Terkena Hukuman

Selasa, 1 Juni, 2019.

Ve terbangun dengan suara Alarm dari ponsel nya. Karna memang hidup sendiri, dia terbisa bangun pagi dengan suara Alarm.

Layaknya anak Kos pada umumnya, bangun tidur Ve langsung membereskan tempat tidurnya. Padahal ini masih sangat pagi, namun Ve mempunyai perasaan takut kesiangan seperti hari kemarin.

Selesai dengan Kosan, Ve pergi ke kamar mandi untuk bersih bersih badannya sebelum dia berangkat sekolah. Tidak lupa setelah itu dia pergi ke depan untuk membeli sarapan.

Selesai sarapan, Ve merias sedikit wajahnya dengan Make up. Tidak berlebihan, sangat tipis karna hanya untuk membuat wajahnya tidak terlihat pucat dan nampak lebih Fresh saja.

Ve berjalan ke taman, sambil menunggu Indri datang untuk menjemputnya. Saat sedang berjalan, Ve memperhatikan satu orang yang berpapasan dengannya.

Ve menghentikan langkahnya, "Perasaan gue kenal deh, tapi siapa ya?" Gumam Ve.

"Ve ayo.." Teriakan Indri membuat lamunan Ve buyar, dan itu membuatnya lupa kembali tentang siapa yang baru saja berpapasan dengannya.

Saat sampai di parkiran sekolah, disana ada beberapa murid laki-laki. Dan salah satu dari orang tersebut ada yang duduk di atas motor. Vino. Leader nya anak nakal di sekolah ini.

Ve tersenyum sinis melihat mereka semua, terutama Vino. Dia tahu, mungkin setelah ini akan ada perkelahian dengan sekolah lain.

Mengingat Vino kemarin sore berkelahi dengan murid sekolah lain, di taman.

"Aduh ayangku, mukanya lecet" Gumam Indri.

Saat melihat wajah Vino yang memang disana ada beberapa bekas luka.

Ve menatap Indri dengan tatapan heran, "Apasih ndri" Kata Ve.

Ve dan Indri tidak langsung masuk ke kelas. Mereka berdua masih menunggu Lusi di parkiran.

"Ve.." Ucap Vino sedikit berteriak sambil mendekati Ve.

Ve yang melihat Vino berjalan mendekatinya langsung menarik tangan Indri dan menjauh dari parkiran.

"Aduh pelan-pelan apa jalan nya Ve" Protes Indri karna memang Ve sedikit berlari sambil memegang pergelangan tangan sabahatnya itu.

Ve tidak perduli dengan protes yang Indri layangkan padanya, dia tetap sedikit mempercepat langkahnya.

Beberapa saat kemudian Indri bergumam, "Kalau gue jadi lu Ve, udah dari kemarin-kemarin gue pacarin itu si ganteng" Gumam Indri pelan, namun tetap terdengar oleh Ve.

Walaupun pelan, perkataan Indri barusan terdengar jelas di telinga Ve. Dan itu membuatnya menghentikan langkahnya.

"Kenapa?" Tanya Indri polos.

Ve menghempaskan tangan sahabatnya itu, "Lu sakit!" Ucap Ve sambil kembali berjalan meninggalkan Indri.

Saat sampai di kelas, Ve langsung melihat kebawah bangku nya, mencari sesuatu yang dia tinggalkan kemarin. Walaupun dia juga tidak terlalu ingat, apa yang dia tinggalkan.

Beberapa saat kemudian Ivan menghampiri Ve.

"Nyari ini?" Kata Ivan sambil memperlihatkan sebuah Jaket.

"Ternyata ini yang ketinggalan kemarin, pantas saja rasanya ada sesuatu yang kurang di tas ku kemarin" Ucap Ve.

Ve mengambil jaket dari Ivan dan mengucapkan terimakasih padanya.

Jam pelajaran di mulai, guru mulai menerangkan materi di depan. Namun beberapa saat kemudian guru terdiam.

"Vani?" Tanya guru.

Ve yang memang sedang menutup matanya ketahuan oleh guru, dan itu membuatnya dapat teguran sekaligus hukuman.

"Kamu di hukum, dan tidak dapat mengikuti pelajaran saya. Keluar sekarang."

Dengan jalan yang gontai Ve berjalan menuju lapangan sekokah, dia mendapat hukuman untuk berdiri di tengah lapangan. Sampai jam Istirahat tiba.

