Terdengar sebuah suara membangunkan Airin
"Airin bangun, bangun Airin !"
Airin mengerjap-ngerjapkan matanya. Kemudian perlahan bangun sambil memegangi kepalanya.
"Duuh, pusing banget !"
"Airin !"
Terdengar sebuah suara memanggil namanya. Airin berdiri mencoba mencari-cari asal suara.
"Aku di sini, lihat ke cermin !" perintah sebuah suara.
Airin langsung melihat ke arah yang dimaksud.
Airin masih tidak percaya dengan pantulan cermin di depannya.
Seorang gadis bertubuh gemuk.
"Kok bisa badanku berubah mekar seperti ini ? Bagaikan adonan donat yang di diamkan setelah beberapa jam" ucap Airin sambil menangis.
"Bukannya kau sendiri yang menciptakan itu semua? Kau menulis seorang gadis dengan badan gemuk." ucap suara itu dari balik cermin.
"Tapi gak gendut amat kayak begini." Balas Airin dengan bibir monyongnya.
"Sudahlah sekarang tugasmu membuat badanmu kurus dan menamatkan cerita ini !
Sebelum kau berhasil menamatkan cerita ini, kau tidak akan bisa kembali ke dunia Airin. Kau akan berada di dunia Clarisa."Ucap suara itu dengan jelas dan membuat Airin melongo.
"Menamatkan ? Bagaimana mungkin ? Aku belum bisa mendapatkan lanjutan ceritanya."
"Dengan menjalani kehidupan Clarisa sebenarnya kau akan mengetahui kelanjutannya. Selamat menemukan jalan keluar adonan donat hahahaha !" Ledek suara kemudian menghilang.
"Iiihh sembarangan ngatain gue adonan donat" ucap Airin kesal dan melemparkan bantal ke cermin.
Tiba-tiba Airin ingat dia sudah di tunggu di bawah untuk makan. Airin segera membuka lemari dan mengganti pakaian.
"Ya ampuuuun ! Bajunya pada besar-besar semua. Ini mah adonan donat kelebihan ragi. Hadewww" Airin mengomel sendiri, sambil memakai baju.
Selesai mengganti baju, Airin turun ke bawah dan bergabung dengan orang-orang yang sudah menunggu dia di meja makan.
"Lama amat sih, ngapain aja ?" Tanya seorang gadis seumur dengannya, namun tidak dengan tubuhnya. Tubuh gadis di depannya terlihat langsing.
"Ah sudahlah, sebaiknya kita makan." Ucap seorang laki-laki yang seumuran Pak Samsul kepala sekolah Airin.
"Clarisa, bibi sudah memasakkan makanan kesukaan kamu. Makanlah dan habiskan!" ujar wanita yang masuk ke kamar tadi, sambil menyendokkan makanan ke piring Clarisa.
Sementar Airin terus mengingat-ingat peran ke tiga orang ini di dalam novelnya.
Seketika dia ingat, ini adalah bibi Herni dan suaminya paman Adam. Sedang gadis jutek ini adalah anak mereka bernama Nadia.
Mereka tidak menyukai Clarisa, mereka selalu memberi makan lebih untuk Clar agar dia terlihat gemuk dan nafas dia saat bernyanyi menjadi pendek. Sehingga nantinya dia tidak akan bisa bernyanyi dengan baik.
"Makasih bi ! tapi maaf aku kenyang, mmm...aku minta apel ini aja yah !" tolak Claris dengan halus kemudian mengambil apel di meja.
"Nanti kamu sakit Claris, bibi gak punya uang untuk bawa kamu ke rumah sakit." Bibi Herni berucap sambil menatap tajam ke arah Clarisa.
'Akh harusnya gak gue tolak, di episode inikan gue bawa makanan ke kamar.' Bathin Clarisa.
"Hehehe, aku bercanda bi. Mana mungkin menolak makanan enak seperti ini. Tapi bolehkah aku memakannya di kamar ? Banyak yang harus aku kerjakan." Pinta Clarisa.
"Oh tentu saja boleh " jawab bibi Herni kemudian mengambilkan makanan ke piring clarisa.
Clarisa membawa piring yang terisi penuh oleh makanan.
"Clarisa ini jangan lupa cemilan nya !" ucap bibi Herni sambil menyerahkan sekantong cemilan kepada Claris.
"Jangan lupa dihabiskan ya sayang, biar kamu sehat !"
"Baik bi, terimakasih!" ucap Clarisa dan masuk ke kamarnya.
Sesampainya di kamar. Airin mencoba mengingat-ingat dimana kantongan yang dia letakkan untuk membuang makanan itu.
Airin mengambil kantong kresek hitam dari bawah tempat tidurnya. Dia kemudian membuang semua makanan itu ke dalamnya.
Sedangkan cemilan itu dia simpan dan bagikan untuk anak-anak TK yang dia jumpai di jalan ketika pergi sekolah.
"Besok gue sekolah dan ? Oh ya ampuuun !" Airin menutup mulutnya dengan tangannya.
"Besok kan disekolah hari dimana Clarisa di kerjain sama Nadia, dan gue belum tau harus membalasnya bagaimana ?"
Airin mondar mandir, terus berpikir besok apa yang harus dia lakukan?
