Selamat Membaca..
Amairah pamit ke dalam kamarnya karena ingin melaksanakan shalat Ashar. Wajah Amairah nampak sedih disaat ke dua mertuanya membahas tentang anak. Tetapi Amairah tidak ingin menampakkan hal tersebut di depan mertuanya. Amairah tidak ingin ada orang lain yang tahu hubungan rumah tangganya yang tidak sehat. Walau pun Adam mendiamkan dirinya bahkan sikap Adam kadang kasar tetapi Amairah tidak ingin hal tersebut sampai tercium ke luar rumahnya.
"Ma, Amairah pamit ke kamar dulu yah belum shalat ashar soalnya" ucap Amairah saat berpamitan kepada Mama mertuanya.
"Ya Allah gimana caranya bisa punya anak di sentuh saja gak pernah" monolog Amairah sambil berjalan masuk ke dalam kamarnya.
"Mama tidak sabar Pa menimang cucu dari Amairah" ucap Mama Mariah dihadapan suaminya.
"Iya, papa pun sama tapi jika Allah belum memberikan mereka Resky dan kepercayaan kita bisa apa Ma" jawab Pak Adi.
"Kita hanya bisa berdoa untuk yang terbaik untuk ke duanya" ucap Mama Maria.
Wajarlah mereka berharap segera menimang cucu karena pernikahan anaknya sudah 6 bulan lebih.
"Apa kita belikan mereka tiket bulan madu saja yah Pa??." Tanya Ibu Maria kepada suaminya.
"Kalau menurut Papa sih itu ide yang bagus mudah-mudahan pulangnya mereka membawa kabar baik" ucap pak Adi papanya Adam.
"Nanti kalau Adam pulang kita tanya dia saja yah Pa" timpal mama Mariah.
Setelah melaksanakan shalat ashar Amairah ke dapur untuk membuat kue untuk ke dua mertuanya, setelah kuenya sudah matang, Amairah tak lupa membuatkan minuman dingin untuk ke dua mertuanya. Amairah Sangat bahagia karena ke dua mertuanya sangat menyayanginya seperti kepada Adam. Bahkan Mama Mariah tidak membedakan antara anak kandungnya sendiri dengan menantunya.
Ada setitik bahagia yang dirasakan oleh Amairah dari perhatian yang dicurahkan orang tua Adam kepadanya. Walaupun Adam yang sama sekali tidak mencintainya.
Amairah membawa makanan dan minuman yang telah dibuatnya sendiri dan langsung menyuguhkan makanan tersebut dihadapan mertuanya.
"Silahkan dicicipi kuenya Papa dan Mama" ucap Amairah sambil ikut duduk di samping Ayah mertuanya pak Adi.
"Kue buatan mu ini sungguh lezat dan enak Nak, kemampuan dari Mamamu kamuwariskan dengan baik" ucap pak Adi.
"iya Pa, buatan Amairah ini sangat lezat dan rasanya bahkan mengalahkan buatan Aminah" ucap Mama Mariah.
"Makasih ma, pa tapi kalian terlalu memuji Amairah, padahal menurut Amairah masakan Amairah biasa saja kok" ucap Amairah yang tersenyum malu-malu setelah mendengar perkataan pujian dari mertuanya.
Pintu kemudian terbuka dan masuklah Adam, Amairah tersenyum manis menyambut kedatangan suaminya. Adam tidak perduli dengan senyuman manis dari Amairah dan hanya menyodorkan tas kerjanya saja dengan jasnya. Raut wajah Amairah langsung berubah disaat sosok perempuan ikut masuk ke dalam rumahnya. Amairah kaget kenapa bisa Meeta ikut bersama suaminya.
"Silahkan masuk Meeta" ucap Amairah yang Tetap tersenyum walaupun di dalam hatinya bertanya-tanya.
Amairah pun menoleh dan memperhatikan ke arah luar dan mencoba mencari mobil dari Meeta, tapi Amairah hanya melihat mobil dari suaminya. Amairah pun berjalan ke arah kamarnya untuk menyimpan tas kerja dan jas Adam. Amairah tanpa sengaja mencium bau parfum seorang perempuan dari jas Adam. Karena Amairah tidak ingin berpikiran jelek dan buruk Amairah hanya tersenyum dan menghilangkan pikiran jeleknya.
Mereka sudah duduk di kursi Meja Makan. Mereka akan makan malam dan berbagai jenis makanan sudah tersaji di atas Meja makan.
"Kamu memang pintar masak nak" puji mama Mariah.
