Selamat Membaca..
Jam dinding berdentang yang menimbulkan suara yang cukup nyaring di malam itu. Dinginnya angin malam tak membuat tidur Amairah terganggu. Suara jangkrik dan suara burung hantu yang bergelantungan di pohon saling bersahutan.
Amairah terbangun dari tidurnya karena merasakan haus, Amairah Ingin meraih gelas di atas Meja Nakas ranjangnya tapi ternyata tidak ada gelas maupun cerek yang biasa dipakai untuk dia isi air putih. Terpaksa Amairah terbangun dari tidurnya. Amairah meraba-raba kasur yang ada di sebelahnya dan mencari suaminya tapi sosok yang dia cari tidak ada.
Amairah pun segera mencari sendalnya dan berjalan ke arah dapur. Amairah mengambil air dari dalam kulkasnya.
"Alhamdulillah" Ucap Amairah setelah air putih itu berhasil membasahi tenggorokannya.
Amairah lalu berjalan kembali ke kamarnya tapi tiba-tiba dia tanpa sengaja melihat pintu kamar Adam terbuka dan cahaya dari kamar tersebut menyembul keluar. Amairah pun naik ke lantai dua ingin menutup pintu tersebut. Amairah belum sampai menyentuh gagang pintu telinganya menangkap suara ******* seseorang. Karena penasaran dengan suara yang aneh di telinganya, Amaira semakin melangkahkan kakinya menuju kamar pribadi Adam yang belum pernah Amairah injakan kaki di sana.
Amairah dibuat terperangah melihat apa yang dilakukan oleh Adam dan adik sepupunya.
"Astaugfirullah" ucap Amairah yang langsung mematung di depan pintu.
Amairah pun menangis tersedu-sedu dan menutup mulutnya agar dirinya tidak ketahuan kalau Dia melihat perbuatan bejak mereka. Amairah jalan perlahan meninggalkan kamar tersebut. Sedangkan Meeta dengan sengaja tambah memanas-manasi Amairah karena Meeta tahu kalau Amairah berada di depan pintu.
Amairah berjalan kembali ke dalam kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya dan menangis sejadinya.
"Ya Allah ini kah balasan yang aku dapatkan, teganya Mas Adam melakukan hal itu padaku" ucap Amairah disela tangisnya sambil meremas pakaian dibagian dadanya.
Tangis pilu dari Amairah tak menggoyahkan gairah dari Meeta dan Adam. Mereka semakin menggenjot tubuh mereka saja. Sedangkan Amairah yang sedari tadi masih menangis tersedu-sedu. Amairah pun berjanji untuk menutupi kelakuan jelek suami dan adik sepupunya.
Ke Esokan paginya, Amairah seperti biasa di pagi hari Amairah pasti akan ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk makan pagi suaminya walaupun selama mereka menikah sedikit pun Adam tidak pernah menyentuh makanan yang dimasak oleh Amairah walaupun secuil. Tapi tak menyurutkan semangat Amairah untuk memasak. Dimakan atau tidak oleh Adam, Amairah tetap masak, karena Amairah suka dan hobby memasak.
Mama Mariah yang tidak sengaja mencium aroma masakan dari arah dapur langsung berjalan ke arah dapur tersebut.
"Amairah kamu masak apa nak pagi ini, aromanya wangi banget loh" ucap Mama mertuanya Amairah.
"Alhamdulillah kalau Mama suka, Amairah masak Sup ayam sama Ayam lalapan saja ma, kebetulan bahannya semua ada di lemari pendingin" ucap Amairah yang masih melanjutkan masaknya sambil sesekali membalas ucapan dari Mama mertuanya.
Sesakit apapun yang dia rasakan Tapi tidak membuat Amairah down dan cengeng. Begitulah karakter Amairah yang selalu tegar dan kuat di mata orang lain. Kadang orang berfikir kalau amairah tidak mungkin bisa memegang pisau karena keseharian Amairah di luar selalu bekerja dan gaya berpakaian Amairah yang sedikit tomboi.
Amairah mencepol saja rambutnya sehingga leher jenjangnya terekspos dengan sempurna. Adam sempat menelan air liurnya sendiri karena tergoda dengan penampilan Amairah yang tidak biasa. Hal tersebut diketahui oleh Meeta sehingga Meeta langsung menginjak kaki Adam yang ada di bawa meja.
"Auuuhh" ucap Adam yang mengeluh karena bekas injakan kaki Meeta cukup kuat di atas punggung kakinya.
Meeta menatap jengah dan penuh amarah ke arah Adam. Adam yang mengerti langsung berusaha menenangkan Meeta tapi karena pak Adi yang tiba-tiba datang bergabung duduk dengan mereka, Adam langsung bergeser posisi duduknya dan agak mengjauh dari Meeta, hal tersebut tak lupuk dari pandangan Pak Adi. Pak Adi sempat mengerutkan keningnya tapi langsung membuang prasangka jelek tersebut dari pikirannya.
