Eps. 4

"Rendy, kau baik-baik saja sayang?" Tanya Andi ketika melihat anaknya masih berada di ruang tunggu.

"Kak, anakmu ini sangat merepotkan dan membingungkan. Aku sampai kewalahan mengurusnya" kata faul yang melihat kakaknya memeriksa anaknya.

"Kau tidak di lukai oleh faul kan? Beritahu saja pada papa, papa akan buat dia terbaring di rumah sakit" kata Andi melirik faul yang berada di samping rendy.

"Gawat, kalau rendy sampai memberitahu kak Andi, aku bisa mati kuku di sini" guman faul

"Maaf pak, Kami sudah menemukan dokter terbaik yang akan mengurus rendy selama cek up kondisi di rumah sakit" kata kepala rumah

sakit.

"Berikan yang terbaik, atau aku yang akan menghancurkan rumah sakit ini" kata Andi dengan tegas.

Kepala rumah sakit jadi gemetar mendengar Andi, sementara faul, dia hanya mengeleng kepala melihat tingkah kakaknya.

"Permisi...." kata seorang wanita masuk dengan penampilannya yang cantik. Dia juga menggunakan seragam dokter.

"Silahkan masuk dokter dara. Kenalkan ini rendy anak pak Andi yang akan menjadi pasien Anda" kata kepala rumah sakit.

Dara terkejut melihat Andi, dia jadi teringat dengan kejadian di lif tadi. Orang yang menabraknya tetapi enggang untuk minta maaf.

"Baiklah" kata dokter dara.

*****

Setelah selesai mengurus rendy, Andi dan faul kembali ke perusahaan tripeles group. Sudah ada reno yang menunggu mereka di sana.

"Katakan informasi yang kau dapatkan kali ini?" Tanya Andi yang baru datang, di dampingi faul.

"Baru datang langsung bahas masalah tidak penting. Bukannya istirahat, kak Andi memang tidak capek" guman faul

"Begini tuan, ternyata orang yang menghadang tuan barusan adalah orang suruhan dari max. Max yang mempunyai masalah dengan perusahaan anda kemarin, karena menolak mentah-mentah kerja sama yang mereka tawarkan" kata reno menjelaskan.

"Jadi mereka tidak terima?"

"Benar tuan, sepertinya mereka ingin balas dendam"

"Biarkan saja. Jika mereka lain kali macam-macam lagi, habisi markasnya" perintah Andi

"Siap tuan" kata reno kemudian pergi meninggalkan tuannya.

"Max, bukannya dia dulu teman mama rendy? Kak farah selalu bertemu dengannya?" Tanya faul mencoba mengingat max.

"Hemm..."

"Lalu kenapa kakak menolak kerja samanya?" Tanya faul yang tidak mengerti dengan kakaknya. Seharusnya dia membantu max, mengingat max teman baik almarhuma istrinya.

"Kau lupa? Dia yang sudah membuat farah meninggal. Dia tidak membawa farah ke rumah sakit saat tahu farah ingin melahirkan. Dia memilih meninggalkannya di kafe"

"Jadi karena itu, kakak menolak kerja sama dengannya. Aku tahu, seandainya kak farah di bawa ke rumah sakit tepat waktu, dia tidak akan kehilangan nyawanya"

****

Rendy sedang bermain sendirian, dia tidak ingin bermain dengan teman seusianya yang berada di dekatnya. Dia memilih menyendiri. Dokter dara terus saja memperhatikannya dari tadi.

"Putry, kau lihat anak di sebelah sana?" Kata dokter dara sambil menunjuk rendy yang berada di pojok.

"Bertemanlah dengannya dan ajak dia bermain. Setelah itu, kemana pun dia pergi, jangan biarkan dia sendirian. Putry terus menemaninya. Oke?"

Putry mengangguk dan mulai mendekati rendy. Rendy yang melihatnya, bergeser. Tetapi putry terus saja mendekatinya.

"Anak aneh, kau mau aku jadikan temanku?" Tanya putry

"Namaku putry. Panggil saja putry. Aku dengan senang hati akan menjadikanmu temanku" kata putry sambil mengulurkan tangannya.

Rendy menjauhkan diri dari putry, dia tidak ingin berinteraksi dengan orang asing. Rendy berlari keluar dari ruang bermain, putry menyusulnya sesuai perintah dokter dara.

"Ini saatnya aku membuat papa tersayangnya panik dan gelisah" guman dara sambil mengambil ponselnya dari saku bajunya.

Di tempat lain, Andi sedang membaca buku di tangannya sambil meminum secangkir kopi. Tiba-tiba ponselnya berdering.

