Flash back Reyna

Reyna melangkah masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu benar-benar kehilangan moodnya mendengar ucapan demi ucapan yang terlontar dari mulut Dania, wanita yang merupakan sahabatnya dari kecil.

Ya, setelah sedikit berdebat dengan Dania, Reyna memilih untuk pulang ke rumahnya. Padahal awalnya dia ingin ke rumah sakit tempat mamanya bekerja yang juga merupakan tempat dia bekerja saat ini. Gadis itu mengikuti jejak mamanya menjadi seorang dokter.

Reyna menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dan kemudian berbalik, terlentang menatap ke langit-langit kamarnya.

Bayangan kisah masa lalu, bagaimana hubungannya putus dengan Gilang yang mengakibatkan pria itu bertunangan dengan Dania seketika kembali berkelebat di pikirannya.

Flash back

Reyna dan Gavin sedang saling bercanda di taman kampus mereka menimba ilmu. Mereka berkuliah di universitas yang sama, tapi beda jurusan. Gavin fakultas bisnis management sedangkan Reyna di fakultas kedokteran.

Mereka berdua sudah menjalin hubungan selama dua tahun belakangan ini tanpa sepengetahuan Dania, karena Reyna tahu kalau Dania mencintai Gilang dari dulu. Orang terdekat yang mengetahui hubungan mereka hanyalah Melinda, Omanya Gilang dan Grizelle adik perempuan pria itu.

"Beb, Dania mana ya? kenapa aku tidak ada melihatnya hari ini? apa dia tidak masuk?" tanya Reyna begitu tawanya reda, mendengar candaan Gilang.

Gilang terlihat mendengus. Sisa-sisa tawa yang tadi masih melekat di bibirnya menguap entah kemana begitu mendengar Reyna menyebutkan nama Dania.

"Ck, kenapa sih kamu menyinggung namanya? benar-benar membuat mood aku hancur, tahu nggak," ucap pria itu, dengan nada kesal.

"Nggak boleh begitu, Beb. Bagaimanapun kita sudah berteman sejak kita kecil," ujar Reyna dengan lembut.

"Aku tahu, Beb. Tapi aku muak dengan sikap dia yang egois, selalu memaksakan kehendaknya. Aku sudah berkali-kali mengatakan kalau aku sama sekali tidak memiliki perasaan dengannya, tapi dia tidak peduli dan masih saja mengganggu ketenanganku," Gilang mengeluarkan unek-uneknya.

Reyna menghela napasnya dengan sekali hentakan. Wanita itu memang tidak menyangkal ucapan Gilang, karena sebenarnya dia juga jengah dengan sikap Dania yang selalu mau menang sendiri.

"Beb, bagaimana kalau kita kasih tahu aja sama dia, kalau kita saling mencintai dan sudah menjalin hubungan dengan status pacaran?"Gilang kembali memberikan usulnya yang sudah berkali-kali dia usulkan dulu pada Reyna.

"Please jangan dulu, Beb. Aku tidak mau terjadi apa-apa pada Dania kalau dia tahu hubungan kita," tolak Reyna dengan wajah memelas

Wajah yang selalu membuat Reyna luluh.

"Tapi sampai kapan,Beb? aku capek kalau bersembunyi seperti ini terus." Gilang mengusap wajahnya dengan kasar.

"Sabar ya! suatu saat pasti kita akan menemukan cara untuk memberitahukannya," ucap Reyna berusaha menyambarkan pria yang dia cintai itu.

Keheningan terjeda untuk beberapa saat di antara Gilang dan Reyna. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. Tiba-tiba mereka tersentak kaget, karena handphone Gilang berbunyi, pertanda ada telepon yang masuk.

"Halo, Om!" sapa Gilang pada orang yang menelepon yang ternyata adalah Denis papanya Dania.

"Nak Gilang, kamu tolong datang ke rumah sakit, Dania tadi mencoba bunuh diri. Sekarang dia memanggil-manggil namamu," ucap Denis dari ujung telepon dengan nada yang panik.

"Apa? mencoba bunuh diri? kok bisa?" pekik Gilang, benar-benar kaget. Bahkan pria itu spontan berdiri saking kagetnya.

"Iya, Nak. Sekarang kamu tolong datang ke sini. Ke rumah sakit keluarga kamu," pinta Denis dari ujung sana.

