Awal yang baik

"Permisi Pak! Ini hasilnya Pak!" Ani menyodorkan sebuah map putih ke meja Wibowo. Jelas Wibowo tidak sabar mengetahui hasilnya.

Dengan tergesa-gesa Wibowo membaca lembar demi lembaran dokumen yang berada di hadapannya itu.

"Apa?" Wibowo membuang habis semua berkas berkas ke lantai berceceran.

"Sial, aku kecolongan!" Murka Wibowo mencari dokumen penting yang sengaja ia letakkan ditumpukan dokumen perusahaan nya.

Ana yang masih bingung dengan situasi langsung bergegas keluar dari ruang Wibowo.

Wibowo yang panik, mencoba menelfon seseorang untuk menyiapkan keberangkatannya keluar negeri. Wibowo berusaha menghindari kondisi rumit yang ia akan alami.

"Siap bos!" Terdengar suara dibalik telfon diiringi dengan dimatikannya sambungan telfon oleh Wibowo.

Rumah Dara..

"Papa mau kemana? Kenapa mendadak gini?" Tanya Dara menghentikan langkah Wibowo.

"Papa ada urusan mendadak Ra! Mungkin untuk beberapa bulan kedepan papa ngak bisa pulang!" Wibowo melepaskan tangan Dara yang masih stay di pinggangnya.

"Papa!" Nada rengekan Dara mencoba bertanya memastikan papa baik baik saja.

"Udah ya sayang papa pamit! love you." Dengan tergesa-gesa Wibowo berlalu meninggalkan rumahnya menuju Bandara.

"Pa!" Rengek kan Dara tak dihiraukan Wibowo.

Dara hanya bisa melihat punggung Wibowo memasuki mobil dan menghilang dari pantauan mata Dara.

Druttt druttttt....

Handphone ditangan Dara bergetar, tidak ada kontak nama alias nomor tidak dikenal.

"Halo?" Dara yang rasa ingin taunya tinggi tidak berfikir dan langsung saja mengangkat telfonnya mana tauan kan penting batinnya Dara.

"Apa?" Sia-sia dah handphone mahal jatuh ke lantai.

Dara kaget bercampur nangis, air matanya mulai menetes. Ia baru saja melihat papa nya baik-baik saja. Sekarang sudah ada di kantor polisi. Tergesa-gesa Dara mengambil tas dan memungut kembali handphone entah masih bisa dipakai ntah rusak.

Tidak tunggu lama Dara melangkah kan kakinya menyetir mobil menuju tempat tujuannya.

.

Kantor polisi..

"Papa!" Tangis Dara pecah melihat papa nya sudah berada dibalik jeruji besi sempit jauh perbedaan dari rumahnya sendiri yang penuh kemewahan.

"Papa kenapa gini pa?" Terlihat air mata Dara tak terbendung lagi, entah apa yang bisa ia lakukan tanpa papanya.

"Papa!" Memeluk Wibowo yang di kawal polisi keluar dari jeruji besi. Tidak terlihat wajah besalah dari Wibowo. Ia hanya tersenyum menyombongkan diri. Tanpa menghiraukan polisi yang sinis melihatnya.

"Papa, cerita pa! Kenapa bisa gini?" Desak dara Wibowo buka bicara.

"Papa dijebak Ra, sama orang itu!" Wibowo menunjukan kearah Raka yang stay cool berdiri di dekat polisi penjaga.

"Akhirnya dia datang juga." Batin Raka menatap licik Dara yang juga sedang menatapnya dengan segumpal kebencian.

"Dia mau ngapain kesini?" Raka membuang mukanya.

Dara yang tidak terima menghampiri Raka yang masih santai nya menghadap keluar entah apa yang sedang ia pikirkan.

"Eh lo gila ya, berani nya lo mempermainkan papa gua!" Tamparan keras mendarat dipipi mulusnya Raka.

"Ahh!" Raka meringis memegang pipinya yang jelas terasa sakit.

"Maaf ya mbak, saya ngak ada urusan sama mbak!" Senyum ejekan terhadap Dara terlihat di bibir Raka.

Plak..

Lagi lagi Dara kesel berani menampar Raka. Raka hanya diam berdiri cool bersikap seperti tidak ada yang sedang terjadi.

Tamparan ketiga hampir saja mendarat mulus di pipi Raka. Namun berhasil digagalkan Raka dengan mengekang badan Dara ke dinding disampingnya.

"Aduh nih jantung ngak mau kerjasama, entar kalau dia dengar gimana? Bisa brabe urusannya!" Batin Raka memegang dadanya.

Mata mereka bertemu beberapa saat pada akhirnya dihentikan oleh polisi yang tiba-tiba datang membuyarkan lamunan mereka.

"Eh kamu, jangan bikin rusuh disini. Sebaiknya kamu tinggalkan tempat ini sekarang!" Sedikit mendorong tubuh Dara ke pintu keluar.

"Udah Ndan! Biar saja yang mengurus Dia. Permisi!" Lagi lagi Dara dibuat kaget dengan tarikan kasar tangan Raka menyeretnya keluar.

"Aihh sakit. Lepas!" Berontak Dara mencoba melepaskan cengkraman tangan Raka.