"Iya dari kue hingga masakan ini semuanya rasanya sangat enak dan tentunya membuat perut tidak lapar lagi" ucap canda pak Adi.
"Alhamdulillah kalau mama dan papa suka dengan masakan Amairah" ucap Amairah yang tidak tersenyum malu-malu.
Sedangkan Meeta sejak tadi sangat marah bahkan telinganya sudah panas mendengar berbagai pujian yang dilontarkan kepada masakan Amairah. Mukanya sudah jutek, Adam mengetahui hal tersebut dan langsung memegang tangan Meeta untuk menenangkan Meeta yang ada di bawah Meja.
"Nak kamu juga makan yang banyak yah, Tante lihat kamu kok tambah kurus" ucap mama Mariah yang mengambil makanan untuk Meeta.
"Makasih Tante" ucap Meeta.
"Iya, Meeta badan kamu terakhir kalinya aku lihat gak kayak gini deh, nambah makannya yah" ucap Tulus Amairah.
"ini semua gara-gara kamu andai saja kamu menolak perjodohan kamu dulu, pasti aku tidak akan seperti ini" Monolog Meeta yang sudah mengaduk makanannya dengan kuat.
Mereka makan malam dengan penuh nikmat. Tidak ada lagi yang berbicara tapi ada sedikit rasa curiga setelah melihat interaksi antara Adam dengan Amairah Dimata Mama Mariah.
Tapi Mama Mariah tidak ingin suudzon terhadap mereka.
"Oiy nak Meeta kamu nginap saja yah Disini, sudah larut malam loh, gak baik anak gadis pulang larut malam" ucap mama Maria yang mencegah Meeta pulang saat Meeta pamit untuk pulang.
Meeta menatap ke arah Adam dan meminta persetujuan Adam. Adam pun menganggukkan kepalanya diam-diam.
"Iya, Meeta inikan rumah sepupu kamu juga loh, bukan rumah orang lain" ucap Mama Mariah lagi.
"Baiklah kalau Tante dan Amairah memaksa" ucap Meeta yang sangat bahagia karena dapat bebas berduaan dengan Adam.
"Amairah antar Meeta ke kamar tamu" perintah Adam kepada Amairah.
Meeta sudah berbaring di ranjang king size milik Adam. Kamar Adam lah yang menjadi pilihan terakhir Amairah karena sudah tidak ada pilihan kamar lainnya yang kosong karena cuma tiga kamar di rumah itu.
"Akhirnya Aku kembali ke kamar ini lagi, Aku yang seharusnya berada di ranjang ini dan menjadi nyonya besar rumah ini bukan kamu Amairah" ucap Meeeta sambil berbaring dan memeluk bantal Adam.
Adam dan Amairah sudah berada di dalam kamar mereka. Amairah langsung naik ke ranjangnya dan tidak lama kemudian sudah terlelap dalam tidurnya. Tapi Adam berdiri setelah merasa ke dua Orang tuanya tidur dan amairah pun tertidur
Adam berjalan pelan-pelan dan melihat di sekeliling ruangan setelah merasa aman baru lah Adam melanjutkan langkahnya. Adam naik ke lantai dua dan segera membuka pintu kamarnya. Adam melihat Meeta yang sudah siap melayani Adam. Adam yang sudah berkabut penuh gai** tanpa aba-aba langsung menyerang Meeta, Sedangkan meeta pun membalas perlakuan dari Adam.
Mereka menikmati malam itu dengan penuh gairah dan mereka lupa sedang berada di mana. Suara lenguhan panjang dari mulut mereka yang penuh gai** tanpa sengaja di dengar langsung oleh Amairah. Amairah hampir saja terjatuh untung Tangannya segera berpegangan di gagang pintu. Meeta semakin sengaja melakukan hal itu tanpa ada rasa malu sedikit pun. Meeta tau jika Amairah melihat mereka karena itu lah Meeta dengan sengaja membuka sedikit pintu kamarnya.
BERSAMBUNG...
Updatenya cukup Tiga bab dulu yah Readers..
Mo istirahatkan Mata dulu 🤧🙏✌️.
Makasih banyak Fania Ucapkan Kepada Readers yang sudah mampir untuk baca 🙏
Ditunggu Masukannya, kritikan juga boleh...✌️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
ulala lala
saya suka jalan ceritanya ,menarik dan memuaskan.
2022-12-15
0
Aris Pujiono
semangat kak
2022-07-17
1
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
gak tau malu mereka 😠😠😠😠
mencak-mencak jadinya aku....
2022-06-14
1