Eps. 5

"Dimana dokter dara?" Teriak Andi di rumah sakit.

"Maaf pak, dokter dara sedang mengecek pasien" kata suster yang berjaga.

Mendengar suara ribut, kepala rumah sakit datang.

"Pak Andi, ada yang bisa di bantu?" Tanyanya.

"Aku ingin bertemu dokter dara, dia sudah berani denganku" kata Andi sambil mengepal tangannya.

"Apa lagi yang di lakukan dokter dara? Kenapa dia buat pak Andi marah. Semoga saja, ini tidak berdampak buruk pada rumah sakit" guman kepala rumah sakit.

"Dokter dara sudah datang tuan" kata reno yang dari tadi terus mengikut Andi.

"Kau sudah berani membohongiku. Untuk apa kau mengatakan padaku jika rendy di culik?" Tanya Andi yang tidak sabar, ketika melihat dokter dara.

"Maaf pak Andi, aku pikir tadi jika rendy benar di culik" kata dokter dara.

"Kau pikir aku tidak tahu, Reno perlihatkan kamera padanya" Perintah Andi.

Dara melihat video tersebut, di mana dirinya menyuruh putry untuk mengawasi rendy. Bahkan pembicaraannya sampai terdengar.

"Dari mana dia dapatkan ini semua?" Guman dokter dara.

"Kau heran, aku mendapatkan dari mana? Aku bukan orang yang mudah di tipu. Tidak akan ada orang yang bisa menyentuh putraku" kata Andi sambil tersenyum sinis.

Rendy memakai sebuah jam tangan yang bisa berfungsi memampilkan orang-orang di sekitarnya. Bahkan bisa mendengar pembicaraan mereka. Itu salah satu yang di lakukan Andi untuk melindungi putranya. Andi bisa dengan mudah, melacak lokasi putranya berada.

"Kau ingin apa?" Kata dokter dara yang tidak takut dengan Andi.

"Bagaimana bisa dokter ini terlihat santai, sedangkan dirinya berurusan dengan tuan Andi" guman reno.

"Kau menantangku. Baiklah, aku terima tantanganmu"

"Kepala rumah sakit, pecat dia sekarang juga" kata Andi sambil menunjuk dokter dara.

"Apa?" Kaget kepala rumah sakit dan suster di dekatnya.

"Aku tidak merugikan rumah sakit ini, kenapa harus di pecat?" Tanya dara tidak terima.

"Kepala rumah sakit, kau masih mau bekerja di sini bukan? Lakukan perintahku" kata Andi dengan tegas membuat kepala rumah sakit jadi gugup dan takut.

"Tapi pak Andi, dokter dara salah satu dokter berpengaruh di rumah sakit ini. Jadi...."

"Kau melawanku? Kalau begitu, bersiaplah untuk keluar dari rumah sakit ini"

"Bukan pak Andi. Akan segera saya lakukan" kata kepala rumah sakit mengingat Andi, orang berpengaruh di rumah sakitnya.

"Anda akan memecatku pak?" Tanya dara

"Maaf dokter dara, tetapi tidak ada pilihan lain" kata kepala rumah sakit, meski dirinya juga tidak ingin memecat dokter dara. Tetapi dia juga tidak bisa menolak perintah Andi.

"Lihat saja, kau mungkin senang kali ini. Aku yang akan membalasnya nanti" guman dokter dara meninggalkan Andi.

"Kau tidak tahu, berurusan dengan siapa" guman Andi dengan tersenyum.

*****

Di rumah, rendy dan Andi baru saja tiba, sudah di serbu oleh faul.

"Rendy, kau baik-baik saja? Paman dengar, kau di culik. Bagaimana bisa, kau punya papa yang sangat menakutkan tetapi tidak bisa menjagamu dengan baik" kata faul sambil memeriksa tubuh rendy.

"Jangan cari alasan hanya untuk menyentuhnya. Mundurlah atau aku akan menggunakan kekerasan" kata Andi dengan mengancam.

"Kebaca juga trikku oleh kak Andi, dia sangat pintar melebihiku" guman faul sambil menjauhkan dirinya dari rendy. Takut, terkena amukan kakaknya.

"Rendy sekarang masuk kamar" kata Andi sambil membelai rambut anaknya.

Rendy berlari ke kamar, di ikuti Andi yang langsung duduk di sofa.

