SLR. Anak punggut

Jika rasa sakit hati sudah mendarah daging, maka pintu kebaikan pun akan tertutup oleh kejahatan. Hati nurani akan terkikis seringnya waktu jika masih ada rasa dendam yang membelenggu dalam hati..

Hari berganti bulan pun berlalu, hari ini Dawiyah di jadwalkan pergi ke negara Malaysia untuk bekerja menjadi pembantu rumah tangga disana.

Dengan modal tekad, Dawiyah sudah memberanikan diri untuk merubah kehidupnya agar lebih baik dan tidak di injak-injak oleh siapapun termasuk Deni mantan suaminya yang sudah mencampakkan dia begitu keji..

Tapi dimana hati nuraninya saat ia dengan tega memberikan bayi miliknya pada orang lain, bahkan Dawiyah tidak merasa bergetar saat dirinya harus meninggalkan ke tiga anaknya yang masih kecil dan membutuhkan kasih sayang seorang ibu pada nenek dan kakeknya.

Dalam benak Dawiyah tidak lagi memikirkan ke empat anaknya, bagaimana kehidupannya kelak setelah ia tinggalkan bersama orang lain. Karna yang terpenting saat ini dia harus memiliki uang banyak untuk membungkam para tetangga yang dulu pernah mengejeknya, terutama Deni yang masih hidup senang di atas kepedihan dan deritanya..

Jika Dawiyah pergi dengan tekadnya, lalu bagaimana dengan Deni paska mencampakkan Dawiyah dan kembali pada istri pertamanya?

Deni dan istrinya hidup rukun dan tentram, bahkan seperti tidak terjadi masalah apapun di rumah tangga mereka dan lebih mirisnya jika Deni sebenarnya sudah mengetahui jika Dawiyah sudah melahirkan anaknya dengan selamat. Namun Deni sama halnya dengan Dawiyah yang tidak merasakan adanya ikatan batin antara seorang anak dan seorang ayah bahkan ia tak perduli jika bayi itu hidup atau mati..

Sungguh malang nasib bayi yang masih suci bahkan tidak memiliki dosa harus merasakan ketidak adilan sedari kecil...

''Bapak ibu Dawiyah pergi dulu yaa, doakan semoga Dawiyah bisa sukses di sana. Titip anak-anak ya Bu.'' Ucap Dawiyah sambil menyalami tangan sang ibu.

''Iyaaa, tapi inget Wiyah anak-anak mu butuh makan, jajan dan yang lainnya apa lagi si sulung sebentar lagi masuk sekolah sd.''

''Iyaa buk, nanti Dawiyah kirim tiap bulan yaa.''

''Hemm.'' Ibu Nining hanya berdehem..

''Hati-hati nak.'' Bapak Duloh mengelus kepala putrinya..

Dawiyah pun masuk kedalam mobil dan pergi dari kampung yang sudah membesarkan dirinya..

BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN•

Hari minggu, tanggal 7 bulan maret tahun 2003. Kediaman Ainun..

Sepuluh tahun sudah berlalu, bayi kecil yang dulu di buang oleh ibunya (Dawiyah) kini tumbuh menjadi gadis cantik berusia 10 tahun.

Rania namanya, ia di kenal para tetangga anak yang rajin dan tekun mencari uang. Walau pun Rania cantik tidak membuat kehidupannya bahagia bahkan di umurnya yang ke sepuluh tahun dia harus mencari uang untuk membantu sang ibu..

Bahkan sesekali Rania suka membantu di ladang orang memetik cabai atau pun sayuran, agar dia bisa menghasilkan uang dan bisa jajan seperti teman-teman nya.

Rania tidak malu sama sekali bahkan Rania sering membawa barang orang lain untuk di jual di sekolahnya, Rania tidak mengeluh dengan kehidupan nya bahkan tidak jarang ada teman sekolahnya yang selalu meledek Rania miskin..

Rania tidak membalas ejekkan dari teman sekolahnya, ia hanya tersenyum dan mengelus dadanya dan tetap sabar agar tidak membuat masalah bagi mamahnya (Ainun).

''Asalamualaikum.'' Rania mengucapkan salam ketika ia sampai di depan rumah, lalu Rania duduk untuk membuka sepatunya..

''walaikum'salam.'' Jawab Ainun dari dalam rumah. ''Dari mana aja Ran?'' Tanya Ainun melihat anak perempuannya yang baru masuk.

''Habis bantuin pak Muri jual tomat ke warung Mah.''

''Dapat upah donk.'' Ainun tersenyum saat Rania mengangguk..

''Ini Mah, di kasih lima ribu.'' Rania memberikan uang hasil jerih payahnya pada sang ibu.

''Ibu simpan yaa, ini uang buat jajan kamu.'' Ainun memberikan uang 50perak.

''Makasih Mah, kalau begitu Rania mau mandi dulu.''

''Iyaa, tapi sebelum mandi ambil air di sumur penuhi dulu embernya yaaa trus cuci baju yang udah Mamah rendam di kamar mandi.''

''Iya Maaah.'' Jawab Rania tanpa membantah atau mengeluh perintah dari Ainun. Walau dalam hati sebenarnya merasa nggan, namun Rania tidak pernah berucap tidak mau dan selalu patuh dengan ucapan Ainun karna Rania tidak mau terkena pukulan maut dari Ainun yang mana membuat Rania tidak mau melakukan kesalahan apapun lagi..

Ainun juga memiliki satu anak laki-laki yang bernama Indra yang selalu membantu Rania dalam hal pekerjaan rumah walau tidak sering..

SEBAGAI CATATAN •

Di tahun 2003 kalau Author tidak salah uang 50 perak masih berlaku, bahkan masih kembalian 25 perak dan 10 perak. koreksi jika Author salah..

KE ESOKKAN PAGI•

Di pagi hari yang masih gelap gurita, namun namanya di kampung sudah terbiasa mendengar suara ayam jantan berkokok dari pukul lima pagi..

Terlihat gadis kecil bangun dari tidurnya, Rania kecil turun dari kasur lalu bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya..

Setelah beberapa menit berlalu, Rania sudah menyelesaikan mandi dan solat subuh yang tidak pernah ia tinggalkan.. Lalu Rania menyelesaikan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, memasak nasi beserta lauk pauknya setiap pagi..

Setelah selesai semua Rania kerjakan sendiri, Rania pergi ke rumah bi Edah untuk mengambil gorengan yang akan Rania jualkan sebelum berangkat ke sekolah.

''Asalamualaikum.''

''Walaikum'salam, masuk Ran sinii.''

Setelah mendengar jawaban, Rania membuka pintu lalu masuk membantu bi Edah untuk menghitung gorengan ke dalam wadah yang akan Rania bawa.

''Semuanya ada delapan puluh biji Bii.'' Ucap Rania setelah selesai menghitung.

''Kamu udah sarapan belum?''

''Belum bi.''

''Ya sudah sarapan dulu gih nanti kamu sakit.''

''Nanti saja bi, kalau udah pulang jualan.'' tolak Rania secara halus.

Bi Edah mengangguk lalu menyuruh Rania untuk pergi berkeliling. ''Ya sudah kalau tidak mau saparan dulu, hati-hati jualannya.''

''Doain ya Biii, supaya gorengannya laris manis.''

''Amin..''

Rania melangkah pergi dari rumah Bi Edah lalu berkeliling sambil meneriakkan dagangannya. Tidak ada kata lelah atau mengeluh yang Rania ucapkan dari mulutnya.

Dia dengan ceria menghadapi kerasnya hidup di dunia nyata, walau dari lubuk hatinya yang dalam Rania sangat menginginkan kehidupan seperti teman-temannya..

Bermain..

Dimaja oleh kedua orang tua..

Di perhatikan..

DI sayang..

Sungguh, hati kecil Rania menginginkan itu semuaa namun Rania sadar diri bahwa dia harus menelan pil pahit ketika mengetahui jika dia bukanlah anak kandung dari wanita yang sudah membesarkan dirinya..

Terlebih Rania selalu merasakan sakit yang amat tertohok dalam batinnya, ketika teman-teman sekolahnya selalu mengejek dirinya sebagai ANAK PUNGUT.

Mengejeknya sebagai ANAK HARAM.

Mengejeknya bahwa kedua orang tuanya tidak menginginkan dirinya..

Mengejeknya bahwa Rania adalah aib yang harus di jauhi, sebab itu. Sampai sekarang Rania tidak memiliki teman dan selalu dikucilkan ketika berada di sekolah. Bahkan Rania selalu menjadi bahan ejekkan murid lain..

Namun___ lagi dan lagi Rania tidak mengeluhkan itu semua, Rania kecil yang baru menginjak kelas empat Sd terpaksa menelan segala ejekkan dan kerasnya hidup yang dia jalani..

Rania terpaksa bersikap dewasa karna keadaan yang menuntut dia agar tidak menjadi gadis cengeng dan manja.

...••••••...

