Kupastikan, hari ini aku bakal lembur. Tugas dari bos galak itu, harus aku selesaikan. Kalau tidak beres, bisa kena terkam, aku. Dia kan singa jantan! Hahahahaha!
Sudah jam 10.00 wib. Tapi aku nggak ngeliat bos satu itu masuk ruangannya. Apa dia libur ya, hari ini. Eh kenapa aku jadi nyari dia?!
Seketika, aku langsung senang, karena sepertinya dia nggak masuk kantor. "Yesssssss! Aku bebas. Nggak jadi lembur dong!" pekikku dalam hati.
"Woi. Ngapain senyum-senyum sendiri!" kata Kak Mona mengejutkan aku.
Aku langsung emosi melihat dia hadir di hadapan aku. Gara-gara betina sialan ini, habis-habisan aku kena marah sama bos itu.
Dia muncul di hadapanku, merasa jadi orang yang tak punya dosa. Akupun to the point sama dia, tanya soal kemarin.
"Kak. Maksud Kakak apa. Aku kan sudah minta izin sama Kakak kalau aku libur, karena anak aku sakit. Mau aku bawa ke dokter. Kenapa Kakak nggak sampaikan ke bapak!" kataku dengan nada tinggi.
Bersamaan dengan emosiku yang meledak-ledak itu. Tiba-tiba bos galak itu datang. Aku pun jadi kepergok kalau lagi mengamuk. Tapi, saat dia datang, aku langsung berusaha meredakan emosiku.
"Kalian ke ruangan saya sekarang!" perintahnya.
"Kalian tahu kan, ini kantor? Kalau kalian mau duel. Keluar dari kantor saya," katanya dengan nada meninggi.
Aku dan betina satu sialan itu, hanya bisa tertunduk, ketakutan.
"Sekali lagi kalian buat macem tadi, gaji dipotong lima puluh persen. Tunjangan dihapus!" ancamnya.
Lagi-lagi aku dan dia tak berani memandang ke arahnya.
"Kerjakan tugas kalian masing-masing! Keluar sekarang dari ruangan saya," serunya.
Sumpah deg-degan, takut banget aku melihatnya marah. Baru kali ini aku melihat dia benar-benar emosi, lantaran melihatku begaduh di kantor.
Buru-buru aku minta maaf ke bos galak itu. Tapi, beraninya lewat chat whatsapp.
Tiba-tiba dia meneleponku. Memintaku datang ke ruangannya.
Jantungku semakin berdebar tak karuan. Dia pasti bakal marah sama aku lagi.
"Siapkan makan siang saya." katanya.
"Apa, Pak?!" tanya aku untuk memastikan perintahnya.
"Kamu dengar kan, apa perintah saya?" tanya dia balik.
"Tapi, Pak," kataku ingin membantah perintahnya.
"Apa! Kamu melawan perintah pimpinan?" celetuk dia.
"Bingung aku. Ada ya, tugas staf, mempersiapkan makan siang pimpinan. Aku bukan bagian perlengkapan atau bagian pengaturan barang?" tanyaku pada diri sendiri.
Kukira dia mau ngamuk lagi sama aku. Tak tahunya disuruh siapkan makan siang buat dia dan tamunya.
Aneh dia itu. Sumpah. Dia pimpinan yang aneh. Emang aku istrinya? Pakai acara disuruh nyiapkan makan siangnya.
"Nggak pakai lama. O iya. Dua porsi. Saya mau ada tamu spesial," katanya lagi.
Tanpa bertanya lagi, aku pun mengiyakan permintaan dia. Aku pun mulai mempersiapkan makan siangnya. Kupesan makanan di ibu kantin. Lauknya aku yang tentukan dan kupastikan bos galak itu lahap makannya.
Dia bilang mau keluar sejam. Jadi, satu jam ke depan, makan siang yang diminta dia sudah terhidang di meja khususnya.
Di ruangan kerja dia, memang disetting menyenangkan. Siapa pun staf yang masuk ke sana, pasti betah dan ingin rasanya berlama-lama di sana. Tapi, nggak mungkin. Pemiliknya aja galak kayak singa. Takut.....nanti kena terkam.
***
Semua sudah beres. Sudah sejam lewat seperempat. Tapi, dia tak kunjung datang. Aku mulai kesel dalam hati.
*Ponselku bergetar.
*Drettt....
*Dreettt...
Buru-buru aku raih. Ada panggilan dari bos galak.
"Ke ruangan saya sekarang!" perintahnya.
