"Pak Ribuuut !!!" teriak Clarisa tak percaya.
Sementara 3 juri kaget dengan ekspresi Clarisa.
" Pak Ribut siapa ?" tanya salah seorang juri yang menyadarkan Clarisa.
'Ah ya ampun ! Ini dunia Clarisa !' bathin Airin.
Gadis perawakan gendut itu segera mengatur kembali nafasnya.
"Maaf ! Bapak juri ini mirip opa aku," kata Clarisa sambil menunjuk ke juri yang wajahnya mirip dengan Pak Ribut.
"Eh sembarangan kamu ! ngatain saya kayak opa kamu, " ucap juri yang dimaksud Clarisa tidak terima.
"Emang kamu gak pernah nonton tv ? Kamu gak tau siapa saya ?" Tanya pria yang mirip dengan pak Ribut itu.
Clarisa menggeleng, dalam hatinya berkata
'yang gue tau, elo adalah pak Ribut. Guru yang selalu berantakin hari-hari gue.'
"Saya ini penyanyi ganteng dan terkenal, SUDIKAH !" ucapnya sekali lagi dengan tegas pada Clarisa.
Sementara ke dua juri di sebelahnya, terlihat menahan senyum. Sebab teman mereka yang merasa paling ganteng kurang populer.
Clarisa hanya manggut-manggut sambil nyengir, merasa bersalah.
"Badan kamu besar begini, apa suaranya gak kejepit ?" tanya salah seorang juri yang berkacamata.
Dia tertawa mengejek melihat penampilan Clarisa dengan badan besar seperti Ban Serep mobil truk.
"Yah jangan dilihat dari penampilannya dong. Mana kita tahu badannya besar tapi suaranya oke," bela juri perempuan sambil mengangkat jempolnya ke arah lawan bicaranya.
Sementara mas Sudikah, masih terlihat kesal dengan ucapan Clarisa yang menyamakan dirinya dengan opanya.
"Halllaahh !!! paling-paling kamu cuma bisa nyanyi lagu doraemon, iya kan ?" kata mas Sudikah.
"Berarti ada kantongnya dong ? Minta pintu kemana aja dong ! Hahahah," ejek juri berkacamata tadi sambil tertawa.
Mas Sudikahpun ikut tertawa mendengarnya.
Sementara juri perempuan hanya geleng-geleng kepala.
"Kamu kalo nyanyi, mic nya jangan dimakan ya ! Entar kamu kira sosis lagi itu mic nya hahahaha," tambah mas Sudikah.
"Emang kamu habis makan apaan sih ? Sampe badan kamu besar kayak gini ? ckckckc," tanya juri yang berkacamata itu sambil melihat ke arah Clarisa yang hanya diam.
"Habis makan ban," sambung mas Sudikah.
Membuat kedua juri itu tertawa terbahak-bahak sampai air mata mereka keluar.
Clarisa hanya diam mendengar dirinya menjadi bahan ejekan ke dua juri di depannya.
"Sudah, sudah ! Kalian berdua, sampai suara anak ini bagus. Saya tidak akan minta restu kalian untuk memberikan bendera merah ini kepadanya." Tantang juri wanita pada 2 teman jurinya.
"Oke ! Tapi ? Jika dibait pertama suaranya sudah fals, bendera putih ini langsung ku berikan," ucap mas Sudikah tak mau kalah.
Dia mengibar-ngibarkan bendera putih ke arah Clarisa.
"Oke Clarisa, kamu mau nyanyi lagu apa ?" Tanya juri wanita lembut.
" You rise me up mba!" jawab Clarisa dengan percaya diri.
" Oke silahkan nyanyi ya !"
Kemudian suasana hening, hanya terdengar suara musik pembuka dari alat musik piano yang sedang dimainkan.
Clarisa menunduk sembari memejamkan matanya, menarik nafas mencoba mengatur degup jantungnya.
Setelah merasa cukup, dia mengangkat kepalanya, membuka matanya menghadap ke arah juri dan mulai bernyanyi.
When I am down and, oh my soul, so weary
When troubles come and my heart burdened be
Then, I am still and wait here in the silence
Until You come and sit awhile with me.
Baru di bait pertama suara Clarisa mampu menghipnotis ke 3 juri di depannya.
Melihat wajah ke dua juri yang mengejeknya tadi, Clarisa semakin percaya diri melanjutkan bait lagu selanjutnya.
You raise me up, so I can stand on mountains
You raise me up, to walk on stormy seas
I am strong, when I am on your shoulders
You raise me up to more than I can be.
Plok..plok..plok !!!
Standing opplause diberikan oleh juri wanita itu. Dia tertawa penuh kemenangan mendengar suara emas dari seorang gadis yang baru saja diejek oleh ke 2 temannya.
Dia berjalan menghampiri Clarisa dan memberikan bendera merah, tanda kemenangan.
