4

Sekali lagi Genta menatap pada bangunan ini. Ini untuk kedua kalinya ia kemari, dan suasana nya juga sama seperti sebelumnya. Hening. Sayang sekali andaikan rumah ini penuh dengan keceriaan pasti tak terkesan horor di mata Genta.

Pria berusia 29 tahunan itu menjijakkan langkahnya ke depan. Ia menarik napas menahan degupan. Siapa yang tak merasa gugup saat bagi mu ini adalah pertama kali menyentuh lantai beralaskan keramik setelah dulu yang lantainya hanyalah kayu?

Nuansa nya sungguh berbeda. Genta melepas kedua sandal di kakinya. Itu sudah menjadi kebiasaan di rumahnya di kampung.

Para penjaga di depan pintu pun kontan melotot? Apa-apaan ini? Pemandangan langka.

Genta tak mengerti sama sekali dengan tatapan aneh dari penjaga. Melihat dari perawakan mereka sudah membuat Genta menciutkan nyalinya. Ia berpikir jika terjadi sesuatu dengannya mungkin dia tak sempat lagi sekarat malah langsung mati dalam hitungan detik.

"Ada yang salah?" tanya Genta takut-takut.

Dan para penjaga makin dibuat melotot tak menyangka. Mereka tak percaya jika Genta sama sekali tak tau apa penyebab keanehan sekarang?

"Maaf kenakan saja sandal murahan anda," ujar salah satu penjaga. Kata terakhir memang cukup menohok, tapi itu sengaja diucapkan agar mereka yang polos terbiasa dengan situasi kota yang cukup keras.

"Apa tidak kotor?"

"Jika kau tak menginjak kotoran tidak akan kotor. Kenakan saja kalaupun kotor kau sendiri yang akan membersihkannya."

"Kalau saya tetap ingin melepaskannya?"

"DIAM LAKUKAN SAJA PERINTAH KAMI. KAU TERLALU BANYAK TANYA."

Genta lekas memakai kembali sandalnya. Oh Tuhan apa itu tadi? Dia barusan saja dibentak oleh dua manusia berbadan kekar.

Genta hendak masuk namun sesuatu yang menabrak tubuhnya membuat ia cukup terkejut. Ia menatap pada lantai melihat sang pelaku. Oh tidak nona mudanya sedang tersungkur di depannya. Dan bisa-bisanya pula ia tetap diam bak orang bodoh.

Pria itu langsung membantu sang nona muda dan memeriksa setiap inci tubuhnya. Syukurlah tidak terdapat luka sedikitpun. Setidaknya ia masih aman dan tidak dipecat ketika di hari pertama masuk.

"Maafkan saya Non."

"Paman Genta!?" riang Alice. Di tangannya terdapat boneka Barbie yang cukup besar. Genta meringis melihatnya, apakah nona nya sangat menyukai boneka?

"Ya nona."

Alice mengembangkan senyum nya melihat Genta bekerja di sini. Ia cukup menyukai sang paman tersebut. Menurut Alice paman Genta sangat keren dan tampan. Perempuan mana yang tak menyukai pria tampan? Ya Alice hanya sekedar menyukai pada umumnya tak lebih. Ia pun tak minat dengan pria yang lebih tua.

Lagian juga Alice sama sekali tak ada niat untuk pacaran meski teman seusianya sudah pada memiliki gandengan melebihi dari pada yang tua. Menurutnya pacaran adalah sesuatu yang dapat merusakkan kesenangan nya. Ia tak mau diatur selain dari orang tuanya.

"Apa kau pekerja baru yang menemukan putri ku?!"

Sebuah suara memecahkan suasana. Genta menatap pada sosok sumber bunyi itu. Ia tersenyum pada sang pria yang berjalan mendekat. Meski di usia senja ia dapat melihat ketampanan sang pria.

"Eh papa. Ini paman Genta yang Alice ceritain kemarin." William mengangguk. Ia meneliti Genta yang cukup sopan.

William mengangguk puas, pria ini sangat memenuhi kriteria untuk bekerja di tempatnya.

Sementara Genta terdiam terpaku. Ternyata mereka menceritakan tentang Genta. Entahlah Genta merasa tak pantas pernah menjadi topik pembicaraan orang besar seperti ini. Ia hanyalah orang rendahan yang keberadaannya pun mungkin tak dipentingkan.

"Iya Papa. Paman tampan yang nyelametin Alice."

"Hm, ku harap kau dapat bekerja di sini dengan sebaik mungkin. Ah nanti ada Sean yang akan memberitahu mu pekerjaan yang harus kau lakukan. Dan kau tau kan kami orang seperti apa? Jangan sama sekali ada niat untuk kau berkhianat, sekali saja nyawa taruhan mu."

Genta tercekat dan mengangguk. Oh Tuhan ia sepertinya baru masuk penjara. Ini lebih mengerikan, apakah ia bisa bekerja dengan baik?

"Papa ATM Alice ilang pa. Pasti papa yang curi kan?" tuduh Alice menatap sang ayah dengan mata elang agar ayahnya terintrogasi dengan patuh.

"Ya. Papa akan menyita ATM mu selama 1 bulan. Ini akibat perbuatan mu."