"Faul, buka lowongan sebagai dokter pribadi rendy" kata Andi kepada Faul yang masih berdiri sambil melihat rendy masuk ke kamar.

"Untuk apa kak? Bukannya sudah ada dokter di rumah sakit?" Tanya faul sambil duduk di dekat kakaknya.

"Itu beda, ini dokter pribadi. Dia harus datang melihat kondisi rendy di rumah" kata Andi

"Baiklah, mulai bezok aku akan mengerjakannya"

"Bagaimana dengan penculikan rendy kak, kau sangat cepat menemukan penculiknya" lanjut faul mendekatkan wajahnya pada Andi.

"Penculik apa? Dia hanya dokter bodoh yang mau bermain-main denganku"

"Dokter bodoh? Jadi dia yang menculik rendy?"

"Bukan. Dia hanya membohongiku, dia pikir aku mudah untuk di kelabui"

"Hebat juga dia, bisa berurusan denganmu. Aku akan mencarinya dan mengajaknya kerja sama" kata faul sambil tersenyum. Tetapi melihat tatapan kakaknya, dia jadi menutup mulutnya.

"Hanya bercanda"

Sementara itu, dara yang di pecat hanya bisa pasrah. Dia menangis sejadi-jadinya di kosannya sampai temannya datang.

"Dara apa yang kau lakukan? Kau membuat kosan kita jadi tempat sampah" kata sarah yang baru datang, di sambut dengan kertas dan tisu berserakan di lantai.

"Aku terkena sial hari ini" kata dara sambil menangis.

"Aku sudah dengar. Aku tidak percaya, kau berurusan dengan orang seperti itu. Kepala rumah sakit saja, tidak bisa melakukan apa-apa. Sementara kamu, dengan beraninya mencari masalah dengannya" kata sarah sambil duduk di tepi ranjang.

"Aku tidak melakukan apapun pada anaknya, aku hanya sedikit balas dendam. Dia menabrakku tetapi tidak mau minta maaf. Lihat saja, jika aku bertemu dengannya, aku buat dia bersujud di kakiku"

"Aku doakan semoga kau tidak kena sial bertemu dengannya" kata sarah sambil menghela nafas.

Sarah adalah sahabat dara dari kecil, mereka sama-sama bekerja di rumah sakit sebagai dokter psikologis dan tinggal bersama.

"Kau sedang badmood kan? Aku punya solusinya. Pergilah kencan, kau tidak akan kepikiran lagi dengan orang sialan itu" kata sarah

"Aku malas untuk pergi"

"Ayolah, dengan begitu stresmu akan hilang. Aku sudah mendapatkan teman kencanmu yang pengertian. Temui dia di kafe XXX dan bersenang-senang" kata sarah sambil memijat pundak dara.

"Hemm..."

"Ayo ganti baju dan pakai baju yang sangat cantik malam ini" kata sarah beralih memilih baju di lemari.

****

"Kak, kau sibuk?" Tanya faul yang baru datang masuk ke ruang kerja kakaknya.

"Ada apa?" Tanya Andi tetapi masih fokus mengetik di komputernya.

"Kak Andi sudah tidak mau membuka hati untuk wanita lain lagi kak? Kasihan rendy, dia masih mau membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Selama dia lahir, mama yang merawatnya. Sekarang tidak ada siapa-siapa yang mau memberikan kasih sayang seorang ibu, jadi bukalah hati sambil mencari yang terbaik untuk kakak dan Rendy"

"Aku belum siap faul, aku masih menyimpang trauma yang memdalam"

"Kakak trauma juga, aku kira hanya rendy. Ternyata kakak juga, tetapi jika dilihat kakak, tidak mempunyai trauma sama sekali"

"Kau pikir aku seperti ini tidak punya trauma, aku melihat kejadian yang membuaku trauma. Istriku melahirkan rendy, kemudian meninggal. Papa dan mama di bunuh di depan mataku, siapa yang bisa melupakan semudah itu"

"Selow kak, ambil hikmanya saja. Sekarang kakak berhasil jadi ketua mafia"

"Faul, keluar. Kau datang hanya mengganggu saja"

"Kak, aku sudah mendaftarkan kakak untuk berkencan malam ini. Lokasinya di kafe XXX, jangan lupa datang. Demi rendy kak, semangat" kata faul kemudian berlari keluar dari tempat kerja kakaknya.

"Aku yakin, kak Andi pasti datang jika menyangkut Rendy" guman faul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!