...~Selamat Membaca~...
Seminggu kemudian.
Hari ini Amera dijemput oleh Aiba seperti yang dikatakan Aiba satu Minggu lalu, kalau mereka akan menginap di rumah pamannya Aiba. mereka akan melaksanakan rencana mereka dan juga merayakan hari ulang tahun Aiba dan Devan.
Sejujurnya Mera sangatlah takut karena dia gak mau bikin Devan benci padanya, ia yakin Devan pasti akan membencinya.
Tanpa Aiba tau sejujurnya Mera pernah mengungkapkan perasaannya pada Devan, namun Devan dengan terang-terangan menolak cinta Mera.
"Mera kamu baik baik-aja? sedari tadi kulihat kau diam saja !" ujar Aiba.
"A...aku baik baik saja" ujar Amera.
"Kalau ada sesuatu yang mengganjal kasih tau aku jangan disimpan sendiri. Bentar lagi kamu kan akan menjadi bibi ku" menggoda Amera.
"Apa kamu yakin buat melakukan rencana kita Ba? aku kok takut ya" lirih Amera.
"Kau tenang saja, aku bersamamu" ujar Aiba.
Setelah menempuh 1 jam setengah akhirnya Aiba dan Amera tiba di rumah pamannya Aiba, mereka disambut hangat oleh nenek Aiba.
"Nenek Aiba kangen banget sama nenek" memeluk neneknya.
"Aduh cucu nenek, manja banget. Ini siapa Aiba??" ujar mamanya Devan.
"Dia Amera nek, sahabatnya Aiba. Orangnya baik, ramah, dan penyayang istri idaman banget pokoknya.Tapi om Devan malah lebih memilih Meli itu, aku maunya Amera yang jadi bibinya aku" ujar Aiba.
"Aiba, jangan ngomong gitu aku gak enak" lirih Amera.
"Gak apa apa nak, sejujurnya bibi juga gak suka sama calonnya Devan.Tapi Devan udah telanjur cinta ya bagaimana lagi"ujar mamanya Devan.
Lalu mereka disuruh untuk bersih-bersih lalu makan, Aiba dan Amera merasa dijadikan tuan putri di rumah Devan.
Di kantor Devan.
"Bagaimana Han? apa bisnis kita berjalan dengan baik? soalnya nanti aku mau ambil cuti satu Minggu setelah menikah" ujar Devan.
"Semuanya terkendali tuan, baik yang diluar negeri atau pun di Indonesia" ujar sekertaris Han.
"Bagus kalo begitu, silahkan kembali keruangan mu Han. Aku ingin melanjutkan berkas yang tersisa ini" ujar Devan.
"Baik tuan" ujar Han lalu berlalu keruangan nya.
Han dan Devan sudah berteman dari kecil, dan mereka terus bersama-sama dari perusahaan yang masih kecil sampai sesukses sekarang.
Semenjak meninggalnya papa Devan, perusahaan turun drastis dan bisa dikatakan hampir gulung tikar.
Tapi dengan tekad yang kuat Devan berhasil mengembangkannya sampai seperti sekarang, menjadi perusahaan terbesar di Indonesia.
(Malamnya)
Di rumah keluarga devan
Devan baru saja tiba di rumah, hari ini dia dan ponakannya berulang tahun jadi dia sudah menyiapkan hadiah untuk ponakan tersayangnya itu.
Dia pulang tidak sendirian dia bersama kekasihnya Meli, hal itu membuat hati Amera sakit dan cemburu.
"Ngapain bocah itu di rumah ini? pasti karena Aiba, aku merasa risih apa lagi dia itu menyukaiku" batin Devan.
"Kenapa om Devan memandang ku begitu, aku kan jadi risih"batin Mera.
"Selamat ulang tahun ponakan bibi yang cantik" ujar Meli lalu menyerahkan hadiah untuk Aiba.
"Terimakasih bibi" ujar Aiba dingin.
"Dasar bocah menyebalkan, kalau bukan karena Devan dan rencana ku gak akan Sudi aku mengemis perhatian dan restu bocah ingusan ini" geram Meli dalam hati.
Meli ingin menikah dengan Devan karena ingin menguasai semua harta Devan, dia sebenarnya gak suka sama Devan yang kaku itu.
Setelah memberi hadiah Devan memutuskan ke kamar untuk bersih-bersih, sedangkan Aiba dia memberikan obat perangsang pada minuman yang akan ia berikan pada omnya nanti.
"Maafkan aku om, ini kulakukan untuk menyelamatkan om dari wanita ular itu.Dan juga demi Amera karena Aiba sangat sayang sama Amera" Batin Aiba.
Lalu aiba menuju kamar omnya, untuk menyerahkan minuman itu untuk pamannya.
********
"Paman aku masuk" ujar Aiba.
"Masuk aja Ba, ada apa ?? om bentar lagi turun kok" ujar Devan.
"Ini om jus apel, om kan setiap malam minum jus apel" ujar Aiba.
"Terima kasih sayang, kau memang ponakan om yang paling pengertian" ujar Devan
"Tentu om, lagian kan cuma aku ponakan om" ujar Aiba terkekeh.
Aiba tersenyum puas saat melihat Devan menghabiskan jus buatannya, setelah meminum itu mereka turun.
10 menit kemudian acara ulang tahun dimulai, dari tiup lilin sampai potong kue.
Sedangkan Meli dia izin pulang dengan alasan tidak enak badan, padahal ingin bertemu dengan pacarnya tepatnya selingkuhan Meli.
30 menit berlalu obat perangsang itu sudah mulai beraksi Devan merasa gerah dan gelisah.
"Ada apa denganku, kenapa aku merasa sangat panas dan gelisah" batin Devan.
"Om, om baik-baik saja? muka om memerah, ayo Amera antar ke kamar" ujar Amera.
Namun niat baiknya malah ditepis oleh Devan, dia menolak dan memutuskan ke kamar sendiri.
Tapi Mera tetaplah Amera yang keras kepala, dia tidak tau kalau Devan sudah terkena obat perangsang.
"Kau antar om Devan ke kamar Amera, aku gak bisa masih ngurusi tamu. Kalau nenek dia lagi sibuk"ujar Aiba.
Dengan berat hati Amera mengantar Devan ke kamarnya, ini adalah pertama kalinya Amera ke kamar Devan.
"Kamar om Devan bagus banget, seandainya aku yang jadi istri Om Devan pasti sangat menyenangkan menghabiskan waktu berdua dikamar ini"batin Amera.
"Aku benar-benar gak kuat, apa yang terjadi padaku. Dan kenapa Anak ini begitu seksi dan menggoda" ujar Devan.
Devan kalang kabut dia langsung beranjak dan mengunci pintu kamarnya. Dia benar benar kehabisan akal dia butuh kepuasan saat ini.
"O...om kenapa pintunya dikunci Amera mau keluar" takut Amera.
"Aku benar benar gak kuat Mera aku butuh pelepasan" ujar Devan.
Devan Mulai mendekati Amera, dan menarik tengkuk Mera dan **********.
"Om, om jangan om" lirih Mera saat Devan mencium dan memberikan kiss mark dileher Mera.
Devan tidak mendengarkan Amera sama sekali dia masih Fokus sama kegiatannya mencari kepuasan.
Akhirnya kegiatan menuju kepuasan dengan keringat bersama dan bersatunya tubuh mereka terjadi.
Amera hanya menangis dia memang mencintai om Devan. Dan ingin memberikan barang berharganya tapi bukan dengan cara begini, Amera hanya mampu memeluk selimut yang menutupi tubuhnya.
"Apa ini salah satu rencana Aiba, kenapa Aiba tega melakukan ini. Aku tau niatnya baik tapi kenapa hiks...."ujar Amera lirih.
