Kena Marah

Hari Senin, adalah hari yang padat. Jadwal di kantorku, full. Mulai dari apel pagi sampai tugas-tugas kantor, sudah menunggu.

Tapi, terpaksa aku memilih absen, karena Fira tiba-tiba demam. Aku pun minta izin sama Kepala Seksi Bidang Promosi Pariwisata di bagian tempat kantor aku bekerja.

"Kak, izin ya. Aku nggak masuk. Soalnya anak gadis aku, tiba-tiba demam. Aku harus bawa dia ke dokter, Kak," kataku, chat ke Kak Mona.

"Oh. Anak kamu berapa tahun emangnya?" tanya Kak Mona, Kasi Bidang Promosi Pariwisata.

"Dua tahun, Kak," kataku.

"Kalau setelah selesai dari dokter, bisa masuk nggak?" tanyanya lagi.

"Insya Allah, Kak aku usahakan ya," kataku berjanji padanya.

Tapi, aku nggak mungkin rasanya meninggalkan Fira dalam keadaan demam, meski sudah aku bawa ke dokter.

"Ini perintah Bapak. Jangan sampai kamu langgar," katanya sinis.

Pimpinan yang satu itu sudah seperti dewa. Harus dituruti semua perintahnya.

Supaya nggak memperpanjang masalah, aku iyakan saja apa kata Kak Mona. Perkara aku bisa atau nggak ke kantor, itu urusan sekian. Pokoknya yang penting aku antar anak aku. Bagiku, urusan keluarga, nomor satu.

"Mas, aku nggak masuk kantor. Mau antar Fira ke dokter dulu, pagi ini," kataku ke Mas Arga.

"Oke. Tapi, gimana urusan kantor kamu. Kan kamu baru aja seminggu jadi staf. Masa udah pakai absen segala. Nanti pimpinan kamu, marah, gimana?" tanya Mas Arga.

"Udah. Aman, kok. Aku udah izin sama Kabid aku." kataku meyakinkan Mas Arga.

"Ya udah kalau begitu." kata Mas Arga, berlalu meninggalkan aku dan Fira berdua di kamar.

Fira panas banget badannya. Aku khawatir banget sama kondisinya.

Dia nggak mau makan dan nggak mau minum susunya. Aku benar-benar cemas dibuatnya.

"Kamu, dimana. Jam segini belum masuk kantor. Seenaknya aja kamu kerja."

Bingung aku dapat chat seperti itu. Kuamati foto profil pengirim chat itu.

"Hah. Ya ampun. Ini nomor bos galak itu. Hmmm. Dia ganti nomor. Bukannya aku udah izin sama Kak Mona? Gimana ini jawabnya!?"

"Saya sudah izin sama Kak Mona, Pak. Kabid Promosi Pariwisata," kataku membalas chat dia.

"Bos kamu, aku atau Mona?!" jawabnya ketus.

"Anak saya sakit, Pak. Saya sudah izin tadi sama Kak Mona, minta izin mau bawa anak ke dokter," jawabku dengan nada kesal campur emosi.

"Kak Mona kenapa jahat sama aku ya. Bukannya aku sudah bilang, minta izin mau bawa Fira ke dokter. Kok ada sih manusia seperti itu!" gumamku penuh emosi di dada. Sakit banget aku. Padahal aku nggak masuk kantor, ada alasan jelas.

***

"Kak. Aku kan udah bilang sama Kakak. Minta izin kalau aku hari ini libur, mau nganter anak aku ke dokter. Dia lagi demam, Kak. Panas badannya tinggi banget kak, 37 derajad celsius." jelasku panjang lebar pada Kak Mona.

Ingin aku cakar dan jambak rambut dia, rasanya.

"Kalau sudah selesai urusan kamu ke dokter, bisa masuk kantor nggak. Tugas yang aku berikan kemarin harus kamu selesaikan hari ini. Besok kita bakal ada rapat dengan gubernur," perintah bos galak itu.

Demi keamananku aku pun mengiyakan apa yang jadi perintah dia.

"Iya. Baik, Pak akan saya usahakan," jawabku.

"Jangan nggak datang, awas aja kalau kamu langgar. Aku bakal kasih tugas kamu lebih banyak lagi, sebagai hukumannya," katanya.

Dalam hati, "emang gue pikirin," kataku sendiri. Andai aku bisa jawab itu. Pasti aku akan katakan itu padanya.

Kalau aku bukan staf dia, pasti sudah aku lawan. "Sabar......Winona....sabar ya. Derita elu dapat bos galak kayak singa!" kataku berusaha menenangkan diri sendiri.

"Jangan telat. Jam 14.00 wib. Aku tunggu!" perintahnya tegas.

"Iya Pak," jawabku singkat.

