"Tina!" seru ibu kost dengan wajah memerah.
Ya kk, Tina minta maaf tidak sengaja.
"Ya sudah Tina, kamu beresin dulu pecahan gelasnya, lalu mandi. Laen kali hati-hati!" ujar pak kost untuk mengalihkan amarah istrinya.
"Ya bang, Tina minta maaf", ujar Tina sembari menundukkan kepalanya.
Ada apa ini? tanya nenek ibu si ibu kos, yg tiba-tiba datang kerumah mereka.
Ini lho buk, si Tina kesandung dimeja, jadinya gelas semua terjatuh dan pecah.
ooohh
kamu yg namanya Tina ya?
yang kos gratis disini?
Ya nek, saya baru saja datang kesini.
"Ibu..! sudahlah tidak ada yang perlu diperpanjang,
semua terjadi atas ketidak sengajaan", ujar bapak kos merasa tidak enak sama Tina.
Memang ya kan? anak saya cerita ke nenek, katanya kamu datang dari kampung, tidak punya apa-apa, anak saya berbaik hati mengasih dirimu
menumpang gratis dirumah ini. Untuk itu, seharusnya kamu lebih teliti dan hati-hati, minimal jangan merugikan anak sayalah!
Suara isak tangis Tinapun mulai kedengaran
sakit rasanya dengan ucapan sinenek itu.
"Ya nek, Tina minta maaf😭😭 Tina pamit mau mandi dulu", ujar Tina sembari mengusap air matanya dan mulai melangkah menuju kamar mandi.
"Ibu, memang saya crita ke ibu, bahwasanya saya
punya anak kost tidak bayar apa-apa sama sekali.
Tetapi seharusnya ibu tidak bolehlah ngomong begitu ke Tina. Tina baru saja tinggal dirumah ini, tetapi harus menangis karena mendengar ocehan ibu", ujar ibu kost Tina terhadap ibunya sembari mengerutkan dahinya.
Nak, dia itu disini nompang, gratis lagi. Malah dia buat kesalahan, haruskah kita biarkan begitu saja?
Kapan dia bisa mikir untuk menyadari kesalahanya,
siapa dia sebenarnya dirumah ini?
"Bisa dinasehatin kan bu secara baik-baik !" ujar pak kost dengan nada tinggi.
Itulah, selalu begitu tingkah laku kalian, berontak selalu sama ibu, tidak pernah mendengarkan apa kata ibu. Jika anak itu tidak ditegor, besok besok dia akan membuat kesalahan yang sama, bahkan kesalahan yang fatal. Akhirnya dia akan merajalela dirumah ini, tanpa menyadari siapa dirinya sebenarnya.
"Ma! saya mau keluar dulu urus itu ibu, sampai ibu itu bisa paham cara menghargai orang lain", ujar
pak kost terhadap istrinya sembari buru-buru melangkah keluar rumah.
"Tina! jangan terlalu dimasukkan ke hati perkataan ibu tadi, ibu memang begitu orangnya, perkataanya terdengar kasar. Tetapi semua itu untuk membentuk kita lebih berkarakter menjadi lebih baik lagi. Ya sudah kamu berhenti menangis, makanlah lalu beristirahat kekamarmu", imbuh bu kost sembari memandang wajah Tina yang memelas.
Sambil makan, air mata Tinapun mengalir deras,
hingga tak terasa air mata itu terjatuh kepiring makanya. Sebenarnya sudah tidak sanggup menelan makanan itu, tetapi mau gimana lagi, harus patuh aturan dirumah ini.
Beberapa jam kemudian, nenekpun datang untuk makan malam kerumah anaknya, kebetulan jarak rumah mereka tidak terlalu jauh dengan kos Tina.
Tina! dimana dirimu Tina? kok tidak menyahut.
"Ya bu, ada apa lagi? Tina sedang beristirahat dikamarnya", sahut ibu kost sembari memandang sedikit sinis nenek.
Apa? baru jam berapa ini?
apa-apaan ini? peraturan dari mana itu? kok cepat kali beristirahan rebahan dikamarnya. Saya akan paksa dia turun menyajikan makanan ibu.
sudahlah bu, ini kan masih hari pertama dia dirumah ini. Kita juga gak bisa maksa bu, dirinya perlu juga beradaptasi. Apa lagi kan Tina hari ini lelah, berjam-jam dibus menuju kesini , sudah sewajarnya dirinya beristirahat. Sudah ibu duduk saja, biar saya yang menyediakan makan
malam buat ibu.
Suamimu belum pulang?
Belum bu, mungkin sebentar lagi pasti balik kok.
Lagian kan menantu ibu keluar tidak terus menerus. Tidak ada salahnya bu gabung ngopi sekali-sekali sama teman kantornya.
Ya tidak salah, yang salah itu suamimu tidak pernah terima teguran dan nasihat ibu. Dirinya selalu saja bertentangan dengan perkataan ibu.
Saya pastikan, suamimu itu belum pulang dikarenakan jengkel dan tidak suka melihat ibu.
Semua itu demi membela wanita desa itu, seberapa berharganya dimata dia wanita desa itu?
Saya perlu ingatkan wanita desa itu supaya teliti dan rajin membantu, biar tidak selalu bahan perdebatan dengan suamimu.
Ibu, kenapa bicara begitu? menantumu itu niatnya
baik kok. Dirinya tidak suka melihat ocehan ibu yang bisa melukai banyak hati orang. Sekarang ibu pulanglah, tenangkan pikiranmu biar bisa nyenyak
tidurmu malam ini.
Oooh, Itu artinya kalian menyalahkan ibu kan? kalian juga sudah jadi orang tua, harusnya paham mana yang baik mana yang tidak.
"Seharusnya perkataan itu, bukan hanya untuk kami saja, terlebih nasihat untuk ibu!" ujar pak kost
tiba-tiba menyahut dari pintu rumah, sembari melangkah keruang tamu.
Benar, benar kamu menantu durhaka. Kamu mencoba-coba mengajari ibu? sedangkan kamu sendiri manusia bebal dan selalu bertentangan dengan perkataan orang tua. Saya benar-benar kecewa padamu, ada apa kamu dengan wanita desa itu? sehingga membelanya mati-matian hingga berani berontak dengan ibu!
Terus ibu, ada apa dengan Tina? sehingga baru
ketemu langsung ngoceh-ngoceh tidak jelas.
Saya ngoceh dengan Tina sudah jelas, karena dirinya melakukan kesalahan besar, menjatuhkan
banyak gelas sehingga pecah. Dan kamu, untuk apa membela wanita desa itu, sementara baru kenal. Jangan-jangan alasanya saja wanita itu kos disini, pada kenyataanya mungkin kalian sudah kenal lama, kan kamu sendiri yang bawa wanita itu
tinggal dirumah ini.
Cukup ibu, sekali lagi ibu berbicara yang tidak-tidak, saya pastikan diri ini bakan keluar dari rumah ini. Biar ibu saja disini mengatur semua apapun dirumah ini. Setidaknya saya tidak melihat perbuatan mengesalkan ibu, bisa sedikit mengurangi dosa saya.
Ohhh, begitu ya, baiklah saya akan melakukan sesuatu biar kamu tidak keluar dari rumah ini.
Tina, Tina kemarilah! kamu dengar tidak saya?
Ya nek, ada apa?
Dari tadi perang dirumah ini, itu semua
gara-gara kamu! apakah kamu tidak mendengar? atau kamu pura-pura tidak dengar? dirimu besar kepala dibela mati-matian oleh pria itu, tidak lain sebagai menantuku, ya?
Tidak nek, saya benar-benar tidak berani keluar kamar karena saya juga merasa bersalah.
Sekarang jawab saya dengan jujur, kamu kenal
menantu saya dimana?
sudah berapa lama kamu mengenal menantuku? apa hubunganmu dengan menantuku itu? karena saya tau, banyak wanita desa diusia dini sepertimu yang hidup susah rela mengorbankan tubuhnya untuk pria yang jauh diatasnya demi uang.
Nenek, jaga bicara nenek! sekalipun Tina dari keluarga susah tidak akan pernah menjual harga diri demi uang. Perkataan nenek yang menuduhku
sangat membuatku terluka, nenek tega dan jahat!
Plakkk ! satu tamparan mendarat diwajah polos Tina. Dan kedua kali ingin mendaratkan tamparanya, tiba-tiba dengan sigap pak kost menahan kasar tangan ibu mertuanya itu. Mereka saling memandang dengan tajam dan sinis.
Ibu sudah keterlaluan, bukan hanya mulut ibu saja lancar ngoceh tetapi tangan ibu juga. Ibu sudah menuduhku bukan-bukan yang tidak pernah saya lakukan, katakan, apakah ibu pantas saya hargai?
Cukup..! apa yang sudah kalian lakukan? kalian
benar-bebar bikin saya terluka. Dan kamu pa, sudah tidak hormat lagi pada ibu saya, kamu memulut-mulutkan ibuku, sebelumnya kamu hanya diam kalau melihat ibuku ngoceh. Kenapa sekarang suamiku berubah? saya melihat seperti
bukan suamiku yang kukenal. Apa jangan-jangan yang dikatakan ibu itu benar, pa?
Ya ma, semua benar, semua kelak akan menjadi benar. Tetapi bukan dengan Tina, karena Tina itu seperti adikku sendiri dan dia juga masih bocah
ingusan, melainkan pergi mencari wanita diluar sana. Itu yang kalian harapkan, kan? makanya kalian menuduhku yang bukan-bukan. Seolah-olah kalian mengajarkanku dan mengingatkanku untuk berbuat seperti itu", ujar pak kost dengan nada tinggi sembari pergi menuju kamar dan membanting keras pintu kamarnya.
Semua ini gara-gara kamu, baru sehari saja kamu dirumah ini, tetapi sudah berhasil menghancurkan
kebahagiaan keluarga ini. Seharusnya kamu itu tahu diri, dan jangan coba-coba cari pelindung pada menantuku. Jika kamu bagus bekerjanya disini, tidak mungkin kamu diomelin. Ini baru sehari disini sudah pecahin gelas dengan jumlah banyak dan buang-buang air tanpa merasa bersalah. Dan sekarang apa yang sudah kamu lakukan dengan menantuku itu? sehingga dirinya berubah 100% hanya demi membelamu.
"Saya tidak melakukan apapun nek, saya bersumpah atas nama sang penguasa, semua nenek tuduhkan terhadapku dan abang itu tidaklah benar", jawab Tina menangis sembari melihat ibu kosnya menangis tanpa membelanya.
bersambung
Mohon maaf jika banyak kekurangan kata, termasuk penulisan dan peletakan simbol kata.
Karena saya masih pemula dan ini karya pertamaku mohon dukungnya biar saya semakin semangat lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Rey Nababan
semangat
2022-10-19
1
Fira Ummu Arfi
kerreeennnn
2022-08-31
1
Rita Loho
sedih banget
2022-07-19
1