"Papa!!!" Alice berteriak tak terima. Jika ATM nya disita lantas seperti apa ia akan pergi ke pameran dan membeli boneka lagi.

"Sudahlah Alice boneka mu sudah terlalu banyak."

"Tapi pa..."

"Atau papa akan membakar boneka mu?" ujarnya sembari berlalu dengan aura penuh kepemimpinan.

Alice cepat mengejar sang ayah dan memohon agar tidak melakukan itu

"Maafkan Alice pa!!!"

________

Kringgg

Alice lekas menyambar tas di atas meja dan mengenakan Hoodie pink ke tubuhnya. Hari ini cukup dingin dikarenakan musim salju. Tak lupa pula memakai syal dengan warna broken white. Dan ia memasang earphone di telinganya.

Alice menyandang tas nya dengan santai keluar kelas. Orang-orang memandangi wanita itu geli. Memang Alice cukup aneh ia tak henti membawa boneka kesayangannya padahal ia sudah berusia 17 tahun, tapi memiliki ketertarikan penuh terhadap boneka seperti anak kecil.

Tentu bagi mereka yang telah dewasa pemandangan itu sangat menjijikkan karena dinilai kekanakan. Tapi memang seperti itu kenyatannya.

Namun tak ada satu pun dari siswa yang berani mencela. Mereka tau keluarga Alice, tentu hanya bagi mereka cari masalah saja yang berani untuk membully wanita itu.

Alice memang tak memiliki teman. Ia yang tak mau berteman karena perempuan tersebut tau banyak diantara mereka hanya memanfaatkan Alice.

Alice tak mau. Ia juga lebih suka menyendiri. Ia tak suka kesenangan nya diganggu.

Sampai di tempat halte untuk menunggu jemputan. Ia duduk dan menggontaikan kaki dengan riang. Tak lupa pula bersenandung mengikuti lagu di handphone nya.

"Kau ingin pulang dengan ku?"

Alice mendongak tersenyum melihat teman sekelasnya.

"Tidak Charles. Alice sudah dijemput."

"Hm."

Selepas sepatah itu keluar ia langsung melajukan mobilnya. Alice bengong menatapnya. Apakah Sean marah padanya? Ya sikap Sean memang dingin lebih dari cuaca saat ini.

Alice bersedekap dada menahan suhu di musim salju ini. Rintikan salju di jalanan membuatnya tersenyum. Ia rindu bermain salju.

Saat matanya berkelana mengamati pemandangan indah kala salju turun tak sengaja ia menatap seekor kucing yang hendak menyebrang jalan. Alice merasa kasihan pada kucing itu yang tampak kedinginan.

Hatinya tergerak untuk mendekati sang kucing dan menjadi pahlawan bagi si Oren gembul itu.

Alice berjalan ke tengah jalan dan berjongkok sembari tangan lembutnya mengelus bulu halus tersebut.

"Hey mpus. Tenang kau aman bersama ku. Alice jamin itu. Sekarang Alica kan memberi nama mu, nama kamu adalah Lisa."

Alice tak menyadari jika ada suara mobil mendekat. Bagaimana ia bisa mendengar jika kedua telinganya disumpal? Sementara sang pengemudi pun tak tahu jika ada orang di depannya. Salju yang jatuh menghalangi pandangannya.

Alice berdiri hendak menepi namun belum sempat ia melangkah tiba-tiba benda keras menghantam tubuhnya hingga ia terpental beberapa meter.

"Akhhhh Mama Papa sakit." Alice menangis berusaha untuk sadar menahan sesuatu yang amat menyakitkan di sekujur tubuhnya. Namun naas ia tak sanggup. Semuanya terasa berat dan gelap.

________

Semua orang panik di rumah terutama sang pemilik rumah. Tiara dengan lemas dipapah para penjaga menuju mobil. Sementara pelayan mereka berlalu lalang dengan panik.

Genta mengernyit heran. Ada apa ini? Sepertinya sesuatu telah terjadi. Ia mencegat pelayan yang berjalan terburu-buru. Namun belum sempat ia mengajukan pertanyaan sebuah suara membuatnya terkejut.

"Genta kau bisa menggunakan mobil?"

"Hah? Maaf tidak tuan." Ia berharap agar tidak terjadi sesuatu kepadanya karena telah mengucapkan kalimat itu pada sang tuan.

"Ah baiklah. Genta kau siapkan semua kebutuhan ku dan istri ku dan jangan lupa di bawa ke rumah sakit nanti. Sean akan mengantar mu." William dengan wajah cemas cepat berlari ke pintu keluar.

"Ada apa?" tanya Genta ikut panik.

"Nona Alice kecelakaan."

"Hah?"

Entah kenapa dada Genta sesak mendengarnya, ia menangis tak tau kenapa.

_______

Terpopuler

Comments

Hiro

Hiro

😂🤣😂🤣😂🤣😂🤣😁🤣

2022-09-01

0

Hiro

Hiro

29 ya kak Genta kok kesanx msh 20an gtu ya dr sikapx

2022-09-01

0

Ira Wati

Ira Wati

semoga Alice baik" saja

2022-04-12

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!