Sebenarnya aku nggak mau terjebak dalam kondisi ini. Antara pekerjaan dan keluarga. Sama-sama penting. Tapi aku lebih prioritas keluarga.

***

Sebelum lolos jadi pegawai. Aku nggak punya pembantu. Fira aku jaga sendiri. Karena aku sudah punya aktifitas masuk kantor, jadinya aku sewa pembantu.

Bismillah. Akhirnya dapat pembantu. Namanya Bik Minah. Setelah ada Bik Minah di rumah, Fira aman kalau ditinggal ke kantor. Susunya, susu botol. Ya Allah aku merasa bersalah sama anak aku. Merasa jadi ibu yang kejam, anak masih kecil, ditinggal kerja seharian di kantor. Tapi, apa boleh buat, aku diberi kesempatan, lolos tes CPNS.

***

"Bik Minah. Titip Fira ya." kataku sedih.

"Ya Buk. Semoga tugas di kantor lancar," kata Bik Minah menghiburku.

"Makasih Bik," kataku.

"Ya udah saya ke kantor sebentar ya Bik, titip Fira. Nanti aku kasih uang lebih ya Bik, buat Bibik beli makanan," kataku janji padanya.

Aku berusaha memberikan yang terbaik padanya. Meski gajiku sendiri pas-pasan. Aku hanya ingin anakku ada yang menjaganya saat aku nggak di rumah.

Meski baru sebulan Bik Minah kerja di rumah. Tapi, dia kuanggap sudah seperti keluarga sendiri.

Kalau aku sakit, atau Fira sakit, dia sangat sabar merawatnya. Bahkan, Fira diperlakukan Bik Minah sudah seperti anak kandungnya sendiri.

Fira juga manja banget sama Bik Minah.

***

"Kenapa kamu nggak bilang sama aku kalau libur?" tanyanya dengan tegas.

"Maaf Pak saya kan tadi sudah menjelaskan lewat chat di whatsapp." jelasku berusaha membela diri.

"Sekarang aku tanya. Pimpinan kamu, aku atau Mona. Kenapa kamu cuma izin dia. Disini kamu staf aku," bentaknya.

"Ya Allah. Pak. Pecat saya kalau memang bapak nggak bisa menerima alasan saya kenapa saya libur hari ini. Saya bukan jalan-jalan Pak. Saya bawa anak saya yang masih kecil, ke dokter. Dia demam Pak," kataku panjang lebar dan mataku berkaca-kaca.

"Kenapa sih aku dapat pimpinan galak banget kayak dia," protesku dalam hati, karena aku merasa tertekan hari ini.

"Bisa diam nggak. Ingat. Kamu masih staf baru disini. Jangan melawan saya," bentaknya sembari menggebrak meja kerja di hadapannya itu.

"Iya, Pak. Maaf Pak," kataku buru-buru minta maaf padanya.

Setelah aku minta maaf, dia mengusirku keluar dari ruangannya.

"Aku mau kamu selesaikan tugas yang aku berikan kemarin. Aku tunggu sampai selesai. Kerjakan sekarang juga!" perintahnya lagi.

Sumpah aku takut melihat dia marah seperti itu. Tapi, salah aku. Kenapa aku menjawab apa yang dia protes.

"Ini semua gara-gara Kak Mona. Andai dia menyampaikan izinku, pada bos galak itu. Pasti kejadian ini nggak akan ada. Semoga Allah membalas perbuatan kak Mona. Padahal, aku sudah bilang ke dia, minta izin nggak masuk. Ternyata kejadiannya parah seperti ini, resiko aku nggak masuk.(***)