Raka hanya diam, setelah sampai diparkiran dengan kasarnya Raka mendorong Dara hingga terjatuh.

"Aduh!" Ringisan Dara tak dihiraukan Raka. Raka hanya diam menatap jahat Dara.

"Dasar manusia biadap kalian! Gua benci,gua benci Polisi!" Raka memilih menutup telinga dan berlalu memasuki kembali Kantor Polisi meninggalkan Dara yang masih stay di tanah.

Bersambung...

Mohon krisisan nya ya kk say😘😘

Maaf atas ketidaknyamanannya🙏 masih banyak typo yang tidak disengaja author mohon maaf kk🙏🙏🙏

#author : Desi_hw12

Terpopuler

Comments

Sept September

Sept September

jempollll

2020-09-10

0

ayyona

ayyona

jempol kembali 😎😍

2020-09-08

0

W.Willyandarin

W.Willyandarin

seu kak

2020-09-08

0

lihat semua
Episodes
1 Tugas pertama
2 Dia lagi, mahkluk aneh!
3 Curiga
4 Awal yang baik
5 Ceplos Raka
6 Salah ambil keputusan
7 Sekamar?
8 Cemburu?
9 Sesal datang di akhir
10 Hanya mimpi
11 Pengumuman
12 Malam pertama ?
13 Kedatangan Kesya
14 Pisah rumah
15 Kantor Pengadilan Agama?
16 Denis lagi
17 Dara kembali
18 Rencana jahat Dara
19 Gara-gara gawai
20 Kacang
21 Usil Dara
22 Bonus Visual
23 Satu ranjang
24 Dimana harga diri Raka?
25 Kepergian Rifkana
26 Dunia baru
27 Hari yang cukup panas
28 Di remehkan karyawan sendiri
29 Canda Kiki
30 Rencana berhasil
31 Tamu
32 Gak dikasih ijin
33 Bikin masalah baru
34 Kecelakaan kerja
35 Panik
36 Penasaran
37 Pasangan aneh
38 Pisah sementara
39 Bertemu lagi
40 Penawaran yang menggiurkan
41 Akhir
42 Pengumuman
43 Gadis Mafia
44 Kemarahan Raka
45 Refika, si gadis Mafia
46 Sial, Darah Perawan
47 Datangnya Jeni
48 Aditya Marah
49 Hanya salah paham
50 Rencana perjodohan
51 Merajuk , Aditya pergi dari rumah
52 Dia?
53 Aditya dijebak
54 Sisi baik Refika
55 Siapa Mereka?
56 Rekan Kerja Raka
57 Sikap Manja Jeni
58 Pengumuman
59 Rencana Baru Refika
60 Permainan dimulai
61 Dia kenapa?
62 Siasat Deddy
63 Jangan menghina orang tuaku!
64 Bodoh? Aku atau kau?
65 Deddy yang utama
66 Ancaman Aditya
67 (Pacar) Hanya di depan Deddy
68 Pria berjas
69 Tunggu tanggal mainnya
70 Hari pertama ngantor
71 Masalah lagi
72 Korban Kecelakaan
73 Sosok wanita
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Tugas pertama
2
Dia lagi, mahkluk aneh!
3
Curiga
4
Awal yang baik
5
Ceplos Raka
6
Salah ambil keputusan
7
Sekamar?
8
Cemburu?
9
Sesal datang di akhir
10
Hanya mimpi
11
Pengumuman
12
Malam pertama ?
13
Kedatangan Kesya
14
Pisah rumah
15
Kantor Pengadilan Agama?
16
Denis lagi
17
Dara kembali
18
Rencana jahat Dara
19
Gara-gara gawai
20
Kacang
21
Usil Dara
22
Bonus Visual
23
Satu ranjang
24
Dimana harga diri Raka?
25
Kepergian Rifkana
26
Dunia baru
27
Hari yang cukup panas
28
Di remehkan karyawan sendiri
29
Canda Kiki
30
Rencana berhasil
31
Tamu
32
Gak dikasih ijin
33
Bikin masalah baru
34
Kecelakaan kerja
35
Panik
36
Penasaran
37
Pasangan aneh
38
Pisah sementara
39
Bertemu lagi
40
Penawaran yang menggiurkan
41
Akhir
42
Pengumuman
43
Gadis Mafia
44
Kemarahan Raka
45
Refika, si gadis Mafia
46
Sial, Darah Perawan
47
Datangnya Jeni
48
Aditya Marah
49
Hanya salah paham
50
Rencana perjodohan
51
Merajuk , Aditya pergi dari rumah
52
Dia?
53
Aditya dijebak
54
Sisi baik Refika
55
Siapa Mereka?
56
Rekan Kerja Raka
57
Sikap Manja Jeni
58
Pengumuman
59
Rencana Baru Refika
60
Permainan dimulai
61
Dia kenapa?
62
Siasat Deddy
63
Jangan menghina orang tuaku!
64
Bodoh? Aku atau kau?
65
Deddy yang utama
66
Ancaman Aditya
67
(Pacar) Hanya di depan Deddy
68
Pria berjas
69
Tunggu tanggal mainnya
70
Hari pertama ngantor
71
Masalah lagi
72
Korban Kecelakaan
73
Sosok wanita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!