"Ah !" Airin tersenyum senang, sepertinya dia sudah tahu apa yang harus dia lakukan.
"Kalau Clarisa gak bisa membalasnya, setidaknya Clarisa harus menghindar, jangan sampe dia dikerjain " ucap Airin tertawa puas.
Tok tok tok !!!
Pintu kamar Airin tiba-tiba di ketuk, Airin membuka pintu dan ternyata bibi Herni.
"Clarisa bagaimana kamu sudah selesai makan ?" Tanya bibi Herni
"Oh iya bi sudah, makanannya enak sekali. Bi Herni memang terbaik." Puji Airin.
"Terimakasih Claris, oh iya bibi mau tanya, apa kau tetap ingin ikut school idol di sekolah ?" Tanya bibi Herni.
Nampak Airin berpikir dengan pertanyaan bi Herni.
'School idol ?' Tanya Airin dalam hati.
Tiba-tiba dia ingat sekarang. Kalau di sekolah sedang di adakan lomba bakat dalam bidang nyanyi. Nadia sepupu Clarisa yang satu sekolah dengannya adalah saingan terberatnya.
"oh itu bi, aku akan tetap ikut lomba school idol." Ucap Airin mantap.
"Kamu yakin bisa mengalahkan Nadia ? Kamu tau semakin hari suara Nadia semakin bagus." kata bibi Herni yang mencoba membuat gadis gendut di depannya down.
"Aku akan berusaha bi, aku akan terus latihan, meskipun saat ini suaraku belum sebagus Nadia." Ucap Clarisa merendah.
"Semoga kamu berhasil !" ucap bi Herni tersenyum miring.
"Makasih bi " ucap Airin dan memberikan piring kosong bekas makannya ke bibi Herni.
Malam ini, sebelum tidur Airin ingin menggosok gigi. Ia beranjak ke kamar mandi.
Ketika dia mengambil odol, di lihatnya odol sudah kempes.
Dia berusaha memencetnya tetapi odolnya tetap tak keluar.
"Huft ! pasti ke tiga orang itu, kalau sikat gigi odolnya dimakan juga. Odol sebesar ini baru juga seminggu yang lalu di beli sudah habis" Gerutu Airin.
Dia kembali ke kamar mengambil stok odolnya. Kemudian dia berpikir ingin beri pelajaran pada tiga orang reseh di rumah ini.
Dia mengambil cacing-cacing karet mainannya.
kemudian membawanya ke kamar mandi. Setelah selesai sikat gigi, dia memasukkan cacing-cacing karet itu ke dalam odol.
Setelah itu Airin meletakkan kembali odol ke tempatnya.
Ketika Airin keluar, tepat sekali bibi Herni masuk ke kamar mandi untuk sikat gigi.
Tidak berapa lama Airin mendengar suara teriakan bibi Herni.
"Aaaakkkkhhh !!!"
Airin tertawa puas dalam kamar, dia mengunci pintu kamarnya dan memasang headset dikedua telinganya mendengar suara indah dari penyanyi favoritenya.
Sementara diluar kamarnya bibi Herni mengetuk-ngetuk pintu kamar Airin.
"Clarisaaa !!! keluar kamu, kurangajar sudah ngerjai orang tua ! Awas kamu ya !"
Esok harinya Clarisa bersiap akan ke sekolah.
Dia melihat dirinya di depan cermin.
"ckckck !" ucap Airin sambil menggeleng-geleng kepalanya.
"Gak nyangka gue bisa buat cerita gadis sebegini besarnya. Jalan terasa berat semua !" ucapnya.
Airinpun keluar kamar dan berjalan melewati 3 anggota keluarga yang tidak menyukainya.
Dia memilih berjalan kaki ke sekolah agar bisa berolahraga. Jarak rumah dan sekolahnya hanya berjarak 15 menit.
Hari ini audisi school idol akan di mulai. Airin ingat dia akan dikerjai saat tampil nanti. Jadi, dia harus bersiap agar dia tidak masuk perangkap.
"Clarisaaa !" panggil seseorang.
Airin terus berjalan, sampai dua panggilan dia tidak menoleh.
"Ah lupa gue, itu gue yang dipanggil Clarisa" ucap Airin sambil menepuk jidatnya.
Saat Airin menoleh, dia melongo tidak percaya melihat siapa yang memanggilnya.
'Itukah Ardan ? sahabat Clarisa yang selalu membantunya.' Bathin Clarisa.
Tiba-tiba pemuda tampan itu sudah berdiri di depannya.
"Pagi nona manis ! kau sudah membuatku berteriak. Sekarang kau harus dihukum temani aku makan di kantin." Ucap laki-laki yang bernama Ardan itu.
Dia menggandeng tangan Airin, sedang Airin masih melongo tidak menyangka tokoh Ardan yang dia gambarkan seganteng ini.
Alamaak haruskah ku pingsan lagi dengan badan segede ini ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Ipah Cakep
keren kk
2022-05-29
2
EL CASANDRA
mengakak🤣🤣🤣
2022-05-18
1
Author yang kece dong
wah bagus sekali semangat airin aku suka gaya tulisanmu jelas dan rapi I like this
2022-04-13
2