"Thank you baby, you voice so sweet ! Sampai ketemu di Top Ten. Aku yakin 2 audisi lagi bisa kau lewati," ucapnya sambil mengedipkan matanya dan memeluk Clarisa.
Sebelum keluar, Clarisa ingin memberikan wejangan kepada 2 juri yang sok perfect di depannya.
"Untuk ke 2 om juri yang ada di depan ku. Kalian memang sempurna. Tapi, alangkah baiknya, kesempurnaan yang kalian miliki digunakan, untuk berbuat baik kepada orang yang tidak sempurna. Jika kalian melakukan sebaliknya, maka kalian memiliki sesuatu yang lebih buruk dari badanku, yaitu HATI !"
ucap Clarisa dengan memegang dadanya.
"Terimakasih mba yang cantik, permisi !" pamit Clarisa yang kemudian segera berjalan ke arah pintu keluar.
Sementara ke 2 juri itu masih terdiam, menyadari kesalahan mereka.
"Hahahah, kasssiiaaan !" ucap juri wanita dengan nada bicara kak Rose upin ipin.
Di luar pintu ruang juri, Ardan menunggu Clarisa dengan cemas.
Kreet!
Pintu terbuka, Clarisa keluar dengan bendera dia sembunyikan di belakangnya.
Dia memasang wajah murung, ingin memberi prank pada pria tampan yang selalu ada di sampingnya.
" Gimana hasilnya ?" tanya Ardan dengan antusias.
Melihat raut sedih yang terpancar dari wajah Clarisa, Ardan seakan mengerti. Dia memeluk Clarisa mencoba memberi kekuatan pada gadis yang dia sayangi itu.
Ketika dia memeluk Clarisa, dia melihat tangan di belakang Clarisa memegang bendera merah.
Dia langsung merebut dari tangan Claris dan bersorak senang sekali.
"Hahahah, kau mau mengerjaiku ? hahaha," Ardan tertawa senang sekali.
Dia tak henti-hentinya memeluk Clarisa.
"Ardan a..aku se..sak," ucap Clarisa terbata-bata tangannya memukul-mukul belakang Ardan.
"Oh iya, maaf ! Aku terlalu bahagia heheh," kata Ardan kemudian melepaskan pelukannya.
"Aku haus, ayo beli minum !" ajak Clarisa dan menarik tangan Ardan.
Ardan dan Clarisa sekarang duduk di sebuah taman. Sambil menyeruput es kelapa muda.
"Kau harus lulus audisi selanjutnya ya!" ucap Ardan dengan semangat.
"Mmmm...!!" ucap Clarisa singkat.
"Ingat makanmu harus terus kau jaga ! Agar nafasmu bisa terus stabil saat bernyanyi," ucap Ardan memberi wejangan.
"Ingat ! Jangan pernah tergoda dengan masakan bibi Herni. Apapun yang mereka beri, kau ambil tapi jangan dimakan !" tegas Ardan sekali lagi kepada sahabat di depannya.
"Iya iya ! Kau tenang saja semua wejanganmu sudah terekam dalam ingatanku." Ujar Clarisa.
"Apa kata juri tentang suaramu ?" tanya Ardan kemudian menyeruput es kelapa mudanya.
"Hmmm... Awalnya kedua juri mengejek ku karna badanku yang gemuk. Sedangkan juri wanita dia membelaku," cerita Clarisa.
"Setelah mendengar aku bernyanyi mereka langsung membisu terus sebelum keluar ku tampar mereka dengan kata-kataku, hahaha !" lanjut Clarisa.
"Mereka mengejekmu ? Kenapa kau tidak beri tahu aku ? Biar ku pukul mulut mereka !" ujar Ardan kesal.
"Mmm, Ardan aku boleh tanya sesuatu ?"
" Iya tanyalah ! Kau mau tanya apa ?" Ardan menatap mata Clarisa, menunggu pertanyaannya.
"Apa kau tidak malu berteman denganku ? Semua orang mengejekku. Kenapa kau tidak pernah malu dekat denganku ? Apa kau tidak ingin punya pacar ?"
Ardan tertawa mendengar pertanyaan Clarisa, sedang gadis itu memandangnya heran.
"Clarisa apa kau lupa ? Aku sudah punya pacar !" jawab Ardan.
"Oh ya ? Siapa ?" tanya Clarisa penasaran. Karena seingat dia, dia tidak pernah menulis kalau Ardan mempunyai pacar.
"Pacar aku ya KAMU !" jawab Ardan dengan memandang wajah Clarisa.
"Appaaaa?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Rossemarry
lanjut kak🥰
2022-03-26
1
Made Mudana
ha.ha.ha. mas sudikah keren.keren saya ampe ktwa sndiri ha.ha👍pokoke smangat
2022-03-26
1