Sebelum mengiyakan, Gilang mengembuskan napasnya terlebih dulu. Pria itu benar-benar terlihat berat untuk memenuhi keinginan Denis. Namun, mengingat kalau Denis adalah sahabat sang papa, mau tidak mau akhirnya Gilang mengiyakan.

"Siapa yang mau bunuh diri,Beb?" Reyna langsung bertanya, begitu wanita itu melihat Gilang memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya.

"Dania. Kata om Denis, tadi dia mencoba untuk bunuh diri dan sekarang sudah dilarikan ke rumah sakit. Aku dimintanya datang ke sana, Beb. Katanya Dania dari tadi memanggil-manggil namaku," jelas Gilang dengan wajah frustasi.

Reyna terdiam untuk beberapa saat. Jujur hatinya terasa sakit seperti tertusuk ribuan jarum ketika mendengar Dania yang memanggil-manggil nama Gilang yang notabene kekasihnya.

"Kalau begitu tunggu apa lagi? ayo kita ke rumah sakit sekarang!" Reyna berdiri, tersenyum, berusaha untuk menutupi rasa sakit hatinya.

"Kamu tidak apa-apa?" Gilang mengrenyitkan keningnya.

"Aku tidak apa-apa! yang penting sekarang kita harus melihat kondisi Dania. Ayo!" Reyna menarik tangan Gilang dan mengajaknya beranjak dari tempat itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Reyna berjalan lebih dulu masuk ke dalam rumah sakit, karena Gilang masih mencari parkiran dab berencana ingin ke toilet lebih dulu baru setelah itu menyusul Reyna. Setelah bertanya di mana ruangan Dania dirawat, gadis itu melangkah menuju ruangan yang disebutkan oleh resepsionis tadi.

Reyna membuka pintu ruangan itu dan melihat Dania terbaring lemah.

"Reyna, kamu sudah datang, Nak? syukurlah! Om sama tante mau keluar sebentar, bisa titii jagain Dania sebentar?" ucap Denis papanya Dania.

"Oh, bisa kok, Om!" Reyna menyanggupi permintaan Denis dan Bella.

"Terima kasih, Nak! kami keluar sebentar ya!" Denis dan Bella melangkah ke luar setelah melihat Reyna menganggukkan kepalanya.

Reyna beranjak menghampiri ranjang di mana Dania terbaring lemah. Wanita itu mendaratkan tubuhnya duduk di kursi dekat ranjang itu.

"Dania, kenapa kamu melakukan hal bodoh ini sih? kamu ada masalah apa?" tanya Reyna sembari menatap Dania yang masih setia dengan mata terpejam.

"Masalahku, Gilang dan kamu," celetuk Dania yang ternyata hanya berpura-pura masih tidur.

"Aku dan Gilang? ma-maksud kamu?" tanya Reyna dengan hati-hati dan gugup.

"Kenapa kamu masih bertanya lagi? kenapa kamu tega menyembunyikan hubungan kalian berdua di belakangku? kenapa kamu tega, mengambil Gilang dariku, padahal kamu tahu jelas, kalau aku menyukai Gilang dari dulu." ucap Dania dengan nada yang emosional dan tatapan sinis ke arah Reyna.

"Ja-jadi kamu sudah tahu?" ucap Reyna di sela-sela kagetnya.

"Iya, aku sudah tahu semuanya. Aku benci kamu Reyna! kamu benar-benar bukan sahabat yang baik," Dania mulai terlihat menangis.

"Maafkan aku! tapi aku tidak bisa menyangkal perasaanku pada Gilang, demikian juga dengan Gilang yang mencintaiku. Kami berdua saling mencintai, Dania,"

"Tapi, kamu kan tahu kalau aku juga sangat mencintainya. Aku yang mencintainya lebih dulu dari kamu, Reyna. Bayangkan, mulai kecil aku memupuk perasaan ini, tapi dengan teganya kamu merampasnya dariku. Kalau begini, lebih baik aku mati saja, kalau aku tidak bisa bersama dengan Gilang," Dania tampak hendak melepaskan jarum infus yang menancap di punggung tangannya.

"Jangan lakukan hal bodoh itu, Dania!" cegah Reyna sembari menahan pergerakan Dania.

"Tidak bisa! aku mau mati saja sekarang," Dania semakin histeris.

"Please jangan lakukan itu! kalau kamu mau aku melepaskan Gilang, akan aku lakukan!"

"sungguh?" Dania mendadak tenang.

"Iya. Aku kan melepaskannya untukmu," pungkas Reyna dengan perasaan yang sangat sakit.

"Terima kasih! terima kasih, Reyna. Aku yakin dengan usahaku, aku akan bisa membuat Gilang jatuh cinta padaku," ucap Dania tersenyum, puas.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Gilang melangkah mendekati ruangan tempat di mana Dania dirawat. Namun sebelum dia mencapai ruangan itu, tiba-tiba ada suara yang memanggil namanya, sehingga mau tidak mau dia berhenti dan menoleh ke arah datangnya suara.

"Eh,Om Denis,Tante Bella. Kenapa bisa ada di sini? bukannya Dania sedang ...." Gilang menunjuk ke arah ruangan Dania.

"Iya, Nak. Kami tadi lagi makan sebentar.Jadi kami menitipkan Dania pada Reyna," sahut Denis.

"Oh, seperti itu? kalau begitu, mari kita masuk sama-sama, Om, Tan!" Gilang nyaris melangkah kembali, tapi langsung ditahan oleh Denis.

"Tunggu sebentar, Nak! Om mau bicara sebentar dengan kamu," ucap Denis dengan raut wajah yang sukar untuk dibaca.

Perasaan Gilang tiba-tiba merasa tidak enak. Entah kenapa, dia merasa bakal ada sesuatu yang sangat penting ingin diucapkan sahabat papanya itu, dan pasti berkaitan dengan Dania.

"Ada apa, Om?" tanyanya dengan jantung yang berdetak kencang.

"Begini, Nak. Dania putri saya sepertinya merasa putus asa, karena dia sangat mencintaimu, makanya dia berniat untuk bunuh diri. Kalau boleh, Om memohon agar kamu mau menjalin hubungan dengan Dania,"

Tenggorokan Gilang seakan tercekat sehingga pria itu merasa kesusahan untuk menelan ludahnya sendiri, ketika dia mendengar permintaan Denis.

"Tapi Om aku sebenarnya sudah__"

" Om Denis benar, Lang. Tidak ada salahnya kamu, menerima cinta Dania. Dia tulus mencintaimu," celetuk Reyna memotong ucapan Gilang. Wanita itu ternyata sudah keluar dari ruangan, dan mendengar permintaan Denis papanya Dania.

Mata Gilang membesar dan menatap Reyna dengan tatapan penuh tanya.

"Bagaimana bisa kamu mengatakan seperti itu? jadi bagaimana dengan__"

"Kita sepertinya perlu bicara sebentar," lagi-lagi Reyna memotong ucapan Gilang. Dia tida mau kalau Gilang memberitahukan hubungan mereka di depan kedua orang tua Dania.

Reyna mengajak Gilang menjauh dari hadapan orang tua Dania, karena dia tidak ingin kedua orang itu tahu apa yang hendak dibicarakannya.

"Apa maksud ucapanmu tadi?" tanya Gilang tanpa basa-basi.

"Maaf, Lang. Aku harus mundur dari hubungan kita. Ini demi Dania," ucap Reyna dengan nada lirih dan tatapan sendu.

"Aku tidak mau!" tolak Gilang dengan tegas.

"Aku mohon, Lang. Dania lebih membutuhkanmu. Aku tidak mau Dania melakukan hal bodoh, dengan bunuh diri karena dia tidak bisa bersamamu. Dania sudah tahu hubungan kita makanya dia berniat mengakhiri hidupnya sendiri. Kasihan om Denis dan Tante Bella kalau mereka sampai kehilangan Dania. Dan satu lagi, hubungan kita nantinya pasti tidak akan bahagia kalau sampai Dania meninggal gara-gara kita. Sampai seumur hidup, kita pasti akan dihantui oleh rasa bersalah," terang Reyna dengan perasaan yang sangat hancur.

Gilang, bergeming tidak bisa berkata apa-apa lagi. Perasaannya sangat berat untuk memenuhi permintaan Reyna wanita yang dia cintai itu.

"Bagaimanapun aku tidak mau, Beb," lagi-lagi Gilang berusaha untuk menolak.

