...***...
Bel pulang sekolah berbunyi. Di saat seluruh siswa telah beranjak keluar dari kelas, Budi memutuskan untuk tetap tinggal sementara. Ia duduk di bangkunya sambil berdiam diri, tanpa melakukan apa-apa. Anak laki-laki itu kembali mengingat tentang kejadian pada jam istirahat beberapa saat lalu.
Selepas terlibat dalam perdebatan singkat dan peringatan dari Arin, Reza pun bersedia menghentikan perundungan terhadap Budi. Namun, hal itu dapat terlaksana jika Budi mampu mengalahkannya dalam pertarungan. Syarat yang dilontarkan jelas sangat memberatkan pihak Budi.
Arin dan Budi sempat menolak karena merasa tidak adil. Tetapi, pada akhirnya Budi menerima tantangan tersebut karena tersulut oleh perkataan Reza yang menyinggung tentang ibunya. Walau Arin terus berupaya membujuk Budi agar mengubah keputusannya, tetapi anak itu tetap berpegang teguh.
Karena dua pihak telah sepakat, perjanjian pun dilakukan. Dalam jangka waktu 2 hari ini, Reza dilarang mengganggu Budi, sampai waktu pertarungan tiba.
Budi dan Reza setuju. Dan mungkin, lagi-lagi dia membuat keputusan yang bodoh.
Pecundang melawan seorang preman sekolah. Antara harga diri dan rasa malu, keduanya akan ditentukan dalam lusa mendatang.
"Aissh ... lagi-lagi begini ...." Budi menggaruk-garuk kepalanya dan lalu membenturkan keningnya di atas meja. "Mana mungkin aku bisa menang dengan tubuhku yang seperti ini? Bahkan, pukulanku yang jelas mengenai perutnya saja tak bisa membuat Reza tumbang. Aahh sial!"
Rasa kesal yang berkecimpung dalam hatinya mulai terealisasi. Ia lantas menyesali segala yang telah terjadi hari ini. Anak itu menghela napas berat.
Di kala Budi telah sampai pada titik tersulit, sebuah keajaiban datang padanya.
Ding!
Namun, tiba-tiba terdengar suara aneh yang memecah keheningan. Mata Budi langsung memekak sempurna, karena dia merasa tidak asing dengan suara itu. Ia mengubah posisi tubuhnya menjadi kembali duduk tegak.
[Apa Anda ingin menjadi lebih kuat?]
[Ya/Tidak]
Sesuai dugaannya, setelah suara tadi muncul, sebuah tulisan mengambang akan tampak. Tulisan yang sama seperti yang dilihat oleh Budi saat tercekik.
Menjadi lebih kuat? Budi berpikir serius dalam hati.
"Sistem ini ...?" Awalnya, dia memang merasa keheranan. Melihat langsung hasil imajinasi khayal dalam novel membuatnya sedikit tak percaya. "Waaaah ... gilaa aku dapat sistem!" Hanya sedikit, selebihnya dia sangat amat senang.
Budi tersenyum sumringah. Ia lantas menggerakkan tangan kanannya ke arah panel biru yang mengambang di depannya. Jari-jemari yang terlihat nyaris remuk itu menatap pilihan 'Ya' dalam sistem.
"Untuk semua yang telah terjadi padaku selama ini, untuk segalanya yang telah kutoreh selama ini ...." Budi tersenyum penuh. "Sistem, kumohon ... aku ingin menjadi lebih kuat!"
Ya!
Budi menekan panel pilihan 'Ya' dan lalu tiba-tiba muncul semacam kode komputer di sekitarnya. Tentu saja, anak itu bingung, dia menatap ke segala arah untuk memastikan apa yang terjadi.
[Linked on]
Ding!
Akan tetapi, pusat perhatiannya teralihkan kepada suara yang muncul. Budi lantas menoleh ke depan dan mendapati sebuah panel dengan tulisan berbeda.
[Memulai penggabungan ...]
[0%]
[50%]
[100%]
[Selamat! Anda telah terpilih menjadi host Fighter System]
[Selamat! Host telah mendapat hadiah karena menerima sistem!]
[Selamat! Host mendapatkan 1 kartu emas!]
[Selamat! Host mendapatkan 1 item elit < Jaket Hitam > (A)]
[Selamat! Host mendapatkan skill bertarung < Calf kick >]
[Selamat! Host mendapatkan 1000 poin sistem!]
[Selamat! Host mendapatkan 10 poin peningkatan!]
"Wah parah gila hadiahnya! Tapi, sebentar, Fighter System?" Budi terkejut ketika melihat nama sistem tersebut. "Maksudnya, sistem petarung? Gelut?" tanyanya bingung.
Kemudian, muncul suara yang sama.
Ding!