Karena kecapean Amera pun tertidur di pelukkan Devan, karena Devan tidur sambil memeluknya.
Paginya.
"Aiba kau bangunkan om mu, oh ya dimana sahabatmu sedari tadi nenek tidak melihatnya" ujar mama Devan.
"Aiba gak tau nek Aiba tidak menemukan Amera apa dia sudah pulang, atau apa dia tidur dikamar lain" ujar Aiba
Aiba langsung beranjak menuju kamar omnya, sambil tersenyum penuh arti.
"Sebentar lagi Amera akan jadi istri Om Devan, yes" ujar Aiba senang.
Aiba sudah tiba didepan kamar omnya, tapi sayang kamarnya dikunci.
Aiba mengetuk kamar Devan sehingga sang empunya pun terbangun, Devan yang setengah sadar langsung membuka pintu.
Devan sebelumnya sudah memakai celana bokser.
"Om!, apa yang om lakukan bersama Mera?? kenapa Mera ada dikamar om" ujar Aiba pura-pura kaget.
Pertanyaan itu membuat kesadaran Devan kembali, Devan seketika menoleh kearah tempat tidur dan melihat Mera yang tidak menggunakan pakai secuil apapun.
"Nenek" teriak Aiba.
"Aiba jangan teriak" ujar Devan.
"Nenek" ujar Aiba tanpa peduli perintah omnya.
"Ada apa Aiba? pagi-pagi udah teriak?" tanya mama Devan.
"Nenek lihat itu (menunjuk kearah Mera) wajar aku cari Mera gak ada dia tidur disini, dan itu tanpa busana. Om pasti memperkosa sahabat ku kan hiks ...apa salah Mera sama om" ujar aiba.
Mendengar keributan Amera pun terbangun, dia kaget melihat mama Devan dan Aiba yang berada dikamar Devan dan menatapnya penuh arti.
Seketika kejadian malam tadi teringat kembali di kepala Mera, seketika Mera menangis.
"Mera hiks .... maafin aku yang gak mencari mu semalam, kalau aku mencari mu pasti om gak akan melakukan ini"ujar Aiba pura-pura menangis.
"Dasar anak kurang ajar, kau sudah memperkosa anak gadis orang. Sekarang bagaimana?? kamu harus menikahi nya"bentak mama Devan.
"Itu gak mungkin ma sebentar lagi Devan akan menikah dengan meli, bagaimana mungkin aku menikah dengan dia" ujar Devan sambil menunjuk Mera.
"Mama gak mau tau kamu harus tanggung jawab bagaimana kalau dia hamil, dia itu masih muda dan rawan hamil Dev" ujar mama Devan.
Terpaksa Devan menuruti keinginan mamanya dia gak mau sakit mamanya kambuh, dan dia terpaksa memutuskan hubungannya dengan meli.
**Di kamar Aiba**
"Hiks ...kamu jahat Aiba, kenapa kamu lakukan itu sama aku" ujar Amera.
"Maaf mera, tapi ini rencana yang paling bagus. Lihat hasilnya om Devan mau menikahi mu dan meninggal wanita ular itu"ujar Aiba.
"Tapi apa kau tidak melihat Dimata om tadi terdapat kebencian padaku" ujar Mera.
"Kamu tenang aja, ini lebih baik mera. Bagaimana kalau kau hamil, ini bukan salahmu aku yang menjebak om sehingga meniduri mu" ujar Aiba.
"Hiks...aku takut papa dan mama pasti marah" ujar Mera.
"Kamu yang sabar, kau gak akan sendirian kan ada om Devan" mengelus punggung Mera.
...TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
nyicil dulu bacanya kak di tunggu feedbacknya ya.... udah di fav juga nanti kalau luang lanjut lagi
2022-07-30
0
gegechan (ig:@aboutgege_)
"Mystery" Hadir kak😄 semangat ya...
Saling dukung yuk
2022-07-02
1
Musdiana Dian
lanjut..
2022-04-27
0