"Aku mohon, Lang! Kali ini aku benar-benar memohon padamu. Kalau tidak, aku tidak akan mau bertemu dengan kamu lagi," ucap Reyna disertai dengan ancaman.

Gilang menghela napasnya dengan berat. "Baiklah kalau itu mau kamu. Aku harap kamu tidak akan menyesal nantinya," pungkas Gilang sembari melangkah meninggalkan Reyna.

Benar saja, Dania merasa bahagia begitu mendengar kalau Gilang mau menerima cintanya. Tidak tanggung-tanggung, gadis itu langsung meminta bertunangan dengan Gilang, untuk mengikat pria itu.Pertunangan merekapun diadakan secara besar-besaran dan diliput oleh media.

Melinda dan Grizelle benar-benar marah dan tidak setuju dengan pertunangan itu. Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena Gavin papanya Gilang ikut angkat bicara.

Ya, setelah Gilang mau menerima Dania, Denis langsung mendatangi Gavin dan memohon pada pria itu untuk menjodohkan Gilang dengan Dania. Melihat wajah Denis saat memohon, membuat Gavin tidak bisa menolak dan akhirnya memenuhi permintaan Denis.

Saat acara pertunangan, Reyna hanya bisa menangis, menatap Gilang dan Dania dari jauh. Beruntungnya, ada Bayu sahabat Gilang yang datang menghiburnya.

Flash back end

Terpopuler

Comments

Jusrandi Saja

Jusrandi Saja

maaf,mungkin maksudnya Reyna dan Gilang y,Thor?/Pray/

2024-03-14

0

Fechu Sari Bursalino

Fechu Sari Bursalino

dania dan reyna sama2 egois..gilang bukan bola yg seenaknya dioper sana sini..lebih baik kan gilang jomblo aja..lagian suatu hubungan apalagi pertunangan bukan hal sepele seperti barang yg bisa di beli..

2022-05-29

1

Ratih Tupperware Denpasar

Ratih Tupperware Denpasar

dania kok segitunya sih?