Episodes
1 Jadi Staf Hari Pertama
2 Kena Marah
3 Penasaran
4 Sehari Dua Kali Makan Sama Bos
5 Perjalanan Dinas Terlarang
6 Izin Me Time
7 Hari Minggu yang Menyebalkan
8 Salah Kostum dan Makan Siang Bareng Lagi, Sama Bos
9 Mulai Diawasi
10 Tidak Boleh Dekat dengan Cowok Lain
11 Pernyataan Bayu
12 Status Palsu
13 Lari Dari Rumah
14 Balik ke Rumah
15 Ditolak
16 Curhat
17 Jadi Supir Dadakan
18 Dimarahi Bos Lagi
19 Aku dan Anakku
20 Mulai Akrab dengan Fira
21 Jalan Bareng Lagi, Bertiga
22 Ulang Tahun Fira
23 Negatif Thinking
24 Blak-Blakan Curhat
25 Istri Bos Robert
26 Menghindar
27 Ada Staf Baru
28 Mimpi Dikejar Harimau
29 Adrian Jadi Sasaran
30 Izin Pulang Cepat
31 Dukun Part 1
32 Dukun Part 2
33 Perang Dunia Ketujuh
34 Makan Malam Bertiga
35 Gara-Gara Es Krim
36 Kakek-Kakek Juga Jadi Sasaran
37 Pedekate
38 Kepergok
39 Minta Cerai
40 Minta Pendapat Ibu
41 Istri Bos Robert Datang ke Kantor
42 Bos Robert Minta Diperhatikan Khusus
43 Wanita Impian
44 Gara-Gara HP Tak Aktif
45 Iseng Minta Berhenti Kerja
46 Me Time Sama Fira
47 Dipuji Bos Robert
48 Perang Lagi
49 Bekas Lipstik di Baju
50 Kado Ulang Tahun
51 Berantem Lagi Soal Cewek
52 Diam
53 Praktek Kue Nastar
54 Pemesan Kue Nastar Misterius
55 Minta Maaf
56 Curhat Lagi ke Bayu
57 Dapat Kiriman Bunga
58 Berkunjung ke Rumah Ibu
59 Ibuku Mulai Curiga
60 Jemput Bos Robert di Pelabuhan
61 Makan Bertiga
62 Sebelas Menit Kedua
63 Pagi-Pagi Diintrogasi Ibu
64 Ibuku Masih Penasaran
65 Berantem Tiada Henti
66 Tiga Tahun
67 Kedatangan Tamu
68 Lagi-Lagi Curhat Sama Bayu
69 Berdebat Hanya Gara-Gara Panggilan
70 Diintrogasi
71 Ancaman Ibu
72 Simalakama
73 Ibu Minta Pulang
74 Diajak ke Toko Emas
75 Putus
76 Diajak ke KUA
77 Bicara Lagi Sama Ibu
78 Bicara Sama Mas Arga
79 Blak-Blakan Sama Bayu
80 Ibu Tak Setuju Aku Cerai
81 Punya Teman Perempuan, Juga Dimata-Matai
82 Bayu Penasaran
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Jadi Staf Hari Pertama
2
Kena Marah
3
Penasaran
4
Sehari Dua Kali Makan Sama Bos
5
Perjalanan Dinas Terlarang
6
Izin Me Time
7
Hari Minggu yang Menyebalkan
8
Salah Kostum dan Makan Siang Bareng Lagi, Sama Bos
9
Mulai Diawasi
10
Tidak Boleh Dekat dengan Cowok Lain
11
Pernyataan Bayu
12
Status Palsu
13
Lari Dari Rumah
14
Balik ke Rumah
15
Ditolak
16
Curhat
17
Jadi Supir Dadakan
18
Dimarahi Bos Lagi
19
Aku dan Anakku
20
Mulai Akrab dengan Fira
21
Jalan Bareng Lagi, Bertiga
22
Ulang Tahun Fira
23
Negatif Thinking
24
Blak-Blakan Curhat
25
Istri Bos Robert
26
Menghindar
27
Ada Staf Baru
28
Mimpi Dikejar Harimau
29
Adrian Jadi Sasaran
30
Izin Pulang Cepat
31
Dukun Part 1
32
Dukun Part 2
33
Perang Dunia Ketujuh
34
Makan Malam Bertiga
35
Gara-Gara Es Krim
36
Kakek-Kakek Juga Jadi Sasaran
37
Pedekate
38
Kepergok
39
Minta Cerai
40
Minta Pendapat Ibu
41
Istri Bos Robert Datang ke Kantor
42
Bos Robert Minta Diperhatikan Khusus
43
Wanita Impian
44
Gara-Gara HP Tak Aktif
45
Iseng Minta Berhenti Kerja
46
Me Time Sama Fira
47
Dipuji Bos Robert
48
Perang Lagi
49
Bekas Lipstik di Baju
50
Kado Ulang Tahun
51
Berantem Lagi Soal Cewek
52
Diam
53
Praktek Kue Nastar
54
Pemesan Kue Nastar Misterius
55
Minta Maaf
56
Curhat Lagi ke Bayu
57
Dapat Kiriman Bunga
58
Berkunjung ke Rumah Ibu
59
Ibuku Mulai Curiga
60
Jemput Bos Robert di Pelabuhan
61
Makan Bertiga
62
Sebelas Menit Kedua
63
Pagi-Pagi Diintrogasi Ibu
64
Ibuku Masih Penasaran
65
Berantem Tiada Henti
66
Tiga Tahun
67
Kedatangan Tamu
68
Lagi-Lagi Curhat Sama Bayu
69
Berdebat Hanya Gara-Gara Panggilan
70
Diintrogasi
71
Ancaman Ibu
72
Simalakama
73
Ibu Minta Pulang
74
Diajak ke Toko Emas
75
Putus
76
Diajak ke KUA
77
Bicara Lagi Sama Ibu
78
Bicara Sama Mas Arga
79
Blak-Blakan Sama Bayu
80
Ibu Tak Setuju Aku Cerai
81
Punya Teman Perempuan, Juga Dimata-Matai
82
Bayu Penasaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!