Keramaian di pusat kota telah dilewati oleh Shasa dan Burhan. Kini, mobil sedan itu terarah ke salah satu kawasan industri yang ada di Bandung. Burhan mengurangi kecepatan mobilnya saat Shasa menunjuk gedung raksasa yang semakin dekat.
"Aa akan menunggu Neng geulis sampai selesai interview!" ujar Burhan sebelum Shasa membuka pintu mobil.
"kamu yakin?" Shasa menaikkan satu alisnya, ia mengurungkan niatnya turun dari mobil setelah mendengar ucapan Burhan.
"tentu saja!" jawab Burhan dengan yakin, "sampai malam pun Aa rela menunggu Neng geulis!" Burhan menampakkan senyum yang paling manis hingga membuat Shasa bergidik ngeri.
"Dih! ini orang kenapa coba!" Shasa bergumam dalam hati.
Tanpa pamit dan tersenyum kepada Burhan, Shasa keluar begitu saja dari mobil. Shasa mengayun langkah memasuki pintu gerbang gedung raksasa yang bertuliskan Lacto Crop di bagian atas gedungnya. Wajahnya semakin terlihat cantik kala sudut bibir itu tertarik ke dalam.
"Waw ... mewah banget interior lobby nya!" gumam Shasa dalam hati saat bola matanya mengedarkan pandangan ke sekeliling.
"Selamat pagi ...." sapa Shasa saat berhenti di depan meja resepsionis.
"Pagi ...." sapa wanita cantik yang berdiri saat Shasa mendekat ke mejanya.
Resepsionis tersebut menunjukkan jalan menuju ruangan HRD setelah Shasa mengutarakan maksud kedatangannya ke kantor ini. Tak lupa Shasa mengucapkan terima kasih setelah mengetahui letak ruangan HRD.
Langkah demi langkah telah Shasa lalui, akhirnya ia menemukan lift menuju lantai tiga, tempat ruangan HRD berada. Shasa membuka map yang ada di dalam tasnya untuk memeriksa kembali berkas yang akan diserahkan kepada HRD nanti. Ia segera keluar dari lift setelah sampai di lantai tiga.
brugh ....
"Aduh!" jerit Shasa saat tubuhnya terjerembab di lantai bersama berkas-berkas yang ia bawa.
Shasa tertegun setelah melihat sepasang kaki berdiri di hadapannya. Bola matanya menatap ke atas untuk melihat siapa gerangan yang menabrak tubuhnya hingga jatuh. Beruntung di sana tidak ada orang yang melihatnya.
Shasa tercengang kala tatapan matanya bersirobok dengan sosok pria yang tampan yang memakai kemeja berwarna navy. Mata sipit, hidung mancung serta bibir yang sedikit bervolume terbingkai indah dengan garis rahang yang ditumbuhi jenggot tipis. Tubuhnya yang tegap dan atletis mampu menghipnotis Shasa saat ini.
"Suami idaman!" seru Shasa dalam hatinya.
Mata Shasa semakin berbinar kala pria tampan itu mengulurkan tangannya. Shasa segera meraih tangan itu, ia tidak mau menyianyiakan kesempatan emas yang diberikan Tuhan untuknya.
"Maaf, aku tidak sengaja menabrakmu!" ujar pria tersebut seraya menatap Shasa. Pria itu pun mengambil berkas Shasa yang berserakan di lantai.
Pria tampan itu berlalu dari hadapan Shasa setelah memberikan berkas tersebut kepada Shasa. Pandangan Shasa terus mengikuti kemana arah pria tampan tersebut.
"Hah!! apa dia CEO perusahaan ini?" gumam Shasa saat melihat pria tersebut masuk ke dalam ruangan di ujung koridor. Bagian depan ruangan tersebut terlihat jelas tulisan 'CEO Lacto Crop'.
"Yes!! cita-citaku akan terwujud setelah ini!!" ujar Shasa dengan suara yang lirih. Ia merapikan rambutnya terlebih dahulu sebelum berjalan menuju ruangan HRD.
Semangat tinggi berkobar dalam diri gadis berparas cantik itu. Setelah mengetuk pintu ia masuk ke dalam ruangan HRD dengan percaya diri.
"Silahkan bergabung dengan rekan-rekan Anda di dalam ruangan tersebut!" ucap seorang wanita yang duduk di balik meja bertuliskan HRD.
Shasa mengayun langkah menuju ruangan yang ditunjuk oleh HRD tersebut. Ia menaikkan satu alisnya karena di sana ada sepuluh wanita cantik yang duduk di kursi masing-masing.