Setelah beberapa saat, Amairah berjalan ke arah mereka. Karena semua masakan sudah tersaji di atas Meja makan.
"Papa, Mas Adam Ayok kita ke meja makan, makanannya sudah siap" ucap Amairah.
Mereka pun berempat berjalan ke dapur dan mereka langsung mengambil posisi duduk. Tapi Mama Mariah melihat Adam lebih dekat dengan Meeta sehingga Mama Mariah menyuruh Adam untuk bergeser posisi duduknya.
"Iya ni baru cocok, masa tamunya duduk di dekat suaminya yang punya rumah sedangkan Nyonya rumah duduk seperti tamu saja" ucap Mama Mariah setelah kembali duduk di kursinya.
Lagi-lagi hal tersebut membuat Meeta dongkol dan mengumpat di dalam hatinya.
"Tak apa Amairah kamu memang menang dan mendapatkan kasih sayang dari Orang tua Adam Tapi hati dan raga Mas Adam hanya untukku" ucap Meeta dalam hatinya dan langsung tersenyum meremehkan Amairah.
"Oiya Adam, Mama sudah tidak sabar loh ingin menimang cucu dari kamu Nak" ucap Mama Mariah disela suapannya.
Adam dan Meeta batuk bersamaan. Hal ini membuat semua orang di sana heran dengan sikap ke duanya. Amairah langsung menyodorkan gelas yang berisi air putih untuk Adam. Sedangkan Meeta tangannya sendiri yang mengambil gelas untuk dia segera minum untuk membantu meredakan batuknya.
"Kalian batuknya kompakan yah" ucap canda Mama Mariah.
"Iya Nak, Papa juga sudah merindukan tangis bayi di rumah ini, papa ingin menggendong anak kalian" timpal pak Adi.
Karena Adam dan Amairah terdiam dan tidak menjawab apa pun sehingga pak Adi langsung menyodorkan sebuah amplop putih yang berisi Dua lembar Tiket bulan madu ke Lombok. Pak Adi memilih Lombok karena menurutnya cocok untuk Mereka berdua. Adam yang tidak mengerti dengan apa yang disodorkan oleh papanya langsung bertanya.
"Maaf ini amplop apa Pa?." tanya Adam dan langsung mengambil amplop tersebut lalu membukanya.
Sedangkan Amairah sedikit pun tidak terusik dengan apa yang dilakukan oleh mereka. Cuma Meeta yang komat kamit bibirnya saking jengkelnya melihat Amairah mendapatkan perhatian lebih dari orang tua kekasihnya.
"Andai saja itu Aku yang diposisi cewek sia** tersebut pasti aku sangat bahagia" ucap Meeta dalam hatinya dan menyendok makanannya dengan kasar bahkan suara garpu dan sendoknya terdengar jelas.
"Ada Apa Meeta, apa makanannya tidak enak?". Tanya Amairah yang melihat sikap Meeta yang menurutnya aneh.
"Gak kok, ini enak loh" ucap meeta sambil menyemdokkan makannya kedalam mulutnya.
Perhatian mereka kembali tertuju kepada amplop yang dipegang oleh Adam.
"Buka lah Adam" ucap pak Adi kepada putranya.
". Adam tidak menyangka kalau dirinya mendapat dua tiket bulan madu.
Adam langsung menatap ke arah bukan ke istrinya melainkan menatap Meeta. Sedangkan meeta yang ditatap sudah memperlihatkan wajah tidak bahagianya dan cemberut.
"Mama ingin mendengar kabar baik dari kalian sepulang dari Lombok" ucap Mama Maria yang tersenyum bahagia.
"Tapi Mama, Adam itu sangat sibuk di kantor dan lagi banyak tender proyek kerjasama yang masuk" ucap Adam berdalih untuk mencoba Menggagalkan rencana orang tuanya.
"Kalau masalah itu kamu tenang saja, Papa sudah berbicara langsung dengan kakak sepupumu dan Alhamdulillah kakak sepupu dan bosmu memberikan kamu cuti selama 1 Minggu" Ucap Pak Adi.
"Tapi pa" ucap Adam.
"Papa tidak ingin mendengar kata tapi-tapian lagi Ok" ucap pak Adi yang tidak ingin mendengar perkataan dari Adam yang selalu menolak untuk honey moon.
BERSAMBUNG..
Ayok dukung CYT Kakak dengan cara Like, Favorit dan Rate Bintang 5 Yah 🙏.
Ditunggu Masukannya Yah 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
erina awa
Adi good job
2023-01-08
0
Ratna Antika
semoga sukses bulan madunya
2022-07-26
0
Salsha
Istri emang harus sabar
2022-07-26
0