Di lapangan Ve mengadap ke atas sambil memberi hormat kepada bendera, beberapa saat kemudian ada orang yang mendekatinya.

"Minum dulu, disini panas." Ujarnya, Ve melihat siapa yang ada di sebelahnya itu. Vino.

Melihat Vino di sebelahnya Ve langsung memasang wajah galaknya.

"Ngapain lu disini?" Tanya Ve jutek.

Mendapat pertanyaan seperti itu dari Ve bukannya menjawab Vino hanya tersenyum saja sambil tersenyum, menatap wajah nya.

Selang beberapa lama, ahirnya Bell berbunyi. Menandakan jam istirahat telah tiba. Ve yang sudah tidak kuat kepanasan dan menahan rasa haus langsung berjalan menuju ke kantin.

"Yaampun panas sekali" Gumam Ve.

Tidak lama, terdengar suara Indri memanggilnya.

"Ve.." Ucap Indri sambil berjalan ke arahnya, tentunya dengan Lusi.

Kini mereka bertiga sedang makan di kantin, namun baru saja beberapa suapan. Ve harus kehilangan nafsu makannya. Dan itu di sebabkan oleh kahadiran Vino yang tiba-tiba ada di belakang kedua temannya itu.

"Dari banyak nya cewe di sekolah ini. Kenapa harus gue terus yang lu ganggu?" Tanya Ve tegas.

Indri dan Lusi yang memang tidak mengetahui kehadiran Vino di belakangnya, hanya mengerutkan kening. Melihat sahabatnya marah seperti itu.

Ve berdiri, dan mengajak kedua sahabatnya itu untuk kembali ke kelas. Namun Indri menolaknya, karna makanan yang dia makan belum habis.

"Bungkus aja bungkus.." Ucap Ve dingin.

Karna makanan tidak bisa di bungkus, ahirnya Ve mengalah. Dan menemani kedua sahabatnya sebentar untuk menghabiskan makanan terlebih dahulu.

setelah selesai makan, Ve langsung menarik Indri dan Lusi keluar dari kantin, karna Vino memang masih berdiri di sana.

Bell kembali berbunyi, menandakan jam pelajaran selanjutnya akan segera di mulai.

sebelum masuk kelas Ve pergi ke toilet terlebih dahulu, untuk mencuci mukanya. Supaya sedikit lebih segar.

"Gue ga boleh ketiduran lagi di kelas." Ucapnya pada diri sendiri sambil menatap cermin di Toilet Perempuan.

Namun sepertinya itu semua sia-sia. Karna sesekali Ve tetap menutup matanya saat guru sedang menerangkan di depan sana.

Hingga ahirnya Ve benar-benar kehilangan kesadaran dan membuat kepalanya sendiri terpentok pada bangku.

Dukk!

"Aduuhh" Ve mengaduh kesakitan sambil mengusap dahi nya.

Hening..

Saat Ve berhenti mengusap dahinya dia baru menyadari, kelas menjadi hening. Bahkan tidak terdengar lagi suara guru yang tadi sedang menerangkan materi di depan.

"Vani?" Tanya guru.

"Iya bu?" Jawab Ve cepat karna dia menyadari namanya kembali di panggil, dan ini adalah panggilan kedua dari guru di hari ini.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya guru.

Saat Ve akan menjawab, Lusi mengangkat tangannya dan itu langsung mengalihkan pandangan guru padanya.

"Iya Lusi?"

"em, Ve lagi sakit bu. mungkin dia pusing. Barusan saya liat kepalanya terpentok ke bangku" Jelas Lusi.

Ve yang mendengar Lusi berkata demikian pada guru hanya diam saja, menatap Lusi.

Tidak berapa lama, guru meminta Lusi untuk mengantarkan Ve ke Ruang UKS.

Ve dan Lusi berjalan dengan santai di koridor sekolah, karna memang ini masih jam pelajaran, jadi koridor sepi. Hanya terlihat satu dua murid saja yang berpapasan dengan mereka.

"Kenapa lu bilang ke guru gue sakit?" Tanya Ve yang merasa penasaran dengan perkataan Lusi tadi saat di kelas.

"Daripada lu tidur di kelas, nanti kena hukuman lagi. Lebih baik lu tidur dulu di UKS. nanti jam pulang gue ke UKS sambil bawain tas lu" Jelas Lusi panjang.

Ve yang mengerti dengan apa yang Lusi maksud langsung memeluk sahabatnya itu dan mengucapkan terimakasih padanya..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!