"Selamat pagi ...." ucap HRD yang baru saja masuk setelah Shasa duduk di kursinya.
Wanita bernama Erlin, yang tak lain adalah HRD itu menjelaskan satu persatu prosedur sebelum melakukan interview. Ia menjelaskan ujian tulis yang akan dilangsungkan setelah ini.
"Saya beri waktu sepuluh menit untuk mengisi soal yang sudah disediakan!" ucap Erlin seraya menatap satu persatu wanita yang duduk di hadapannya.
Pintu ruangan tersebut terbuka saat ujian baru berjalan dua menit. Semua mata tertuju pada sosok tampan yang sedang berjalan menuju tempat Erlin berada. Entah mengapa Erlin dan pria tampan yang menabrak Shasa beberapa menit yang lalu sedang berbisik sambil menatap ke arah Shasa.
"Maaf saya mengganggu waktu kalian!" ujar Erlin yang membuat semua wanita tersebut mengalihkan pandangan, "siapa namamu?" Erlin menunjuk Shasa.
Shasa berdiri dari tempat duduknya, ia tersenyum manis sebelum memperkenalkan diri, "nama saya Maisha Setyorini, bisa dipanggil Shasa," ucap Shasa dengan suara yang terdengar sangat lembut.
"Baiklah Shasa, tinggalkan tempatmu dan sekarang ikutlah Pak Daniel ke ruangan CEO!" ujar Erlin yang membuat Shasa terkesiap karena tidak percaya akan dijemput pria tampan.
"oh my god! aku dijemput CEO nya langsung!" batin Shasa menjerit saat pria tampan itu mengulas senyum sebelum pergi.
Bahagia, ya Shasa bahagia karena impian terbesarnya sebentar lagi akan terwujud. Mendekati CEO agar bisa menjadi istrinya seperti kisah di novel-novel yang ia tulis selama ini. Selama dalam perjalanan menuju ruangan CEO, Shasa terus membayangkan nasibnya akan seperti Anastasya di film holywood favoritnya.
"Oh Ana ... aku akan mengikuti jejakmu meskipun suamiku nanti tidak setampan christian!" gumam Shasa sebelum mengetuk pintu ruangan yang tertutup rapat itu.
Shasa berhenti tepat di depan meja besar di mana ada seorang pria yang sedang duduk di kursi yang membelakanginya. Wajahnya merona membayangkan pria bernama Daniel yang sedang duduk di hadapannya. Namun, senyumnya seketika pudar ketika melihat sosok yang ada di kursi itu sedang menatapnya.
"perkenalkan dirimu, Cantik!" perintah pria matang itu seraya tersenyum di hadapan Shasa.
Shasa tertegun menatap pria botak yang seumuran dengan ayahnya. Pria itu menatapnya dengan tatapan penuh arti, menyusuri tubuhnya dari rambut hingga ujung kaki. Deretan gigi yang tak putih itu terlihat dengan jelas saat pria tersebut tersenyum kepada Shasa.
"Daniel! bawa suratnya kesini!" ujar pria tersebut seraya menatap pintu ruangan yang tak jauh dari kursi kebesarannya.
Shasa masih bungkam, ia menatap pintu yang terbuka, di mana Daniel keluar dari sana. Manik hitamnya terus mengawasi langkah Daniel hingga berhenti di sisi kursi pria setengah abad itu seraya membungkukkan tubuhnya.
"Ini surat yang Tuan Budi inginkan!" ucap Daniel setelah menegakkan tubuhnya. Ia meletakkan kertas tersebut di hadapan pria setengah abad bernama Budi itu.
"Bagus! kamu memang Asisten yang bisa diandalkan!" Pak Budi mengacungkan jempolnya kepada Daniel.
Pria yang duduk bersandar di kursinya itu kembali menunggu Shasa yang hanya diam dengan pandangan tak lepas dari Daniel. Ia shock karena CEO perusahaan ini bukanlah Daniel melainkan pria yang seumuran dengan ayahnya itu.
"Hah ... jadi pria tampan itu hanya asisten CEO! dunia haluku sirna seketika! oh Ana ... sepertinya aku tak seberuntung dirimu yang bisa memiliki Christian!" jerit Shasa dalam hatinya seraya mengalihkan pandangan ke arah pria bernama Budi itu.
🌹Terima kasih sudah membaca karya ini, semoga suka ♥️😍 Aiih kasian sekali si Shasa ini😂🌹
...🌷🌷🌷🌷🌷...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Senajudifa
salken dr kutukan cinta y thor
2022-05-20
0
Jstella
halu nya ketinggian sha😁😁😁😁
2022-04-30
2
Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻
Sudah saya fav
2022-03-26
4