"Sial, rendy pasti terjatuh saat aku menendang orang tadi"
Dengan berani, Andi turun dari mobilnya. Dengan bantuan lampu mobil, dia melihat anaknya berdiri di dekat tembok, menangis tanpa bersuara.
"Kau tidak apa-apa rendy?"
Rendy mengangguk, tetapi tendangan keras membuat Andi terjatuh. Dia melihat orang tersebut berdiri di dekat rendy bersiap menancapkan pisau yang dia pegang. Rendy berteriak melihat dirinya ingin di bunuh.
"Papa..."
Andi berlari menendang orang tersebut dan membuat pisau yang dipegangnya mengiris sedikit lengan anaknya.
"Ah...." teriak rendy kesakitan.
"Kau siapa, tunjukkan dirimu. Jangan bersembunyi seperti pengecut" kata Andi mecari keberadaan orang yang di tendangnya tadi. Andi memegang tangan anaknya agar tidak lepas darinya.
Tidak lama, lampu menyala kembali. Tangan rendy sudah basah dengan darah. Tubuh rendy terjatuh, Andi menangkap tubuh mungil anaknya.
"Maaf pak, kami tadi mengalami kendala" kata salah satu karyawan.
Andi melihat jasad mama dan papanya bersimbah darah. Karyawan terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ceo dan istrinya terbaring dengan darah mengalir di lantai.
"Pak, se..be..narnya A..pa ya..ng ter..jadi?" Tanya nya dengan terbata-bata.
Bawa anakku ke rumah sakit. Aku akan mengurus jasad orang tuaku dulu. Tanpa dirasa, air mata Andi jatuh membasahi pipinya. Barusaja dirinya bercanda dengan papa dan mamanya, seketika ini juga mereka sudah tidak ada. Rasa dendam membara di hati Andi, dia berjanji akan membalas kematian orang tuannya. Sejak saat itulah, dia menjadi ceo dan mengurus perusahaan papanya. Polisi tidak bisa menemukan pembunuh orang tuanya, Andi memutuskan untuk bergabung dengan geng mafia. Dia menyerahkan perusahaannya untuk sementara di kelolah oleh adiknya. Lama-lama, dia menjadi kuat dan membentuk geng mafia sendiri.
"Seandai saja, papa dan mama masih hidup, sikap kak Andi pasti tidak berubah. Rendy tidak akan trauma dan aku tidak perlu repot mengurus perusahaan sendiri" guman faul yang berdiri menatap kepergian kakaknya.
DI MARKAS...
Melihat bosnya datang, mereka semua menunduk. Reno menghampiri bosnya.
"Ada perlu apa tuan, anda datang ke sini"
"Bagaimana dengan kasus orang tuaku, sudah ada informasi?" Tanya Andi sambil berjalan menuju ruangannya.
"Belum ada tuan. Dia bukan hanya seorang pebisnis tetapi mempunyai anggota geng mafia juga" kata Reno sambil mengikuti Andi.
Mareka masuk ke dalam lif..
Ting...
"Sangat menarik, dia tidak akan selamanya bersembunyi walau di sarang semutpun sekali. Aku akan menemukannya dan membunuhnya dengan tanganku sendiri" kata Andi dengan tegas.
"Tuan sudah marah, pembunuh itu akan tamat riwayatnya jika ketahuan. Siapa suruh mereka macam-macam dengan tuan" guman reno yang mendengar ucapan bosnya.
Ting...
Mereka keluar dari lif menuju ruangan Andi. Andi duduk sambil memutar kursinya berkali-kali. Reno hanya diam menatap.
"Bagaimana dengan mata-mata di perusahaanku, apa sudah ketemu?" Tanya Andi berhenti memutar kursinya.
"Iya tuan. Tetapi saat kami berusaha menangkapnya, mereka di tembak dan mati di tempat. Mereka sepertinya sudah tahu jika kita menemukan mata-matanya"
"Melelahkan, begitu saja tidak bisa kau urus. Apa aku harus turun tangan sendiri? Untuk apa punya anak buah jika tidak berguna seperti ini. Mengurus mata-mata saja tidak bisa"
"Maaf tuan, lain kali kami tidak akan lengah"
"Simpan kata maafmu untuk dirimu sendiri. Ada tugas lagi untukmu, selediki secepatnya siapa yang berani membobol data-data perusahaanku kemarin"
"Baik. Akan saya kerjakan" reno keluar dari ruangan Andi. Dia akhirnya merasa legah, tidak melihat tatapan tuannya yang menusuk samapi ke ulu hati.
"Akhirnya aku terbebas juga. Aku akan kerjakan tugasku agar tuan tidak marah lagi"
Ponsel Andi berdering, dreet...dreet...dreet...
Dia melihat nama dilayarnya, seketika senyum manisnya terpancar. Dia berubah jadi kucing yang manis dan polos lagi.
"Ada apa sayang, kamu menelpon papa. Sudah rindu?"
"Ini aku kak, rendy menyuruhku untuk menelponmu. Ngomon-ngomon, aku juga merindukanmu. Bukan hanya rendy" kata faul dengan tertawa.
"Ada yang lucu? Berikan ponselnya pada rendy. Aku mau bicara dengannya, bukan denganmu" perintah Andi.
"Dia tidak mau kak, dia hanya menyuruhku menyampaikannya tentang lap yang kau janjikan untuknya"
Andi jadi ingat, dia hampir saja membuat singa mengaung nanti.
"Baiklah, aku akan segera membelikannya"
"Oke. Dengar kata papamu, dia bilang akan segera membelikanmu" Kata faul sebelum mengakhiri panggilannya.
Di kantor...
Rendy duduk di sofa sambil membaca buku.
Dia menunggu papanya datang, sementara faul dari tadi memperhatikan keponakannya.
"Ingin sekali rasanya aku memegang wajah imutnya, tetapi rendy melarangku. Dia bisa mengadu pada kak Andi dan membuatku terbaring di ICU seketika. Tidak-tidak boleh terjadi. Wajah tampanku tidak boleh babak belur. Aku harus menggunakan cara supaya rendy tahu, aku tidak sengaja melakukannya" guman faul sambil tersenyum merrncanakan ide gilanya.
"Maaf aku keponakan, paman faulmu akan segera menyentuh wajahmu yang mungil dan manis itu"
"Rendy, kau ingin minum susu? Paman suruh ob bawakan ke sini" kata faul sambil duduk di depan rendy.
Rendy hanya mengangguk, kemudian lanjut membaca.
Ob datang membawa susu yang di perintahakan faul. Ini saatnya, faul dengan sengaja menendang kaki ob hingga membuatnya terjatuh. Rendy terkena jepritan susu yang dibawa ob.
"Ah...." Teriak rendy tanpa merasa kesakitan.
"Kau tidak apa-apa keponakan? Di wajahmu ada jepritan susu. Paman usap yah" kata faul sambil senang dalam hati.
"Sedikit lagi, kau akan menyentuhnya faul" guman faul
"Ehmm..."
Suara deheman membuat faul menoleh, dia melihat kakaknya berjalan menghampirinya. Rendy mengigit tangan pamannya membuat faul berjerit kesakitan.
"Ah... sakit. Kau nakal sekali keponakan. Aku akan adu kan pada papamu" kata faul dengan kesal.
"Bagus rendy, jangan biarkan orang lain menyentuh wajahmu" kata andi yang melihat anaknya mengigit tangan adiknya.
"Hei kak, tidak seperti itu menjadi seorang ayah. Rendy salah karena menggigit jati tanganku, kamu harus menasehatinya atau menghukumnya. Bukannya malah mendukung, itu kejahatan. Jangan biarkan anakmu berbuat jahat" kata faul sambil memegang jari yang di gigit Rendy.
"Selama kau yang dijahati, aku tidak masalah. Kau pantas mendapatkannya" kata Andi yang dibalas jempol oleh rendy.
"Ayah sama anak sama saja, merepotkan, menyusahkan dan membosankan. Aku serasa tidak dianggap keluarga. papa mama kemana kalian, kakakku sudah berubah jadi monster bersama dengan anaknya" guman faul kesal.
"setega itu kau kak kepadaku, aku ini adikmu bukan orang lain"
"Rendy anakku juga, bukan anakmu apalagi anak orang lain" kata Andi meniru cara bicara faul.
Faul tambah kesal, dia memancungkan bibirnya dan cemberut. seperti biasa yang dilakukan Rendy.
"Dia sama saja seperti Rendy. selalu cemberut" guman Andi yang melihat tingkah adiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments