"Aish! Bisa bisanya ponsel sialan ini mati! Kamar nomor berapa sih tadi?! Oh ayolah otak, bekerjalah dengan benar,kenapa penyakit lupa ku muncul disituasi begini!"
Pria itu mondar mandir di lantai dengan deretan nomor kamar yang diawali angka 6.Ia memang mudah lupa akan sesuatu. Tubuh seorang gadis masih berada dalam gendongannya.
"Kenapa aku tidak bertanya pada resepsionis didepan tadi? Mungkin dia bisa membantu!" Pria itu dengan masih menggendong ala bridal style turun lagi keloby menggunakan lift.
"Permisi, bisa kau membantu ku?" Tanyanya setelah sampai dimeja resepsionis.Dua orang resepsionis cantik nampak tersenyum.
"Apa yang bisa kami bantu Tuan?" Kata salah seorang dari mereka.
"Aku ingin menemui seseorang dilantai 6,tapi aku lupa nomor kamarnya, bisa tolong kau check?"
"Atas nama siapa ya?"
Pria itu nampak bingung.
Benar benar ponsel sialan! kenapa mati disaat begini sih?!
"Aku lupa," Resepsionis itu nampak mengernyitkan dahi.
"Apakah aku boleh numpang mencharge hpku?" Aku bisa menghubungi nya tapi hp ku mati"
"Bisa,Tapi disini kebetulan kami tidak membawa charger,Apa Tuan bawa?"
Oh shit!!
"Tidak, tertinggal dirumah!"
'Aish, aku sudah tidak kuat menggendong gadis ini! ' Apa sih yang dimakannya? tubuh kecil tapi berat begini! '
"Maaf Tuan apa ada hal lain yang bisa kami bantu?"
"Sebentar,biar kucoba mengingatnya." Pria itu nampak berpikir.
"Ha, aku ingat! Namanya Al, Alex,Alexander.. ya ya, itu dia namanya! Kamar dilantai 6 dengan nama Alexander!!"
Resepsionis nampak saling pandang.
"Apa Tuan yakin?" Tanyanya memastikan.
"Yakin! sudah jangan banyak tanya, cari saja!!"
Resepsionis itu nampak mulai mencari dikomputernya.
"Tuan Alexander ada dikamar 669,Tuan"
Tanpa mengucapkan terimakasih Pria itu kembali masuk ke lift menuju kamar 669.
Wajahnya nampak berseri seri ketika melihat pintu kamar itu sedikit terbuka, Ia masuk begitu saja,lalu merebahkan tubuh gadis itu keranjang.Pria itu mendengar suara gemericik air dikamar mandi.
"Ah, rupanya dia dikamar mandi! Biar sajalah, aku akan menelfonnya nanti. Gadis cantik,bekerja lah dengan benar Ok? Terimakasih karna sudah menghasilkan uang untukku" Bisik Pria itu lalu Ia segera keluar dan menutup pintu.
Beberapa saat kemudian seorang Pria keluar dari kamar mandi dan terkejut mendapati ranjangnya tidak lagi kosong. Ada seorang gadis yang sedang tertidur disana.Ia menghampiri gadis itu dengan tatapan setajam silet.
"Hey bangun!!" Pria itu menepuk nepuk pipi gadis yang terbaring diranjangnya. Gadis itu menggeliat.Tapi tidak bangun.
"Sepertinya dia mabuk, Aish pasti aku lupa mengunci pintu, apa gadis ini salah masuk kamar?" Tanyanya pada diri sendiri.Lalu suara dering ponselnya membuatnya mengalihkan perhatian.
"Hallo?" Katanya setelah memilih tombol jawab.
"Bro,bagaimana gadisnya?" Pria itu menautkan alisnya menerima pertanyaan dari sipenelepon.
"Aku mengirim gadis yang kau minta, cantik dan masih ORI,mungkin sekarang dia sudah sampai"
Pria itu mulai mengerti.
"Ya, dia sudah disini"
"Oke, nikmatilah,Sepertinya dia gadis yang baik,semoga kau suka"
Pria itu memutuskan panggilan. Melemparkan benda tipis itu kesofa. Mengacak rambutnya frustasi.
'Apa aku benar benar harus melakukan ini?'
Dengan langkah pelan Ia kembali menghampiri gadis itu. Memperhatikan dengan detail dari ujung rambut sampai ujung kaki.
'Tidak buruk. Tapi kenapa mengirim gadis mabuk? Apa Gadis ini gugup karena mau menemuiku makanya mengatasinya dengan alkohol? Aish, bahkan aku juga gugup sekarang!'
Pria itu naik keranjang. Dengan masih mengenakan jubah handuk Ia merebahkan diri disamping gadis yang tak dikenalnya itu. Menatap wajah yang sebenarnya cantik itu dari samping.
"Apa kau kesulitan uang sampai mau menerima pekerjaan ini?" Bisiknya menerka nerka.Masih menatap wajah polos yang tertidur itu.
"Aku bahkan tidak sanggup untuk memikirkannya,apalagi harus melakukan itu dengan gadis asing seperti mu!"
Tapi tiba tiba,Pria itu terkesiap ketika gadis asing yang berada disampingnya kini merubah posisi tubuh menghadapnya.Tangannya terulur kemudian melingkar dileher Pria itu. Merapatkan tubuhnya lagi hingga kini dada mereka menempel.
Mata Pria itu membulat menyadari wajah mereka sangat dekat,hampir tak berjarak bahkan ujung hidung keduanya bersentuhan.
"Sialan! Beraninya menyentuhku!!" Pria itu dengan kesal mendorong tubuh gadis itu agar menjauh.Tubuh gadis itu kembali terlentang.Pria itu duduk, menatap nanar gadis didepannya.Gadis itu nampak meringkukkan tubuhnya,kedinginan. Pria itu tersadar, kemudian mengurangi suhu pendingin diruangan itu.
Ia memijit pelipisnya.Bingung.Matanya kembali mengarah pada gadis itu ketika dirasakannya sebuah sentuhan lembut dilengan kirinya.Mata mereka beradu. Gadis itu nampak membuka matanya meski tak terbuka sempurna.Dua butir air bening nampak jatuh kepipinya. Membuat Pria itu bertambah bingung.
"Jangan pergi..." Ucap gadis itu dengan nada yang pelan hampir tak terdengar. Dia terisak.
"Jangan meninggalkan ku lagi..."
'Siapa yang dimaksud gadis bodoh ini?'
"Kumohon,jangan pergi,aku merindukan mu..." Airmata itu nampak semakin deras keluar.Pria itu merasa iba.Tanpa sadar Ia menyeka air mata itu dengan tangannya.
"Kau kenapa?" Tanyanya dengan suara pelan.Gadis itu bukannya menjawab malah menarik tangan kiri si Pria membuat Pria itu jatuh menimpa tubuhnya.Pria itu berusaha menahan tubuhnya dengan kedua tangan hingga wajah mereka belum sempat bersentuhan.Ia kaget setengah mati ketika gadis itu merangkup wajahnya dengan kedua tangan.Mereka bertatapan.
Cup!
Pria itu terbelalak ketika sekilas bibir itu menyentuh miliknya.Belum sempat protes,Gadis itu melakukan lagi, mendaratkan bibirnya lama dibibir Pria itu.Kemudian memagutnya sedikit. Mereka bertatapan lagi.
"Aku hanya akan melakukan ini denganmu,Aku tidak akan pernah mengkhianatimu,Aku mencintaimu.." Napas hangatnya menerpa wajah Pria itu. Pria itu tertegun mendengar ucapan gadis dihadapannya.Membiarkan gadis itu mengalungkan tangan kelehernya dan memberinya ciuman yang bertubi tubi.
Entah bagaimana mulanya, tapi kini Pria itu malah mendominasi aktivitas bibir mereka. Keduanya kemudian terhanyut oleh hasrat dan terbakar di panasnya api gairah.Menyatukan tubuh mereka. Menghabiskan malam.
....
"Emmm.." Gadis yang tertidur itu melenguh ketika dirasakannya tubuhnya berat.Ia berusaha bergerak tapi susah. Perlahan Ia membuka mata,samar samar dilihatnya hari sudah terang berarti malam sudah berganti siang. Ia mengucek matanya menyadari Ia sedang berada diruangan yang sangat asing dimatanya.
"Dimana aku..?" Suaranya masih lemah. Ia ingin bangkit tapi kepalanya terasa pusing.Tubuhnya rasanya remuk.Ia merasa begitu lelah.
Sebuah pergerakan diperutnya membuat gadis itu terkejut.dibawah selimut Ia merasa ada tangan yang memeluk kulit perutnya.Dan detik berikutnya serasa bagai tersambar petir tubuhnya menegang.Manik matanya melirik sebuah kepala berada dibawah kepala nya,meletakkan seenaknya kepala itu dibahunya.
Rasanya detik itu juga Ia berhenti bernafas,jantungnya berhenti berdetak. Ia menutup mulutnya yang mulai mengeluarkan isak tangis, matanya sudah berair,gadis itu menggeleng gelengkan kepalanya pelan,tidak terima dengan kenyataan yang ada.
Ia tidur dengan Pria!
Beberapa saat berlalu masih dengan posisi yang sama.Lakilaki itu tidur sambil memeluknya erat, meskipun mereka tertutup selimut,tapi tubuh mereka polos dibawah selimut tanpa sehelai benang pun. Gadis itu merasa tidak memiliki tenaga lagi untuk menyingkirkan tangan lelaki itu dari tubuhnya,Ia menjerit tanpa suara. Menggigit bibirnya kuat kuat menahan tangis yang rasanya tidak mau reda.
Kenapa bisa begini? Bagaimana ini bisa terjadi? Dimana Livya? Kenapa Ia malah tidur dengan Pria? Gadis yang tak lain adalah Andrea itu mengutarakan sederet pertanyaan dikepalanya.Ia ingin bergerak tapi semuanya terasa sakit, tubuh bawahnya sakit!
Pria itu menggeliat.Melepaskan tangannya dari tubuh Andrea.Hal itu digunakan gadis itu untuk bangun dan duduk.
"Ahh!" Ia kesakitan ketika bergerak.Suara nya yang lumayan keras membuat Pria disampingnya terbangun.Membuka mata dan mata keduanya beradu.Beberapa detik terlewat dan kini Pria itu terduduk menyadari apa yang telah mereka lakukan semalam melihat gadis itu menarik selimut menutupi dadanya.
Dilihatnya wajah gadis itu sudah sembab.
'Apa dia habis menangis?'
"Kau sudah bangun?" Tanya Pria itu. Bukannya menjawab Andrea malah menatapnya tajam penuh kebencian.
Pria itu turun dari ranjang dan meraih jubah handuknya yang tergeletak dilantai, Andrea memalingkan wajahnya tak mau melihat tubuh polos Pria itu ketika keluar dari selimut.
"Kau baik baik saja?" Tanyanya setelah jubah handuknya terpasang. Andrea menunduk. Isak tangis kembali terdengar dari mulutnya.Pria itu mengerutkan dahi.
Ia berjalan mengitari ranjang menuju sisi sebelah dimana gadis itu berada.
Diraihnya dagu gadis itu memastikan kalau gadis itu benar menangis. Mata Andrea basah.Bibirnya bergetar.Pria itu menunduk dan mendekatkan wajahnya, menyeka airmata yang keluar itu.Andrea memalingkan wajahnya.
"Apa kau sudah puas?" Tanya Andrea tanpa menatap Pria didekatnya.Pria itu menautkan kedua alis tebalnya.
"Kenapa kau melakukan ini padaku?!" Gadis itu terisak lagi menatap lantai diruangan itu. "Kenapa kau menghancurkan ku? Apa salahku hiks hiks..Aku bahkan tidak mengenalmu, beraninya kau menyentuhku!" Andrea mulai meninggikan nada suaranya. Pria itu merengkuh kedua pipi Andrea. Merangkupnya, mambuat gadis itu mau tak mau harus menatap mata Pria itu.Mata yang sebenarnya indah itu. Kalau situasinya berbeda mungkin Andrea akan mengagumi manik mata Pria dihadapannya.
"Kenapa kau sesedih ini?kenapa seterluka ini?Bukankah ini sudah menjadi kesepakatan kita? Kau datang padaku karna menerima tawaran yang diberikan Jonathan bukan?"
"Jonathan siapa yang kau maksud? Aku tidak pernah mengenal Pria bernama Jonathan seumur hidupku! Aku tidak tau kenapa aku bisa ada disini! Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa?!"
Andrea memukul dada Pria didepannya berkali kali. Melampiaskan emosinya yang sempat tertunda tadi. Pria itu membiarkan nya, Ia tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Kemudian sebuah dering ponsel membuat Andrea menghentikan aksinya. Pria itu berdiri tegak kembali dan meraih ponselnya disofa.
"Joe, jelaskan padaku apa ini?!"
Tanpa basa basi Ia langsung menerkam sipenelepon yang tak lain adalah Jonathan.
"Bro, Aku minta maaf sekali karena baru mengabarimu,Aku baru saja dapat info kalau gadis yang kukirim mengalami kecelakaan sebelum sampai hotel!"
Deg!
"Tolong jangan marah padaku! Aku juga tidak tau!"
Pria itu kini menatap Andrea yang masih menangis.
"Lalu siapa gadis yang bersamaku?!"
"?"
"Temui aku dikantor siang ini!" Sambungan diputus.Pria itu kembali mendekati Andrea. Ia duduk dibibir ranjang.
"Aku harus bilang apa pada keluargaku..." Ucap Andrea pelan. Tangannya sesekali menyeka airmatanya, wajahnya sudah memerah. "Mereka pasti akan memarahi ku atau bahkan mengusirku hiks hiks"
Pria itu lagi lagi merasa Iba.
"Dengar, aku sama sekali tidak bermaksud menidurimu, kau yang datang sendiri kekamar ini! Temanku mengirim seorang wanita untuk menemaniku tadi malam, aku pikir itu Kau! Tapi dia barusan memberitahu ku kalau wanita itu mengalami kecelakaan sebelum kesini, Tolong jangan menyalahkanku,Aku baru saja keluar dari kamar mandi ketika kau tiba tiba sudah berbaring diranjangku! Kau mabuk dan,"
Andrea menatap mata Pria itu.Ia ingat betul tadi malam Ia bersama livya minum banyak. Lalu dimana adiknya itu sekarang?
"Dimana adikku?"
"Adik apa? Aku bahkan tidak tau kau diantar siapa kesini"
"Jangan membohongi ku!"
"Sumpah!"
Andrea diam.Dia bingung sekali.Takut kalau adiknya juga mengalami hal yang sama dengannya.Bodohnya Ia menyetujui rencana adiknya itu untuk meninggalkan ponsel mereka dikamar agar Ayah dan Ibunya tidak mengganggu.
'Aku bahkan tidak mengingat nomor teleponku sendiri!' Batin gadis itu.
Sebuah gerakan lembut dipipinya membuat Andrea tersadar.Ia menatap mata indah Pria itu, tangan Pria itu terulur mengusap sisa sisa airmata dipipinya.Sebenarnya Andrea bisa merasakan kalau Pria itu bukanlah orang jahat lewat sentuhan sentuhannya.Dia Pria yang penyayang sepertinya.Ada kesedihan dimata Pria itu ketika menatap nya, ada perasaan bersalah disana.
"Jangan menangis,maafkan aku..." Bisiknya ditelinga Andrea ketika tangan kekar Pria itu merengkuh tubuh mungil Andrea masuk dalam dekapannya. Mengusap pelan surai yang berantakan milik gadis itu, berharap bisa menenangkannya.Andrea membiarkan nya.Ia sendiri jadi bingung harus marah atau bagaimana lagi sekarang.Ia lebih ingin tau keadaan Livya adiknya. Apa gadis itu baik baik saja? Mengapa mereka bisa terpisah?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Us_ waaahh
lophelophe pokoknya😍😍😍
2024-01-31
1
Astria
kesalan membawa berkah....
2021-07-29
1
Istri Pertama Seungcheol
Hei...Hallo...
Baca Cerita aku yaa...
Terjebak Cinta Pria Beristri ( Sugar Daddy )
Lika vote dan komen yaa...🙏
Follow juga ig akuuhhh @ amelia_falisha1511 ❤❤❤
Salam sayang dari akuhhh...❤
❤❤ Tessa Amelia Wahyudi ❤❤
Love Love sebanyak mungkin ❤
Love You 😍
2021-07-23
1