Deg-degan lagi, asal ditelepon sama dia. Pikiran aku udah macem-macem. Di otakku, kebayang, dia itu bakal marah-marah lagi sama aku.
"Duh pasti ada makanannya yang nggak beres nih," gumamku was-was.
"Pasrah aku ya Allah, kalau kerjaan aku nggak bener." kataku lagi, bicara sendiri.
Sebelum masuk, kuketuk pintu ruangan dia.
*Tok..
*Tok...
*Tok...
"Masuk!" sahut dia.
"Temani saya makan. Ini perintah pimpinan!" kata dia dengan serius.
"Saya, Pak?" aku bingung untuk yang kedua kalinya.
"Emang siapa lagi di ruangan ini, selain saya sama kamu?" tanyanya sinis.
"Emmm, maaf Pak saya sudah makan siang," kataku berusaha menolak ajakannya.
"Kamu, masih staf udah berani melawan atasan!" katanya menambah volume suaranya.
Terpaksa, akhirnya aku pun makan hidangan di meja itu. Hidangan yang aku siapkan sendiri, sejam yang lalu.
Sambil menyendok nasi di piring, aku jadi tanda tanya. Mengapa dia baik sama aku, tapi di depan orang, dia bersikap kasar.
Salah tingkah, jadinya aku di depan dia. Makan pun nggak bisa banyak. Sedikit jaga image.
"Maaf ya kalau selama ini aku agak kasar ke kamu," katanya pelan dan ia sedikit melempar senyum termanisnya ke arahku.
Lagi-lagi aku salah tingkah, tingkat dewa. Ke-GR-an atau entahlah apa istilahnya. Kayak anak ABG lagi nge-date. Hahahahaha!
"Nanti, kamu pulang naik apa?" tanyanya.
"Bi......asa Pak..., pakai mobil," jawabku sedikit gugup di depannya.
"Suami kamu kerja dimana?" tanyanya.
"Di Rumah Sakit," jawabku.
"Dokter?" tebaknya..
"Bukan Pak, dia bagian keuangan di rumah sakit," jelasku lagi padanya.
"Wuih mantap. Pegang uang banyak dong tiap hari," katanya memuji.
"Hehehehe. Biasa aja, Pak," kataku merendah.
"Kapan-kapan aku boleh main ke rumahmu nggak. Pingin kenal sama suami kamu," tanyanya.
"Untuk apa ya Pak?" tanyaku dengan lugunya.
"Silaturahim. Emang nggak boleh?" protesnya.
"Sumpah. Dia orang aneh yang pernah aku temui. Mau ngapain, coba ke rumah, mau silaturahim sama suami aku?????? Hmmm. Maksudnya dia apa ya?" gumamku masih bingung melihat bos galak ini, yang tiba-tiba berubah jadi baik, di jam makan siang.
"Ya sudah kalau nggak boleh main, aku nggak memaksa kamu. Kalau kamu, yang main ke ruangan aku, nggak masalah," katanya.
Jelas bikin aku keki mendengar pernyataannya. Kenapa pula, aku boleh sering-sering main ke ruangan dia.
Tapi, ya sudahlah. Itu urusan dia. Bagiku, yang penting, dia jangan marah-marah lagi sama aku.
"Makasih makan siangnya ya. Aku senang kamu temani makan siang, hari ini. Aku sengaja nggak makan di luar, karena pingin makan sama kamu, siang ini," katanya.
Beuhhhhh! Kata-kata dia, asli bikin aku tersanjung. Nggak bisa berkata-kata lagi, aku dibuatnya.
"Besok, jangan telat ngantor ya. Aku tunggu jam 07.30 wib. Setelah apel pagi, dampingi saya ada rapat dengan Gubernur, dan juga para pengusaha hotel dan restoran," pintanya.
"Baik, Pak," kataku tanpa banyak tanya.
"Tolong siapkan berkasnya yang perlu dibawa ya. Ada beberapa materi yang akan kita paparkan di depan Gubernur," sebutnya lagi, serius.
Bakal lembur nih, aku. Tapi, nggak apa. Biar nggak kena marah sama bos galak itu.
Aku pun bergegas mengemasi meja makan, bekas aku makan sama dia. Kuperintahkan ibu kantin, untuk mengambil sisa makanan dan juga piring kotornya.
Setelah aku melangkah keluar dari ruangannya, aku masih tertegun dengan sikap manis dia, yang tiba-tiba baik sama aku.
"Makan siang yang aneh," kataku, membatin.
Penasaran tingkat dewa, rasanya kenapa dia bersikap manis padaku.(***)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments