang kemudian menyusun rencana jahat untuk melakukan kudeta.
Dengan merebut kekuatan si bayi, mereka akan bisa menguasai dunia peri dan dunia manusia. Para penyihir, yakni keturunan peri hitam dituntut untuk segera menciptakan kegelapan. Dengan begitu, semua peri hitam beserta keturunannya bisa bebas keluar dari sarang.
Di antara ketujuh anggota inti Parlemen Kebijakan Peri, ada satu yang mempunyai kemampuan melihat masa depan. Dia Azzura. Walaupun yang dia lihat hanya sedikit dan samar-samar. Dan yang ia lihat baru-baru ini adalah perang.
"Aku melihat dunia peri dalam kegelapan, energi para peri melemah, peri hitam menyerang. Bayi itu, dia memiliki kekuatan yang diincar peri hitam pertama. Bulan berdarah, dunia peri dalam bahaya. Bayi manusia itu harus segera dimusnahkan."
Parlemen Kebijakan Peri, Majelis Kehakiman Peri dan para Prajurit Bintang sepakat untuk memusnahkan bayinya Youra. Mereka kemudian meminta izin Sang Ratu untuk menangkap ibu dan anak itu. Ratu memberikan izinnya. Para prajurit bintang yang terdiri dari sepuluh pasukan inti ditugaskan untuk membawa Youra dan bayinya untuk segera dieksekusi.
Orangtua Youra pulang tergopoh-gopoh demi memberitahukan berita itu pada putri mereka. Bagaimanapun juga bayi itu cucu mereka. Mana tega mereka membiarkan keturunannya dilenyapkan.
"Youra, cepat bawa bayimu pergi dari sini. Ratu memberi perintah untuk melenyapkannya."
"Tapi kenapa, Ibu ... Ayah? Apa salah anakku?"
"Nanti akan kami jelaskan, sekarang kau pergi dulu. Prajurit bintang sedang dalam perjalanan kemari. Kau tahu seberapa cepat mereka."
Youra segera bergegas membawa bayinya pergi dengan keranjang bayi. Dengan tenaganya yang masih lemah dia berlari menuju telaga. Sayapnya tidak bisa muncul, karena itu dia tidak terbang. Tapi, secepat apapun dia berlari akhirnya tersusul juga oleh para prajurit bintang.
Tidak ada waktu lagi. Dengan sisa tenaga yang ia punya, Youra membuka portal ke dunia manusia. Sehebat apapun prajurit bintang, mereka tidak punya kuasa untuk masuk ke dalam portal. Jadi, mereka akan menunggu sampai Youra kembali ke dunia peri.
Di dunia manusia, ditengah malam yang dingin Youra tertatih membawa keranjang yang berisi bayinya. Dia menuju sebuah bangunan yang ia ketahui sebagai tempat tinggal ayah dari bayi itu.
Dengan sihirnya, Youra menulis pesan untuk ayah si bayi di kelopak bunga teratai. Dan sebelum ia kembali ke dunia peri dia memeluk dan mencium anaknya sembari meminta maaf berulangkali. Tangisnya tak terbendung lagi. Untuk terakhir kalinya ia mengecup kening bayinya sebelum membuka portal dengan tongkat sihir miliknya.
Portal terbuka. Youra meninggalkan bayinya dalam keranjang bersama kelopak bunga dan tongkat sihirnya. Tepat di depan pintu LostMen.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Wajah-wajah murung terpampang di depan pintu masuk LostMen. Lee Yong Hwa, Dae Shik, Kang Min Ho dan aku terduduk lesu memandangi kepergian beberapa penghuni LostMen.
Separuh dari anak-anak itu telah dijemput orangtuanya. Termasuk Tae Seung. Sebuah mobil mewah baru saja pergi dari hadapan kami. Membawa sahabat yang sangat berarti bagi seluruh penghuni LostMen.
Aku beranjak masuk membawa serta Yoona. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan untuk menahan mereka. Kalau begini jadinya, masihkah pantas aku disebut Big Papa?
Beberapa hari yang lalu di Kantor Polisi. Pada awalnya satu persatu kami dimintai keterangan terkait perihal Yoona. Kemudian asal-usul kami pun dipertanyakan. Disitulah akhirnya Polisi memutuskan untuk memulangkan sebagian penghuni LostMen kepada keluarganya masing-masing.
Tentu saja kami semua menolak. Tapi begitu Polisi menyebutkan sebuah tempat, yakni Pusat Pemeliharaan Anak, kami lantas terdiam.
Aku bersumpah demi apapun tidak akan pernah membiarkan Yoona tinggal di sana.
Sebagai gantinya, aku harus merelakan anak-anak lain pulang ke rumah mereka yang sebenarnya.
Sekarang penghuni LostMen tinggal 13 orang termasuk Yoona. Tadinya Polisi ingin memulangkan mereka semua. Tapi ada beberapa anak yang langsung menangis histeris memohon perlindungan padaku.
Aku tidak tega melihat itu. Mengabaikan harga diri, aku berlutut di depan para petugas itu memohon agar mereka dibiarkan tetap tinggal bersamaku di LostMen. Dengan alasan mereka telah mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Polisi lantas menyelidiki keterangan yang kukatakan. Dan benar, sebagian dari anak-anak itu memang korban kekerasan orangtuanya. Namun, anak-anak lain yang dianggap tidak punya masalah serius dalam keluarga langsung dipulangkan. Sebagian lagi kasusnya masih dalam proses penyelidikan.
Malam ini, aku berlutut lagi di samping tempat tidur. Menyatukan jari-jariku berdoa dengan khusyuk.
"Tuhan, aku tahu. Aku tak cukup pantas untuk jadi Papa mereka. Tapi, paling tidak biarkan LostMen ini tetap menjadi tempat berlindung anak-anak yang tersesat. Amin."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
nowhere🌱
ya ampuuunn terharu aku baca ಥ_ಥ
2022-05-09
2