BAB 5. Tegar

Lembayung senja perlahan beranjak dari tempatnya, berganti langit malam bertabur bintang yang begitu memukau mata. Barangkali sedekat itulah jarak antara ujian dan sabar. Asalkan dijalani dengan ikhlas yang paling dalam, semoga akan jadi bahagia paling serius di masa depan.

"Ibu, apa benar kata Pak Ustadz, kalau kita sabar maka Allah akan memberi kita pahala yang besar?" tutur Shaka bertanya.

"Maa syaa Allah, pintar sekali putra Ibu!" puji Mariam mendengar mulut mungil Shaka melontarkan kalimat yang membuat dirinya senang.

"Yang disampaikan oleh pak Ustadz itu benar, Sayang. Allah menyukai orang-orang yang sabar," terang Mariam.

"Seperti Ibu ya, Bu?" imbuh Shaka.

"Seperti Putra Ibu yang paling tampan!" kata Mariam sembari menempelkan hidungnya pada hidung Shaka.

Bocah itu tertawa lepas membalas cengkerama sang ibunda, lalu suaranya meredup pudar bergati hembusan napas dalam lelap. Shaka adalah pelita harapan yang tetap menyala di gelapnya hidup, bagi Mariam.

Pergantian waktu dari siang ke malam, tak serta merta membuat Mariam terlelap dengan mudah. Manusiawi rasanya, jika kegamangan dirasakan olehnya. Ibarat diri menanam benih padi, namun yang dituai malah tajamnya duri-duri.

Bayangkan saja, bila Mariam tak menghadirkan hati yang kuat atas cobaan hidup yang menimpanya. Tentulah akan sangat sulit baginya menjadi seorang yang tegar. Beruntungnya, Mariam selalu menyertakan doa di setiap usahanya, itulah tawakal namanya. Menyandarkan segala urusan hidup dan mati hanya kepada-Nya.

***

"Paman... paman, lihatlah di sana! Ibu sangat suka makanan itu," tutur Shaka seraya menunjuk sebuah warung ayam bakar yang mereka lewati saat dalam perjalanan menuju ke rumahnya.

Entah mengapa Denny terus terngiang kata-kata Shaka siang itu. Meski Denny bersyukur karena saat itu ia bisa membelikannya untuk mereka.

"Oh begitu, jadi Mariam sangat suka ayam bakar? baiklah, aku akan membelikannya lagi kapan-kapan" gumam Denny membuat rencana dalam khayalnya.

Belakangan ini pikiran Denny mulai berani, dan perasaannya semakin tampak jelas. Meski masih ada ketakutan dalam dirinya, kalau-kalau akan ditolak oleh Mariam. Setidaknya ada rasa lega yang membuatnya tak harus bersembunyi di balik topeng kepalsuan.

Malam semakin larut dan mata Denny, masih saja segar seperti tak ada sedikitpun rasa kantuk pada dirinya.

"Stop Denny! Apa sebenarnya yang terjadi pada mu?" batin Denny merasa kacau.

Denny lalu membantingkan tubuhnya ke atas kasur. Ia memaksakan matanya untuk terpejam. Namun, rupanya Denny butuh usaha lebih keras lagi untuk tertidur. Karena saat ia memejamkan mata, bayangan wajah mariam justru semakin kuat menjelma dalam angannya.

"Sial" cicit Denny. "Ingin sekali rasanya ku lepas kepalaku ini," gerutunya sembari membenamkan seluruh tubuhnya ke dalam selimut.

Kegundahan Denny berlangsung cukup lama hingga mendekati waktu shubuh. Hampir sepanjang malam dirinya tak dapat tidur dengan lelap. Sampai akhirnya matanya benar-benar dikalahkan oleh rasa kantuknya.

Lalu waktu shubuh benar-benar telah datang. Ibu Denny berjalan menuju kamar putranya dan bermaksud untuk mengajaknya sholat shubuh berjamaah. Namun, saat tubuh Denny diguncangkan olehnya, tak sedikitpun Denny bergeming dari tidurnya.

"Pasti dia terjaga sepanjang malam!" ucap Ibu sembari menggelengkan kepala.

Di rumah Mariam....

"Ibu, badan Shaka tidak enak ... rasanya panas tapi juga dingin bu," tutur Shaka.

Mariam yang kala itu baru melepas mukenanya langsung menghampiri Shaka.

"Shaka, kamu demam sayang ... tunggu sebentar, Nak, biar ibu buatkan kompres dulu."

Beberapa saat kemudian, Mariam datang lagi membawa air hangat dan sebuah handuk kecil. Dengan perasaan khawatir Mariam segera mengompres Shaka. Pagi ini sepertinya Mariam, tidak bisa menjajakan dagangannya keliling kampung karena Shaka sedang sakit.

Sembari mengompres Mariam membuatkan telur mata sapi untuk Shaka. Agar Shaka mau sarapan dan setelah itu minum obat. Mariam menahan keresahan yang menguasai rongga dada dan kepalanya.

Telur mata sapi dan sedikit nasi Mariam bawa untuk ia berikan pada Shaka.

"Sayang, putra ibu yang baik. Makan dulu, ya! Setelah itu minum obat," bujuk Mariam.

"Shaka tidak ingin makan, Bu," sanggahnya menolak makanan yang Mariam siapkan.

"Sedikit saja, Nak, Shaka harus makan dan setelah itu minum obat, ya!" ulang Mariam membujuk Shaka.

"Shaka rindu pada Ayah, Bu!" ia duduk menghadap pada ibunya sambil menangis.

Ada yang tertahan di dada Mariam, dan percayalah rasanya sangat sakit dan sesak. Ingin rasanya Mariam berteriak menunjukkan rasa sedih dan kecewanya pada keadaan ini. Namun, lagi-lagi Mariam harus menguatkan hati dan dirinya sendiri untuk tetap tegar menerima kenyataan pahit ini.

Mariam membawa Shaka ke dalam peluknnya, dan mendekapnya penuh kelembutan. Ia terus merayu dan membujuk Shaka, agar mau makan. Meski Mariam menyadari, sakit yang Shaka alami adalah sakit yang disebabkan oleh rasa rindu pada ayahnya.

Ketahuilah, rindu bisa membuat seseorang sakit secara fisik dan batin. Kerinduan yang mendalam mampu merubah si ceria menjadi pendiam. Sakit rindu semacam ini tak bisa diobati kecuali dengan sebuah pertemuan.

Mariam menggendong Shaka, dengan sebuah kain panjang. Berharap putranya akan terhibur. Sambil bersenandung Mariam membelai lembut kepala Shaka hingga Shaka kembali tertidur.

Mariam tak melepaskan Shaka dari gendongannya meski Shaka sudah terlelap. Mariam membiarkan saja pundak yang mulai terasa pegal dan otot tangannya yang mulai merasa tak nyaman.

Asalkan Shaka merasa aman dalam pelukannya, asalakan Shaka berehenti menangis dalam dekapannya. Maka tak mengapa, semua rasa sakit dan tak nyaman itu akan hilang tertimbun keinginannya untuk membuat Shaka baik-baik saja.

Hingga waktu ketika matahari mulai menyingsing dan terasa hangat. Mariam masih terus menggendong putranya itu. Masih dengan sentuhan lembutnya, masih dengan dekapan hangatnya, hingga beberapa tetangga yang biasanya mencibir dan mengolok Mariam. Kali ini menunjukkan rasa ibanya.

Salah seorang dari tetangga Mariam, berinisiatif meminta bantuan pada Denny. Karena hanya Denny yang mereka tahu, orang yang sering datang mengunjungi Shaka dan Mariam.

Aduhai sungguh ngilu terasa melihat orang yang biasa menatapnya dengan pandangan sinis, seketika berubah menjadi iba. Meski tak seharusnya perasaan itu ada, mungkin semua itu karena Mariam terlalu terbiasa dengan ketidak ramahan mereka. Hingga saat mereka ramah semuanya terasa seperti aneh baginya.

"Assalamu'alaikum mas Denny" ucap seseorang di depan pintu rumah Denny.

Ibu Denny yang mendengar salam dari seseorang itu langsung keluar untuk melihat, 'siapa yang datang?'.

Ceklek!

Handle pintu bergerak saat mendapat tekanan dari tangan yang hendak membukanya. Ibu Denny kemudian menjawab salam dan mempersilakan tamunya untuk masuk. Tapi, tamu itu menolak dengan sopan dan hanya menitipkan pesan untuk Denny, agar datang ke rumah Mariam.

Sedikit penasaran 'sebenarnya ada apa dengan Mariam? hingga putranya diminta untuk datang'. Namun, Ibu Denny tak ingin terburu-buru menyimpulkan hal yang tidak ia ketahui kepastiannya.

Akhirnya Ibu Denny memutuskan untuk membangunkan saja Denny yang tidur kembali usai sholat shubuh tadi, karena rasa kantuk akibat tak dapat tidur semalaman.

"Nak, bangunlah! seseorang datang menitipkan pesan agar kamu ke rumah Mariam," Ibu mengguncangkan tubuh Denny.

Mendengar nama Mariam, Denny langsung bangun dan segera berganti pakaian. Dengan terburu-buru Denny melajukan sepeda motornya menuju rumah Mariam. Entah mengapa Denny punya firasat yang sedikit membuatnya gelisah.

Ibu Denny yang melihat tingkah putranya itu hanya bisa menggelengkan kepala. "Ya begitu memang kalau sedang jatuh cinta," gumamnya.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

klo di lepas jadi hantu kepala buntung dong bang Denny 🤭🤭

2022-06-03

1

Dewi Ariyanti

Dewi Ariyanti

😭😭😭😭ngak kebayang

2022-06-01

1

Yuni Aqilla

Yuni Aqilla

semangat ya, jangan pedulikan like dan komen yg sedikit, yg penting niat dan usaha

2022-06-01

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Ibu, Shaka Ingin Bertemu Ayah.
2 BAB 2. Sepucuk Surat Untuk Mariam
3 BAB 3. Naik Sepeda Motor Paman Denny
4 BAB 4. Kecamuk
5 BAB 5. Tegar
6 BAB 6. Klinik
7 BAB 7. Rindu
8 BAB 8. Mengutarakan perasaan
9 BAB 9. Suara Hati
10 BAB 10. Menikahlah dengan paman Denny, Bu.
11 BAB 11. Fitnah
12 BAB 12. Kembalinya Santana
13 BAB 13. Terusir
14 BAB 14. Awal perubahan
15 BAB 15. Bolehkah Malam Ini Aku Merasa Bahagia?
16 BAB 16. Ke Rumah Santana
17 BAB 17. Iya, Aku Terima.
18 BAB 18. Terbukanya Tabir Misteri
19 BAB 19. Tangis Dalam Senyuman
20 BAB 20. Akad
21 BAB 21. Kue Bolu untuk Ayah
22 BAB 22. Tempat Menakjubkan
23 BAB 23. Senjata Makan Tuan
24 BAB 24. Gejolak Karma
25 BAB 25. Pergi bermain bersama Ayah.
26 BAB 26. Jambak-jambakan
27 BAB 27. Dendam dan Trauma
28 BAB 28. Pergi Untuk Sebuah Misi
29 BAB 29. Suasana Menegangkan
30 BAB 30. Shaka menghilang
31 BAB 31. Kerja Sama
32 BAB 32. Arifin Menepati Janjinya
33 BAB 33. Amarah
34 BAB 34. Hujaman Belati
35 BAB 35. Geram
36 BAB 36. Sebuah Alasan
37 BAB 37. Jangan Tinggalkan Aku
38 BAB 38. Dicky Lapar, Bu.
39 BAB 39. Perikemanusiaan
40 BAB 40. Suasana Pagi yang Damai
41 BAB 41. Tak Dapat Tidur
42 BAB 42. Bilik Sepi
43 BAB 43. Ke Rumah Paman Umar
44 BAB 44. Menambah Jumlah Pesanan
45 BAB 45. Tangan Dicky Terluka, Shaka menangis.
46 BAB 46. Santana Menemui Denny
47 BAB 47. Mengantarkan Dicky
48 BAB 48. Tetaplah Denganku
49 BAB 49. Kenyataan Lain
50 BAB 50. Sampai Sunset Meyapa
51 BAB 51. Denny Meradang
52 BAB 52. Bukan Salahku
53 BAB 53. Apa Benar Secepat Ini?
54 BAB 54. Mengajak Shaka Menemui Davina
55 BAB 55. Napas Perih Denny
56 BAB 56. Air Mata Kecemasan
57 BAB 57. Patah dan Tumbuh
58 BAB 58. Tak Seperti Biasanya
59 BAB 59. Selimut Malam yang Penuh Kehangatan
60 BAB 60. Kasmaran
61 BAB 61. Move on
62 BAB 62. Bukan Rayuan
63 BAB 63. Sebuah Anugerah
64 BAB 64 Awal Bahagia dan Sebuah Kisah Duka
65 BAB 65 Surat Undangan dan Bincang-bincang
66 BAB 66. Mimpi yang Membawa Ayah Davina Pulang
67 BAB 67. Sampai kata 'SAH'.
68 BAB 68 Semuanya Akan Baik-Baik Saja
69 BAB 69 Gelora Cinta yang Menggebu
70 BAB 70 Secangkir Teh dan Hangatnya Canda Tawa
71 BAB 71 Dusta dan Perasaan Jengah
72 BAB 72 Kejar Ibu, Ayah
73 BAB 73 Aku Menerima Dengan Lapang Dada dan Bahagia
74 BAB 74 Pertengkaran Kembali Terjadi
75 BAB 75 Mengajak Shaka Pergi
76 BAB 76 Terima kasih, Sayangku
77 BAB 77 Jangan Buat Aku Berjanji
78 BAB 78 Sebuah Kejutan
79 BAB 79 Maafkan Shaka, Ayah
80 BAB 80 Kala Cinta Menggoda
81 BAB 81 Shaka Merindukan Dicky
82 BAB 82 Sepenggal Masa Lalu
83 BAB 83 Aku Lebih Mencintaimu
84 BAB 84 Perjuangan Seorang Ibu
85 BAB 85 Tokoh Idola
86 BAB 86 Membeli Cilok
87 BAB 87 Menjemput Dicky
88 BAB 88 Melepas Rindu
89 BAB 89 Keakraban
90 BAB 90 Jatuh Cinta Lagi
91 BAB 91 Wanita Hebat
92 BAB 92 HARTA
93 BAB 93 Bayang-Bayang Kesedihan
94 BAB 94 Siapa Aku Bagimu?
95 BAB 95 Shaka Ingin Jadi Seperti Ayah
96 BAB 96 Jagalah Kelembutan Yang Ada Pada Wanitamu
97 BAB 97 Aku Ingin Memberikan Hatiku Sekali Lagi
98 Bab 98 Kabar Baik dan Kabar Buruk
99 Bab 99 Pelukan Terakhir
100 BAB 100 Bersyukur (Tamat)
101 EPILOG, UCAPAN TERIMA KASIH, & PENGUMUMAN KARYA BARU
Episodes

Updated 101 Episodes

1
BAB 1. Ibu, Shaka Ingin Bertemu Ayah.
2
BAB 2. Sepucuk Surat Untuk Mariam
3
BAB 3. Naik Sepeda Motor Paman Denny
4
BAB 4. Kecamuk
5
BAB 5. Tegar
6
BAB 6. Klinik
7
BAB 7. Rindu
8
BAB 8. Mengutarakan perasaan
9
BAB 9. Suara Hati
10
BAB 10. Menikahlah dengan paman Denny, Bu.
11
BAB 11. Fitnah
12
BAB 12. Kembalinya Santana
13
BAB 13. Terusir
14
BAB 14. Awal perubahan
15
BAB 15. Bolehkah Malam Ini Aku Merasa Bahagia?
16
BAB 16. Ke Rumah Santana
17
BAB 17. Iya, Aku Terima.
18
BAB 18. Terbukanya Tabir Misteri
19
BAB 19. Tangis Dalam Senyuman
20
BAB 20. Akad
21
BAB 21. Kue Bolu untuk Ayah
22
BAB 22. Tempat Menakjubkan
23
BAB 23. Senjata Makan Tuan
24
BAB 24. Gejolak Karma
25
BAB 25. Pergi bermain bersama Ayah.
26
BAB 26. Jambak-jambakan
27
BAB 27. Dendam dan Trauma
28
BAB 28. Pergi Untuk Sebuah Misi
29
BAB 29. Suasana Menegangkan
30
BAB 30. Shaka menghilang
31
BAB 31. Kerja Sama
32
BAB 32. Arifin Menepati Janjinya
33
BAB 33. Amarah
34
BAB 34. Hujaman Belati
35
BAB 35. Geram
36
BAB 36. Sebuah Alasan
37
BAB 37. Jangan Tinggalkan Aku
38
BAB 38. Dicky Lapar, Bu.
39
BAB 39. Perikemanusiaan
40
BAB 40. Suasana Pagi yang Damai
41
BAB 41. Tak Dapat Tidur
42
BAB 42. Bilik Sepi
43
BAB 43. Ke Rumah Paman Umar
44
BAB 44. Menambah Jumlah Pesanan
45
BAB 45. Tangan Dicky Terluka, Shaka menangis.
46
BAB 46. Santana Menemui Denny
47
BAB 47. Mengantarkan Dicky
48
BAB 48. Tetaplah Denganku
49
BAB 49. Kenyataan Lain
50
BAB 50. Sampai Sunset Meyapa
51
BAB 51. Denny Meradang
52
BAB 52. Bukan Salahku
53
BAB 53. Apa Benar Secepat Ini?
54
BAB 54. Mengajak Shaka Menemui Davina
55
BAB 55. Napas Perih Denny
56
BAB 56. Air Mata Kecemasan
57
BAB 57. Patah dan Tumbuh
58
BAB 58. Tak Seperti Biasanya
59
BAB 59. Selimut Malam yang Penuh Kehangatan
60
BAB 60. Kasmaran
61
BAB 61. Move on
62
BAB 62. Bukan Rayuan
63
BAB 63. Sebuah Anugerah
64
BAB 64 Awal Bahagia dan Sebuah Kisah Duka
65
BAB 65 Surat Undangan dan Bincang-bincang
66
BAB 66. Mimpi yang Membawa Ayah Davina Pulang
67
BAB 67. Sampai kata 'SAH'.
68
BAB 68 Semuanya Akan Baik-Baik Saja
69
BAB 69 Gelora Cinta yang Menggebu
70
BAB 70 Secangkir Teh dan Hangatnya Canda Tawa
71
BAB 71 Dusta dan Perasaan Jengah
72
BAB 72 Kejar Ibu, Ayah
73
BAB 73 Aku Menerima Dengan Lapang Dada dan Bahagia
74
BAB 74 Pertengkaran Kembali Terjadi
75
BAB 75 Mengajak Shaka Pergi
76
BAB 76 Terima kasih, Sayangku
77
BAB 77 Jangan Buat Aku Berjanji
78
BAB 78 Sebuah Kejutan
79
BAB 79 Maafkan Shaka, Ayah
80
BAB 80 Kala Cinta Menggoda
81
BAB 81 Shaka Merindukan Dicky
82
BAB 82 Sepenggal Masa Lalu
83
BAB 83 Aku Lebih Mencintaimu
84
BAB 84 Perjuangan Seorang Ibu
85
BAB 85 Tokoh Idola
86
BAB 86 Membeli Cilok
87
BAB 87 Menjemput Dicky
88
BAB 88 Melepas Rindu
89
BAB 89 Keakraban
90
BAB 90 Jatuh Cinta Lagi
91
BAB 91 Wanita Hebat
92
BAB 92 HARTA
93
BAB 93 Bayang-Bayang Kesedihan
94
BAB 94 Siapa Aku Bagimu?
95
BAB 95 Shaka Ingin Jadi Seperti Ayah
96
BAB 96 Jagalah Kelembutan Yang Ada Pada Wanitamu
97
BAB 97 Aku Ingin Memberikan Hatiku Sekali Lagi
98
Bab 98 Kabar Baik dan Kabar Buruk
99
Bab 99 Pelukan Terakhir
100
BAB 100 Bersyukur (Tamat)
101
EPILOG, UCAPAN TERIMA KASIH, & PENGUMUMAN KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!