Dreet...Dreet...Dreet...

"Halo, dengan siapa ini?" Tanya Andi karena nomor tidak di kenal.

"Ini aku, dokter pribadi rendy. Aku mau memberitahukan jika rendy di culik"

Andi yang sedang fokus membaca langsung berhenti.

"Apa maksudmu, rendy di culik?" Tanya Andi tidak percaya.

"Tiba-tiba ada seseorang membawa rendy ke mobilnya"

"Kau tidak bisa menjaga anakku dengan baik. Lalu ke mana arah mobil itu?" Tanya andi yang sudah panik.

"Aku tidak tahu ke mana. Mungkin...." belum selesai dokter dara menjawab, andi langsung mematikan teleponnya. Dia lalu menelpon reno.

"Halo tuan, ada yang bisa saya bantu?" Kata reno dalam telepon.

"Siapkan anak buahmu, kita serang max di markasnya sekarang. Dia sudah berani menculik anakku, akan ku potong tangannya jika dia sampai melukainya" kata Andi kemudian mematikan ponselnya.

Andi langsung ke luar dengan tergesah-gesah. Faul beberapa kali memanggilnya tetapi kakaknya tidak merespon.

"Ada apa dengannya lagi, apa ada masalah? Dia sangat sibuk akhir ini. Pekerjaan pasti sangat padat" kata faul yang melihat kepergian kakaknya.

****

"Tuan, semuanya sudah siap" kata reno yang melihat Andi datang dengan sangat marah. Terlihat sekali dalam wajahnya.

"Berani juga merrka menculik anak tuan Andi, tuan benar-benar akan mengamuk kali ini" guman reno yang melihat wajah Andi memerah.

"Langsung saja kita serang markasnya" kata Andi mengambil dua pistol.

Pertempuran pun terjadi, anak buah max tidak tahu jika markasnya akan di serang. Banyak diantaranya yang tidak membawa senjata karena tidak tahu jika akan ada penyerangan.

Door...Door...Door...

Anak buah max jatuh satu persatu bersimpah darah. Dirinya tidak bisa menghindar dari kemarahan Andi. Banyak juga lari, tetapi berhasil di hadang oleh pasukan reno. Akhirnya markas Max hancur.Sementara Max sedang berada di luar, dia juga tidak tahu jika markasnya akan di serang.

"Kalian berpencar, cari rendy" perintah Andi.

Satu persatu berpencar, tetapi tidak mendapatkan apa-apa. Reno datang dan memberitahu Andi.

"Rendy tidak ada di sini tuan, sepertinya bukan max yang menculiknya" kata reno yang merasa gugup melaporkannya pada tuannya. Dia takut jika andi akan marah.

"Lalu siapa yang berani menculiknya? Suruh anak buahmu untuk mencari keberadaan rendy sekarang juga" perintah Andi yang sudah tidak bisa menahan amarahnya. Dia melepas beberapa tembakan ke tembok untuk meredakan emosinya.

Door...Door...Door...

Reno dan anak buahnya mulai gemetar ketika melihat tuannya melepas tembakan. Mereka melangkah mundur, takut jika Andi akan menembak mereka juga.

Dreet...Dreet...Dreet...

Ponsel reno bergetar, tetapi dia tidak bisa mengangkatnya. Takut jika tuannya merasa terganggu dan menembaknya sekarang juga.

"Maaf tuan, saya akan mematikannya" kata reno dengan cepat ketika mendapat tatapan tajam dari tuannya.

"Angkat"

Reno buru-buru mengangkatnya, dia langsung mendengar apa yang dikatakan anak buahnya lewat telepon.

"Baiklah" kata reno mengakhiri panggilannya.

"Tuan, kita sudah menemukan keberadaan Rendy. Dia ternyata tidak di culik, rendy masih berada di rumah sakit" kata Reno dengan tegas karena tuannya akan merasa lega.

Tetapi Andi justru menatapnya dengan Aneh dan bingung sambil mengeritkan alisnya.

"Apa lagi ini, seharusnya tuan sudah merasa lega karena anaknya sudah ketemu. Bahkan tidak di culik, kenapa sekarang malah tuan sangat marah" guman reno

"Jadi sekarang dokter dara mempermainkan aku, berani sekali dia membodohi aku. Dia sepertinya tidak mengenalku" kata Andi kemudian memukul tembok dengan sangat keras, membuat tangannya terluka hingga darah mengalir perlahan.

Semua anak buah reno hanya terdiam, termasuk reno yang hanya bisa menunduk.

Terpopuler

Comments

Bismillah

Bismillah

semangat...

2022-03-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!