[Tutorial akan dimulai. Host bisa mengajukan pertanyaan kepada sistem untuk fitur atau hal yang kurang dimengerti]
[Status]
[Host dapat melihat status pribadi dengan cara menekan menu pada bar atau mengucapnya dalam hati]
"Status?" Budi memerhatikan menu yang menjadi point utama. "Oh! Aku paham." Ia lalu mulai memikirkan kalimat 'Status' agar bisa melihat bagaimana dirinya ini.
[Profil]
Nama : Budiman Samudra Aji
Pekerjaan : Pelajar
Usia : 18 tahun
Poin sistem : 1000
[Stats]
Kekuatan : 11/50 (F-)
Ketahanan : 7/50 (F-)
Kecerdasan : 9/50 (F-)
Kecepatan : 8/50 (F-)
Naluri Bertarung : 6/50 (F-)
Poin peningkatan : 10
[Developed Skill]
Calf Kick : 0/100 (F)
Selepas melihat statusnya, mendadak Budi kehilangan semangat. Meski Budi telah menyadari bahwa dirinya memang lemah, tetapi melihat kemampuannya langsung, dia langsung merasa semakin putus asa.
"Pantas saja pukulanku tidak berpengaruh apa-apa padanya."
Ding!
[Info : Poin Peningkatan dapat digunakan untuk menambah stats agar kemampuan Host bertambah]
[Toko]
[Host dapat menukarkan Poin Sistem untuk mendapatkan beberapa item yang ada di sini]
"Ah, kalau cuma begini sih, aku juga paham." Budi lalu menekan tombol panah di dekat panel.
Tombol yang sering digunakan pemain VR untuk melewatkan tutorial.
[Apa host yakin ingin melewatkan tutorial?]
[Ya/Tidak]
Ya.
Ding!
[Pilihan diterima. Tutorial diakhiri]
Sistem pun menghilang sejenak dari pandangan Budi. "Eh? Hanya itu? Apa tidak ada misi atau apa?" tanya anak itu sembari menatap ke segala arah. "Yah, benar-benar hilang. Ya mau gimana lagi ...." Budi menghela napas.
Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki dari arah luar. Suara steps itu dibarengi dengan sebuah pekikan kencang yang sukses menarik rasa kejut Budi. "Hei, Kamu! Kenapa kamu ada di sini? Bukannya bel udah bunyi dari tadi?" Seorang satpam sekolah yang entah muncul dari mana menatap Budi dengan sorot mata sinis. "Kamu mau jadi maling, ya?!"
Budi sontak terkaget-kaget. Ia reflek berdiri dari kursi yang didudukinya dan mulai melakukan pembantahan halus. "Bu-Bukan kok, Pak! Sa-saya tadi cuma–"
"Hayo! Masih kecil udah mental maling! Kencing aja masih belum bener gitu kok!" Satpam galak itu menyelonong masuk dan berlari menuju Budi.
"Sumpah, Pak! Saya cuma lagi ngelamun!" Budi yang menerima sinyal bahaya pun mulai bergerak. Ia beralih ke sisi bangku sebelah agar tetap menciptakan distansi.
"Mana ada maling yang ngaku! Pokoknya, kamu harus ikut saya menghadap ke Bu Kus!"
"Ehhh ...."
Ding!
[Misi telah dipicu]
[Misi sampingan : Kabur dari kejaran Security]
[Hadiah : 1 kartu perunggu]
"Sial! Di saat seperti ini ...." Budi bingung harus melakukan apa. Tampak bahwa posisi si bapak penjaga dan dia saat ini adalah saling berhadapan.
Ding!
[Apa Host membutuhkan tips?]
"Tips?"
"Hei, Kamu mau kabur, ya?!" Security itu semakin mendekat.
Budi semakin panik. "Aku tak mengerti apa itu, tapi tolong bantu aku!"
[Tips : Host dapat mendorong salah satu meja yang ada di depan Anda. Hal tersebut membuat Security terjebak sesaat dan membuat celah agar Host dapat melarikan diri]
"Dorong meja?" Budi melirik ke depan dan melihat sebuah meja kayu yang memang berada tepat di depannya. "Itu dia!"
Pada saat Security tadi telah semakin mendekat, Budi mendorong meja di depannya dan membuat pria paruh baya itu tertahan.
"Sekarang!"
Memanfaatkan kelengahan yang ada, Budi segera tancap gas dan berlari secepat yang dia bisa.
Ding!
[Selamat! Host berhasil menuntaskan misi]
[Hadiah : 1 kartu perunggu]
"Berhasil!"
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Siapa juga yang gak emosi kalau ibunya dibawa - bawa dalam masalah.
2022-06-06
0
Mulatua azman Ritonga
aneh , anak sekolah banyak di runding ya , kenapa tidak punya keberanian , aku ga pernah 😃✌️
2022-05-26
0
Reza
🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙
2022-04-07
3