Beberapa saat, setelah pulang bekerja dikantor Wibowo Raka duduk merenung dibawah pohon rindang dibelakang rumahnya tepatnya istananya. Raka anak dari seorang mantan Komisaris Jenderal TNI yang bernama Komisaris Reno Wardian.
Reno papanya Raka menghembus napas terakhirnya ketika menjalankan tugas. Reno kehabisan banyak darahketika terjadinya perang antar Rw di suara Desa di daerah Jakarta. Reno yang saat itu bertugas melerai dan mencari jalan keluar permasalahan mereka, akhirnya Reno mengikhlaskan tubuhnya terkena sabitan benda tajam yang digunakan mereka untuk tauran.
Raka kehilangan papanya saat berumur 15 tahun tepat 5 tahun yang lalu. Dengan tekad untuk meneruskan perjuangan papanya, Raka mengikuti jejak papanya hingga tujuan utamanya dapat tercapai menjadi seorang panglima tertinggi Kapolri. Sekurang-kurangnya menjadi Komisaris seperti papanya.
Saat ini Raka hanya tinggal bersama mamanya dan keluarga pembantunya. Raka yang ingin rumah nya ramai mengijinkan Pak Jarwo dan ibu saidah bersama kedua anaknya tinggal dirumahnya.
Raka juga membiayai anak pembantunya itu untuk melanjutkan sekolahnya sampai perguruan tinggi. Walaupun gaji Raka sebagai anggota polisi tak cukup besar, ia memiliki penghasilan dari perusahaan papanya yang dilanjutkannya.
Selain sebagai polisi, Raka juga termasuk direktur muda pemilik salah satu mol terbesar di kota tempat tinggalnya .
Raka hidup dipenuhi kemewahan, hingga ia tak lupa pula menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk panti asuhan yang dikelola oleh mamanya sendiri Rifkana.
Beda hal dengan Rifkana, yang menghabiskan waktunya dipanti asuhan. Semenjak suaminya meninggalkan Rifkana lebih sering di panti dari pada dirumahnya sendiri.
Raka yang menghabiskan waktunya melamun akhirnyanya menemui jalan keluar supaya ia bisa menyelesaikan misinya dengan cepet. Raka tersenyum puas sembari menatap langit dan pepohonan hijau di hadapannya.
Ruang Kerja Wibowo
"Permisi pak!" Raka memasuki ruangan Wibowo dengan santai nya. Ia yang sudah yakin dengan kali ini rencana nya pasti berhasil sesuai pemikirannya.
"Iya, silakan duduk!" Dengan rendah hatinya Wibowo mempersilakan Raka duduk.
"Kamu ada keperluan apa sama saya?" Lanjut Wibowo, yang juga penasaran dengan kedatangan Raka tiba-tiba. Eh Kiki lah ya kan Raka memakai identitas Kiki.
"Gini Pak, barusan saya bertemu seseorang di depan."
"Katanya, ia ingin bertemu Bapak, katanya penting!" Lanjut Raka hati hati takut Wibowo curiga dengan lagaknya.
"Kenapa ngak disuruh masuk?" Bentak Wibowo penuh kemarahan. Bagaimana bisa dia bos diperintahkan oleh seorang OB rendahan.
"Maaf Pak, namanya ibu Sarah apa bapak kenal?" Lanjut Raka menundukkan kepala nya sopan. Ia menyebut kelemahan Wibowo kunci atas nama Sarah. Sarah adalah pacar gelap Wibowo. Tidak ada satu pun yang tau tentang hubungannya dengan Sarah. Wibowo menjalani hubungan haram sesaat ia masih punya istri sampai sekarang ia masih berhubungan dengan Sarah. Dara putrinya pun belum mengetahui tentang Sarah.
"Sarah?" Satu nama membuat tubuh Wibowo terdiam kaku, tanpa aba-aba ia langsung beranjak keluar dari ruangan itu.
Raka, yang senang rencananya berhasil menggunakan kunci yang benar, untuk Wibowo langsung memperhatikan kondisi sekitar. Beberapa saat setelah memastikan kondisi aman, karena sekarang saatnya makan siang tidak ada satu pun karyawan yang melewati ruang Wibowo. Dengan sigap nya Raka mengobrak-abrik tumpukan dokumen yang berada di setiap sisi ruangan itu. Cukup lama Raka bermain-main dengan setumpuk dokumen. Akhirnya perjuangannya tak sia-sia. Ia mendapat satu dokumen yang dapat dijadikan barang bukti yang bersalah adalah perusahaan Wibowo. Senyum puas Raka pun terpancar, matanya berbinar-binar sembari membuka satu-persatu dokumen tersebut.
Bruk!
Lagi-lagi Raka dikejutkan dengan makhluk aneh yang bernama Dara. Dengan hati-hatinya Raka mambalikan tubuhnya tanpa memegang apapun. Jelas saja Raka menitipkan dokumen nya di lekukan tubuhnya.
Dara yang juga kaget, dengan keberadaan Raka langsung mendekat dan memperhatikan lekukan tubuh Raka dari ujung kaki hingga ujung rambut.
Mata mereka beberapa saat bertemu, tak ada sedikit suara pun yang adanya hembusan napas mereka. Raka yang masih panik ketauan bisa saja sebentar lagi Wibowo kembali dengan amukan. Raka mencoba meminta maaf dan berlalu meninggalkan Dara yang masih terdiam dengan hadiah terakhir Raka sebelum pergi yaitu sebuah kecupan mulus mendarat di keningnya.
"Aihh. Jijik!" Mengusap halus keningnya yang masih terasa panas. Bukan hanya keningnya yang panas, hatinya pun juga terasa sedikit gerah.
Next kakak say 😘😘
Jangan lupa jejaknya ya kk 🙏
#author: desi_hw12
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
BELVA
slm kenal ya ka
2021-02-02
1
Sept September
like
2020-09-10
0
Kucing Manis
Kak aq mampir ninggalin rate vote n like
Jabgan lupa mampir di karyaku juga ya semangat ❤🤗
2020-09-10
0