Terpopuler

Comments

lili

lili

Raniaaaa kasian dirimu 😭😭😭

2024-08-01

0

Elwi Chloe

Elwi Chloe

Novelnya bikin bawa perasaan teriris-iris

2022-04-13

0

ayu-yayuk🙏

ayu-yayuk🙏

cb anak sekarang, seribu satu yg mau krj, bantu ortu z MLS, pulang sekolah main hp😭

2022-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 SLR. Awal cerita
2 SLR. Sifat asli Deni
3 SLR. Pulang ke rumah kedua orang tua
4 SLR. Tak perduli
5 SLR. Anak punggut
6 SLR. Memintanya
7 SLR. Sakit hati yang terdalam
8 SLR. Tenggelam tanpa dasar
9 SLR. Oh Tuhan
10 SRL. Kabur membawa Rania
11 SLR. Dua kehidupan yang berbeda
12 SRL. Tuhan mempunyai rencana lain
13 SLR. Mencoba untuk mengubah takdir
14 SLR. Memancing Amarah.
15 SLR. Niat mengubah takdir
16 SRL. Hal yang tabu
17 SRL. Tak perduli dan keberangkatan
18 SLR. Berada di Negara lain.
19 SRL. Hari pertama bekerja.
20 SLR. Di luar dugaan
21 SLR. Kejam nya sebuah Fitnah
22 SLR. Puncak kemarahan yang di pendam
23 SLR. Kejadian yang tidak terduga.
24 SLR. Dimanakah peran orang tua, di saat anaknya sedang terpuruk
25 SLR. Bersalah
26 SLR. Musim berlalu
27 SLR. Menutup masa lalu dan membuka lembaran baru
28 SLR. Trauma yang masih ada.
29 SLR. Getaran yang tidak biasa
30 SLR. Tidak merasakan kepuasan
31 SLR. Membayar Jasa Asuh
32 SLR. Niat Balas Dendam
33 SLR. Melihat Rania.
34 SLR. Pertemuan
35 SLR. Bertemu Mantan
36 SLR. Malaysia
37 SLR. Tuan Amar ingin menyusul
38 SLR. Segala Rasa.
39 SLR. Tuhan memiliki rencana lain.
40 SLR. Apakah ini karma
41 SLR. Modus Tuan Amar.
42 SLR. Apartement baru.
43 SLR. Bertemu dengan nya lagi.
44 SLR. Kemana dia pergi?
45 SRL. Pria menyebalkan.
46 SLR. Ternyata
47 SLR. Pertemuan.
Episodes

Updated 47 Episodes

1
SLR. Awal cerita
2
SLR. Sifat asli Deni
3
SLR. Pulang ke rumah kedua orang tua
4
SLR. Tak perduli
5
SLR. Anak punggut
6
SLR. Memintanya
7
SLR. Sakit hati yang terdalam
8
SLR. Tenggelam tanpa dasar
9
SLR. Oh Tuhan
10
SRL. Kabur membawa Rania
11
SLR. Dua kehidupan yang berbeda
12
SRL. Tuhan mempunyai rencana lain
13
SLR. Mencoba untuk mengubah takdir
14
SLR. Memancing Amarah.
15
SLR. Niat mengubah takdir
16
SRL. Hal yang tabu
17
SRL. Tak perduli dan keberangkatan
18
SLR. Berada di Negara lain.
19
SRL. Hari pertama bekerja.
20
SLR. Di luar dugaan
21
SLR. Kejam nya sebuah Fitnah
22
SLR. Puncak kemarahan yang di pendam
23
SLR. Kejadian yang tidak terduga.
24
SLR. Dimanakah peran orang tua, di saat anaknya sedang terpuruk
25
SLR. Bersalah
26
SLR. Musim berlalu
27
SLR. Menutup masa lalu dan membuka lembaran baru
28
SLR. Trauma yang masih ada.
29
SLR. Getaran yang tidak biasa
30
SLR. Tidak merasakan kepuasan
31
SLR. Membayar Jasa Asuh
32
SLR. Niat Balas Dendam
33
SLR. Melihat Rania.
34
SLR. Pertemuan
35
SLR. Bertemu Mantan
36
SLR. Malaysia
37
SLR. Tuan Amar ingin menyusul
38
SLR. Segala Rasa.
39
SLR. Tuhan memiliki rencana lain.
40
SLR. Apakah ini karma
41
SLR. Modus Tuan Amar.
42
SLR. Apartement baru.
43
SLR. Bertemu dengan nya lagi.
44
SLR. Kemana dia pergi?
45
SRL. Pria menyebalkan.
46
SLR. Ternyata
47
SLR. Pertemuan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!