2022-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Jadi pembantu
2 Takut
3 Dania
4 Aku harus tetap waspada pada siapapun itu
5 Flash back Reyna
6 Mengantarkan makan siang Gilang
7 Tekad Dania
8 Kebenaran tentang Cahaya
9 Surat untuk papa
10 Gilang tahu siapa Cahaya sebenarnya
11 Kecurigaan Oma Melinda
12 Luapan hati Cahaya
13 Rencana Gilang 1
14 Rencana Gilang 2
15 Pikiran baik-baik!
16 Wanita harus punya harga diri
17 Apa aku bermimpi?
18 keikhlasan Reyna
19 Kedatangan Denis
20 Bella meninggalkan rumah
21 Sah
22 Drama di pagi hari
23 Perhatian kecil Cahaya.
24 Reyna bertengkar dengan Dania
25 Nasehat Reynaldi dan Nayla
26 Gilang gugup
27 Kejutan Gilang
28 Insiden yang membuat awkward
29 Cinta pada pandangan pertama
30 Apakah aku harus menolongnya?
31 Turunkan dia!
32 Pantas saja aku seperti mengenalnya
33 Gilang kesal
34 Bella marah
35 Denis mulai menyesal
36 Reyna menemui Randi
37 Aku harus memastikannya ke sana
38 Kamu pakai ilmu pelet apa?
39 Tertawa lepas
40 Gawat ini!
41 Dania mulai curiga
42 Tekad Dania
43 Sebuah surat yang sudah usang
44 Denis tahu kenyataannya.
45 Denis tahu kenyataannya 2
46 Aku tidak akan pernah berhenti
47 Cahaya mulai berani
48 Aku harus menyelamatkannya
49 Minta dipijat
50 Gilang yang dulu sudah kembali
51 Randi kecewa
52 Panas sendiri
53 Istri?
54 Beraninya kalian mempermainkanku
55 Aku tidak mau bekerja sama denganmu!
56 Sayangi diri sendiri
57 mengantarkan pulang
58 Aku bersedia
59 Terima kasih, Cahaya
60 Telat bangun
61 An*jing lebih berguna dari kamu
62 Dia istriku
63 Randi tahu yang sebenarnya.
64 Bab 64
65 Merasa puas
66 Bab 66
67 Klarifikasi
68 Apakah aku sudah mencintaimu?
69 Terima kasih juga padamu
70 Dani berubah? benarkah?
71 Bab 71
72 Kamu orang yang beruntung
73 Bab 73
74 Provokasi Dania
75 Iya aku mau
76 Menyelesaikan salah paham
77 Melawan trauma
78 Sudah tidak bisa dimaafkan
79 Bab 79
80 Kamu koma berpuluh tahun
81 Terjebak
82 Kesedihan Denis
83 Hanya aku yang tampan
84 Narsis
85 Nasi Rames
86 Bab 86
87 Reyna and Randi's Wedding
88 Bab 88
89 Pengakuan Sandi
90 Permohonan Sandi
91 Dania sah menjadi istri Sandi
92 7 bulanan Cahaya
93 Pengakuan Bayu
94 Dua kabar bahagia
95 Gio dan Gendhis
96 Mangga lengkap dengan tangkai dan daunnya
97 Tidak mau lagi
98 Ending
99 Pengumuman
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Jadi pembantu
2
Takut
3
Dania
4
Aku harus tetap waspada pada siapapun itu
5
Flash back Reyna
6
Mengantarkan makan siang Gilang
7
Tekad Dania
8
Kebenaran tentang Cahaya
9
Surat untuk papa
10
Gilang tahu siapa Cahaya sebenarnya
11
Kecurigaan Oma Melinda
12
Luapan hati Cahaya
13
Rencana Gilang 1
14
Rencana Gilang 2
15
Pikiran baik-baik!
16
Wanita harus punya harga diri
17
Apa aku bermimpi?
18
keikhlasan Reyna
19
Kedatangan Denis
20
Bella meninggalkan rumah
21
Sah
22
Drama di pagi hari
23
Perhatian kecil Cahaya.
24
Reyna bertengkar dengan Dania
25
Nasehat Reynaldi dan Nayla
26
Gilang gugup
27
Kejutan Gilang
28
Insiden yang membuat awkward
29
Cinta pada pandangan pertama
30
Apakah aku harus menolongnya?
31
Turunkan dia!
32
Pantas saja aku seperti mengenalnya
33
Gilang kesal
34
Bella marah
35
Denis mulai menyesal
36
Reyna menemui Randi
37
Aku harus memastikannya ke sana
38
Kamu pakai ilmu pelet apa?
39
Tertawa lepas
40
Gawat ini!
41
Dania mulai curiga
42
Tekad Dania
43
Sebuah surat yang sudah usang
44
Denis tahu kenyataannya.
45
Denis tahu kenyataannya 2
46
Aku tidak akan pernah berhenti
47
Cahaya mulai berani
48
Aku harus menyelamatkannya
49
Minta dipijat
50
Gilang yang dulu sudah kembali
51
Randi kecewa
52
Panas sendiri
53
Istri?
54
Beraninya kalian mempermainkanku
55
Aku tidak mau bekerja sama denganmu!
56
Sayangi diri sendiri
57
mengantarkan pulang
58
Aku bersedia
59
Terima kasih, Cahaya
60
Telat bangun
61
An*jing lebih berguna dari kamu
62
Dia istriku
63
Randi tahu yang sebenarnya.
64
Bab 64
65
Merasa puas
66
Bab 66
67
Klarifikasi
68
Apakah aku sudah mencintaimu?
69
Terima kasih juga padamu
70
Dani berubah? benarkah?
71
Bab 71
72
Kamu orang yang beruntung
73
Bab 73
74
Provokasi Dania
75
Iya aku mau
76
Menyelesaikan salah paham
77
Melawan trauma
78
Sudah tidak bisa dimaafkan
79
Bab 79
80
Kamu koma berpuluh tahun
81
Terjebak
82
Kesedihan Denis
83
Hanya aku yang tampan
84
Narsis
85
Nasi Rames
86
Bab 86
87
Reyna and Randi's Wedding
88
Bab 88
89
Pengakuan Sandi
90
Permohonan Sandi
91
Dania sah menjadi istri Sandi
92
7 bulanan Cahaya
93
Pengakuan Bayu
94
Dua kabar bahagia
95
Gio dan Gendhis
96
Mangga lengkap dengan tangkai dan daunnya
97
Tidak mau lagi
98
Ending
99
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!